Anda di halaman 1dari 1

Serum Marker : Routine Screening in ANC

Serum Marker mendeteksi indikator kimawi di darah ibu pada trimester pertama dan
kedua. AFP, hCG, uE3, Inhibin-A, dan PAPP-A, merupakan beberapa marker yang dideteksi oleh
Serum Marker. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai tingkat malformasi perinatal
yang tidak rendah. 8% dari angka mortalitas tersebut berasal dari malformasi kongenital. Tes
serum marker maternal berguna mendeteksi penyebab angka mortalitas tersebut. Trisomi 21,
18, dan/atau neural tube defects merupakan kondisi yang dapat dideteksi resikonya
menggunakan tes serum marker. Maternal serum screening harus ditawarkan pada semua
wanita hamil, terutama pada wanita yang berumur 35 tahun keatas yang mempunyai factor
resiko yang lebih tinggi dimana terdapat beberapa opsi diagnostic tambahan.

Maternal Serum Screening sendiri dibagi menjadi tes pada trimester pertama, kedua,
gabungan, dan variasi lain yang menggabungkan hasil dari tes trimester satu dan dua. Tes pada
trimester pertama dilakukan untuk memeriksa β-hCG bebas dan PAPP-A. β-hCG mengalami
peningkatan yang signfikan pada Trisomi 21 dan penurunan di Trisomi 18. Sementara itu, PAPP-
A merupakan protein kehamilan yang penting dan mengalami penurunan signifikan pada
Trisomi 18 dan 21. Untuk pemeriksaan trimester dua, ada dua jenis yang dapat dilakukan yaitu
triple marker test yang memeriksa AFP, uE3, dan hCG, dam quadruple marker test yang
menambahkan Inhibin A. AFP menigkat pada kasus neural tube defects dan menurun pada
Down dan Edward. uE3 menurun pada kehamilan yang mempunyai Down dan Edward
syndrome, dan Inhibin A, suatu protein yang disekresikan ovarium, meningkat pada fetus yang
mempunyai Down Syndrome.

Walaupun terdapat hasil positif pada salah satu tes tersebut, bukan berarti bayi
tersebut mengidap kondisi yang berkaitan. Pengadaan tes berkelanjutan seperti SVS dan
amniocentesis dapat diperlukan dikarenakan tingkat akurasinya yang jauh lebih tinggi (99%).
Perlu diingat bahwa serum marker bukanlah tes diagnostik dan hasil positif tidak berarti bayi
yang terjangkit kondisi terkait dan sebaliknya. Hasil positif palsu dapat menyebabkan stres
maternal yang sebenarnya tidak diperlukan.(Abl/Ren)

Anda mungkin juga menyukai