Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TANAH

BAHAN ORGANIK

RIRU APRIANDAMI NGINDRA


CAA 116 036

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
I. PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori

Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik


kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa
humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi.
(Bahan organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan
fauna, perakaran tanaman yang hidup dan yang mati, yang terdekomposisi dan
mengalami modifikasi serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan
hewan. Humus merupakan bahan organik tanah yang sudah mengalami prubahan
bentuk dan bercampur dengan mineral tanah (Sutanto,2005).

Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar,


batang.ranting dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses
fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan
organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa
polisakarida seperti selulosa, hemi-selulosa, pati dan bahan-bahan pectin dan
lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi
dalam bahan organik karena merupakan unsur yang paling penting dalam mikroba
yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini
akan mengalami dekomposisi dan terangkul ke lapisan bawah (Sutanto, 2005).

Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar,


batang.ranting dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses
fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan
organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa
polisakarida seperti selulosa, hemi-selulosa, pati dan bahan-bahan pectin dan
lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi
dalam bahan organik karena merupakan unsur yang paling penting dalam mikroba
yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini
akan mengalami dekomposisi dan terangkul ke lapisan bawah (Sutanto, 2005).
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Hasil Pengamatan

Kadar Bahan Kering (BK) dari rumput panicum caudiglume

Cawan Kosong = 3,3 gram (A)


Cawan + tumbuhan segar = 4,95 gram
Tumbuhan segar = 1,65 gram (B)
Cawan + hasil dari oven (kering) = 4,24 gram (C)

Perhitungan mencari kadar kering tumbuhan tadi sebagai berikut :


a. Perhitungan Bahan Kering (BK) (%)
𝐶−𝐴
= x 100%
𝐵
4,24−3,3
= X 100%
1,65
0,94
= 1,65 X 100%
= 56 %

2.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan bahan kering dari rumput panicum caudiglume
dengan berat 1,65 gram. Dengan hasil bahan kering sebanyak 56% sampel yang di
gunakan merupakan tumbuhan karna tumbuhan memiliki kandungan air serta
senyawa organik dan anorganik di dalam nya. Perbedaan berat sebelum di oven
4,95 gram menjadi 4,24 gram setelah di oven di karenakan tumbuhan kehilangan
kandungan air nya hal ini di sebabkan oleh tingkat pemanasan yang di lakukan
oleh oven sehingga tumbuhan kehilangan air. Kita ketahui bahwa titik didih air
yaitu 100°C dan pada praktikum ini menggunakan suhu 105°C selama 2 hari.
Sehingga air dan senyawa tadi hilang dari tumbuhan dan tumbuhan menjadi
kering sehingga kandungan bahan kering yang di hitung mendapati angka
sebanyak 56%
III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bahan Kering di dapati sesudah tanaman di masukan ke dalam oven dengan


rentang waktu dan suhu tertentu, praktikum bahan organik ini bertujuan untuk
melatih mahasiswa agar dapat mencari nilai dari bahan kering suatu tumbuhan
yang mana air dan beberapa senyawa ikut menguap akaibat di masukan nya
tanaman dalam oven dan dengan demikian di dapatilah bahan kering nya seperti
yang di praktekan di sini bahan kering yang di dapati sebanyak 56%. Rumus
untuk mencari bahan kering beragam.

3.2. Saran

Ada baik nya waktu praktikum di tambah lagi agar hasil praktikum erjalan
maksimal dan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Foth H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press

Hakim, Nurhajatidkk.1986. Dasar-DasarIlmu Tanah. Lampung: Universitas


Lampung.

Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.

Hardjowigeno S, 2003, Ilmu Tanah. Jakarta: PT Medityatama Sarana Perkasa.

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai