Anda di halaman 1dari 22

PENGENALAN ORKESTRA

Orkestra adalah sebuah ensembel muzik, kebiasaannya mempunyai banyak alat-


alat muzik bertali, alatan muzik bras, bahagian khas alat muzik tiupan, bahagian woodwind dan
bahagian alat muzik genderang. Istilah orkestra diambil dari bahagian hadapan
pentas Yunani kuno yang dikhaskan untuk penyanyi-penyanyi koral / koir.
Orkestra berkembang secara pesat di sepanjang abad ke-18 dan 19, namun menunjukkan
perubahan yang amat kecil dalam bahagian penggubahan pada abad ke-20.
Sebuah orkestra bersaiz penuh (kira-kira 100 orang pemain atau lebih) kadangkala juga dipanggil
sebagai "orkestra simfoni" atau "orkestra filharmonik"; namun perbezaan dalam penggunaan
nama itu tidak semestinya memaparkan apa-apa perbezaan dalam peranan orkestra.
Perbezaan tersebut menjadi amat berguna terutamanya bagi membezakan ensembel-
ensembel yang berbeza untuk sebuah bandaraya yang sama, contohnya London Symphony
Orchestra dan London Philharmonic Orchestra.
Sebuah "orkestra simfoni" kebiasaannya mempunyai lebih dari 80 ahli muzik dalam sesuatu jadual
persembahan dan dalam sesetengah persembahan menpunyai lebih dari 100 pemain muzik.
Sebuah orkestra yang lebih kecil (kira-kira empat puluh orang pemain atau kurang) dikenali
sebagai orkestra kamar. Kebiasaannya, syarikat untuk orkestra kamar ternama mempunyai ahli
muzik melebihi 50 orang, namun tidak semestinya semua bermain untuk satu persembahan yang
sama.

SEJARAH ORKESTRA
Para musik klasik telah mencapai Indonesia sejak era Hindia Belanda pada awal abad ke-18, hanya
dinikmati oleh segelintir orang kaya pemilik perkebunan Belanda dan petugas di klub sosial elit dan
ballroom seperti Societeit Harmonie di Batavia dan Societeit Concordia di Bandung . De Schouwburg
van Batavia (sekarang Gedung Kesenian Jakarta) dirancang sebagai gedung konser di abad ke-19.
Diasosiasikan sebagai musik warga kelas halus, kaya dan berpendidikan tinggi, musik klasik eksklusif
dan prestisius pernah menembus seluruh penduduk selama masa kolonial Hindia Timur. Jenis barat
yang diturunkan musik yang melampaui penghalang sosial pada saat itu Kroncong, dikenal sebagai musik
kelas bawah.

Sebuah kelompok amatir yang disebut "Bataviasche Philharmonic Orchestra" didirikan pada zaman
kolonial Belanda, kemudian berubah menjadi orkestra Nirom, segera setelah stasiun penyiaran radio
Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij lahir pada tahun 1912. Hari ini dikenal
sebagai Jakarta Symphony Orchestra yang telah ada di dunia musik negeri selama hampir satu abad
melalui format yang berubah sesuai tren yang berlaku dan kebutuhan. Pada tahun 1950, penggabungan
dari Cosmopolitan Orchestra di bawah Joel Cleber dan Jakarta Studio Orchestra di bawah Sutedjo
dan Iskandar tampil sebagai Djakarta Radio Orchestra di bawah Henkie Strake untuk repertoar
klasik, dan Jakarta Studio Orchestra yang dipimpin oleh Syaiful Bachri khusus di potong Indonesia.
Pada tahun 2010 Jakarta Symphony Orchestra menggelar comeback setelah absen cukup lama.

Pada 1960-an hingga 1980-an musik klasik di Indonesia ditayangkan terutama oleh siaran radio
nasional layanan Radio Republik Indonesia ( RRI) dan stasiun TV nasional Televisi Republik Indonesia
( TVRI ) melalui program-program mereka. Selama dekade ini, orkestra klasik terutama dikembangkan
di Universitas sebagai kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa yang meliputi paduan suara . Pada 1990-an
kelompok profesional simfoni orkestra mulai mengambil bentuk, terutama The Twilite Orchestra yang
dipimpin oleh Adie MS, didirikan pada bulan Juni 1991, awalnya sebuah ensemble dengan 20 musisi.
Ensemble ini telah dikembangkan sejak itu menjadi orkestra simfoni penuh dengan 70 musisi, yang 63-
anggota Twilite Chorus, dan repertoar yang berkisar dari Beethoven untuk The Beatles . [7] Orkestra
tersebut telah memainkan peran dalam mempromosikan musik Indonesia, terutama di pelestarian lagu
nasional oleh komposer Indonesia dan lagu-lagu tradisional. Dibantu oleh Philharmonic Orchestra
Victoria dengan Twilite Chorus, Addie MS merekam ulang lagu nasional Indonesia, Indonesia Raya ,
oleh WR Supratman dalam pengaturan aslinya orkestra sebesar Jos Cleber , serta lagu-lagu nasional
Indonesia lainnya populer di album Simfoni Negeriku.

Hari ini, kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya tidak asing dengan
musik orkestra, dengan kelompok mereka sendiri simfoni. Jakarta, misalnya, memiliki perusahaan
Nusantara Symphony Orchestra, Twilite Orchestra dan Jakarta Chamber Orchestra.
TOKOH ORKESTRA TERKENAL
ADDIE M.S.

Nama asli Addie Muljadi Sumaatmadja

Nama entertain ADDIE M.S.

Lahir di Jakarta, Indonesia

Tanggal lahir 07 Oktober 1959

Zodiac Libra

Profesi Konduktor

Komponis

Arranger

Produser

Tahun aktif 1979 – sekarang

Terkenal sejak Mendirikan ‘Twilite Orchestra’ tahun 1991

Agama Islam

Anak ke 3 dari 8 bersaudara

Nama ayah Bandi Sumaatmadja

Nama ibu Sri Wahyuni

Pasangan Memes

Anak Kevin Aprilio

Tristan Juliano

Akun twitter @addiems


Seksyen woodwind

Alat Musik Tiup Woodwind

Woodwind adalah keluarga alat musik tiup yang terbuat dari kayu dan juga sering dijadikan solo dalam
satu komposisi.

Walau demikian, kenyataannya pada jaman sekarang ini keluarga woodwind tidak lagi sepenuhnya
menggunakan bahan baku kayu, melainkan sudah dipadukan dengan logam, plastik dan kombinasi lainnya.
Pada dasarnya bentuk alat musik jenis woodwind mirip seperti pipa silinder yang memanjang, dan pipa
kecil untuk peniup (mouthpiece) di bagian ujungnya.

Woodwind dibagi dalam empat varian, yaitu flute, oboe, clarinet, dan bassoons, dimana masing-masing
varian memiliki jenis yang lebih spesifik lagi. Jika diurutkan, alat musik yang memiliki nada tertinggi
adalah piccolo, lalu selanjutnya adalah flute, oboe, English horn, clarinet, E-flat clarinet, bass clarinet,
bassoondan contrabassoon.

FLUTE

Di Indonesia dikenal dengan nama “seruling”, adalah alat musik yang memiliki nada paling tinggi.
Walaupun Flute tidak terbuat dari kayu, namun ia tetap berada pada keluarga woodwind.
Umumnya Flute dibuat dari bahan logam seperti perak, kadang terbuat dari emas.

Dalam catatan sejarah yang ada, Flute dipercaya telah mulai digunakan dalam rangkaian orkestra sejak
tahun 1681.

Untuk dapat mengeluarkan nada dari Flute, sang pemain harus meniup pada lubang mulut di bagian
ujung samping, dan memungkinkan udara untuk terpisah hingga ke lubang paling ujung dan mengeluarkan
suara seperti sebuah siulan. Jenis Flute lain yang memiliki nada lebih tinggi disebut Piccolo. Kadang
pemain Flute bergantian memainkan Flute maupun Piccolo, tergantung musik yang ia mainkan dalam
sebuah orkestra.
OBOE

Kata Oboe berarti high wood (kayu tinggi), yang sebenarnya mengacu pada nada yang dikeluarkan oleh
alat musik tiup ini sendiri. Tidak diketahui siapa yang pertama kali menciptakan Oboe,
namun Oboe mulai dikenal pertama kali di Paris pada tahun 1670, hingga akhirnya dalam kurun waktu
10 tahun, penggunaan Oboe semakin menyebar ke daratan Eropa lainnya.

Oboe dapat mengeluarkan suara khas yang lembut dan melankolis, dimainkan dengan cara ditiup pada
bagian ujung (mouthpiece). Nada yang dihasilkan sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan Flute.

Oboe jenis lain yang disebut Cor Anglais (atau English Horn) juga sering digunakan dalam rangkaian
orkestra. Cor Anglais memiliki nada yang lebih rendah (tenor) dibandingkan Oboe.

Clarinet pertama kali diciptakan pada tahun 1690 oleh pembuat alat musik woodwind terkenal, Johann
Christoph Denner (1655-1707) dan anaknya, Jakob (1681-1785) dari Nuremberg.

Mirip seperti Oboe, Clarinet terbuat dari kayu dan dimainkan dengan posisi vertikal.

Clarinet memiliki suara yang jernih dan terdengar romantis tergantung bagaimana cara pemainnya
dalam meniup, apakah cukup kencang atau dengan sangat lembut.

Ada beberapa jenis Clarinet yang umum digunakan seperti Bass Clarinet, ataupun Contrabass Clarinet.
Kedua varian Clarinettersebut memiliki nada yang lebih rendah dibandingkan Clarinet biasa.
BASSOON

Bassoon, yang seringkali dijuluki ‘badut orkestra’ (clown of the orchestra) merupakan keluarga alat
musik woodwind yang memiliki nada bas, melengkapi keragaman dari seluruh instrumen sebuah
orkestra. Bassoon juga merupakan alat musik terbesar di dalam keluarga woodwind, terutama
jenis Bassoon dengan nada paling rendah, yaitu Contra-Bassoon.

Bassoon memiliki bentuk yang unik, seperti pipa panjang dan memiliki lekukan dan banyak tuts. Ia
memiliki suara yang kaya dan vibrato yang lembut, cenderung mirip dengan suara vokal penyanyi
bernada bariton.

Bassoon sudah cukup lama melengkapi rangkaian orkestra karena keragaman nada yang mampu
dihadirkan. Kata Bassoon sendiri mulai digunakan pada tahun 1613 di Perancis.
SEKSYEN BRASS

Instrumen musik tiup logam atau dikenal dalam bahasa inggris sebagai brass instrument adalah alat
musik yang menghasilkan suara yang berasal dari getaran bibir pemainnya saat meniup melalui tabung
resonator (pada jenis instrumen tertentu disebut sebagai mouthpiece). Instrumen musik ini dikenal
juga sebagai labrosones, yang berarti instrumen yang dibunyikan oleh getaran bibir.

Terdapat dua faktor yang memengaruhi perubahan intonasi nada pada instrumen musik ber-katup:
menekan katup yang ada untuk mengubah atau mengalihkan panjang udara yang melewati pipa, dan
mengubah celah bibir pemainnya atau disebut sebagai "embouchure", yang akan menentukan frekuensi
getaran pada instrumen tersebut.

Pandangan umum para sarjana (lihat organologi) menganggap istilah instrumen musik tiup logam
seharusnya didefinisikan berdasarkan bagaimana suara dihasilkan, dan bukan didefinisikan pada bahan
yang digunakan untuk membuat instrumen tersebut (logam). Dengan demikian, tidak ada kerancuan
pendefinisian terhadap instrumen musik yang masuk ke dalam kategori ini sementara bahan
pembuatnya adalah kayu, sementara di sisi lain instrumen musik tiup kayu (disebut sebagai woodwind
instrument) seperti saxophone terbuat dari logam.
SEKSYEN STRINGS
Simfonik

Alat Musik Gesek (Strings)

Pada sebuah orkestra, yang dianggap dalam kategori alat musik gesek (strings) adalah keluarga
biola/violin. Walau sebenarnya banyak alat musik gesek lain yang dimainkan dengan atau tanpa
menggunakan alat penggesek (bow), yang dikenal dengan istilah chordophone.

Suara yang dihasilkan oleh alat musik gesek ditentukan oleh panjang senar, ketebalannya, berat, dan
tekanannya.

Umumnya, badan alat musik gesek terbuat dari kayu (Cemara Eropa, kayu arang atau Ebony, dan
pohon Maple). Sedangkan pada jaman dahulu, senarnya terbuat dari usus domba. Namun semakin maju
perkembangan jaman, mengikuti kebutuhan lantangnya suara yang dikeluarkan, senar alat musik gesek
dibuat dari kawat perak dan kawat baja.
VIOLIN/BIOLA

Umumnya biola menjadi suara musik yang memimpin dalam sebuah orkestra dengan jumlah rata - rata
sekitar 30-an biola. Biola memiliki 4 buah senar (strings) yang mampu menyuguhkan nada hingga 4
oktaf.

Biola mampu mengekspresikan berbagai rasa dalam sebuah permainannya, dari mulai musik yang sangat
lembut hingga yang tegas. Semua berada pada kemampuan musisi yang menggunakannya.

Tidak ada catatan sejarah yang mengemukakan siapa orang yang menemukan biola, namun di awal
kemunculannya, seorang pembuat biola yang terkenal adalah Andrea Amati (1525 - 1611). Ia adalah
pendiri dari Cremonese School of Violin Making.

Pembuat instrumen jenis gesek yang paling ternama hingga saat ini adalah Antonio Stradivari (1644 -
1737). Banyak alat musik yang dihasilkannya, hingga saat ini masih digunakan oleh berbagai musisi dan
berbagai orkestra ternama. Bahkan biola karya Stradivari tertua yang hingga saat ini masih disimpan,
berasal dari tahun 1666 (dibawah kepemilikian Fridart Foundation).

Sebagian besar biola karya Stradivari juga berada di museum - museum ternama, seperti Smithsonian
Institution National Museum of American History.
VIOLA

Merupakan jenis biola alto, yaitu dengan nada yang lebih rendah dibandingkan biola/violin biasa. Biola
alto berukuran sedikit lebih besar dibandingkan biola/Violin biasa.

Salah satu karya yang mengutamakan biola alto sebagai solo, tercipta di abad ke-19, yaitu Harold en
Italie karya Berlioz pada tahun 1834.

Teknik memainkan viola agak sedikit berbeda dengan biola/Violin biasa, terutama disebabkan oleh
ukurannya yang lebih besar. Hal ini berakibat pada susunan jari yang harus lebih melebar, dan senar
padaViola tidak responsif seperti Viola/Violin. Pemain Violaharus memiliki teknik dan latihan khusus
agar memahami karakteristik Viola.

CELLO

Violincello, atau lebih banyak dikenal dengan nama Cello, adalah keluarga biola yang memiliki nada
rendah (bas), yaitu satu oktaf dibawah biola alto. Cello pertama kali dikenal pada abad ke 16, yang
dibuat oleh Andrea Amati dari Cremona. Andrea Amati adalah pembuat Cello terkenal bernama “King
Amati” (1572) yang hingga saat ini masih diabadikan di Metropolitan Museum of Art di New York,
Amerika Serikat.

Cello adalah alat musik kedua terbesar dari keluarga alat musik gesek. Seperti instrumen gesek
lainnya, cara kerjanya juga dengan menggesekkan bow atau alat penggesek pada senarnya, atau dapat
juga dengan cara memetik.

Karena Cello merupakan instrumen yang cukup besar, maka saat seorang musisi memainkan Cello, ujung
bagian bawah Cellomenyentuh lantai, sementara badan Cello berada diantara kedua kaki pemainnya.
DOUBLE BASS/STRING BASS

Double Bass atau biasa dikenal sebagai Bass, merupakan alat musik terbesar dari
keluarga string (gesek). Bass merupakan salah satu instrumen penting dalam sebuah orkestra, karena
ia menghadirkan nada dasar rendah.

Umumnya pemain Double Bass mengambil posisi duduk pada kursi tinggi, atau bisa juga berdiri, karena
tubuh Double Bass yang cukup tinggi dan besar, membutuhkan sanggahan yang juga lebih kuat.

Double Bass seringkali dimainkan dengan cara dipetik, atau juga dengan gesekan
menggunakan bow (alat geseknya). Double Bassmerupakan instrumen yang sudah dangat tua, dan pada
dasarnya tidak berubah sejak ratusan tahun yang lalu.

HARPA

Harp atau Harpa merupakan salah satu alat musik terbesar dalam rangkaian alat musik orkestra. Harpa
modern memiliki 46 senar dengan jangkauan nada hingga 6 1/2 oktaf. Cara memainkan harpa adalah
dengan dipetik, dan tidak menggunakan alat gesek.

Harpa juga merupakan salah satu alat musik tertua di dunia, yang bisa ditemukan dalam catatan sejarah
hingga 3000 tahun sebelum masehi. Hal ini terbukti dari lukisan dinding yang ditemukan di dalam
piramid, walaupun bentuknya sedikit berbeda dengan harpa yang kita kenal saat ini.
SEKSYEN ALAT PERKUSI

ALAT MUSIK PERKUSI (PERCUSSION)

Keluarga Percussion atau dalam bahasa Indonesia ‘Perkusi’, adalah kategori alat musik yang memiliki
anggota terbanyak. Perkusi adalah jenis alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul, dikocok, atau
digesek.

Menjadi pemain perkusi tidak semudah apa yang terlihat, karena membutuhkan banyak pengalaman dan
latihan agar suara yang dihasilkan dari alat musiknya dapat sesuai dengan keharmonisan orkestra.
Seorang pemain perkusi harus mampu mengontrol kekuatan dan ketepatan dalam membunyikan alat
musiknya.

Beberapa alat musik perkusi memiliki nada dan suara yang dapat membunyikan not seperti pada alat
musik lain, contohnya alat musik perkusi Xylophone, Timpani atau Piano. Namun beberapa alat musik
perkusi tidak memiliki nada, contohnya alat musik Cymbals, Bass Drum, dan Castanets.

Alat musik perkusi bertanggung jawab dalam menentukan ritme dan ketukan dalam sebuah aransemen.
Berbeda dengan musisi lain dalam sebuah orkestra, pemain perkusi terkadang bertanggung jawab untuk
memainkan beberapa alat musik sekaligus.

Alat musik jenis perkusi yang paling umum digunakan dalam sebuah orkestra antara lain : Timpani,
Xylophone, Cymbals, Triangle, Snare Drum, Bass Drum, Tambourine, Maracas, Gong, Chimes,
Celesta dan Piano.
TIMPANI

Timpani merupakan alat musik paling penting di keluarga perkusi. Timpani berbentuk seperti drum
besar, namun ia begitu unik karena dapat disetel untuk berada pada nada tertentu sehingga dapat
digunakan sebagai ritme maupun instrumen melodik.

Timpani menjembatani suara yang dihasilkan oleh Double Bass dan percussion, karena ia mampu
mengeluarkan suara dan nada yang menggabungkan drum dan Double Bass.

Pada jaman dahulu, Timpani hanya berbentuk seperti mangkuk besar yang ditutup dengan kulit sapi
atau kambing diatasnya. Berbeda dengan Timpani yang digunakan sekarang ini yang telah memiliki
‘bingkai’ dan pedal, ia pun bisa berdiri dengan kokoh.

Pemain Timpani dapat mengubah nada yang dikeluarkan dengan cara menginjak pedal agar membuat
penutup yang terbuat dari kulit (atau plastik) tersebut lebih renggang ataupun tegang. Tingkat
kerenggangan dari kulit penutup ini yang menentukan tinggi rendahnya nada pada Timpani.

Umumnya pada sebuah orkestra, terdapat empat buah Timpani dengan berbagai ukuran yang dimainkan
oleh satu musisi.

XYLOPHONE

Xylophone sebenarnya berasal dari Asia dan Afrika, tetapi nama xylophone sendiri berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “suara hutan” (wood sound). Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1874 pada saat
seorang komposer asal Perancis, Camille Saint-Saëns, menghadirkan karyanya berjudul Danse
Macabre, yang bertujuan untuk menghadirkan suara tulang dan tengkorak kematian.
Xylophone adalah satu set perkusi yang terbuat dari kayu dengan posisi tersusun secara paralel. Cara
memainkannya adalah dengan dipukul menggunakan tongkat pemukul. Xylophone adalah alat perkusi
yang memiliki nada.

Xylophone modern yang digunakan saat ini terbuat dari kayu yang disusun menyerupai tuts piano.
Bagaimana suara yang dikeluarkan oleh Xylophone juga dapat ditentukan dengan alat pemukul yang
digunakan. Jika kepala pemukulnya keras, suaranya akan tajam, namun jika pemukulnya terbuat dari
bahan lembut, suaranya pun akan terdengar lebih lembut.

Ada beberapa alat musik yang serupa dengan Xylophone dan juga termasuk dalam keluarga perkusi.
Alat musik tersebut antara lain : Marimba (Xylophone yang berukuran lebih besar), Vibraphone,
dan Glockenspiel.

Dalam sebuah orkestra biasanya seorang musisi Xylophone juga memainkan Glockenspiel, yang
merupakan versi kecil dari Xylophone.

CYMBALS

Cymbals adalah jenis alat musik perkusi yang berbentuk seperti piring yang sangat lebar, umumnya
terbuat dari bahan perunggu (bronze). Kadang Cymbals disebut sebagai alat musik yang menghasilkan
suara paling ‘berisik’ dalam sebuah orkestra karena suaranya yang nyaring dan keras, tanpa perlu ada
tune atau setelan nada.

Cymbals sendiri terdiri dari beberapa ukuran, dimana semakin besar ukurannya, semakin rendah suara
yang dihasilkan. Cara memainkannya yaitu bisa dengan saling membenturkan dan menggesekkan dua
buah Cymbals secara bersamaan, ataupun dengan menggunakan tongkat (mallet). Berbagai cara dan
trik memainkan Cymbals yang dikuasai oleh seorang musisi dapat memberikan aksen yang bagus dalam
sebuah orkestra.

Umumnya hanya dibutuhkan satu pemain Cymbals dalam sebuah orkestra, dimana ia pun memainkan alat
musik perkusi lainnya.
TRIANGLE

Triangle seperti namanya yang berarti segi tiga, memiliki bentuk segi tiga. Terbuat dari bahan besi
yang agak tebal dan jika dipukul menggunakan tongkat besinya, ia mengeluarkan suara tinggi seperti
dentingan.

Awal mula Triangle adalah dari alat musik jenis folk (folk instrument), dan mulai menjadi salah satu
anggota keluarga alat musik orkestra sekitar tahun 1710 (Hamburg Opera).

Triangle memiliki beberapa ukuran dan ketebalan, dimana ukuran inilah yang menentukan suara yang
dikeluarkan.

SNARE DRUM

Snare Drum merupakan sebuah drum berukuran agak kecil yang terbuat dari kayu maupun tembaga,
dan penutupnya terbuat dari kulit sapi atau plastik. Snare Drum memiliki kabel dari baja atupun plastik
sebagai tali senar, yang membuat suaranya menjadi unik karena menghasilkan suara seperti adanya
detakan.

Mirip dengan alat musik jenis perkusi lainnya, cara memainkan Snare Drum adalah dengan dipukul
dengan tongkat pemukul (drumstick). Dapat juga menggunakan tongkat kuas dan rute untuk suara yang
lebih lembut.

Posisi memukul, cara memukul dan bagaimana kekuatan yang dikeluarkan oleh pemain Snare Drum,
menentukan bagaimana kualitas suara yang dikeluarkan.
BASS DRUM

Bass Drum atau dalam bahasa Indonesia disebut Drum Bass, merupakan jenis drum dengan ukuran
diameter yang sangat besar, bahkan yang terbesar dalam jenisnya. Suara yang dihasilkan adalah nada
rendah yang memberikan aksen pada nada bas.

Bentuk dan bahan dasarnya mirip dengan Snare Drum, namun tidak menggunakan ‘snare’ atau kabel -
kabel disekitarnya. Bass Drumtidak memiliki nada atau melodi.

Cara memainkannya dengan dipukul dengan menggunakan tongkat pemukul dengan bahan kepala yang
keras ataupun lembut. Tongkat pemukul, teknik, dan kekuatan yang disalurkan saat memukul Bass
Drum menentukan bagaimana suara yang dihasilkan, entah suara yang keras menggelegar ataupun suara
lembut dan dalam.

Umumnya hanya terdapat satu Bass Drum dalam sebuah orkestra yang dimainkan oleh seorang musisi,
berbarengan dengan alat musik perkusi lain yang mungkin ia pegang.

CHIMES

Chimes sebenarnya jika diartikan secara harafiah berarti lonceng. Namun yang dimaksud disini adalah
alat musik dalam keluarga perkusi yang memiliki bunyi seperti deringan dan beberapa lonceng dengan
nada tinggi.

Chimes sendiri sudah ada sejak 3000 tahun lalu, tapi baru mencapai daratan Eropa pada abad ke 11.
Pada awalnya, Chimes umum digunakan sebagai lonceng jam.

Chimes sendiri terbuat dari bahan logam berbentuk panjang dan kecil-kecil yang disusun sejajar, dalam
posisi digantung. Cara membunyikannya adalah menggunakan sebuah tongkat kecil dengan cara disentuh
ataupun dipukul.
TUBULAR BELLS

Tubular Bells adalah alat musik dalam keluarga perkusi yang masih punya hubungan dekat
dengan Chimes. Suara yang dihasilkan pada dasarnya mirip seperti bel gereja. Tubular Bells pertama
kali dikenal pada tahun 1886 di Inggris.

Tubular Bells terbuat dari bahan logam yang berbentuk tabung-tabung dengan ukuran diameter
sekitar 30-38mm. Semakin panjang ukurannya, semakin rendah nada yang dihasilkan. Suara yang
dihasilkan sangat jelas dan memiliki resonansi yang baik.

PIANO

Piano adalah salah satu alat musik yang paling umum dan dikenal oleh semua orang. Piano masuk dalam
kategori perkusi berdasarkan cara memainkannya yang memukul atau menekan tuts piano, namun pada
dasarnya ia juga memiliki karakteristik alat musik string (karena memiliki string/senar), namun cara
memainkannya tidak dengan dipetik ataupun digesek seperti alat musik string yang umum.

Piano memiliki total 88 tuts, yang masing-masing mengeluarkan nada berbeda dari sangat rendah
hingga sangat tinggi. Dalam sebuah orkestra, umumnya Piano yang memimpin suatu harmoni, dan
seringkali menjadi pemain solo.

Alat musik yang memiliki cara kerja seperti Piano sebenarnya sudah ada sejak tahun 1440. Namun yang
merupakan masa penting dalam sejarah Piano, adalah 19 Mei 1768, dimana Henry Walsh memberikan
pertunjukan solo Piano di Dublin, disusul dua minggu kemudian di Thatched House, St. Jame’s Square,
London, Christian Bach (yang merupakan anak dari J.S Bach) memberikan pertunjukan Piano,
menggunakan Square Piano. Umumnya hanya ada satu Piano dalam orkestra. Dalam orkestra modern,
seringkali peranan Piano diganti dengan keyboardelektrik.
KEDUDUKAN PEMAIN ORKESTRA DALAM PERSEMBAHAN
CONTOH SKOR
Sumber rujukan
https://ms.wikipedia.org/wiki/Orkestra

http://nelychen97.blogspot.my/2015/01/sejarah-musik-orkestra.html

http://rwspsikologi.blogspot.my/2016/08/biodata-dan-biografi-addie-ms.html

http://simfonik.id/instrumen_woodwind.html

http://simfonik.id/instrumen_string.html

http://simfonik.id/instrumen_perkusi.html
Isi kandungan

 PENGHARGAAN
 OBJEKTIF KAJIAN
 KAEDAH KAJIAN
 PENGENALAN MUZIK ORKESTRA
 SEJARAH MUZIK ORKESTRA
 TOKOH MUZIK ORKESTRA
 BAHAGIAN ALAT MUZIK ORKESTRA
- SEKSYEN WOODWIND
- SEKSYEN BRASS
- SEKSYEN STRINGS
- SEKSYEN (ALAT PERKUSI)
 KEDUDUKAN PEMAIN DALAM
PERSEMBAHAN
 CONTOH SKOR LAGU
 SUMBER
Objektif kajian

-mengenal pasti perkara penting berkaitan dengan


muzik orchestra
-mengukuhkan hubungan silaturahim sesama rakan
dan guru semasa berbincang tentang kerja khusus
yang diberi
-mendalami dan menghayati sejarah muzik orchestra
-menghargai jasa tokoh terkenal muzik orchestra
-menerapkan rasa ingin bermain orchestra dalam
pembaca folio

Kaedah kajian

KAEDAH RUJUKAN

-saya telah membuat rujukan di perpustakaan awam


,perpustakaan sekolah,internet,buku rujukan muzik,surat
akhbar dan majalah muzik untuk memperoleh maklumat
tentang muzik orchestra.

Anda mungkin juga menyukai