Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PORTOFOLIO

KASUS BEDAH

APENDISITIS AKUT
Disusun oleh :
dr. Riskidio Aryo Hardianto

Pendamping :
dr. Lince Holsen
dr. Mey Indradewi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. TC HILLERS MAUMERE


KABUPATEN SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PERIODE FEBRUARI 2018-FEBRUARI 2019

Portofolio Bedah

Nama Peserta : dr. Riskidio Aryo Hardianto

Nama Wahana
Topik : :Apendisitis
RSUD dr. TC Tanggal (kasus): 2 Januari 2019
AkutHillers Maumere

Nama Pasien: Tn. A No. RM : 231893


Nama Pendamping :
Tanggal Presentasi : -
dr. Lince Holsen
dr. Mey Indradewi

 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka


 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa

 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil

 Deskripsi : Tn. A, 30 tahun, datang dengan nyeri perut kanan bawah.

 Tujuan : Menegakkan diagnosis apendisitis akut

Bahan bahasan :  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit

Cara membahas  Diskusi  Presentasi dan diskusi  Email  Pos


:
Data pasien : Nama: Tn. A Nomor Registrasi: 231893

Nama klinik: Bangsal Bedah Terdaftar sejak: 11 Agustus 2017


(Dahlia) RSUD dr. TC Hillers

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Riwayat Penyakit Sekarang

Empat hari SMRS pukul 18.00 WITA, pasien merasakan nyeri perut di sekitar ulu hati

dan sekitar pusar. Disertai mual, tidak ada muntah. Sifat nyeri tajam seperti ditusuk-tusuk,

terkadang terasa mulas dan kram-kram. Nyeri perut hilang timbul. Tidak disertai demam.

Buang air besar, buang air kecil, buang angin tidak ada keluhan. Pasien sempat datang ke IGD

RSUD Dr. TC Hillers Maumere pukul 22.00 WITA, diberikan obat injeksi Ranitidine 50mg,

injeksi Ketorolak 30mg kemudian diberikan obat pulang yaitu Sucralfat sirup 4 kali 1 sendok

makan, Domperidon tablet 3 kali 10mg. Sampai di rumah, pasien masih merasakan nyeri perut

hilang timbul.
Dua hari kemudian, timbul demam. Suhu berkisar 37.9◦C sampai 38.2◦C. Demam reda

saat pasien mengkonsumsi Paracetamol tablet 500mg. Nyeri perut masih dirasakan seperti hari

sebelumnya. Merasa mual, tanpa muntah.


Dua hari kemudian pukul 15.00 WITA pasien merasakan nyeri perut di daerah ulu hati,

pusar, terutama di perut kanan bawah. Demam dengan suhu 38.2˚C kemudian terasa mual

disertai muntah sebanyak 7 kali. Sekitar pukul 18.30 WITA, pasien dibawa ke IGD RSUD Dr.

TC Hillers Maumere. Nyeri perut semakin hebat terutama di perut kanan bawah. Buang air

kecil, buang besar, buang angin tidak ada keluhan. Makan dan minum seperti biasa.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit dahulu tidak ada. Riwayat opname atau operasi sebelumnya

disangkal. Alergi obat tidak ada. Konsumsi rutin obat tertentu disangkal.
3. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak memiliki riwayat serupa. Hipertensi, diabetes mellitus, asthma

bronchiale, alergi obat disangkal.

4. Riwayat Sosial-Ekonomi

Pasien tinggal bersama dengan istri. Keluarga pasien tinggal di rumah sendiri. Sumber

penghasilan berasal dari pasien yang bekerja sebagai karyawan swasta. Istri pasien

beraktivitas sebagai ibu rumah tangga. Pasien memiliki kebiasaan merokok di luar rumah.
5. Pemeriksaan Fisis (02 Januari 2019, 19.00 WITA)

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 110x/menit, regular, teraba kuat, isi cukup, sama kiri-kanan
Suhu : 38,2°C
Pernapasan : 20x/menit, reguler, torakoabdominal
Status generalis
Kepala : Normocephali
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Wajah : Simetris, kesan sesuai usia
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,

mata tidak cekung, mata tidak edema, pupil isokor 3/3 mm, refleks

cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, pergerakan

kedua bola mata baik ke segala arah.


Hidung : Tidak tampak deformitas/deviasi septum,

lubang hidung lapang, konka tidak hiperemis, sekret hidung tidak ada.
Telinga: Normotia, liang telinga lapang, nyeri tekan

targus dan mastoid tidak ada, serumen minimal.


Bibir : Tidak kering, tidak sianosis
Mulut : Mukosa tidak pucat, lidah tidak kering, tidak tampak

gigi berlubang, tidak tampak ulkus

Tenggorok : Arkus faring simetris, uvula di tengah, tonsil

T1/T1, faring tidak hiperemis.

Kulit : Turgor kulit baik, tidak sianosis dan ikterik.

Leher : Trakea di tengah, tidak terdapat pembesaran kelenjar

tiroid.

KGB : Tidak teraba perbesaran KGB suboksipital, pre-post

aurikula, submandibula, colli, supra-infra klavikula, aksila.


Paru

Inspeksi : Tidak tampak sesak atau sianosis atau napas

cuping hidung atau penggunaan otot bantu napas, pergerakan

dinding dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi.

Palpasi : Ekspansi dada simetris, tidak terdapat nyeri

tekan.

Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru.

Auskultasi : Suara napas vesikuler/vesikuler, tidak terdapat

rhonki dan mengi

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga 5, garis midklavikula

kiri

Auskultasi : Bunyi jantung S1-2 reguler, tidak terdapat murmur

dan gallop

Abdomen

Inspeksi : Tampak datar.

Auskultasi : Bising usus 3x/menit

Palpasi : Perut supel, terdapat nyeri tekan di regio iliaka

kanan, hepar dan lien tidak teraba. Pada titik McBurney,

terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas. Psoas sign +, Obturator

sign +, Rovsing sign -.

Perkusi : Shifting dullness negatif.

Ekstremitas : Hangat, edema -/-, CRT <2 detik.


6. Skor Alvarado

Indikator Penemuan Skor


Nyeri kanan bawah + +2
Demam (>37.3oC) + +1
Nyeri lepas + +1
Migrasi nyeri ulu hati ke kanan - 0

bawah
Anoreksia + +1
Mual / Muntah + +1
Leukositosis (>10.000) - 0
Leukocyte Left Shift ? 0
Total +6

Kesan : Kemungkinan apendisitis akut. Penegakan diagnosis perlu bantuan

pemeriksaan radiologi.
7. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Nilai
2/1/2019
rujukan
DARAH
WBC 6.18 5-11x103/uL
Limfosit 2.08 1-3.7 x103/uL
Monosit 0.75 0-0.7x103/uL
Eosinofil 0.17 0-0.4x103/uL
Basofil 0.03 0-0.1x103/uL
Neutrofil 3.15 1.5-7 x103/uL
2.5-5.5
RBC 3.71
x106/uL
HGB 10.4 11-16 g/dL
HCT 30.0 31-50%
MCV 80.9 86-110 fL
MCH 28.0 26-38 pg
MCHC 34.7 31-37 g/dL
150-400
PLT 287
x103/uL
URIN 2/1/2019
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
BJ 1.015 1.003-1.030
pH 8.0 4.6-8.5
Darah Neg Negatif
Leukosit Est Neg Negatif
Nitrit Neg Negatif
Protein Neg Negatif
Glukosa Neg Negatif
Keton Neg Negatif
Bilirubin Neg Negatif
Urobilinoge
0.2 <= 1 mg/dL
n
Nilai
2/1/2019
rujukan
URIN
Eritrosit 3-5 0-2/LPB
Leukosit 5-7 0-5/LPB
Epitel +1 Negatif
Silinder Neg Negatif
Kristal Neg Negatif
Bakteri Neg Negatif
Lain-lain Neg Negatif
Keterangan : Tinggi dan rendah

8. Diagnosis

- Apendisitis Akut

9. Rencana Penanganan

1. Edukasi

- Penjelasan mengenai penyakit yang diderita pasien dan rencana

tindakan operasi.

- Meminta pasien untuk banyak minum.

2. Terapi

- Pro Appendektomi

- IVFD RL 20 tpm

- IV Cefotaxime 3x1 gram

- IV Ketorolac 3x30 mg bila nyeri perut


10. Laporan Operasi (3/1/2019)

- Pasien supine dengan RA – BSA.

- Desinfeksi dan batasi lapang operasi dengan duk steril.

- Insisi kulit, kemudian diperdalam sampai membuka peritoneum.

- Identifikasi appendisitis akut.

- Dilakukan appendektomi dan kontrol perdarahan.

- Cuci dengan kasa NaCl 0.9%.

Daftar Pustaka :
1. Masjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Appendicitis. Kapita

Selekta Kedokteran. 2000. Jakarta : FK UI.

2. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2004. Jakarta: EGC. p.

865-75.

3. Schwatz, et al. Principles of Surgery 8th Edition Volume 2. Jakarta: EGC. p.

1383 – 93.

4. Staf Pengajar FKUI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. 1995. p. 109 – 12.

5. Sugandi . W. Referat Appendicitis. Sub Bagian Bedah Digestif. 2005.

Bandung: FK UNPAD-RSHS.
Hasil Pembelajaran:
1. Subyektif
Pada anamnesa didapatkan pasien mengeluh nyeri di perut daerah ulu hati, sekitar pusar,

dan perut kanan bawah. Nyeri tersebut merupakan nyeri visceral yang sifatnya difus, terletak

pada mid-line, sekitar umbilikal, tidak dapat ditunjukkan, bersifat tumpul dan tidak jelas,

tidak menetap. Referred pain sesuai persarafan yang terjadi akibat regangan organ. Nyeri

visceral pada appendicitis ini bermula di sekitar umbilicus sesuai dengan persarafan dari

N.Thorakalis X. Nyeri disebabkan oleh karena obstruksi lumen appendiks yang akan

menyebabkan peningkatan sekresi normal mukus dari mukosa appendiks yang distensi.

Makin lama mucus makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai

keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang

meningkat tersebut akan menyebabkan appendiks mengalami hipoksia, menghambat aliran

limfe dan juga


Pasien invasimengeluhkan
bakteri. Infeksi
nyerimenyebabkan
perut kanan pembengkakan appendiks
bawah yang hilang bertambah
timbul, nyeri

tersebut merupakan nyeri visceral yang berubah menjadi nyeri somatis. Nyeri ini

disebabkan oleh sekresi mukus yang terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat.

Kemudian hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan

bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul akan meluas dan

mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri daerah kanan bawah.

Keadaan ini disebut dengan appendicitis supuratif akut.


Keluhan mual dan muntah pasien disebabkan oleh inflamasi dan tekanan yang

berlebihan pada appendiks yang distensi sehingga pusat muntah akan diaktifkan

dari saluran pencernaan melalui aferen nervus vagus.


2. Obyektif

Nyeri tekan daerah McBurney terjadi karena translokasi bakteri yang menyebabkan nyeri

somatis. Illiopsoas sign menunjukkan peradangan dari appendiks yang letaknya dekat

dengan otot psoas. Obturator test juga positif karena gerakan rotasi dari pinggang juga

menghasilkan nyeri pada pasien dengan appendiks yang juga terletak berdekatan dengan

otot obturator eksternus.

Leukositosis yang didapatkan dari pemeriksaan darah lengkap menunjukkan respon tubuh

terhadap infeksi.

3. Assessment:
Gejala klinis meliputi nyeri perut kanan bawah tepatnya di titik McBurney disertai

nyeri epigastrium, dapat pula nyeri di seluruh perut pada fase tertentu. Dapat

dijumpai mual, muntah, anoreksia, dan demam. Dapat dilakukan manuver

Rovsing’s sign, Blumberg sign, Illiopsoas sign, dan Obturator test dalam

membantu penegakan diagnosis.


Pada pasien ini, berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang yang dilakukan maka diagnosisnya adalah appendicitis akut. Dari hasil

pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini sudah cukup terpenuhi.

4. Plan
Penatalaksanaan pada pasien ini dilakukan tindakan pembedahan dini sesuai Alvarado

score dengan total skor 9, yaitu perlu dilakukan operasi dini bila skor 7-10.
Skor yang
Penilaian Skor Ajuan
Didapat
Gejala -Nyeri beralih 1 1
-Anoreksia 0 1
-Mual / muntah 1 1
Tanda -Nyeri perut kanan bawah 2 2

(Mc Burney point) 1 1


-Nyeri lepas 1 1
-Kenaikkan temperature
(> 37.5 oC)
Laboratorium -Leukositosis (> 10.000/ul) 2 2
-Neutrofil bergeser ke kiri 1 1

(> 72%)
Total Skor 9 10

Pemberian obat Ceftriaxone yaitu, antibiotik spektrum luas golongan sefalosporin generasi 3

pada pasien ini untuk mencegah infeksi berat dan diantaranya memiliki aktivitas melawan

bakteri aerob dan anaerob.

Anda mungkin juga menyukai