Anda di halaman 1dari 13

BAB I

KONSEP TEORI

1. Nutrisi

Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya. Kebutuhan nutrisi


ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi ini diperlukan tiap orang
berbeda sesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas dan lain-lain.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, melainkan
mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari nutrisi di antaranya adalah sebagai sumber
energy, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas
tubuh, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat
gizinya (nutrient).

Untuk itu, maka intake nutrisi ke dalam tubuh harus adekuat. Artinya, nutrisi yang kita makan
harus mengandung nutrient esensial tertentu yang seimbang. Nutrient esensial tersebut meliputi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Makanan yang masuk ke dalam tubuh
sampai dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk sampah metabolisme terjadi melalui proses
pencernaan. Gangguan pada proses pencernaan dapat menyebabkan individu mengalami
gangguan nutrisi.

Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk
ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus,
inersia uteri, perdarahan pascapersalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi
karena dianggap makan untuk dua orang dapat berakibat kegemukan, preeklamsia, janin besar,
dan lain-lain.

Selama kehamilan, terjadi peningkatan kalori sekitar 80.000 kilokalori sehingga dibutuhkan
penambahan kalori sebanyak 300 kilokalori/hari. Penambahan kalori ini dihitung melalui protein,
lemak yang ada pada janin, lemak pada ibu, dan konsumsi O2 ibu selama 9 bulan.

2. Metabolisme Basal

Metabolisme basal meningkat 15-20% karena hal-hal berikut.

1. Pertumbuhan janin, plasenta, jaringan pada tubuh.


2. Peningkatan aktivitas kelenjar-kelenjar endokrin.
3. Keaktifan jaringan protoplasma janin sehingga meningkatkan kebutuhan kalori.
4. Karbohidrat

Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat kecenderungan peningkatan
ekskresi dextrose dalam urine. Hal ini ditunjukkan oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang
relative tinggi dan adanya glukosuria pada kebanyakan wanita hamil setelah mendapat 100 gram
dextrose per oral. Normalnya, pada wanita hamil tidak mendapat glukosuria. Kebutuhan
karbohidrat lebih kurang 65% dari total kalori sehingga perlu penambahan.

4. Protein

Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormone, penambahan cairan
darah ibu, dan persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak ⅓ dari protein
hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus adalah 925 gram selama
9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein loss di urine +30%

5. Lemak

Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi mulai bulan ke-3
kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun kemungkinan dibutuhkan untuk proses
laktasi yang akan datang.

6. Mineral
7. Ferum (Fe)

 Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi.


 Pemasukan harus adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.
 Wanita hamil memerlukan 800 mg atau 30-50 gram/hari.
 Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan, karena pemberian yang hanya
pada trimester III tidak dapat mengejar kebutuhan ibu/fetus dan juga untuk cadangan
fetus.

1. Kalsium (Ca)

 Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi.


 Vitamin D membantu penyerapan kalsium.
 Kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin.
 Wanita hamil perlu tambahan 600 mg/hari.
 Total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari.

1. Natrium (Na)

 Natrium bersifat mengikat cairan sehingga akan memengaruhi keseimbangan cairan


tubuh.
 Ibu hamil normal kadar natriumnya bertambah 1,6-88 gram/minggu sehingga cenderung
akan timbul edema.
 Dianjurkan ibu hamil mengurangi makanan yang mengandung natrium.

1. Vitamin

 Vitamin A

Untuk kesehatan kulit, membrane mukosa, membantu penglihatan pada malam hari, dan
menyiapkan vitamin A bagi bayi.
 Vitamin D

Untuk absorpsi dan metabolisme kalsium dan fosfor.

 Vitamin E

Dibutuhkan penambahan +10mg.

 Vitamin K

Untuk pembentukan protrombin.

 Vitamin B kompleks

Untuk pembentukan enzim yang diperlukan dalam metabolisme karbohidrat.

 Vitamin C

Untuk pembentukan kolagen dan darah yang membantu penyerapan Fe.

 Asam Folat

Untuk pembentukan sel-sel darah, untuk sintesis DNA, serta untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.

7. Air

Bertambah 7L. untuk volume dan sirkulasi darah bertambah ±25% sehingga dengan demikian
fungsi jantung dan alat-alat lain akan meningkat.

Peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan dipergunakan antara lain untuk pertumbuhan
plasenta, pertambahan volume darah, mamae yang membesar, dan metabolisme basal yang
meningkat. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5-16 kg. jika berat badan naik lebih
dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak
jangan dikurangi, apalagi sayur mayor, dan buah-buahan. Jika berat badan tetap saja atau
menurun, semua makanan dianjurkan terutama yang mengandung protein dan besi. Jika terdapat
edema kaki, sedangkan kenaikan berat badan sesuai dengan kehamilan, anjurkan tidak memakan
makanan yang mengandung garam atau makanan yang kaya ion natrium dan klorida. Hal yang
penting diperhatikan adalah cara mengatur menu dan cara pengolahan menu makanan.

1. Gangguan/Masalah yang Berhubungan dengan Nutrisi


2. Obesitas

Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang melebihi 20% batas normal berat bada
seseorang. Obesitas terjadi karena adanya kelebihan asupan kalori dari kebutuhan normal dan
diiringi dengan penurunan penggunaan kalori (kurang aktivitas fisik). Status nutrisinya adalah
melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.

2. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi pada tingkat seluler
atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. gejala
umumnya adalah berat badan rendah meskipun asupan makanannya cukup dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot dan penurunan energy, kulit pucat, konjungtiva, dan lain-lain.

1. Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada kalanya kebutuhan nutrisi
seseorang meningkat. Begitu pula kebalikannya, kebutuhan nutrisi seseorang menurun. Ada
beberapa faktor yang memengaruhi kebutuhan seseorang terhadap nutrisi. Pada bagian ini
dikemukakan dua kategori faktor yaitu faktor yang meningkatkan kebutuhan nutrisi dan faktor
yang menurunkan kebutuhan nutrisi.

Faktor yang meningkatkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut:

1. Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil.
2. Selama perbaikan jaringan/pemulihan kesehatan karena proses suatu penyakit.
3. Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 1° F, maka kebutuhan kalori meningkat
7%.
4. Aktivitas yang meningkat.
5. Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi karena mengalami stress.
6. Terjadi infeksi.

Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut:

1. Penurunan laju pertumbuhan, misalnya pada lansia.


2. Penurunan basal metabolisme rate (BMR).
3.
4. Jenis kelamin. Umumnya kebutuhan nutrisi pada wanita lebih rendah disbanding laki-
laki. Hal ini karena pada wanita BMR-nya lebih rendah disbanding BMR laki-laki.
5. Gaya hidup pasif.
6.

1. Tindakan untuk Mengatasi Masalah Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


2. Pemberian Nutrisi melalui Oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara mandiri. Tindakan yang dilakukan adalah dengan membantu
memberikan makanan/nutrisi melalui oral (mulut). Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien dan membangkitkan selera makan pasien.

2. Pemberian Nutrisi melalui Pipa Penduga/Lambung

Pemberian nutrisi melalui pipa penduga merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

BAB II

KASUS DAN PEMBAHASAN

1. Kasus

Seorang perempuan berumur 25 tahun sedang memeriksakan diri di poli kebidanan dengan
keluhan mual-mual dan muntah. Hasil pemeriksaan didapatkan, ekspresi muka sedih, terlihat
pasien mau muntah, hasil test pack didapatkan positif hamil, dari hasil wawancara pasien
mengeluh tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok makan. Ditentukan kehamilan pasien 8
minggu.

1. Pembahasan
2. Pengkajian
3. Identitas Pasien

 Nama : Ny. X
 Umur : 25 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Alamat : Jalan Kiwi 1 No. 26

1. Analisa Data

 Data Subjektif :
 Pasien mengeluh mual dan muntah.
 Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan makan hanya 3 sendok makan.
 Data Objektif :
 Ekspresi muka pasien terlihat sedih.
 Pasien terlihat mau muntah.
 Hasil test pack pasien positif hamil.
 Pasien ditentukan hamil 8 minggu.

2. Diagnosa Keperawatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrient yang tidak adekuat.
4. Mual dan muntah berhubungan dengan kurangnya intake makanan.
5. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kecemasan kehamilan.

3. Intervensi

Tujuan dan
Diagnosa
No. Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Hasil

Tujuan: 1. Berikan
penkes
mengenai 1. Agar
Kebutuhan
pentingnya pasien
nutrisi
memenuhi mengetahui
pasien
kebutuhan pentingnya
terpenuhi.
nutrisi nutrisi
terutama bagi
Kriteria 2. Monitor ibu hamil
Hasil: kalori dan
Ketidakseimbangan intake nutrisi 2. Untuk
nutrisi kurang dari 1. Pasien pasien mengetahui
kebutuhan tubuh mengetahui kalori dan
1. berhubungan pentingnya nutrisi pasien
dengan masukan memenuhi terpenuhi atau
nutrient yang tidak kebutuhan tidak
adekuat. nutrisi

3. 3. Untuk
2. Nafsu menentukan
Kolaborasi
makan jumlah kalori
dengan ahli gizi
pasien dan nutrisi
untuk
meningkat yang
menentukan
jumlah kalori dibutuhkan
3. Nutrisi dan nutrisi yang pasien.
pasien dibutuhkan
terpenuhi pasien

1. Agar
Tujuan: 1. Berikan
Mual dan muntah pasien
informasi
berhubungan mengetahui
2. Mual dan tentang
dengan kurangnya tentang
muntah kebutuhan
intake makanan kebutuhan
pasien nutrisi
nutrisi
teratasi.
2. Untuk
Kriteria meringankan
Hasil: 2. Anjurkan gejala mual
pasien untuk dan muntah
makan dalam pasien
1. Pasien
mengetahui porsi kecil tapi
tentang sering 3. Untuk
kebutuhan mengetahui
nutrisi 3. Monitor kalori dan
kalori dan nutrisi pasien
intake nutrisi terpenuhi atau
2. Pasien tidak
sudah tidak pasien
mual dan
muntah

3. Intake 4. Untuk
makan menentukan
pasien jumlah kalori
tercukupi dan nutrisi
yang
4. dibutuhkan
Kolaborasi pasien.
dengan ahli gizi
untuk 5. Untuk
menentukan meredakan
jumlah kalori gejala mual
dan nutrisi yang dan muntah
dibutuhkan pasien jiika
pasien pasien masih
merasa mual
5. dan muntah
Kolaborasi
dengan dokter
untuk
pemberian obat
anti emetic

Tujuan: 1. Gunakan 1. Agar


Gangguan rasa pasien dapat
pendekatan
nyaman Gangguan tenang dan
yang
berhubungan rasa nyaman nyaman saat
menenangkan
dengan kecemasan teratasi berkomunikasi
3. kehamilan.
2. Agar
Kriteria
pasien merasa
Hasil: 2. Temani aman dan
pasien untuk tidak takut
1. memberikan lagi
Mampu keamanan dan
mengontrol mengurangi 3. Untuk
kecemasan takut mendapatkan
kepercayaan
2. Dapat 3. pasien
mengontrol Dengarkan
ketakutan dengan penuh 4. Untuk
perhatian mengetahui
3. Status tingkat
kenyamanan kecemasan
meningkat pasien dan
agar tidak
salah dalam
penanganan
4.
Identifikasi
tingkat 5. Agar
kecemasan pasien
memahami
situasi seperti
apa yang
dapat
menimbulkan
kecemasan
dan
bagaimana
cara
mengatasinya

6. Untuk
membantu
pasien
mengatasi rasa
takutnya
5. Bantu
pasien
mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
6. Dorong
pasien untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,
persepsi

4. Implementasi

Hari/Tgl/Jam No.Dx Intervensi Hasil TTD

1. Berikan
penkes 1. Pasien
mengenai mengetahui
pentingnya pentingnya
Minggu/ 25 memenuhi memenuhi
September kebutuhan kebutuhan
2016 nutrisi nutrisi

Pkl. 08.00 2. Monitor


1. kalori dan intake
nutrisi pasien 2. Intake
Pkl. 08.15
nutrisi pasien
3. Kolaborasi belum tercukupi
dengan ahli gizi
untuk 3. Jumlah
Pkl. 08.30 menentukan kalori dan nutrisi
jumlah kalori yang dibutuhkan
dan nutrisi yang pasien dapat
dibutuhkan ditentukan
pasien

1. Anjurkan
Minggu/ 25 pasien untuk 1. Mual
September 2. makan dalam pasien telah
2016 porsi kecil tapi berkurang
sering
Pkl 09:00

Pkl 10:00 2. Monitor 2. Intake


kalori dan intake nutrisi pasien
nutrisi pasien telah meningkat

Pkl 10:30 3. Kolaborasi 3. Pasien


dengan dokter sudah tidak mual
untuk dan muntah lagi
pemberian obat
anti emetic

Minggu/ 25 1. Gunakan 1. Pasien


September pendekatan yang merasa tenang
2016 menenangkan

Pkl 11:00

Pkl 11:15

2. Temani
pasien untuk
2. Pasien
memberikan
merasa aman
keamanan dan
dan takutnya
mengurangi
telah berkurang
takut

Pkl 11:30 3. Dengarkan


3. dengan penuh
perhatian 3. Pasien
merasa nyaman
Pkl 12:00 4. Identifikasi
tingkat 4. Pasien
kecemasan berada di skala 3
dari 0-4

Pkl 12:05 5. Bantu


pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan 5. Pasien
kecemasan telah mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
6. Dorong
pasien untuk 6. Pasien
mengungkapkan terdorong untuk
Pkl 12:20 perasaan, mengungkapkan
ketakutan, perasaannya
persepsi menurut
persepsinya.

5. Evaluasi

No.
Hari/Tgl/Jam Evaluasi TTD
Dx

S : Pasien mengatakan nafsu makannya


1 sudah meningkat.

O : Klien terlihat

A : Masalah teratasi.

P : Rencana tindakan dihentikan.

Selasa/ 27 S : Pasien mengatakan sudah tidak mual


September dan muntah lagi.
2016/ pkl.10.00 2.
O : Pasien terlihat sudah tidak mual dan
muntah lagi

A : Masalah teratasi.

P : Rencana tindakan dihentikan.

S : Pasien mengatakan sudah tidak


cemas lagi
3. O : Ekspresi pasien terlihat tenang dan
tidak sedih lagi

A : Masalah teratasi.

P : Rencana tindakan dihentikan.

BAB III

KESIMPULAN

Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya. Kebutuhan nutrisi


ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi ini diperlukan tiap orang
berbeda sesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas dan lain-lain.

Makanan yang masuk ke dalam tubuh sampai dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk sampah
metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. Gangguan pada proses pencernaan dapat
menyebabkan individu mengalami gangguan nutrisi.

Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk
ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus,
inersia uteri, perdarahan pascapersalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain.

Gangguan/masalah yang berhubungan dengan nutrisi yaitu obesitas dan malnutrisi. Kebutuhan
nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada kalanya kebutuhan nutrisi seseorang
meningkat. Begitu pula kebalikannya, kebutuhan nutrisi seseorang menurun. Tindakan untuk
mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu pemberian nutrisi melalui oral dan
pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.

Kusuma Hardi, Amin Huda Nurarif. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC Jilid 2. Jogjakarta: MediAction.

Tim Penulis Poltelkkes Jakarta III. 2011. Panduan Praktik Kebutuhan Dasar Manusia I Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Salemba Medika.

Uliyah, M dan A. Aziz Alimul H. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan,
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Yulaikhah, Lily. 2008. KEHAMILAN: SERI ASUHAN KEBIDANAN. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai