PENDAHULUAN
1
sampai 98.000 dilaporkan meninggal setiap tahunnya dan kesalahan medis
menempati urutan kedelapan penyebab kematian di Amerika Serikat. Publikasi
oleh WHO pada tahun 2004, juga menemukan KTD dengan rentang 3,2-16,6%
pada rumah sakit diberbagai negara yaitu Amerika, Inggris, Denmark, dan
Australia (Depkes RI, 2006).
Sasaran keselamatan pasien yang tertuang dalam PMK No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 dibuat dengan mengacu pada sembilan solusi
keselamatan pasien oleh WHO bertujuan untuk mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien.Timbang terima pasien termasuk pada sasaran yang
kedua yaitu peningkatan komunikasi yang efektif.
Penyebab yang lazim terjadinya cedera pasien yaitu perintah medis yang tak
terbaca dan rancu yang rentan untuk salah terjemahan, prosedur yang dijalankan
pasien yang keliru, pembedahan keliru tempat, kesalahan medis, penundaan ruang
darurat, para perawat yang tak berdaya untuk turun tangan saat mereka
melaporkan perubahan signifikan pasien, ketidakmauan bertindak sebelum suatu
situasi menjadi krisis, ketidakmauan membelanjakan uang untuk pencegahan,
dokumentasi tak memadai dan kurangnya komunikasi (Fabre, 2010).
Program keselamatan pasien (patient safety) adalah untuk menjamin
keselamatan pasien di rumah sakit melalui pencegahan terjadinya kesalahan dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan bersifat kompleks dan
melibatkan berbagai praktisi klinis serta berbagai disiplin ilmu kedokteran dan
ilmu kesehatan. Kerja sama antarpetugas kesehatan sangat menentukan efektivitas
dan efisiensi penyediaan pelayanan kesehatan pada pasien. Rumah sakit sebagai
institusi pelayanan kesehatan harus merespons dan produktif dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu. Mutu pelayanan kesehatan
seharusnya menunjuk pada penampilan dari pelayanan kesehatan. Keselamatan
pasien merupakan upaya yang harus diutamakan dalam penyediaan pelayanan
kesehatan. Pasien harus memperoleh jaminan keselamatan selama mendapatkan
perawatan atau pelayanan di lembaga pelayanan kesehatan, yakni terhindar dari
berbagai kesalahan tindakan medis (medical error) maupun kejadian yang tidak
diharapkan (Koentjoro, 2007).
2
1.2.Tujuan Umum
Untuk mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
penting
1.3.Tujuan Khusus
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data focus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
3
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi
Timbang terima atau disebut overan atau komunikasi saat serah terima tugas
antar perawat memerlukan suatu komunikasi mengenai kebutuhan pasien,
intervensi yang telah dan belum dilaksanakan serta mengenai respon pasien. Cara
yang dilakukan adalah dengan berkeliling dari pasien ke pasien lain dan
melaporkan kondisi mereka secara akurat di dekat pasien. Cara ini lebih efektif
ketimbang hanya sekedar membaca dokumentasi yang talah dibuat karena perawat
dapat menerima overan secara nyata dan tidak terlalu menyita waktu (Nursalam,
2014).
Timbang terima adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan
tentang definisi dari timbang terima adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien. Timbang terima juga meliputi mekanisme transfer
informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari
perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
4
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima memiliki 2 fungsi utama; Sebagai forum diskusi untuk
bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat dan sebagai sumber
informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan tindakan
keperawatan.
5
serta dokter yang
merawat. Sebutkan
diagnosis medis dan
masalah keperawtan
yang belum atau sudah
teratasi/keluhan utama.
B : Jelaskan intervensi yang
telah dilakukan dan
respons pasien dari
setiap diagnosis
keperawatan. Sebutkan
riwayat alergi, riwayat
pembedahan,
pemasangan alat
invasive, dan obat-
obatan termasuk cairan
infuse yang
digunakan. Jelaskan
engetahuan pasien dan
keluarga terhadap
diagnosisi medis.
A : Jelaskan secara lengkap
hasil pengkajian
pasien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri,
tingkat kesadaran,
braden score,status
restrain,risiko jatuh,
pivas score, status
nutrisi, kemampuan
eliminasi dan lain-lain.
Jelaskan informasi
6
klinik lain yang
mendukung.
R :Merekomendasikan
intervensi keperawatan
yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to
nursing care plan)
termasuk discharge
planning dan edukasi
pasien dan keluarga.
Di Bed Pasien
7
dan menanyakan kebutuhan Pasien
dasar pasien
7. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh
tentang masalah
keperawatan, kebutuhan dan
intervensi yang telah/belum
dilaksanakan serta hal
penting lain selama masa
perawatan
8. Hal khusus dan memerlukan
perincian matang sebaiknya
dicatat untuk diserah
terimakan ke sif selanjutnya
Pasca 1. Diskusi Nurse Karu, PP,
timbang 2. Pelaporan langsung Station PA
terima dituliskan pada form timbang
terima dengan ditandatangani
PP jaga dn PP jaga
berikutnya, diketahui oleh
Karu
3. Ditutup oleh Karu
8
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman
implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
9
A: Assessment (Hasil Pengkajian dari Kondisi Pasien Saat Ini)
a. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda vital,
skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score,status restrain,risiko jatuh, pivas
score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain.
b. Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
R: Recommendation
Merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan
(refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan
keluarga.
10
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait
kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan
perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus.
11
2.7 Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga
Timbang terima atau overan jaga memiliki efek-efek yang sangat
mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien.
Efek-efek dari shift kerja atau overan adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur
selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibattimbulnya perasaan
mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan
mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi
pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan
masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan
pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
12
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-
rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift
malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi
selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.
13
2.9 Alur Timbang Terima
Situation
Background
Riwayat keperawatan
Recomendation: tingkatkan
yang sudah, dilanjutkan, stop,
modifikasi, strategi baru
(Nursalam, 2014)
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
14
malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse stationkemudian ke tempat tidur klien
dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien,
masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan
serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari
5 menit saat klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.
15
BAB 3
DIALOG
Nafis (Karu) : Saya berterima kasih karena hari ini tidak ada yang
terlambat. (tersenyum, kemudian menoleh kepada salah satu PA di nurse station).
Apakah catatan medis, catatan keperawatan klien, serta buku timbang terima
sudah disiapkan?
Fadilah (PA 1 malam) : sudah pak, saya sudah menyiapkan buku timbang
terimanya.
16
Fadilah (PA 1 malam) : Baik ners, terimakasih waktunya, pagi ini saya
akan membacakan kondisi dan perkembangan dari pasien. saya Fadilah dari tim
dinas malam. Untuk hari ini kita mempunyai 3 pasien. nah dari ketiga pasien ini
terdapat 1 pasien baru yang ada di kamar 04
Pasien pertama :
S : -Tn. R (49 Tahun)
-Kamar 02
-Diagnosa medis: Asma
-Diagnosa keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan sekret
-Kesadaran : Kompos mentis
-Keluhan : pasien mengeluh masih sesak nafas
-Pernafasan cuping hidung
-Pernafasan cepat
-Terdapat secret yang kental
A : -Pemeriksaan TTV
TD : 130/90 mmhg
Nadi : 80x/menit
RR : 30x/menit
Suhu : 37°C
-Diet M2
-Terapi IVFD RL 20 tetes/menit
17
Agik (PP 2 pagi) : Masih sering sesak?
Fadilah (PA 1 Malam) : iya.. tolong terapi oksigennya dipantau ya..
Fadilah (PA 1 Malam) : Baik kalau tidak ada pertanyaan lagi saya lanjut.
Pasien kedua
S : -Tn.B (40 tahun)
-Kamar 03
-Diagnosa medis : GE
- Diagnosa keperawatan : Defisit volume cairan
-Keluhan : pasien mengatakan masih lemas
-Turgor kulit jelek
B : -Kekurangan cairan
-Telah diberikan terapi IVFD RL 20 tetes/menit
A : -Pemeriksaan TTV
TD :130/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36°C
-Diet M2
Fadilah (PA 1 malam) : iya muntah tadi malam, pantau intake outputnya ya..
18
Fauzi (PP 1 Pagi) : oh baik..
Fadilah (PA 1 Malam) :
Pasien ketiga
S : -Tn. L (48 tahun)
-Kamar 04
-Diagnosa medis : Hepatitis
-Diagnosa keperawatan :
-Keluhan : pasien mengeluh lemas, kurang nafsu makan
-Tampak kuning
A :-Pemeriksaan TTV
TD : 110/90 mmhg
Nadi: 60x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,7°C
-Diet M2
-Terapi IVFD RL 20 tetes/menit
R : -Cek bilirubin
-Cek HB
Fadilah : Hasilnya belum keluar, nanti diambil ya.. baik itu saja, ada
yang kurang jelas ?
19
Nafis : baik terimakasih laporannya mbak. Karna sudah tidak ada pertanyaan
lagi, mari kita langsung menuju kamar pasien.
Sesi 2 di RuangPerawatan
Pada pasien 1
Nafis (Karu) :“Selamat pagi Bapak R…. Kami dari tim perawat sedang
melakukan operan.” Bapak masih ingat dengan perawat shift malam yang tadi
merawat bapak ?
Angga (PP 1 malam) : Selamat pagi pak.. tugas saya dengan mbak fadilah sudah
selesai, dan sekarang saya akan digantikan oleh perawat yang akan bertugas di
pagi ini.
Agik (PP 2 pagi) :“Selamat pagi bapak, saya perawat Agik. Dan ini rekan
saya perawat Fauzi yang akan bertugas untuk merawat bapak pada pagi ini.
Bagaimana kabar bapak hari ini? apakah sudah merasa baikkan ?”
Agik (PP 2 pagi ) : “ohh, iya bapak. Nantik kami akan memberikan obat
untuk mengurangi sesak bapak.
Agik (PP 2 pagi) : “apa ada yang ingin bapak tanyakan lagi ?”
Agik (PP 2 pagi) : “iya, sama-sama bapak. Nanti jika ada sesuatu yang perlu
ditanyakan, silahkan hubungi kami di ruang perawat di depan. kami permisi dulu
ya pak”
20
Tn. R : iya pak silahkan
Pada pasien 2
Nafis (Karu) :“Selamat pagi Bapak B…. Kami dari tim perawat sedang
melakukan operan.” Bapak masih ingat dengan perawat shift malam yang tadi
merawat bapak ?
Fadilah (PP 1 malam) : Selamat pagi pak.. tugas saya dengan mas angga sudah
selesai, dan sekarang saya akan digantikan oleh perawat yang akan bertugas di
pagi ini.
Fauzi (PP 1 pagi) :“Selamat pagi bapak, saya perawat Fauzi. Dan ini rekan
saya perawat Agik yang akan bertugas untuk merawat bapak pada pagi ini.
Bagaimana kabar bapak hari ini? apakah sudah merasa baikkan ?”
Fauzi : oh baik kalau begitu saya permisi dulu ya pak, nanti jika ada
sesuatu tolong hubungi perawat yang ada di depan ya..
21
Pada pasien 3
Nafis (Karu) :“Selamat pagi Bapak L…. Kami dari tim perawat sedang
melakukan operan.” Bapak masih ingat dengan perawat shift malam yang tadi
merawat bapak ?
Angga (PP 1 malam) : Selamat pagi pak.. tugas saya dengan mbak fadilah sudah
selesai, dan sekarang saya akan digantikan oleh perawat yang akan bertugas di
pagi ini.
Agik (PP 2 pagi) :“Selamat pagi bapak, saya perawat Agik. Dan ini rekan
saya perawat Fauzi yang akan bertugas untuk merawat bapak pada pagi ini.
Bagaimana kabar bapak hari ini? apakah sudah merasa baikkan ?”
Agik (PP 2 pagi ) : “ohh, iya bapak. porsi makannya habis pak?
Agik (PP 2 pagi) : Meskipun kurang nafsu makan, tapi harus sering makan
ya pak meskipun sedikit
Agik (PP 2 pagi) : Nanti jika ada sesuatu yang perlu ditanyakan, silahkan
hubungi kami di ruang perawat di depan. kami permisi dulu ya pak”
22
Sesi 3 Nurse station :
Nafis : Baik teman-teman , bagaimana setelah tadi kita bersama-sama ke
ruangan pasien , apakah ada dari teman-teman yang masih merasa kurang paham ?
Kalau ada silahkan ditanyakan kepada shift sebelumnya agar tidak terjadii
kekeliruan perawatan.
Agik : Tidak ada nurse..
Nafis :Baik silahkan untuk PP malam dan PP pagi menandatangani
laporan timbang terima
Nafis : Berarti semuanya sudah jelas ya, jadi saya mohon shift
selanjutnya teliti dan hati-hati dalam melakukan perawatan , karena tidak ada
pertanyaan lagi kita tutup timbang terima ini dengan doa. Semoga teman-teman
perawat Shif malam selamat sampai tujuan dan teman-teman shift pagi tidak ada
halangan atau masalah dalam menjalankan semua tugas yang ada. Terimakasih
untuk tim malam karena sudah melakukan tugas dengan baik dan lancar dan
semangat bekerja untuk tim pagi. Berdoa dimulai... Berdoa selesai....”
23
BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
Timbang terima pasien (hand over) merupakan cara untuk menyampaikan
dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Timbang
terima harus dilakukan seoptimal mungkin dengan menjelaskan secara singkat,
jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan /belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna.
4.2. Saran
1. Pembagian peran PP dan PA hendaknya lebih jelas baik saat di nurse stasion
atau saat di pasien .
2. Pada laporan timbang terima hendaknya dilengkapi dengan tanda tangan PP
pagi dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan.
24
DAFTAR PUSTAKA
25