Dalam pengukuran kelistrikan ada beberapa alat ukur yang kita gunakan. Untuk itu alat ukur
dipilah-pilah sesuai dengan fungsinya.
Amperemeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran arus, baik
arus AC ataupun arus DC. alat ukur ini biasanya dipasang secara seri terhadap
rangkaian/komponen yang akan diukur
Voltmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tegangan baik
tegangan AC atau tegangan DC. Alat ukur ini biasanya dipasang secara pararel
terhadap rangkaian/komponen yang akan diukur.
Gambar Voltmeter AC/DC, diambil dari http://www.utopiasilver.com
Ohmmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tahanan sebuah
komponen atau rangkaian atau resistor. alat ukur ini dipasang secara pararel terhadap
rangkaian/komponen yang akan diukur tahanannya
Gambar Ohmmeter diambil dari http://4.bp.blogspot.com
Tetapi pada umumnya kebanyakan para teknisi elektro, kelistrikan atau komputer lebih
senang menggunakan alat ukur yang dinamakan Multimeter/Multitester karena alat ukur ini
memiliki sifat multifungsional, dikarenakan dalam satu alat ukur bisa dikunakan sebagai
Voltmeter, Amperemeter, dan Ohmmeter.
Gambar Multimeter
Sebelumnya marilah kita mengenal terlebih dahulu bagian-bagian dari Multimeter analog di
atas melalui gambar di bawah ini :
Bagian-bagian Multimeter
Keselamatan kerja
Dalam menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan kita harus memperhatikan
manual book masing masing multimeter, yang dapat diringkas sebagai berikut :
Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam
saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting, dan akan merusak
multimeter.
Pembacaan jarum penunjuk harus tegak lurus. Pada saat melihat jarum penunjuk
jangan sampai bayangan jarum terlihat (untuk beberapa multimeter biasanya
disediakan cermin/kaca/mirror di antara skala), jika masih terlihat bayangan jarum
maka hasil penunjukan jarum kurang presisi (tepat).
Gunakan alas kaki yang terbuat dari bahan isolator (sandal, sepatu, keset, gelang anti
static (Anti-static Wrist Strap/Anti-static Wrist Band), sebagai pengaman jika terjadi
kejutan listrik (kesetruuum). Hindari penggunaan karpet sebagai isolator.
Rumus :
dimana :
VAC = Tegangan
BU = Batas Ukur
JP = Jarum Penunjuk
Kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN, diketahui tegangan PLN secara teori adalah
220VAC, maka langkah kerja-nya adalah
1. Masukkan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal com (-).
Mencolokkan probe sesuai dengan tempatnya
2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah
220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau
1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur).
Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250
3. Karena ini pengukuran AC, maka posisi penempatan probe bisa bolak-balik.
4. Colokkan kedua probe multimeter masing-masing pada lubang PLN (karena yang
diukur tegangan AC, tidak usah kuatir kalau terbalik).
Mengukur VAC PLN dengan BU = 250
Pilihlah SM (Skala Maksimum) yang akan digunakan, pada gambar multimeter di bawah ini
ada 3 pilihan SM (Skala Maksimum) yaitu : 10, 50, 250
Jika kita memilih SM (Skala Maksimum) = 250, maka skala yang dipakai adalah :
Sekarang tinggal membaca jarum penunjuk. Dari gambar di atas mari kita cuplik pada bagian
jarum penunjuk, seperti digambarkan di bawah ini :
Dari gambar di atas diketahui bahwa diantara 200-250 terdapat 10 strip, sehingga besar setiap
Karena bobot setiap strip = 5 maka dari cuplikan jarum penunjukan di atas dapat
digambarkan kembali :
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa JP (Jarum Penunjukan) =220. Sekarang kita
tinggal memasukkan dalam rumus.