Ashwin Sasongko
PENGARAH
Firmansyah Lubis
Pancat Setyantana
TIM PENYUSUN
Muhammad Arief
Dwi Handoko
Gunarso
Sri Saraswati W. W.
Kusnanda Supriatna
TIM TEKNIS
Didi Sukyadi
Agung Basuki
Website : http://www.aptika.kominfo.go.id/
Buku ini disusun sebagai pedoman untuk mencapai solusi integrasi sistem
elektronik antar instansi pemerintah melalui Tata Kelola dan Tata
Laksana Interoperabilitas Sistem Elektronik Pemerintah dalam wujud
implementasi teknologi Government Service Bus (GSB) secara Nasional.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan buku pedoman ini, semoga
bermanfaat bagi seluruh instansi pemerintah di Indonesia.
Direktur e-Government,
iii
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
iv
4 TATA LAKSANA GSB NASIONAL ................................................... 24
v
5.4.5 Pelaporan Keamanan........................................................70
6 PENUTUP .................................................................................. 75
LAMPIRAN ..................................................................................... 77
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1. Gambaran Umum Pertukaran Data dalam GSB Nasional. .... 3
Gambar 5-12. Diagram Alur Monitoring dan Perawatan Sistem GSB. .... 54
Gambar 5-13. Diagram Alur Backup dan Recovery Sistem GSB. ........... 56
vii
Gambar 5-16. Manajemen Keamanan GSB. .......................................62
viii
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
ix
berkomunikasi satu sama lain melalui sebuah
protokol yang sudah terstandardisasi untuk
memudahkan integrasi service baru serta
penyusunan ulang kumpulan service yang
disebabkan proses bisnis yang berubah
x
1 PENDAHULUAN
Salah satu kriteria informasi yang baik menurut praktik baik TIK yang
ada adalah adanya integritas data, dimana data yang seharusnya sama
akan terdefinisikan dan benar-benar sama dimanapun data itu
disimpan/digunakan.
Dalam data yang dikelola pemerintah, adanya kebutuhan data yang sama
di lintas instansi pemerintah adalah suatu keniscayaan. Idealnya data
yang sama mempunyai akurasi yang sama, karena penggunaan data
bersama adalah suatu keniscayaan dalam pemerintahan. Contohnya
adalah data penduduk, penting untuk digunakan bersama lintas instansi
pemerintah karena merupakan data dasar dan data strategis dalam
pengambilan keputusan di banyak instansi. Oleh karenanya penggunaan
data penduduk yang sama adalah suatu keniscayaan.
1
dengan pencapaian tujuan organisasi, pengelolaan sumber daya, dan
manajemen risiko. Untuk itu mekanisme tata kelola adalah berupa
penentuan kebijakan, pengarahan serta monitoring dan evaluasi terhadap
proses-proses tata kelola, yang mencakup perencanaan, manajemen
belanja/investasi, realisasi sistem, pengoperasian dan pemeliharaan
sistem. Adapun aspek-aspek tata kelola selain kebijakan dan peraturan
adalah kelembagaan atau organisasi, sumber daya (termasuk sumber
daya manusia) serta proses dan prosedur.
2
2 GOVERNMENT SERVICE BUS NASIONAL
Secara garis besar, fungsi dari sebuah GSB adalah sebagai berikut:
3
• GSB Nasional melakukan transformasi data sesuai standar antara
penyedia layanan dan pengguna layanan
• GSB Nasional berfungsi sebagai choreographer yang menangani
permintaan data dari pengguna layanan dan meneruskannya ke
penyedia layanan
• GSB Nasional melakukan monitoring dan pelaporan atas
permintaan dari pengguna layanan dan penyedia layanan.
4
2.2 LINGKUP PANDUAN GSB NASIONAL
Oleh karena itu, seluruh kebijakan, panduan dan standar yang terdapat
dalam buku ini harus diikuti oleh semua pihak yang terkait dengan
pemerintah, seperti misalnya:
Disamping itu, semua proyek e-Government yang dibiayai oleh pihak luar
atau donor juga harus mengikuti kebijakan, panduan dan standar yang
terdapat dalam buku ini.
Buku panduan ini tidak mengatur teknologi yang digunakan pada sebuah
GSB, tapi kebijakan pertukaran data dan standar teknologi yang
disepakati. Penggunaan jenis teknologi diserahkan pada masing-masing
Kementerian/Lembaga dan pemerintah pusat / daerah sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
5
Bagi para pengelola GSB atau layanan web yang sudah berjalan, agar
dapat melakukan pertukaran data dengan GSB Nasional, perlu
dikembangkan adapter dengan mengikuti standarisasi pertukaran data,
serta mengembangkan tatakelola GSB sesuai dengan yang terdapat
dalam buku panduan ini.
- GSB Nasional
6
Adapun komponen-komponen yang terhubung ke GSB Nasional dapat
terdiri dari:
Komponen-komponen dari GSB Nasional, GSB sektoral K/L dan GSB Lokal
Pemerintah Daerah, terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut:
- Service Register
- Service Routing
- Adapter
- Gateway
- Choreographer
- Security
- Metadata
- Compliance tools
7
Service Routing: berfungsi untuk melakukan routing dan transformasi
dari berbagai format pesan, jika dibutuhkan. Routing dapat dilaksanakan
berdasarkan content-based routing, rules-based routing, policy-based
routing.
8
Sistem Government Service Bus Nasional adalah suatu sistem yang
menyediakan layanan integrasi data, baik untuk penyedia data atau
sumber data maupun untuk pengguna data.
Dengan kata lain, sistem Government Service Bus Nasional dapat pula
digambarkan sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa elemen
pengguna (aktor) yang berinteraksi satu sama lain menggunakan fungsi-
fungsi interoperabilitas GSB Nasional.
1. Pengguna
2. Pengelola
9
3. Fungsionalitas GSB
§ Pengelolaan pemanfaatan/akses
§ Pengelolaan Metadata
10
3 KELEMBAGAAN DAN ORGANISASI
GOVERNMENT SERVICE BUS NASIONAL
Lembaga Operasional GSB Nasional merupakan lembaga pemerintah
yang bertugas memberikan pelayanan interoperabilitas data antar
berbagai institusi/lembaga pemerintah; maupun pelayanan
data/informasi tertentu untuk publik atau masyarakat pada umumnya.
Untuk itu Lembaga Operasional GSB Nasional menjalankan fungsi sebagai
berikut :
11
3.1 STRUKTUR KELEMBAGAAN GSB NASIONAL
Untuk itu, unit ini dipimpin oleh pejabat setingkat menteri yang dalam
menjalankan fungsinya dapat di delegasikan kepada seorang pejabat
minimal setingkat Eselon 2, yang diharapkan dapat merencanakan,
memimpin, menetapkan kebijakan, sampai dengan membina dan
mengkoordinasikan unit dibawahnya.
12
Gambar 3-2. Unit Strategis Pengelola Kebijakan dan Pedoman GSB.
Untuk itu, unit ini dipimpin oleh seorang pejabat setingkat eselon I, yang
dalam menjalankan fungsinya dapat di delegasikan kepada seorang
pejabat minimal setingkat eselon 3, yang diharapkan dapat
melaksanakan atau mengoperasikan GSB Nasional, serta menyusun
standar-standar operasi yang diperlukan dalam menunjang
interoperabilitas data.
13
Gambar 3-3. Unit Pelaksana Operasional GSB Nasional
14
3.2 TUGAS POKOK DAN FUNGSI KELEMBAGAAN NASIONAL
Tugas Pokok :
§ Sosialisasi kebijakan.
15
3.2.2.1 Manajemen Implementasi dan Compliance
16
3.2.2.2 Standar Teknis dan Keamanan
o Standar Aplikasi/Bisnis.
o Standar Jaringan.
17
Dengan demikian sub-unit Standar Metadata ini memiliki fungsi sebagai
berikut :
18
Adapun peserta dari Forum Komunikasi GSB antara lain, unit pengelola
GSB dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pengelola GSB
Sektoral dan GSB Lokal, Kementerian/Lembaga Pemerintah Penyedia
Data dan Kementerian/Lembaga Pemerintah Pengguna Data, baik di
tingkat pusat maupun daerah.
- Dan sebagainya.
19
3.3.1 Struktur Kelembagaan
20
Gambar 3-4. Unit Pelaksana Operasional GSB Sektoral/Lokal
21
§ Melakukan koordinasi dan konsolidasi data dengan pelaksana GSB
Nasional sehingga direktori layanan nasional selalu terkinikan
Keberadaan GSB sektoral dan GSB lokal ini perlu didaftarkan dan
diintegrasikan secara nasional sehingga keberadaan GSB-GSB inipun
dapat diketahui dan dimanfaatkan oleh instansi pemerintah lainnnya.
Dalam hal ini GSB nasional menjadi induk dari GSB sektoral dan GSB
22
lokal, yang mencatat keberadaan GSB-GSB tersebut beserta layanan-
layanan yang tersedia di dalamnya ke dalam direktori khusus.
23
4 TATA LAKSANA GSB NASIONAL
Diperlukan suatu aturan atau tata laksana GSB Nasional agar terbentuk
suatu mekanisme kerja sama interoperabilitas sistem elektronik
pemerintah di tingkat nasional, khususnya dalam hal pertukaran atau
bagi pakai data, diantara instansi atau lembaga pemerintah, baik sebagai
pemilik data maupun pengguna data, baik instansi pemerintah ataupun
warganegara yang mempunyai hak untuk mendapatkan layanan data.
24
menjembatani antara instansi-instansi penyedia data yang menyediakan
layanan web dengan instansi-instansi pengguna.
25
Secara garis besar pengelolaan GSB di tingkat Nasional dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
§ Manajemen Keamanan
• Manajemen Metadata
GSB Lokal adalah suatu kelembagaan GSB di tingkat yang lebih rendah
atau lingkup yang lebih sempit, misalnya GSB yang melayani pertukaran
data antar lembaga di sektor tertentu, seperti sektor pendidikan,
kesehatan, perbankan dan sebagainya, maupun GSB yang melayani
beberapa lembaga di wilayah tertentu, seperti pemerintah daerah di
regio, propinsi atau kabupaten/kota tertentu.
28
Persyaratan keanggotaan berbeda untuk masing-masing bentuk
keanggotaan.
29
instansi pemerintah lainnya. Layanan-layanan yang di miliki oleh GSB
tersebut perlu dikonsolidasikan oleh GSB Nasional, yang menjadi induk
dari GSB Sektoral/Lokal tersebut. Layanan-layanan dari GSB
Sektoral/Lokal, dicatat pada GSB Nasional, pada sebuah direktori khusus
yang dapat di akses oleh seluruh pengguna GSB Nasional. Jika instansi
pengguna layanan ingin memperoleh akses layanan dari penyedia
layanan yang terdaftar di dalam GSB Sektoral/Lokal, pengguna dapat
mendaftar langsung ke GSB terkait. Persetujuan akses terhadap layanan
yang diminta menjadi tanggung jawab dari GSB Sektoral/Lokal yang
bersangkutan untuk ditindak lanjuti .
30
teknologi yang dapat menjalankan proses sinkronisasi data dari GSB
Sektoral/Lokal dan GSB Nasional.
Komunikasi antar GSB tidak terlepas dari konsep layanan web dan
interoperabilitas antar sistem informasi, salah satunya adalah untuk
sinkronisasi data. Seperti kita ketahui secara teknis layanan web memiliki
mekanisme interaksi antar sistem sebagai penunjang interoperabilitas,
baik berupa agregasi (pengumpulan) maupun sindikasi (penyatuan).
Dengan kata lain layanan web memiliki layanan terbuka untuk
kepentingan integrasi data dan kolaborasi informasi yang bisa di akses
melalui internet.
31
5 TATA LAKSANA GSB SEKTORAL/LOKAL
Walaupun cakupan layanan GSB Sektoral/Lokal lebih sempit dari pada
GSB Nasional, tetap diperlukanlah tata kelola dan tata laksana tersendiri
agar dapat menjamin terjadinya kerja sama dan pertukaran data antar
instansi. Selain itu, dari segi skalabilitas, sangat dimungkinkan terjadinya
penyediaan layanan pertukaran data yang cukup massif di tingkat
sektoral/lokal. Hal ini sangat bergantung pada kapabilitas, kebutuhan
hingga kapasitas pengelolaan yang diperlukan untuk dapat menjembatani
keperluan instansi-instansi penyedia dan pengguna data.
Bab ini akan membahas manajemen tata laksana GSB Sektoral atau
Lokal, sehingga terbentuk kerja sama antar instansi pemerintah dan
pertukaran data antar pemilik data dan juga pengguna layanan data, baik
instansi pemerintah ataupun warganegara yang mempunyai hak untuk
mendapatkan layanan data, di lingkup yang lebih kecil, misalnya di sector
perbankan, sector kesehatan, atau daerah propinsi atau kabupaten
tertentu.
32
§ Manajemen Administrasi Sistem, menjaga fungsionalitas sistem
33
Dalam teknisnya, untuk dapat mengakses layanan data pada layanan
web, anggota mengajukan permohonan pada pengelola layanan web
untuk dapat mengakses layanan/metode yang ada. Unit pelaksana GSB,
dalam hal ini melakukan fungsi pengelolaan Hak Akses dari para anggota
dalam memanfaatkan layanan web yang ada.
34
Dengan demikian, manajemen pemanfaatan akses GSB dapat
dikelompokkan menjadi beberapa proses berikut, sebagaimana terlihat
pada gambar diatas :
5.1.1 Keanggotaan
35
Dalam Keanggotaan GSB, terdapat beberapa jenis tipe anggota,
diantaranya anggota yang memanfaatkan layanan dari layanan web dan
anggota yang memberikan layanan web.
36
Gambar 5-3. Diagram Alur Pengelolaan Keanggotaan GSB.
37
2. Manajer penyedia layanan web menerima permohonan dari
anggota, untuk diverifikasi dan diberikan hak aksesnya.
38
5.1.3 Pengelolaan Hak Akses
40
Adapun langkah-langkah dalam pelaporan penggunaan layanan web
adalah sebagai berikut :
Salah satu komponen penting dalam pengelolaan layanan layanan web ini
adalah pengelolaan direktori atau katalog yang tersedia bagi pengguna
GSB yang berisi informasi atau daftar layanan layanan web GSB yang
tersedia.
41
Secara garis besar manajemen pengelolaan layanan web terbagi menjadi
beberapa proses berikut :
- Proses Pengelolaan Anggota dalam hal ini Anggota Penyedia
layanan web, yang bertujuan melakukan pengelolaan administratif
keanggotaan institusi/lembaga penyedia data atau layanan web.
- Proses Pengelolaan layanan web, yang bertujuan untuk melakukan
pengelolaan administratif layanan web dalam GSB, antara lain
pendaftaran sampai dengan pengembangannya.
- Proses Pengelolaan Direktori atau katalog layanan, yang bertujuan
untuk menyusun dan mengelola direktori layanan web yang ada.
- Proses Pelaporan kinerja, yang bertujuan untuk menyajikan laporan
statistik dan analisis kinerja dari penyediaan layanan (service) GSB
serta dilihat dari berbagai aspek layanan yang diberikan GSB.
42
5.2.1 Pengelolaan Penyedia Layanan Web
Untuk itu, hal penting yang dilakukan dalam proses ini adalah
memastikan bahwa penyedia data atau Layanan Web adalah pihak yang
berwenang, dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap keberadaan fisik
dan legalitas atau kewenangan penyedia data atau Layanan Web yang
bersangkutan. Dengan demikian diharapkan bahwa data yang
dipertukarkan melalui layanan GSB dapat terjamin keabsahannya.
43
Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan anggota penyedia Layanan
Web GSB adalah sebagai berikut :
44
5.2.2 Pengelolaan Layanan Web
Untuk itu proses penting dalam pengelolaan Layanan Web ini adalah
melakukan pemeriksaan atau verifikasi teknis terhadap layanan yang
didaftarkan.
45
Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan Layanan Web GSB adalah
sebagai berikut :
46
7. Admin System memberitahu Manajer pengelola Layanan Web
mengenai hasil verifikasi teknis, untuk selanjutnya diberitahukan
kepada pendaftar atau pemohon Layanan Web.
47
4. Bila permasalahan tidak pada pada sistem GSB, Admin System
akan menotifikasi Manajer pengelola direktori untuk ditindak-lanjuti
dengan menghubungi Anggota penyedia layanan terkait.
48
Adapun laporan kinerja yang diberikan antara lain :
49
Hal ini memungkinkan Layanan Web yang telah didaftarkan menjadi tidak
tersedia lagi karena penyedia Layanan Web telah mematikan sistem
Layanan Web tersebut, dan pengguna tidak dapat mengakses layanan
yang ada. Dalam hal ini administrator GSB harus segera menghapus
Layanan Web yang telah dihentikan layanannya dari daftar Layanan Web
yang tersedia, sehingga pengguna dapat segera mengetahui bahwa
layanan sudah tidak tersedia.
Hal ini juga berlaku jika terjadi perubahan antarmuka Layanan Web di
dalam salah satu Layanan Web yang telah didaftarkan. Administrator GSB
harus segera mengubah di dalam daftar layanan yang ada sehingga
antarmuka Layanan Web yang baru dari penyedia Layanan Web yang
melakukan perubahan tersebut dapat terpublikasi. Pengguna Layanan
Web yang mempunyai hak akses terhadap Layanan Web yang terjadi
perubahan antarmuka harus segera diinfomasikan mengenai terjadinya
perubahan antarmuka di dalam Layanan Web yang dia gunakan. Dengan
demikian pengguna akan selalu mendapat informasi terkini tentang
Layanan Web yang tersedia di dalam sistem GSB.
Jika integrasi layanan Layanan Web melalui GSB ini telah terbentuk,
maka dapat dipastikan lalu lintas pertukaran data yang terjadi akan
sangat besar. Sehubungan dengan ini sistem GSB harus dapat
memonitor jalannya sistem sehingga jika terjadi kejanggalan atau error,
segera dapat dilakukan pemecahannya segera mungkin dan sistem dapat
tetap berjalan secara normal.
Idealnya layanan GSB adalah tersedia tanpa henti yaitu 24 jam sehari, 7
hari dalam seminggu. Apalagi jika instansi pengguna dan penyedia
Layanan Web telah banyak sehingga layanan tanpa henti akan sangat
diharapkan oleh semua anggota GSB. Di sisi lain, setiap sistem ICT selalu
50
memerlukan tindakan perawatan, baik dari segi perangkat keras maupun
sistem itu sendiri.
Perangkat keras dan sistem yang digunakan di dalam setiap sistem ICT
tidak dapat dijamin seratus persen dapat beroperasi sepanjang waktu
yang diinginkan. Seringkali di saat yang sangat dibutuhkan, muncul
kerusakan pada salah satu peralatan sehingga layanan terganggu atau
bahkan terhenti sama sekali. Selain itu ketersediaan daya listrik juga
tidak dapat dijamin tersedia 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Dalam ini
tata laksana backup dan recovery harus didefinisikan dan dijalankan
dengan benar sehingga administrator dapat mengembalikan sistem ke
keadaan semula dengan segera jika terjadi kerusakan atau gangguan.
Jadwal dan prosedur backup harus dilakukan secara teratur sehingga
sistem dapat dikembalikan ke keadaan semula dan meminimalisir
kehilangan data jika terjadi kerusakan atau gangguan sistem.
51
Terkait hal-hal tersebut di atas, secara umum manajemen administrasi
sistem terdiri dari tiga bagian utama yaitu perawatan sistem, pengelolaan
data, dan pengembangan sistem, seperti terlihat di dalam gambar
berikut.
52
tingkat 1 yang sudah memiliki salinan data di didalam disk secara
otomatis. Beberapa tindakan perlu dilakukan untuk menjaga kinerja dan
tingkat ketersediaan yang tinggi terhadap sistem GSB, di antaranya
adalah :
53
sebagai salah satu bahan untuk membuat evaluasi, catatan error,
dan laporan statistik dari sistem GSB.
54
e. Melakukan upgrade sistem
Jika sistem GSB baru telah selesai dikembangkan dan diuji, sistem
administrator harus segera meng-upgrade sistem yang sedang
berjalan agar layanan GSB terkini dapat diberikan kepada
pengguna.
55
Gambar 5-13. Diagram Alur Backup dan Recovery Sistem GSB.
56
simpan ke dalam basis data tersendiri di dalam sistem GSB, sehingga
hasil kueri pengguna ke suatu Layanan Web akan tersimpan di dalam
basis data tersebut. Di kemudian hari, jika ada pengguna yang
mengakses suatu Layanan Web dengan perintah permintaan yang sama,
tetapi pada saat tersebut Layanan Web sedang bermasalah maka sistem
GSB dapat memberikan hasil dari basis data tersebut. Tentu saja hasil
tersebut harus diberi catatan bahwa kemungkinan hasil tidak akurat
karena merupakan caching dari kueri sebelumnya. Jika anggota dan
penyedia Layanan Web sudah cukup banyak, dapat dipastikan akan
terjadi pertukaran data yang intensif dengan kuantitas yang besar.
Akibatnya data yang terbentuk sangat dinamis, sehingga harus dikelola
dengan baik agar data yang tersedia tetap sahih dan merupakan data
yang termutakhirkan.
57
Gambar 5-14. Diagram Alur Perawatan Data.
Peningkatan sistem GSB yang ada dapat dipicu dari berbagai hal seperti
ditemukannya bug baik oleh pengguna ataupun administrator, kebutuhan
tambahan modul oleh pengguna, kebutuhan peningkatan kinerja,
penyesuaian sistem dengan standar baru yang berlaku, dan lain-lain.
58
Pengembangan yang dipicu oleh ditemukannya bug merupakan kejadian
yang insidentil namun perlu perbaikan dengan segera untuk menjamin
kelancaran sistem.
59
- Sistem yang baru ini selanjutnya diterapkan untuk menggantikan
sistem GSB yang lama.
60
- Trust: sebuah sistem yang aman harus dapat menjawab
pertanyaan “Apakah kita setuju untuk bekerja sama?”
61
Dengan mempertimbangkan aspek-aspek di atas, maka tata kelola
manajemen keamanan dikelompokkan menjadi beberapa proses berikut,
sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
62
pertukaran data untuk mencegah pemanfaatan data oleh pihak
yang tidak berhak.
63
b. Otorisasi penyedia dan pengguna layanan, sistem GSB harus dapat
menjamin bahwa penyedia atau pengguna memang berhak
melakukan apa yang dilakukannya saat ini. Beberapa cara dapat
digunakan untuk melakukan otorisasi penyedia atau pengguna
layanan, seperti misalnya penerapan kebijakan, control akses, atau
digital rights management dan banyak lagi cara lainnya.
65
dalam proses tersebut yang perlu diulang hanya proses-proses
yang pada saat terjadi permasalahan masih berjalan.
66
Gambar 5-18. Diagram Alur Proses Monitoring Transaksi.
67
- Hacker yang melakukan interupsi terhadap jalur komunikasi GSB.
- Dan lain-lain.
68
Gambar 5-19. Diagram Alur Penanganan Insiden.
69
keamanan yang sudah ada secara rutin dan dilakukan revisi jika
diperlukan.
Disamping itu juga perlu disusun kebijakan mengenai standar teknis yang
akan digunakan, seperti misalnya Standar Teknis Keamanan pada level
user (identifikasi, otentifikasi, password), data (metode enkripsi),
jaringan (keamanan jaringan), keamanan layanan GSB dan lain-lain.
70
- Mengumpulkan history tentang permasalahan keamanan yang
terjadi.
72
5.5.2 Tatalaksana Perubahan Metadata
73
3. Sub unit kerja Standar Metadata melakukan review terhadap
usulan tersebut.
74
6 PENUTUP
Demikian dokumen tata kelola ini disusun untuk dapat diterapkan.
Tatakelola yang dimuat dalam dokumen ini didesain bersifat umum,
mengingat pada saat dokumen ini dikembangkan penerapan GSB masih
dalam tahap inisiasi awal. Walaupun tatakelola dalam dokumen ini
bersifat umum, akan tetapi sudah mencangkup prosedur-prosedur yang
inti secara komperehensif untuk pengelolaan interoperabilitas data
pemerintah, diharapkan dapat menjadi panduan tatakelola dalam
operasional GSB. Tatakelola yang dimuat dalam dokumen ini memang
masih belum menyentuh hal-hal detail, seperti dokumen kerja yang
dihasilkan, formatnya ataupun pemetaan tugas dan tanggung jawab ke
struktur organisasi yang lebih detail ataupun hal-hal detail lainnya.
75
DAFTAR PUSTAKA
• Arief, M., Metadata serta Aplikasinya untuk Manajemen Situs Web
E-Government, Prosiding Seminar Teknologi untuk Negeri 2004
(STUN 2004), Jakarta Mei 2004
76
LAMPIRAN
Tabel 12. Use case Keamanan Penyedia dan Pengguna Data ............... 11
77
Tabel 1. Use case Keanggotaan.
1. Pengisian Instansi
Permohonan Pusat/
Keanggotaan Daerah/Publik
2. Verifikasi Manajer
Permohonan beserta
Data Penunjang
L-1
Langkah Aktor Alternatif Aktor
2. Memeriksa Manajer
Penggunaan Akses
Anggota
L-2
Tabel 4. Use case Pelaporan Penggunaan.
1. Permohonan Instansi
Pendaftaran/Pembaharuan Pusat/
L-3
Langkah Aktor Alternatif Aktor
4. Pemberitahuan Manajer
Penerimaan/Pembaharuan
Keanggotaan kepada
Pendaftar
5. Pemberitahuan Manajer
Penerimaan/Pembaharuan
Keanggotaan kepada Admin
System
6. Menambah/ Admin
Memperbaharui Data System
Keanggotaan
L-4
Tabel 6. Use case Pengelolaan Layanan Web.
5. Menambah/ Admin
Memperbaharui Data service System
L-5
Langkah Aktor Alternatif Aktor
L-6
Use case Aktor Alternatif Aktor
L-7
Langkah Aktor Alternatif Aktor
L-8
Langkah Aktor Alternatif Aktor
4. Memutakhirkan Admin
(update) data jika ada System
perubahan data
L-9
Langkah Aktor Alternatif Aktor
L-10
Tabel 12. Use case Keamanan Penyedia dan Pengguna Data
1. Melaksanakan Admin
otentikasi penyedia dan System
pengguna layanan
2. Melaksanakan Admin
otorisasi penyedia dan System
pengguna layanan
4. Menjamin Admin
confidensialitas transaksi System
L-11
Langkah Aktor Alternatif Aktor
L-12
Langkah Aktor Alternatif Aktor
1. Mengumpulkan Manajer,
history kasus keamanan Admin
yang terjadi System
L-13
Langkah Aktor Alternatif Aktor
L-14