KASUS BEDAH
APENDISITIS AKUT
Disusun oleh :
dr. Riskidio Aryo Hardianto
Pendamping :
dr. Lince Holsen
dr. Mey Indradewi
Portofolio Bedah
Nama Wahana
Topik : :Apendisitis
RSUD dr. TC Tanggal (kasus): 2 Januari 2019
AkutHillers Maumere
Empat hari SMRS pukul 18.00 WITA, pasien merasakan nyeri perut di sekitar ulu hati
dan sekitar pusar. Disertai mual, tidak ada muntah. Sifat nyeri tajam seperti ditusuk-tusuk,
terkadang terasa mulas dan kram-kram. Nyeri perut hilang timbul. Tidak disertai demam.
Buang air besar, buang air kecil, buang angin tidak ada keluhan. Pasien sempat datang ke IGD
RSUD Dr. TC Hillers Maumere pukul 22.00 WITA, diberikan obat injeksi Ranitidine 50mg,
injeksi Ketorolak 30mg kemudian diberikan obat pulang yaitu Sucralfat sirup 4 kali 1 sendok
makan, Domperidon tablet 3 kali 10mg. Sampai di rumah, pasien masih merasakan nyeri perut
hilang timbul.
Dua hari kemudian, timbul demam. Suhu berkisar 37.9◦C sampai 38.2◦C. Demam reda
saat pasien mengkonsumsi Paracetamol tablet 500mg. Nyeri perut masih dirasakan seperti hari
pusar, terutama di perut kanan bawah. Demam dengan suhu 38.2˚C kemudian terasa mual
disertai muntah sebanyak 7 kali. Sekitar pukul 18.30 WITA, pasien dibawa ke IGD RSUD Dr.
TC Hillers Maumere. Nyeri perut semakin hebat terutama di perut kanan bawah. Buang air
kecil, buang besar, buang angin tidak ada keluhan. Makan dan minum seperti biasa.
Riwayat penyakit dahulu tidak ada. Riwayat opname atau operasi sebelumnya
disangkal. Alergi obat tidak ada. Konsumsi rutin obat tertentu disangkal.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat serupa. Hipertensi, diabetes mellitus, asthma
4. Riwayat Sosial-Ekonomi
Pasien tinggal bersama dengan istri. Keluarga pasien tinggal di rumah sendiri. Sumber
penghasilan berasal dari pasien yang bekerja sebagai karyawan swasta. Istri pasien
beraktivitas sebagai ibu rumah tangga. Pasien memiliki kebiasaan merokok di luar rumah.
5. Pemeriksaan Fisis (02 Januari 2019, 19.00 WITA)
mata tidak cekung, mata tidak edema, pupil isokor 3/3 mm, refleks
lubang hidung lapang, konka tidak hiperemis, sekret hidung tidak ada.
Telinga: Normotia, liang telinga lapang, nyeri tekan
tiroid.
tekan.
Jantung
kiri
dan gallop
Abdomen
bawah
Anoreksia + +1
Mual / Muntah + +1
Leukositosis (>10.000) - 0
Leukocyte Left Shift ? 0
Total +6
pemeriksaan radiologi.
7. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Nilai
2/1/2019
rujukan
DARAH
WBC 6.18 5-11x103/uL
Limfosit 2.08 1-3.7 x103/uL
Monosit 0.75 0-0.7x103/uL
Eosinofil 0.17 0-0.4x103/uL
Basofil 0.03 0-0.1x103/uL
Neutrofil 3.15 1.5-7 x103/uL
2.5-5.5
RBC 3.71
x106/uL
HGB 10.4 11-16 g/dL
HCT 30.0 31-50%
MCV 80.9 86-110 fL
MCH 28.0 26-38 pg
MCHC 34.7 31-37 g/dL
150-400
PLT 287
x103/uL
URIN 2/1/2019
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
BJ 1.015 1.003-1.030
pH 8.0 4.6-8.5
Darah Neg Negatif
Leukosit Est Neg Negatif
Nitrit Neg Negatif
Protein Neg Negatif
Glukosa Neg Negatif
Keton Neg Negatif
Bilirubin Neg Negatif
Urobilinoge
0.2 <= 1 mg/dL
n
Nilai
2/1/2019
rujukan
URIN
Eritrosit 3-5 0-2/LPB
Leukosit 5-7 0-5/LPB
Epitel +1 Negatif
Silinder Neg Negatif
Kristal Neg Negatif
Bakteri Neg Negatif
Lain-lain Neg Negatif
Keterangan : Tinggi dan rendah
8. Diagnosis
- Apendisitis Akut
9. Rencana Penanganan
1. Edukasi
tindakan operasi.
2. Terapi
- Pro Appendektomi
- IVFD RL 20 tpm
Daftar Pustaka :
1. Masjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Appendicitis. Kapita
865-75.
1383 – 93.
4. Staf Pengajar FKUI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. 1995. p. 109 – 12.
Bandung: FK UNPAD-RSHS.
Hasil Pembelajaran:
1. Subyektif
Pada anamnesa didapatkan pasien mengeluh nyeri di perut daerah ulu hati, sekitar pusar,
dan perut kanan bawah. Nyeri tersebut merupakan nyeri visceral yang sifatnya difus, terletak
pada mid-line, sekitar umbilikal, tidak dapat ditunjukkan, bersifat tumpul dan tidak jelas,
tidak menetap. Referred pain sesuai persarafan yang terjadi akibat regangan organ. Nyeri
visceral pada appendicitis ini bermula di sekitar umbilicus sesuai dengan persarafan dari
N.Thorakalis X. Nyeri disebabkan oleh karena obstruksi lumen appendiks yang akan
menyebabkan peningkatan sekresi normal mukus dari mukosa appendiks yang distensi.
Makin lama mucus makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai
tersebut merupakan nyeri visceral yang berubah menjadi nyeri somatis. Nyeri ini
disebabkan oleh sekresi mukus yang terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat.
Kemudian hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan
bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul akan meluas dan
berlebihan pada appendiks yang distensi sehingga pusat muntah akan diaktifkan
Nyeri tekan daerah McBurney terjadi karena translokasi bakteri yang menyebabkan nyeri
somatis. Illiopsoas sign menunjukkan peradangan dari appendiks yang letaknya dekat
dengan otot psoas. Obturator test juga positif karena gerakan rotasi dari pinggang juga
menghasilkan nyeri pada pasien dengan appendiks yang juga terletak berdekatan dengan
Leukositosis yang didapatkan dari pemeriksaan darah lengkap menunjukkan respon tubuh
terhadap infeksi.
3. Assessment:
Gejala klinis meliputi nyeri perut kanan bawah tepatnya di titik McBurney disertai
nyeri epigastrium, dapat pula nyeri di seluruh perut pada fase tertentu. Dapat
Rovsing’s sign, Blumberg sign, Illiopsoas sign, dan Obturator test dalam
penunjang yang dilakukan maka diagnosisnya adalah appendicitis akut. Dari hasil
pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini sudah cukup terpenuhi.
4. Plan
Penatalaksanaan pada pasien ini dilakukan tindakan pembedahan dini sesuai Alvarado
score dengan total skor 9, yaitu perlu dilakukan operasi dini bila skor 7-10.
Skor yang
Penilaian Skor Ajuan
Didapat
Gejala -Nyeri beralih 1 1
-Anoreksia 0 1
-Mual / muntah 1 1
Tanda -Nyeri perut kanan bawah 2 2
(> 72%)
Total Skor 9 10
Pemberian obat Ceftriaxone yaitu, antibiotik spektrum luas golongan sefalosporin generasi 3
pada pasien ini untuk mencegah infeksi berat dan diantaranya memiliki aktivitas melawan