Anda di halaman 1dari 36

TEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM

PEMANFAATAN PEKARANGAN
Oleh : Ir. Pangerang, MP
(Penyuluh Pertanian Kabupaten Maros)
___________________________________________________________________________
___

A. PEMANFAATAN PEKARANGAN

Pekarangan merupakan lahan disekitar rumah dengan batas pemilikan yang sudah jelas baik
dipagar maupun tidak dipagar. Pekarangan dapat memberikan manfaat bagi pemiliknya
apabila dimanfaatkan dengan baik. Dengan pemanfaatan pekarangan suasana akan terlihat
lebih hijau dan asri, dapat juga digunakan untuk menyalurkan hobi bercocok tanam. Selain
itu hasil dari pemanfaatan pekarangan dapat digunakan untuk pemenuhan gizi keluarga dan
dapat digunakan untuk usaha produktif yang memberikan keuntungan ekonomi.

Dalam pekarangan dilengkapai; beberapa fasilitas yang merupakan; kebutuhan anggota;


keluarga yaitu: Lahan pertanaman, Kandang ternak, Kolam ikan, Lumbung atau gudang,
Tempat menjemur hasil pertanian, Tempat menjemur pakaian, Halaman tempat bermain
anak-anak, Bangku, Sumur, Kamar mandi, Tiang bendera, Tiang lampu, Garasi, Lubang
sampah, Jalan setapak, Pagar,Pintu Gerbang dan lain-lain

Zona pekarangan dibagi menjadi Halaman depan (buruan), halaman samping (pipir) dan
halaman belakang (kebon). Halaman depan merupakan area penempatan lumbung, tanaman
hias, pohon buah, tempat bermain anak, bangku taman, tempat menjemur hasil pertanian,
halaman samping adalah tempat jemur pakaian, pohon penghasil kayu bakar, bedeng
tanaman pangan, tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar mandi dan untuk halaman
belakang terdiri dari bedeng tanaman sayuran, tanaman bumbu, kandang ternak, tanaman
industri.

B.TEKNOLOGI BUDIDAYA

1. Penanaman Konvensional

Pada model ini hal yang perlu diperhatikan adalah pemilahan areal tanam, persiapan dan
pengolahan lahan tanam dan penyediaan bahan tanaman. Pengolahan lahan tanam meliputi
pembersihan, pengolahan, pemupukan dan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.
Pencangkulan juga perlu dilakukan untuk menggemburkan lahan. Kemudian dilakukan
pemupukan dasar dengan tujuan untuk menambah unsur hara pada tanah dengan cara
mencampurkan dan mengaduk pupuk secara merata diseluruh bagian lahan. Pupuk yang
sebaiknya digunakan adalah pupuk kandang atau kompos.
Selanjutnya adalah penyediaan bibit , dan tanaman yg dapat diperbanyak dengan bibit adalah
; bayam cabut, sawi, selada, seledri, kemangi, kecipir, bayam dan tanaman sayur kacang-
kacangan. Biji atau benih tanaman sayuran tersebut dapat dibeli di toko penyalur benih yang
ada. Sedangkan jenis sayuran tradisional seperti daun mangkokan, talas, katuk dan beluntas
yang bijinya sulit diperoleh dapat diatasi dengan penanaman secara stek atau umbi.

2. Penanaman di Pot atau Polybag

Ada beberapa tipe pot yang dikenal diantaranya, yaitu:

 pot tunggal,
 pot horisontal, dan
 pot vertikal.

a. Pot tunggal umumnya digunakan untuk jenis tanaman sayuran buah dan umbi seperti
cabai, mentimun, tomat, buncis, pare, terong, paprika, kacang panjang, wortel, kentang,
bawang merah, bawang putih, bawang bombay dan lobak. Pot tunggal dapat dibuat dari tanah
liat, semen, kayu, ember, kaleng atau polibag. Yang pada bagian dasarnya telah dilubangi
sebagai pengatur drainase air.

b. Pot horisontal dibagi dua, horisontal tunggal dan horisontal bertingkat yang harus dibuat
sendiri dengan menggunakan pipa PVC, bambu, papan, talang atau balok kayu. Dan
digunakan untuk jenis tanaman sayuran bunga dan daun yang mempunyai perakaran dangkal
dan sempit seperti kangkung, selada, talas daun, kailan, baby kapri, caisim, bawang daun,
kubis, kol dan brokoli. Pot vertikal sama uraiannya dengan pot horisontal di atas.

Pot tunggal umumnya digunakan untuk jenis tanaman sayuran buah dan umbi seperti
1. cabai,
2. mentimun,
3. tomat,
4. buncis,
5. pare,
6. terong,
7. paprika,
8. kacang panjang,
9. wortel,
10. kentang,
11. bawang merah,
12. bawang putih,
13. bawang bombay dan
14. lobak.
Gambar 1.
Pekarangan dengan tanaman hortikultura (Lombok Besar)

Pot horisontal / Vertikal

Pot horisontal dibagi dua,


a. horisontal tunggal dan
b. horisontal bertingkat yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan pipa PVC, bambu,
papan, talang atau balok kayu dan digunakan untuk jenis tanaman sayuran bunga dan daun
yang mempunyai perakaran dangkal dan sempit seperti:
1. kangkung,
2. selada,
3. talas daun,
4. kailan,
5. baby kapri,
6. caisim,
7. bawang daun,
8. kubis,
9. kol dan
10. brokoli.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari bertanam sayuran di pot antara lain :
a. Dapat dikerjakan pada pekarangan yang sempit
b. Sebagai alternatif untuk tanah pekarangan yang tidak subur
c. Lebih gampang untuk dipindah tempatkan
d. Lebih mudah untuk menyesuaikan dengan faktor agroklimat (kondisi tanah dan
e. Iklim yang diperlukan tanaman .
f. Sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias.

Beberapa faktor agroklimat dapat diubah agar sesuai dengan keperluan sayuran yang kita
tanam terutama sayuran dalam pot, misalnya jenis tanah, pH tanah, curah hujan dan
banyaknya sinar matahari, sedangkan suhu dan kelembaban udara sangat sulit untuk diubah.

Sebagai contoh media tanam yang terdiri dari campuran tanah subur, pupuk kandang dan
pasir dapat diatur perbandingannya sesuai dengan keperluan masing-masing jenis sayuran
yang ditanam.

pH tanah dapat diturunkan denfan menambah kapur pada media tanamnya, atau curah hujan
dan sinar matahari dapat diatur banyaknya dengan mengontrol penyiraman dan memberi
naungan. Suhu dan kelembaban udara hanya dapat diubah dengan menggunakan rumah kaca,
sehingga untuk penanaman sayuran di pekarangan, jenis sayuranlah yang disesuaikan dengan
kedua faktor tersebut, dimana kedua faktor tersebut sangat terkait dengan ketinggian tempat
dari permukaan laut. Karena itu pilihlah jenis-jenis sayur yang dapat tumbuh dengan
ketinggian tempat yang sama dengan daerah kita.

Pot yang digunakan harus mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik terutama
perakaran.. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari
yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot
perlu dilubangi didindingnya.

Ciri-ciri kriteria pot yang baik adalah:


a. Mampu mendukung perkembangan perakaran
b. Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berlebih
c. Dasar pot yang dipilih, berkaki untuk membantu `erasi dan drainase
d. Tidak terlalu berat agar ludah dipindahkan
e. Tidak mudah lapuk dan pecah
f. Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil

Jenis pot yang dapat dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen,
pot ban bekas, pot kaleng bekas, dan pot dari anyaman bambu.

3. Penanaman Vertikultur

Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya
sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok
tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di
sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin
hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang
tanaman.Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model
wadah yang kita gunakan.Untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti
cabai, tomat, terong, dan sawi hendaknya diletakkan di posisi bagian atas. Sedangkan
tanaman ginseng, kangkung, dan seledri bisa di bagian tengah atau bawah.
Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai
lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya. Selain tanaman sayuran,
kita bisa juga menanam tanaman hias.
Vertikultur sangat cocok dipakai untuk budi daya tanaman semusim, misalnya sayur-
sayuran.. Aneka sayuran yang dapat ditanam antara lain;
a. seledri,
b. selada,
c. kangkung,
d. bayam atau
e. kemangi.
f. Pohon cabai,
g. tomat, atau .
h. sawi
Gambar 2.
Pemanfaatan Jalanan Pekarangan dengan menanam Kacang Panjang dan serei pada karung
pupuk bekas sebagai medianya

Kelebihannya adalah :

Lahan yang minimalis dapat menghasilkan hasil yang maksimal Caranya yaitu dengan
membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada lahan
yang ada. Rak tersebut dapat terbuat dari kayu, papan atau bumbu. Bila ingin lebih kuat dapat
menggunakan kerangka besi atau stainless steel. Tapi itu lebih mahal ongkos pembuatannya.
Keuntungan yang kedua adalah anti banjir , karena mudah dipindahkan,kalau kerangka
bangunannya dibuat tinggi dapat mencegah banjir. Keuntungan yang ketiga
adalah,Penanaman jenis verticultura dapat dipakai untuk menyalurkan kreatifitas dengan
mengecat pot dan rak.Boleh juga jika ditambahkan pernak pernik pot, seperti wadah air
dibawahnya atau pot-pot gantung.

Vertikultur sangat cocok dipakai untuk budi daya tanaman semusim, misalnya sayur-sayuran.
Selain menanamnya mudah, hasilnya langsung dinikmati. Aneka sayuran yang dapat ditanam
antara lain seledri, selada, kangkung, bayam atau kemangi. Pohon cabai, tomat, atau terong,
juga mudah sekali tumbuh di dalam pot. Jenis poly bag atau kantung plastik tebal berwarna
hitam, dapat menggantikan fungsi pot tanaman.

Gambar 3.
Vertikultur yang terbuat dari bambu

Sawi dan selada air akan dipanen ketika berumur 40 hari, bayam di usia 28 hari, dan cabai
umumnya berbuah saat berumur 3 bulan dan hasil panen yang diperoleh tidak jauh berbeda
dengan cara pertanian yang diolah budi daya bercocok tanam ini, para anggota keluarga tidak
perlu lagi mengeluarkan dana untuk membeli pupuk. Pupuk alami mampu dibuat sendiri dari
sisa-sisa sampah dapur. Potongan-potongan sayuran, kulit buah atau sisa-sisa makanan
merupakan bahan organik yang bermanfaat. Yaitu bahan yang mudah terurai oleh tanah dan
diperlukan oleh tanaman.Pembuatannya cukup menimbun di dalam tanah. Dibiarkan terurai
selama kurang lebih satu bulan lamanya. Setelah itu dapat dipakai sebagai media tanam.
Dengan ditambah oleh campuran pasir, tanah gembur, serta pupuk kompos tadi. Takarannya
yang seimbang, yaitu 1:1:1.

Selain kompos, pupuk yang baik adalah pupuk kandang. Biasanya diperoleh dari kotoran
sapi, kambing, atau kerbau. Bagi penduduk di sekitar Jakarta, lebih mudah mendapatkannya
di toko pertanian terdekat. Kotoran hewan peliharaan seperti ayam, burung, serta kelinci
mampu digunakan untuk pembuatan pupuk kandang tersebut. Prosesnya sama seperti pupuk
kompos tadi. Dikubur dahulu agar tidak berbau, dan biarkan mikro organisme yang
mengurainya.

Di sisi lain, air yang dipakai untuk menyiram adalah air yang bersih. Berbeda dengan para
Petani sayuran di perkotaan atau daerah lainnya. Mungkin air yang digunakan adalah air
sungai yang kotor dan tercemar. Atau mengandung pestisida hama yang larut dalam air

4. Media Tanam

Media tanam merupakan tempat berkembangnya akar dalam menunjang pertumbuhan


tanaman. Dari media tanam ini tanaman menyerap makanan yang berupa unsur hara melalui
akarnya. Media tanam harus sudah siap paling lambat dua minggu sebelum tanam supaya
terjadi pemadatan media yang sempurna. Media yang baik untuk digunakan terdiri dari tanah
gembur atau top soil, kompos, dan sekam padi dengan perbandingan volume sama banyak.
Aduk ketiga bahan tadi sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot atau polybag yang
memiliki diameter minimal 30 cm.

Bahan-bahan di atas memiliki fungsi yang berbeda, namun satu sama lain saling mendukung.
Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara dan melalui
air unsur hara dapat diserap oleh akar dengan prinsip pertukaran kation. Sekam gunanya
untuk menampung/mengikat air dalam tanah, sedangkan kompos untuk menjamin tersedianya
bahan penting yang akan diuraikan menjadi hara yang diperlukan oleh tanaman.

Sebaiknya kompos yang digunakan adalah kompos yang terbuat dari sampah dapur dan
sampah rumah tangga. Tujuannya adalah untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan,
minimalnya yang ada di sekitar kita, dari permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh
sampah. Disamping itu, untuk menghemat biaya dalam pengadaan kompos.

Media tanam haruslah menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman. Persyaratannya
adalah : campuran abu sampah dan pupuk kandang, gambut dan pupuk kandang, kompos
sampah rumah tangga dan tanah atau pasir, abu sekam dan pupuk kandang, tanah dan sekam
serta pupuk kandang, pasir dan pupuk kandang, tanah dan pupuk kandang yang perbandingan
campuran media tanam adalah 1:1 atau 2:1, yang terakhir disarankan 3:1.
http://kedaulatanpangan12.blogspot.com/2014/04/teknologi-budidaya-dalam-pemanfaatan.html

diakses 9-9-15
Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan

BAB I. PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER PANGAN KELUARGA

oleh Ir.Pangerang, MP

A. PENGERTIAN PEKARANGAN
Pekarangan merupakan sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan dengan
tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Pekarangan
sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup.

Lahan pekarangan sudah lama dikenal dan memiliki fungsi multiguna antara lain yaitu;

1. Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur;

2. Salah satu bentuk penyaluran hobi;

3. Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yang ditanam sendiri ;

4. Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena penggunaan pestisida
yang dapat ditekan semaksimal mungkin;

5. Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai Alam ;

6. Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur mayur di kebun dapat
turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau hasilnya lebih, bisa dijual ke
pasar.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama dalam menunjang suksesnya


Pembangunan antara lain dengan memanfaatkan tanah-tanah pekarangan secara intensif. Setiap
anggota masyarakat baik yang tinggal di kota maupun di pedesaan mempunyai atau hidup dalam
suatu pekarangan, hanya penduduk yang berdomisili di pedesaan biasanya dapat menikmati tingkat
ketenangan yang relatif lebih baik karena terhindar dari keramaian atau volusi, namun bagi
masyarakat yang tinggal di pedesaan itu nampaknya masih belum memanfaatkan potensi tanah
pekarangannya.
Gambar 1. Pemanfaatan Pekarangan dengan Sayur-Sayuran oleh Kelompok Wanita Tani Tobonggae di Kel. Cempaniga
Kec. Camba. Kab. Maros Sulawesi Selatan

Pekarangan bukan hanya untuk menciptakan keindahan dan kesejukan saja, tetapi lebih
daripada itu adalah guna meningkatkan perekonomian keluarga masing-masing. Jenis-jenis tanaman
yang bisa ditanam di pekarangan rumah masing-masing adalah jenis sayur-sayuran, buah-buahan,
obat-obatan, tanaman hias dan lain sebagainya yang kesemuanya itu dapat menunjang kebutuhan
sehari-hari dan selebihnya bisa dijual.

Pemanfaatan Pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman,
ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara
terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.

Menurut Peny, DH dan Benneth Ginting, 1984, Usaha di pekarangan jika dikelola secara
intensif sesuai dengan potensi pekarangan, disamping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah
tangga, juga dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga. Dari hasil penelitian di
Yogyakarta (secara umum pekarangan dapat memberikan sumbangan pendapatan antara 7%
sampai dengan 45%.

B. PRINSIP PEMANFAATAN PEKARANGAN

Bila diteliti lebih jauh tentang manfaat pekarangan dengan melakukan intensifikasi tanaman
pekarangan di jumpai tiga prinsif utama yakni;

1. Prinsip dengan pengeluaran biaya serendah mungkin dimaksudkan dengan mengeluarkan biaya
sedikit didalam melaksanakan penanaman di dalam pekarangan tersebut akan dapat hasil yang lebih
banyak, sehingga dengan usaha memanfaatkan tanah pekarangan itu berarti keluarga bersangkutan
telah melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi didalam meningkatan pendapatan.

Untuk dapat menunjang suksesnya tanaman- tanaman di dalam pekarangan tersebut perlu
pula melakukan pemupukan dengan pupuk kandang, kompas yang diperoleh tanpa membeli atau
diperoleh dari dalam pekarangan itu sendiri.

Jika ada bibit penyakit pada tanaman didalam pekarangan tersebut disarankan supaya
sebaiknya didalam melakukan pemberantasan jangan memakai obat-obatan yang untuk
memperolehnya harus mengeluarkan uang, tetapi sebaiknya diberantas dengan membakar sampah-
sampah sedikit demi sedikit.

2. Prinsip berkesinambungan, dengan maksud melakukan usaha tanaman pekarangan itu tidak hanya
sekali saja atau hanya pada waktu diingatkan saja, namun sebaiknya dilakukan terus-menerus
karena pada hakekatnya usaha yang berkelanjutan itu akan memberikan kemanfaatan atau
kemudahan bagi keluarga sendiri untuk menunjang kebutuhan hidup selama-lamanya. Manusia
selama hidup selalu membutuhkan makanan sedangkan apa yang diusahakan melalui intensifikasi
tanaman pekarangan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Prinsip pengembangan tanaman bergizi tinggi, yaitu jenis- jenis tanaman yang akan
ditananam tersebut sebaiknya diseleksi jenis tanaman yang bisa memberikan gizi tinggi tanpa
mengurangi, pertimbangan penyesuaian faktor iklim, tempat, selera dan lain sebagainya. Pemerintah
dalam hal ini, khususnya bagi Dinas Pertanian yang lebih banyak tahu tentang jenis tanaman yang
bergizi tinggi itu akan sering memberikan dorongan kepada masyarakat atau sama sekali belum
pernah dirasakan oleh masyarakat setempat pada suatu lingkungannya.

Gambar 2. Pemanfaatan Pekarangan dengan tanaman hortikultura oleh Kelompok Wanita Tani Tobonggae di Kel. Cempaniga Kec. Camba.
Kab. Maros Sulawesi Selatan

C. POLA TANAM PEKARANGAN


Ditinjau dari tata letak pekarangan, pola penanaman pekarangan yang baik dapat diatur
seperti : tanaman halaman muka, sebaiknya ditanam dengan bunga-bungaan, sayur-sayuran yang
pohonnya pendek dan tanaman yang pohonnya agak tinggi sebaiknya ditanam dipinggir dari
pekarangan halaman muka itu sehingga tidak mengganggu pancaran sinar matahari yang mau
masuk kehalaman rumah.

1. Tanaman Sisi Rumah, sebaiknya jenis tanaman sayur-sayuran, obat-obatan dan bumbu-bumbuan
dengan menghindari tanaman yang berpohon tinggi apalagi berpohon besar. tanaman yang berpohon
besar akan berakar besar pula sehingga bisa merusak pondasi rumah disamping pekarangan
menjadi sangat lembab.

2. Tanaman Belakang Rumah, bisa dilakukan dengan jenis tanaman yang pohonnya agak tinggi tetapi
tidak begitu besar dan pilih yang bisa memberikan hasil secara teru-menerus dan bisa juga tanaman
hias yang mempunyai harga relatif tinggi atau mahal.

3. Tanaman Pagar. dimaksudkan sebagai tanaman batas pekarangan hendaknya dipergunakan pagar
hidup yang cepat tumbuh, banyak cabang, kuat dan lebat, tanah pangkas dan bermanfaat banyak,
misalnya : beluntas bisa dipakai untuk obat dan lalap, tanaman puring, mongkokun, kedondong,
belimbing dan lain sebagainya

D. POTENSI PENGEMBANGAN

Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi


dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:

1. Tanaman pangan:

a. Sayuran buah seperti cabai besar, cabai rawit, kapri, kecipir, tomat, buncis,kacang panjang, terong ,
mentimun , pare dan paprika .

b. Sayuran daun seperti kangkung, caisim, bawang daun, bayam, kubis, kemangi, seledri, selada, sawi,
dan talas daun.

c. Sayuran bunga seperti kol, brokoli dan bunga papaya

d. Sayuran umbi seperti wortel, kentang, bawang merah dan bawang putih, bawang bombay, dan lobak
serta tanaman bumbu dan empon-emponan seperti temu kunci, kencur, serai, lengkuas dan kunyit
yang masih termasuk tanaman sayuran umbi-umbian

e. Tanamanbuah-buahan, obat-obatan, tanaman hias;

2. Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pendaging

3. Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dan lain-lain.

Diposkan oleh pangerang di 02.00

http://budidayaagronomispertanian.blogspot.com/2013/06/optimalisasi-pemanfaatan-lahan.html

akses 9 sept 2015


Cara Menanam Hidroponik Menggunakan
Botol Bekas Di Pekarangan
April 18, 2015 admin Leave a comment

Cara menanam hidroponik


menggunakan botol bekas sangat gampang dilakukan. Anda hanya perlu menyiapkan bahan
untuk menanam hidroponik dengan botol bekas. Menanam dengan sistem hidroponik
menggunakan botol bekas mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan menanam
dengan media tanah, diantaranya tanaman hidroponik dapat tumbuh dengan baik tanpa
memerlukan perawatan khusus, walaupun barang yang digunakan hanya dari barang bekas
yang sudah tak terpakai. Dengan memanfaatkan barang bekas anda sedikitnya telah membuat
sebuah langkah demi membantu menjaga lingkungan, daripada botol cuma jadi sampah cuma
akan mengotori lingkungan saja karena susah terurai. Apalagi jika dibakar polusinya akan
mencemari udara.

Cara menanam hidroponik menggunakan botol bekas dapat dilakukan dengan mudah,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan botol bekas yang akan dipakai
terlebih dahulu. Selanjutnya bersihkan botol bekas itu dengan dicuci. Setelah benar-benar
bersih jemur botol sampai kering. Langkah selanjutnya adalah memotong botol menjadi dua
bagian, potongan botol bagian atas dibalik hingga tutup botol berada di bawah, lalu lepas
tutupnya. Kemudian potongan atas dilem dengan botol bagian bawah, setelah merekat bagian
bawah diisi dengan air. Beri sumbu bagian atas dari kain sampai melewati tutup botol,
dengan daya kapilaritas kain bagian atas botol akan mengalir ke atas.

Cara menanam hidroponik menggunakan botol bekas selanjutnya mempersiapkan bibit


tanaman yang akan ditanam. Setelah bibit tanaman telah siap kemudian letakkan bibit
tanaman pada botol yang telah dibuat. Letakkan bibit yang akan ditanam di atas sumbu kain
yang telah basah pada botol. Agar bibit tanaman dapat tegak berdiri gunakan bantuan sedikit
kerikil dan pasahan kayu atau kulit gabah yang telah dibakar.

Cara menanam hidroponik menggunakan botol bekas selanjutnya adalah dengan


menempatkan botol yang sudah tertanami tanaman tersebut ditempat sejuk yang tak secara
langsung terkena paparan sinar matahari, jika terpapar secara langsung akan menimbulkan
tumbuhnya lumut pada botol yang dapat mengurangi nutrisi bagi tanaman. Jika tanaman yang
ditanam merupakan tanaman rambat maka buatlah sebuah rambatan menggunakan bilah kayu
atau bambu yang berdiri tegak.

Description: Cara menanam hidroponik menggunakan botol bekas sangat mudah untuk
dilakukan. Hanya perlu ketelatenan dan kesabaran, sebuah sistem tanam dengan hidroponik
dapat diwujudkan dengan biaya murah.

http://caramenanamhidroponik.com/2015/04/cara-menanam-hidroponik-menggunakan-botol-
bekas-di-pekarangan/ akses 9 sept 2015-09-09
CARA MENANAM CABE DALAM POT SECARA HIDROPONIK

Salah satu tanaman untuk keperluan bumbu dapur yang sebaiknya


ditanam di rumah sebagai tanaman pot adalah cabe. Semua jenis
cabe merah dapat di tanam dalam pot, baik cabe rawit, cabe
merah kriting, dan paprika.

Agar cabe tersebut memiliki hasil yang baik maka sebaiknya


tanaman cabe dalam pot ini kita budidayakan secara
hidroponik. Menanam cabe secara hidroponik skala keperluan
rumah tangga pasti akan lebih banyak hasilnya daripada menanam
cabe dengan media tanah saja.
Memang kekurangan menanam cabe secara hidroponik ini adalah di
sisi perawatan, kita harus secara rutin mengontrol kadar air
dan memberi pupuk (nutrisi) secara teratur.

Berbeda halnya dengan menanam cabe pada media tanah saja,


dimana akar-akar cabe dapat menyerap air dan nutrisi dari
lingkungannya yang bisa dikatakan tersedia sepanjang waktu
dalam kadar yang terbatas.

Langkah-langkahnya adalah :

1. Media Tanam

Siapkan wadah media tanam, wadah ini bisa saja pot bunga,
kaleng bekas, ember bekas atau plastik polibek.

Wadah ini gunanya hanya untuk menampung media tanam secara


hidroponik yang akan kita lakukan.

2. Sabut Kelapa

Siapkan sabut kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu,


hancurkan sabut kelapa tersebut hingga ukurannya kecil-kecil
(kurang lebih 1/2 cm).

Sabut kelapa ini gunanya untuk menyimpan air dan unsur hara
untuk tanaman cabe secara hidroponik.
3. Serbuk Gergaji/SekamSiapkan serbuk gergaji atau sekam,
kegunaanya sama saja dengan sabut kelapa, kita menambahkannya
hanya untuk mendiferfikasi media tanam saja.

4. Kerikil/pasir

Siapkan kerikil, kegunaan kerikil pada sistem tanaman cabe


hidroponik adalah untuk menjadi tempat merekatnya akar atau
memperkokoh tanaman cabe.

Selain kerikil bisa juga digunakan pasir, namun saya lebih


menganjurkan kerikil karena kerikil akan lebih memberi space
untuk pergerakan akar dalam mencari makanan di sekitar wadah.

Sebelumnya kita asumsikan bahwa bibit cabe telah kita semai


sebelumnya di tempat penyemaian.

Isi dasar dari wadah dengan sabut kelapa terlebih dahulu,


selanjutnya isi wadah tanaman cabe hidroponik dengan campuran
serbuk gergaji + sabut kelapa + kerikil (dicampur secara
merata).

Perbandingannya 1:1:1.
Kemudian isi lagi wadah dengan sabut kelapa saja,Lapisan
terakhir di lapisan paling atas isi wadah dengan kerikil
saja, gunanya untuk mengurangi penguapan pada tanam
hidroponik.
Biarkan wadah tersebut di tempat yang teduh selama sehari
semalam (sebaiknya dibawah pohon atau pagar hidup)

Setelah itu siram media hidroponik dengan air yang telah


dicampur nutrisi.

Menanam cabe secara hidroponik hasilnya sudah dipastikan akan


lebih banyak bila dibandingkan dengan kita menanam cabe secara
tradisional.

Menanam secara hidroponik berarti kita melengkapi nutrisi


tanaman tersebut secara instan bagi tanaman sehingga semua
unsur hara untuk pertumbuhan dapat diserap dengan sempurna.

Cara hidroponik sederhana ini juga bisa dilakukan untuk


menanam tomat dan Paprika.

Griya Hidroponikku menjual berbagai macam peralatan dan


perlengkapan Hidroponik dengan harga murah dan eceran untuk
para Pemula Hidroponik.
Griya Hidroponikku menyediakan Aneka Benih Sayur, Bunga, Buah
dan Herbal

http://griyahidroponikku.blogspot.com/2015/01/cara-menanam-cabe-dalam-pot-secara.html

yulia karly januari 2015

Budidaya Cabai dengan Hidroponik System Sumbu


Budidaya cabai secara hidroponik adalah suatu hal yang bermanfaat untuk beberapa kalangan.
Selain buah cabai banyak dibutuhkan oleh masyarakat, tampilan pohon cabai ketika berbuah dan
berwarna merah cukup membuat kita tak bosan untuk melihat tanaman tersebut.

Budidaya cabai secara hidroponik yang saya bahas kali ini menggunakan sistem wick atau sumbu.
Budidaya dengan cara hidroponik sama hasilnya dengan bertanam secara organik. Karena selama
kebutuhan hara tercukupi, pastinya tanaman apapun akan menghasilkan buah yang optimal. Dan
sistem hidroponik ini memiliki keuntungan tidak perlu repot menyiram tanaman. Bagaimana cara
budidaya cabai dengan sistem hidroponik? dibawah ini saya tampilkan skema yang saya copy dari
(Om Adri Aji).
Dalam Skema tersebut anda memiliki alternatif untuk menggunakan peralatan seperti sterofoam,
dengan biaya yang minim dan memanfaatkan barang bekas anda bisa budidaya cabai secara
hidroponik dengan kaleng plastic bekas cat tembok dan pot bekas ukuran hampir sama. kita lihat
langsung gambarnya
dengan melihat gambar di atas, kita bisa memanfaatkan dua hal yaitu cara bertanam yang mudah
dan memanfaatkan barang bekas. Memang penampakan luar kurang menarik, jika ingin menarik
anda harus mengeluarkan uang sedikit untuk membeli cat.

Pasti ada yang bertanya mengapa ada batu dalam media tanam? itu bukan batu tapi cor-coran
semen untuk penyangga tanaman. untuk media tanam tetap menggunakan arang sekam sebagai
cara budidaya cabai dengan cara hidroponik.

sekian artikel kami


Bertanam Hidroponik itu menyenangkan !
sumber: denmas-kenthus.blogspot.com

http://ber-tanamhidroponik.blogspot.com/2014/08/budidaya-cabai-dengan-hidroponik-system.html

Cara Menanam Tomat Hidroponik


Standard

Cara Menanam Tomat Hidroponik

Menanam dengan cara hidroponik tidaklah sesulit dan semahal yang anda bayangkan, modal utama
yang anda butuhkan adalah kemauan dan semangat untuk mencoba. Kali ini kita akan belajar
menanam tomat dengan memanfaatkan botol-botol plastik bekas.

Langkah pertama tentu saja, dengan mengumpulkan beberapa botol plastik bekas air mineral ukuran
1500ml, sesuai kebutuhan. Potong botol-botol tersebut hingga menjadi dua bagian.

Pilihlah bibit tomat yang baik, sekedar saran, belilah bibit di toko pertanaian, pilihlah bibit unggul
atau hibrida, hasilnya akan lebih memuaskan.

Semailah benih tomat tadi, gunakan cocopeat sebagai media semai, rawatlah dengan baik hingga
berumur +/- 21-28 hari. Bibit siap dipindah tanam.
Tray untuk penyemaian bibit menggunakan media Cocopeat

Hati-hati dalam memindahkan bibit yang siap tanam, usahakan agar akarnya jangan sampai rusak
atau putus, rendam terlebih dulu bibit tadi kedalam air, goyang-goyangkan hingga cocopeatnya
terlepas dalam air. Gunakan busa untuk penjepit tanaman tomat dan masukkan akarnya kedalam
botol plastik yang sudah dipotong tadi ( lihat gambar dibawah )

Tanaman Tomat dipindah ke botol plastik

Posisi akar jangan sampai terendam seluruhnya, berikan sedikit jarak dengan air nutrisi agar akar
dapat bernafas. Untuk menghindari tumbuhnya lumut didalam nutrisi, tutuplah botol plastik tadi
dengan plastik hitam, atau bisa juga diberi cat warna putih.
Tanaman Tomat yang sudah siap ditanam

Setelah beberapa hari, tomat akan tumbuh semakin membesar sehingga penyerapan nutrisi dan air
semakin banyak, jadi untuk mengurangi kesibukan mengisi dan mengecek nutrisi satu persatu dalam
botol, maka tomat dipindahkan kedalam satu tempat yang lebih besar, disini saya menggunakan
talang air pvc. Karena botol plastik sangat ringan, maka perlu diisi media pemberat supaya tidak
terbang ditiup angin.
Tanaman yang sehat mempunyai akar yang baik

Lakukan pengecekan nutrisi secara berkala, kepekatan dan kadar pH. Sesuaikan dengan kebutuhan
tanaman, agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Tempatkan tanaman tomat tersebut
ditempat yang terkena sinar matahari langsung.
Tomat dalam talang air

Setelah 35 – 40 hst tanaman tomat sudah mulai muncul bakal bunga, pasanglah tali sebagai bantuan
tanaman tomat untuk tetap berdiri tegak.

Umur 35-40 Hst mulai muncul bakal bunga

Dalam beberapa hari bunga akan berubah menjadi buah, lakukan perawatan dengan baik, pada
masa berbuah tanaman membutuhkan nutrisi yang banyak, sehingga nutrisi didalam talang akan
cepat berkurang dan habis. Tambahkan atau gantilah nutrisi dengan nutrisi yang baru/fresh.
Tomat yang sudah berbunga

Umur 65-75 Hst tomat sudah siap untuk dipanen, pilihlah buah yang sudah mulai berubah
warna menjadi merah.
Tomat siap untuk dipanen

Tomat segar, siap dinikmati

https://harusketemu.wordpress.com/tag/cara-menanam-tomat-hidroponik/

primaherianto 2015
Senin, 02 Desember 2013

Menanam bawang merah dengan sistem hidroponik

M
e
n
a
n
a
m

b
a
w
a
n
g

m
e
r
a
h

s
e
c
a
r
a

h
i
d
r
o
p
o
n
i
k
Bawang merah sebenarnya adalah tanaman dataran rendah dan dataran
sedang. Tidak begitu banyak membutuhkan air, tapi sangat butuh sinar
matahari yang cukup. Bawang merah paling sering digoncang kenaikan
harga, karena hampir setiap hari kita pakai bawang merah. Di desa saya
di Muntilan, tidak ada yang menanam bawang merah, jadi sy berinovasi
sendiri menanam dan memperbanyak bawang merah yg tadinya hanya
berasal dari 1/2 kg umbi bawang saja.. Pegawai2 jadi senang bisa
belajar bersama menanam bawang merah. Saya memakai nutrisi
hidroponic AB mix yang standar(nutrisi sayur) Sistem masih manual
"gayunghttps://www.facebook.com/groups/870483186342977/?ref=boo
kmarks ponik" krn dia nggak suka terlalu basah, jadi hanya pagi dan
sore saja, kecuali puanas sekali dan metan jadi kering, jam 11 diguyur
dikit.
Jika ada ilustrasi ini yang gak cocok sm para pakar bawang, sy bersedia
tukaran ilmu, lah namanya juga belajar ya.
http://rumahhydroponic.blogspot.com/2013/12/menanam-bawang-merah-dengan-sistem_2.html

rumah hydroponic

Anda mungkin juga menyukai