Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM PERKERASAN JALAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGUJIAN DAKTILITAS

1. JADWAL PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Selasa / 12 Maret 2018
Waktu : 07.00 WIB – 10.20 WIB
Tempat : Laboratorium Pengujian Perkerasan Jalan Teknik Sipil
Universitas Negeri Malang

2. PENDAHULUAN
Sifat reologis daktilitas digunakan untukmengetahui ketahanan aspal terhadap
retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang
rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaanya karena lapisan perkerasan
mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu memiliki
daktilitas yang cukup tinggi.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengukur jarak terpanjang yang dapat
terbentuk dari bahan bitumen pada 3 cetakan kuningan. Akibat penarikan dengan
mesin uji, sebelum bahan bitumen tersebut putus, penarikan ini dilakukan pada suhu
25 ± 0,5 oc dan dengan kecepatan tarik mesin 50 mm per menit (dengan toleransi 5%)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui salah satu sifat mekanik bahan
bitumen yaitu kekenyalan yang diwujudkan dalam bentuk kemampuannya untuk
ditarik yang memenuhi syarat jarak tertentu (dalam pemeriksaan ini adalah 100 cm)
tanpa putus. Apabila bahan bitumen tidak putus setelah melewati jarak 100 cm, maka
dianggap bahan ini mempunyai sifat daktilitas yang tinggi.
Mesin uji biasanya mempunyai sisi ukur sampai dengan 100 cm. hal yang
sering terjadi dalam pemeriksaan daktilitas adalah bahwa jarak penarikan sampel
umumnya selalu diatas 100 cm yang menunjukkan bahwa sampel ini mempunyai
daktilitas tinggi. Permasalahan yang timbul adalah akibat keterbatasan mesin uji dalam
mengukur jarak putus sampel, kita tidak mengetahui seberapa besar daktilitas yang
dimiliki benda uji. Oleh Karen itu, masih diperlukan jenis pemeriksaan lain yang dapat
mengukur daktilitas maksimum bahan bitumen yang melewati jarak 100 cm.

3. TUJUAN
1
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

3.1 Tujuan Umum


Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Negeri Malang dapat mengetahui
kekenyalan/keplastisan aspal yang dinyatakan dengan panjang aspal yang dapat
dicapai aspal sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tertentu
3.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian daktilitas dengan
baik dan benar.
b. Mahasiswa dapat terampil menggunakan peralatan dalam pengujian daktilitas
aspal dengan baik dan benar.
c. Mahasiswa dapat melakukan pencatatan dan analisa dan pengujian yang
diperoleh.
d. Mahasiswa dapat menyimpulkan besarnya nilai aspal yang diuji berdasarkan
standar yang diacu.

4. LANDASAN TEORI
Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap
retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang
rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan perkerasan
mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu memiliki
daktilitas yang cukup tinggi.

Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa
hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang dipakai
adalah 100 – 200 cm. Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang
dapat ditarik antara cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm.

Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah :

 < 100 cm = getas

 100 - 200 cm = plastis

 > 200 cm = sangat plastis liat

2
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

sifat daklitas ini sangat dipengaruhi oleh kimia aspal yaitu akibat susunan
senyawa karbon yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa prakin
dengfan senyawa panjang, maka daktalitas rendah. Demikian aspal didapatkan dari
blowing, dimana gugusan aspal hidrokarbon tak jenuh yang mudah menyusut
sedangkan yang banyak mengandung parakin karena susunan rantai hidrokarbonya
dan kekuatan strukturnya kurang plastis.

5. ALAT DAN BAHAN


5.1 Peralatan
- Spatula

Gambar 1. Spatula

- Termometer

Gambar 2. Termometer

- Cetakan kuningan

3
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Gambar 3. Cetakan kuningan

- Ductility machine

Gambar 4. Ductility machine

Gambar 5. Sarung tangan

- Wajan

Gambar 6. Wajan
5.2 Bahan
- Bahan bitumen (aspal)
- Air
- Sabun colek

6. PROSEDUR PENGUJIAN
4
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

6.1 Persiapan Bahan


- Susun bagian cetakan kuningan
- Lapisi bagian atas dan bawah cetakan serta permukaan pelat alas cetakan
dengan sabun colek
- Mengambil bahan bitumen (aspal) secukupnya dengan menggunakan linggis
yang telah dipanaskan terlebih dahulu.
- Selanjutnya bahan bitumen (aspal) dipanaskan diatas wajan dengan suhu antara
80 sampai 100o C diaduk secara perlahan-lahan menggunakan spatula hingga
cukup cair untuk dapat dituangkan kedalam cetakan kuningan, proses
pemanasan dilengkapi dengan safety tangan (sarung tangan anti panas dan api).
Saat pemanasan bahan bitumen dilakukan mengukuran suhu menggunakan
termometer untuk menghindari pencapaian suhu melebihi 100ºC.
- Bahan bitumen (aspal) yang sudah dituang ke dalam cetakan kuningan
didiamkan pada suhu ruang selama 30 menit pertama, dan 30 menit kedua
didiamkan dalm suhu ruang dan direndam dalam bak perendam

6.2 Langkah-Langkah Pengujian


- Setelah didiamlan dan direndam selama kurang lebih 60 menit, kemudian
lepaskan cetakan sampai dari alasnyadan lepaskan bagian samping dari
cetakan.
- Pasang cetakan daktilitas yang telah terisi bitumen ke mesin uji daktilitas dan
jalankan mesin uji sehingga akan menarik sampel secara teratur.
- Bacalah jarak penampang cetakan pada saat sampel putus (dalam cm), selama
percobaan berlangsung samai harus terendam 2,5 cm dibawah permukaan air
(melayang) dengan suhu 25 ± 5oC

7. PERHITUNGAN DAN LAPORAN

5
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Tabel 1. Uraian Kegiatan Pengujian daktilitas Aspal


No. Kegiatan Uraian Catatan
1. Pembukaan bitumen Bitumen dipanaskan mulai Pembacaan suhu saat
jam = 07.20 bitumen dipanaskan
Selesai jam = 07.40 = 100 0C
2. Pendinginan bitumen Bitumen didiamkan di suhu
ruangan jam = 07.40
Selesai jam = 08.40
3. Pengujian Bitumen diuji dalam mesin Pembacaan suhu
uji mulai jam = 08.43 waterbath
Selesai jam = 09.00 = 25 0C

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengujian Penetrasi Aspal


No. Daktilitas pada Pembacaan
25 0C, 100 gr, 5 detik
pengukuran pada alat
1. Pengamatan 1 109 cm

2. Pengamatan 2 97 cm

3. Pengamatan 3 120 cm

Rata-rata 108,67 cm

8. Kesimpulan dan Saran


8.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa tanah
tergolong plastis.
8.2 Saran

6
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

9. Lampiran

Gambar 7. Pemanasan bahan bitumen (aspal)

Gambar 8. Perendaman benda uji

Gambar 9. Pemasangan cetakan kedalam benda uji

7
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Gambar 10. Pengujian daktilitas

Anda mungkin juga menyukai