b. Tanah Urug
Untuk penimbunan tanah digunakan tanah yang tidak menggandung humus, bahan-
bahan organis atau sampah yang dapat terjadi penurunan pada lantai.
c. Pasir Pasang
Butiran-butiran harus halus dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari;
Kadar lumpur harus kurang dari 5%;
Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan persegi # 3 mm.
d. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya;
Butiran-butiran pasir harus tajam dan keras, serta tidak dapat dihancurkan dengan
jari;
Kadar lumpur harus kurang dari 5%.
f. Batu Kerikil/Split
Gunakan batu kerikil atau batu pecah/split ukuran 1/2 dan 2/3 yang bersih, dan
bermutu baik, serta tidak berpori;
Butiran-butiran split/batu kerikil harus dapat melalui ayakan berlubang persegi Ø 40
mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang Ø 20 mm;
Batu kerikil/split tidak boleh mengandung lumpur melebihi 1%.
j. Beton Struktural
Pekerjaan ini meliputi sloof, kolom utama, ring balk;
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang K-225;
Perbandingan campuran yang digunakan yaitu 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.
k. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah besi beton minimal mutu U-24;
Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam alkali dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih serta tidak berkarat;
Pembengkokan besi yang terjadi diijinkan yaitu maksimal 4 kali pada titik
pembengkokan yang sama;
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5;
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.
l. Pasangan dinding
Pasangan dinding harus satu ukuran, satu warna dan satu kualitas (batu bata, batako,
beton ber-aerasi ringan, dan/atau conblock);
Warna satu sama lain harus sama dan apabila dipatahkan warna penampang harus
sama rata;
Bidang-bidangnya harus rata atau sudut-sudut harus siku atau bersudut 90 derajat
dan tidak boleh retak-retak.
m. Anti rayap Untuk daerah yang terdapat banyak rayap maka perlu dilakukan
perlindungan bangunan dengan anti rayap. Jenis obat anti rayap yang digunakan
yaitu:
- Anti rayap pada tanah.
- Anti rayap pada kayu.
n. Penutup lantai
Jenis: Keramik lantai dan dinding (setara IKAD)
Ukuran : 40 x 40 cm (kulit jeruk) untuk lantai teras.
40 x 40 cm (bermotif) untuk lantai ruangan.
Kualitas : KW 1.
o. Cat
Cat dinding/cat plafon
Tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak mudah retak/terkelupas setelah kering.
- Cat dasar dinding sealer (setara Paragon) warna putih.
- Cat warna dinding (setara Paragon) warna disesuaikan.
Cat kayu/cat besi
Tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak mudah retak/terkelupas setelah kering.
- Cat dasar meni.
- Cat warna setara Avian.
a. Pembersihan lahan; meliputi penebangan pohon, pembuangan sampah dan hal-hal yang
tidak diperlukan untuk pekerjaan.
c. Penyediaan air; dilakukan untuk menyediakan air yang dibutuhkan untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan.
f. Penentuan peil lantai (± 0.00) atau titik duga; dilakukan untuk menentukan ketinggian
lantai bangunan. Ketinggian lantai bangunan adalah 60 cm dari muka tanah atau
permukaan air tertinggi jika pada lokasi terdapat genangan air.
2) Penjelasan Pekerjaan :
2.1 Pekerjaan papan bekisting
Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran sloof dan balok
sesuai gambar kerja. Dengan perkuatan yang cukup kokoh agar bentuk
sloof dan balok tidak berubah dan tetap pada kedudukannya;
Sebelum pengecoran, permukaan bekisting harus bebas dari kotoran-
kotoran seperti serbuk gergaji, potongan kayu, tanah dan sebagainya.
Selain itu permukaan dalamnya sebaiknya dilapisi oli/pelumas bekas agar
setelah pengecoran selesai, bekisting mudah dibongkar tanpa merusak
permukaan beton;
Setelah pengecoran tidak diizinkan mengganggu proses pengerasan beton
dengan menghindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam;
Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa
pengerasan harus selalu dibasahi dengan air secara terus-menerus minimal
selama 3 hari.
2.2 Pekerjaan pembesian
Perakitan besi tulangan sesuai gambar;
Diameter besi untuk tulangan pokok minimal 12 mm, untuk tiang minimal
10 mm dan untuk beugel minimal 6 mm;
Pemasangan sengkang (beugel) berjarak 15 cm, untuk balok di dekat
tumpuan jaraknya di buat lebih rapat antara 7.5 cm – 15 cm;
Setiap sambungan konstruksi (stek) yang direncanakan untuk dilanjutkan,
maka pembesian harus dilebihkan minimal 40 X d (diameter).
c. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi :
1) Pekerjaan Penutup Atap
1.1 Lingkup Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap.
1.2 Bahan yang digunakan.
Untuk atap digunakan bahan seng spandek dan rabung dengan ketebalan 0,30
mm.
1.3 Penjelasan Pekerjaan
Penutup atap metal dipakukan pada rangka atap/langsung pada gording
dengan menggunakan paku payung + busa;
Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal
tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur
harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan
akan rapi;
Bubungan ditutup dengan bahan yang sama. Tindisan antara satu
lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai
dengan persyaratan pabrik;
Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
berakibat bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka
bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
IV. PEKERJAAN ARSITEKTURAL
a. Pekerjaan Dinding
1) Lingkup Pekerjaan Pemasangan dinding bata, plesteran dan acian.
2) Bahan yang digunakan batu bata, pasir pasang, PC.
3) Penjelasan Pekerjaan :
Untuk pasangan dinding dipakai spesi 1 PC : 4 Ps. Untuk trasraam dipakai spesi
1 PC : 2 Ps;
Ketinggian trasraam dari permukaan sloof minimal adalah 30 cm. Kecuali
kamar mandi termasuk daerah rawa atau mengandung air, maka ketinggian
trasraam adalah minimal 0,5 m;
Ketinggian per-hari dalam pemasangan dinding batu bata untuk menjaga
kekuatan dinding batu bata adalah minimal 0,5 m;
Bidang dinding yang luasnya lebih besar 12 m² harus ditambahkan kolom
praktis dengan tulangan besi minimal 4 Ø 10 mm, beugel Ø 6 dengan jarak 15
cm;
Bagian pasangan batu bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek Ø 10 mm, jarak 50 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali
ditentukan lain.
d. Pekerjaan Plafon
1) Lingkup Pekerjaan Pemasangan plafon dan list plafon.
2) Bahan yang digunakan kayu kelas II, tripleks 4 mm, list profil kayu.
3) Penjelasan Pekerjaan
Perhatikan letak titik lampu dan bentuk rumah lampu (armature) saat memasang
rangka plafon;
Rangka menggunakan kayu kelas II;
Untuk penutup langit-langit tripleks dengan ketebalan minimal 4 mm. Untuk
langit- langit selasar dan sekeliling bangunan menggunakan tripleks dan list profil
kayu;
Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan ukuran nat ± 60 x 120 cm.
e. Pekerjaan Pengecatan
1) Lingkup Pekerjaan Pengecatan :
Plafon, listplank, kusen daun pintu dan jendela.
2) Bahan yang digunakan cat tembok, cat kayu dan besi, plamur tembok.
3) Penjelasan Pekerjaan :
3.1 Pengecatan plafon
Pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan plafon sebagai berikut:
Bidang plafon dibersihkan dan diplamur sebelum dipasang;
Pengecatan plafon harus merata, berwarna sama dan setelah mengering
tidak mengelupas.
3.2 Pengecatan kayu dan besi
Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan
minimal 2 (dua) kali;
Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan kayu/besi
sebagai berikut:
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar;
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu;
Penghalusan dengan amplas hingga rata;
Pengecatan dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
Urutan pekerjaan pengecatan dengan politur pada permukaan kayu/besi
sebagai berikut:
Lubang-lubang pada permukaan kayu ditutup dengan dempul;
Penghalusan dengan amplas;
Pengelapan dengan kain compound (kompon);
Pemelituran dengan politur sampai rata.
f. Pekerjaan Lantai
1) Lingkup Pekerjaan Lantai :
Timbunan tanah, Pemadatan tanah, pembuatan lantai kerja, pemasangan lantai
keramik.
2) Bahan yang digunakan Keramik lantai Kw 1 , Pc, Pasir pasang dan pasir cor.
3) Penjelasan Pekerjaan :
3.1 Pekerjaan Lantai Keramik
Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di-sub lantai
harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dipergunakan alat timbris
(pemadat).
Pasir urug di bawah lantai disyaratkan harus pasir yang keras, bersih dan
bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya dengan tebal minimal 10
cm atau sesuai dengan gambar dan disiram dengan air kemudian
dipadatkan untuk memperoleh kepadatan yang maksimal. Setelah
pekerjaan pasir urug selesai maka harus dilakukan penyemprotan obat anti
rayap;
Di atas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 7 cm dengan campuran
1 PC : 3 Ps : 5 Kr;
Adukan pengikat lantai keramik menggunakan PC. Adukan harus cukup
padat sehingga di permukaan bawah keramik tidak terdapat rongga udara;
Untuk menghindari terjadinya “ledakan” pada lantai keramik maka sebelum
keramik dipasang terlebih dahulu harus direndam dalam air;
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24
jam setelah pemasangan;
Lebar nat maksimum 5 mm membentuk garis lurus atau sesuai dengan
gambar, nat diisi dengan bahan pengisi berwarna/grouting semen
berwarna. Pemberian nat dilakukan minimal setelah 3 x 24 jam setelah
pemasangan keramik;
V. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
a. Lingkup Pekerjaan Listrik Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah
seluruh system listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan
sempurna dan aman.
b. Bahan yang digunakan Kabel daya tegangan rendah, stop kontak, saklar, lampu dan
armature, junction box dan bahan isolasi.
1) Kabel daya tegangan yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang
sesuai dengan gambar rencana (NYA), kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai
dengan standard SNI atau SPLN. Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus
dites dengan pengujian-pengujian sebagai berikut;
Test isolasi;
Test kontinuitas.
2) Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
PUIL/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukuran,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
3) Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
4) Semua lampu flourescent dan lampu tabung gas harus dilengkapi dengan kapasitor
sehingga diperoleh faktor daya 0,8.
5) Boks/kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan unsur komponen lampu itu sendiri.
6) Ventilasi di dalam boks/kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam
boks/kotak harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor.
7) Boks/kotak terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat,
kemudian difinish dengan cat akhir oven warna putih.
8) Ballast harus jenis “Low Loss Ballast” dan harus juga digunakan single lamp ballast
(satu ballast untuk satu lampu flourescent).
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
1.1 Untuk instalasi penerangan adalah NYA dengan conduit pipa PVC.
1.2 Untuk kabel distribusi digunakan NYA, untuk penerangan taman dan pompa air
digunakan kabel NYFGBY.
2) Semua kabel NYA yang ditanam di dalam perkerasaan (tembok, jalan, beton dll)
harus berada di dalam conduit PVC class AW yang disesuaikan dengan ukurannya.
3) Tidak diperkenankan adanya “splice” pencabangan ataupun sambungan-sambungan
baik dalam feeder maupun cabang- cabang kecuali pada outlet atau pada kotak-
kotak penghubung yang biasa dipakai (acceptable).
4) Dalam membuat pencabangan connector harus dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-
kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
5) Semua sambungan kabel, baik di dalam juction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselin atau bakelit ataupun PVC, yang diamaternya disesuaikan dengan diameter
kabel.
6) Semua bahan isolasi untuk percabangan, connector dan lain-lain seperti karet, PVC
asbes tipe sintetis, resin, splice case,composition dan lain-lain harus dari tipe yang
disetujui untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran atau manufacturer.
7) Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, rating 250 volt, 13
ampere, untuk pemasangan rata dinding. Stop kontak yang dipasang di dekat kran
air harus dilengkapi dengan tutup. Stop kontak dinding dipasang 75 cm dari
permukaan lantai.
8) Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker dengan rating 250
volt, 10 ampere, single gang, double gangs atau saklar hotel. Saklar ditempatkan di
dekat pintu dan dipasang 120 cm di atas permukaan lantai.
9) Junction box harus terbuat dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari
35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan.
10) Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada junction box dengan menggunakan
baut atau ditanamkan dalam dinding.
11) Pada umumnya kabel 1.5 mm instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus
kabel 2,5 mm inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM).
12) Kode warna instalasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut:
Fasa 1 : Merah (Positif)
Fasa 2 : Hitam (Negatif)
Fasa 3 : Kuning (Netral)
13) Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW atau
GIP.
14) Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai satu
dengan yang lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 3/4”.
15) Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambungan
(junction box) dan armature lampu.
16) Penyempurnaan kabel
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan.
b. Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau nama-nama
masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum
dan sesudah penyambungan dilakukan.
c. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
d. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/
protolen yang khusus untuk listrik.