1.1 Definisi
Angular cheilitis merupakan suatu infeksi yang terlihat pada satu atau kedua sisi sudut
mulut. Angular cheilitis berasal dari kata angular yang artinya sudut, dan cheilitis yaitu inflamasi
disertai dengan fisur pada kulit bibir dimulai di perbatasan mukokutan dan meluas ke dalam
kulit. Angular cheilitis mempunyai nama lain seperti perleche, commissural cheilitis dan angular
stomatitis. Angular cheilitis dapat terjadi pada semua usia.(Devani and Barankin, 2007; Skinner
et al., 2005).
1.2 Etiologi
Etiologi angular cheilitis adalah multifaktorial seperti agen infeksi, faktor mekanis dan
defisiensi nutrisi dimana angular cheilitis dapat terjadi akibat satu faktor ataupun kombinasi
beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain pemakaian gigitiruan atau pemakaian gigi tiruan
yang tidak tepat dengan penurunan dimensi vertikal oklusi, keadaan defisiensi seperti
hipovitaminosis (terutama vitamin B), malabsorpsi dan kekurangan zat besi, serta kelainan
dimana terdapat perubahan pada anatomis bibir seperti, Orofacial granulomatosis, Crohn’s
1. Agen Infeksi
Beberapa literatur melaporkan bahwa agen infeksi seperti kandida albikans dan
stafilokokus aureus dapat dikultur dari angular cheiltis. Agen infeksi merupakan
penyebab utama dan dapat diisolasi pada lebih dari 54% lesi, dimana sebagian besar
adalah kandida albikans dan stafilokokus aureus (Park et al., 2011a). Secara umum
pasien yang menderita angular cheilitis disebabkan oleh jumlah kandida albikans yang
melebihi jumlah sebagai flora normal dalam rongga mulut (Hari and Sukumaran, 1989)
Kandida albikans merupakan agen infeksi yang paling sering diisolasi dan secara
normal terdapat dalam saliva, namun kandida albikans dapat menjadi faktor penyebab
angular cheilitis apabila jumlah koloni bertambah terutama pada pasien yang memakai
gigi tiruan atau pada pasien diabetes(Scully and Crispian, 2008). Pada beberapa kasus
angular cheilitis yang melibatkan pasien diabetes mellitus yang tidak terkontrol terlihat
adanya hubungan antara angular cheilitis dan diabetes mellitus. Xerostomia merupakan
salah satu manifestasi dari diabetes mellitus di rongga mulut. Xerostomia atau mulut
kering adalah kondisi yang diakibatkan oleh kurangnya sekresi saliva dimana
menyebabkan efek self cleansing di dalam rongga mulut terganggu sehingga jumlah flora
normal di dalam rongga mulut tidak seimbang. Angular cheilitis dapat terjadi karena
berkembang biak dengan lebih cepat sehingga terjadi pertambahan jumlah koloni kandida
2. Faktor Mekanis
Angular cheilitis banyak terjadi pada orang tua yang menggunakan gigi tiruan
dengan dimensi vertikal yang terlalu rendah (Park et al., 2011a). Apabila tinggi dimensi
vertikal berkurang karena kehilangan gigi atau pasien memakai gigi tiruan yang tidak
adekuat maka akan menyebabkan sudut mulut turun dan membentuk lipatan-lipatan pada
sudut mulut (Park et al., 2011a). Pada lipatan sudut mulut tersebut akan menyebabkan
Kebiasaan menjilat sudut bibir dan kebersihan rongga mulut yang buruk juga
dapat menyebabkan angular cheiltis dan seringkali terjadi pada anak-anak. Selain itu
kebiasaan menghisap jari pada anak akan menyebabkan saliva berkumpul pada sudut
mulut yang akan menimbulkan lingkungan yang sesuai untuk proliferasi mikroorganisme.
Penyebab angular cheilitis lainnya pada anak adalah kebiasaan bernafas melalui mulut
dan sering mengeluarkan air liur (mengences) (Park et al., 2011a; Siegel et al., 2009)
3. Defisiensi Nutrisi
ketidakseimbangan selular antara suplai makanan dan energi dengan kebutuhan tubuh
nutrisi yang sering terjadi pada penderita angular cheilitis antara lain adalah defisiensi zat
besi, asam folat, vitamin B (B2, B6 atau B12), dan kekurangan protein (Zaidan, 2018).
dengan angular cheilitis. Defisiensi besi dalam plasma darah akan menghambat
penyembuhan lesi dan dapat menyebabkan angular cheilitis. Oleh karena itu, pada
penelitian tersebut setelah diberikan diet suplemen yang mengandung zat besi, lesi
Angular cheilitis dapat terjadi secara bilateral atau unilateral pada sudut mulut dan berupa
inflamasi yang ditandai dengan eritema dan fisur yang menyebar dari sudut mulut ke kulit
sekitarnya (Martins et al., 2002). Gambaran klinis yang dapat terlihat adalah atrofi, eritema,
ulserasi, krusta dan deskuamasi kulit (Odell, 2017). Angular cheilitis umumnya merupakan lesi
yang berupa eritema dan edema pada komisura dan seringkali terjadi fisur pada sudut mulut
terutama pada kasus berat, seperti pada pasien yang memakai gigi tiruan yang sudah tidak sesuai
dengan kondisi mulut dalam jangka waktu yang lama (Stoopler et al., 2013; Ng, 2013)
Proses terjadinya angular cheilitis pada awalnya jaringan mucocutan di sudut- sudut mulut
menjadi merah, lunak dan berulserasi. Selanjutnya fisura-fisura eritematosa menjadi dalam dan
melebar beberapa cm dari sudut mulut ke kulit sekitar bibi atau berulserasi dan mengenai
mukosa bibir dan pipi dalam bentuk abrasi linear. Infeksi keadaan kronis ditandai dengan adanya
nanah dan jaringan granulasi. Ulkus seringkali menimbulkan keropeng yang terbelah dan
berulserasi kembali selama fungsi mulut yang normal. Akhirnya dapat timbul nodula-nodula
1.5 Diagnosis
Diagnosis angular cheilitis dimulai dengan melakukan anamnesis tehadap pasien dan melakukan
pemeriksaan klinis. Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang (Devani and
Barankin, 2007).
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui keadaan lesi termasuk durasi, perawatan sebelumnya,
dan rekurensi jika ada. Selain itu, anamnesis juga penting untuk mendapatkan informasi dengan
menanyakan langsung pada pasien tentang riwayat penyakit sistemik seperti anemia, penyakit
diabetes mellitus, pemakaian obat-obatan dan alergi (Devani and Barankin, 2007).
2. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dengan observasi
langsung lesi yang ditandai dengan eritema dan fisur pada sudut mulut pasien. Pemeriksaan intra
oral juga dilakukan untuk melihat kehilangan gigi dan pemakaian gigi tiruan yang tidak adekuat
yaitu gigi tiruan dengan tinggi dimensi vertikal yang berkurang (Stoopler et al., 2013).
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikrobiologi pada lesi dapat membantu dalam menentukan jenis mikroorganisme
yang menyebabkan lesi tersebut. Pada beberapa kasus juga dianjurkan swab dan smear dari gigi
tiruan yang dipakai oleh pasien untuk mengidentifikasikanmikroorganisme yang terlibat karena
kebanyakan etiologi yang menyebabkan angular cheilitis pada pemakaian gigi tiruan adalah
disebabkan oleh anemia defisiensi besi dengan cara mengukur jumlah serum besi atau ferritin,
dan serum vitamin B12 (Hari and Sukumaran, 1989; Park et al., 2011a; Siegel et al., 2009).
Angular cheilitis dapat didiagnosa banding dengan herpes labialis dan ulser.
A. Herpes Labialis
Adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus herpes simplex. Virus dapat
menjadi aktif dalam keadaan panas, dingin dan juga stress. Pasien sering mengeluh telah
ada lesi yang sama seperti pada waktu sebelumnya. Terlihat vesikel atau lesi yang ulseratif
yang kecil pada bibir di mucocutaneus junction sudut mulut atau dibawah hidung (Bricker
et al., 2001).
Pada saat perkembanganannya lesi sering terasa gatal, bias juga dijumpai flu ringan.
Secara objektif ditemukan vesikel sebesar 2-4 mm pada daerah mucocutaneus junction di
bibir, sudut mulut dan bawah hidung. Vesikel akan pecah setelah 36-48 jam, kemudian
bergabung membentuk krusta kekuning – kuningan. Proses penyembuhan terjadi selama
7-10 hari. Emapt puluh delapan jam pertama adalah waktu infeksi mncapai puncaknya dan
menurun. Ulser dapat hilang tanpa terbentuknya parut. Biasanya lesi akan rekuren dan
B. Ulser
Merupakan kerusakan kulit atau membrane mukosa yang lebih dalamdan dapat
mencapai jaringan dibawah epitel. Tepi dari sebuah ulser bias tampak kasar dan
mencolok, sera semakin lama semakin dalam. Ulser bias terbentuk akibat penyakit local
ataupun sistemik atau dapat berupa gambaran sekunder dari suatu lesi primer. Ulser dapat
terjadi akibat factor fisika seperti panas atau dingin, factor kimia seperti asam atau basa,
factor trauma seperti gigi – gigi tajam, makanan – makanan kering, bulu – bulu sikat gigi
yang tajam, ataupun benda asing didalam mulut. Ulser bias tidak terasa sakit dan nyeri,
Perawatan angular cheilitis mencakup identifikasi dan mengoreksi faktor etiologi antara lain
sistemik seperti diabetes dan anemia, serta menjaga kebersihan ronggga mulut yang optimal
Angular cheilitis yang disebabkan oleh kandida albikans dapat dirawat dengan antifungal topikal
sedangkan angular cheilitis yang disebabkan oleh stafilokokus aureus dapat dirawat dengan
antibakterial topical (Stoopler et al., 2013; Ng, 2013). Pada kasus angular cheilitis yang
disebabkan oleh defisiensi nutrisi, pengobatan dapat berupa pemberian suplemen vitamin B dan
Bricker, S.L., Langlais, R.P. & Miller, C.S. 2001. Oral diagnosis, oral medicine, and treatment
planning, PMPH-USA.
Devani, A. & Barankin, B. 2007. Answer: Can you identify this condition? Canadian Family
Physician. 53(6), pp.1022–1023.
Hari, S. & Sukumaran, A. 1989. Angular cheilitis - etiological review and clinical management.,
Martins, C.A. de P., Koga-Ito, C.Y. & Jorge, A.O.C. 2002. Presence of Staphylococcus spp. and
Candida spp. in the human oral cavity. Brazilian Journal of microbiology. 33(3), pp.236–
240.
Ng, S. 2013. Managing patients with oral candidiasis. Journal (Canadian Dental Association). 79,
p.d122.
Odell, E.W. 2017. Cawson’s essentials of oral pathology and oral medicine e-book, Elsevier
Health Sciences.
Oza, N. & Doshi, J. 2017. Angular cheilitis: A clinical and microbial study. Indian Journal of
Dental Research. (6 UL - http://www.ijdr.in/article.asp?issn=0970-
9290;year=2017;volume=28;issue=6;spage=661;epage=665;aulast=Oza;t=5), p.661 OP –
665 VO – 28.
Park, K.K., Brodell, R.T. & Helms, S.E. 2011a. Angular cheilitis, part 1: local etiologies. Cutis.
87(6), pp.289–295.
Park, K.K., Brodell, R.T. & Helms, S.E. 2011b. Angular cheilitis, part 2: nutritional, systemic,
and drug-related causes and treatment. Cutis. 88(1), pp.27–32.
Scully & Crispian. 2008. Oral and maxillofacial medicine : the basis of diagnosis and treatment
2nd ed., Edinburgh: Churchill Livingstone.
Siegel, M.A., Sollecito, T.P. & Silverman, S. 2009. Clinician’s Guide to Treatment of Common
Oral Conditions, American Academy of Oral Medicine.
Skinner, N. et al. 2005. Clinical inquiries. What is angular cheilitis and how is it treated? The
Journal of family practice. 54(5), pp.470–471.
Stoopler, E.T., Nadeau, C. & Sollecito, T.P. 2013. How do I manage a patient with angular
cheilitis? Journal (Canadian Dental Association). 79, p.d68.
Zaidan, T.F. 2018. Angular cheilitis and iron deficiency anemia. Mustansiriya Dental Journal.
5(1), pp.37–41.