A. Judul
B. Latar Belakang
pendidikan, tidak dapat terlepas dari proses belajar, yaitu suatu proses dari
tidak tahu menjadi tahu dan perubahan perilaku. Belajar adalah kegiatan yang
sangat urgen bagi manusia. Bahkan ayat pertama yang diturunkan oleh Allah
Artinya:
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 28.
2
yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia
dalam agama saja kita dianjurkan untuk menuntut ilmu, betapa pentingnya
dalam masyarakat. Peserta didik yang utuh dan berkualitas adalah peserta
tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar
2 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Surabaya: Fajar Mulya, 2009), hlm. 597.
3
Evita Rosilia Dedi Dkk, Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing untuk
Meningkatkan Keaktifan Bertanya Biologi Siswa Kelas XI IPA I SMA Negeri I Ngemplak Tahun
Pelajaran 2011/2012.
4
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 37
3
adalah mata pelajaran kimia. Mata pelajaran kimia menjadi sangat penting
Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami dan mengikuti pelajaran kimia. Hal ini tidak terlepas dari materi
yang dipelajari dalam kimia yang lebih bersifat abstrak, pada pelajaran kimia
ini yang ingin peneliti lihat kualitasnya yakni dikhususkan pada pokok
efisien jika seorang guru mampu memilih dan menggunakan strategi mengajar
yang tepat dan sesuai, baik dengan materi yang akan disampaikan maupun
dengan karakter siswa. Dan dengan adanya strategi, maka diharapkan tujuan
5
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hlm. 5.
4
dan melakukan wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran kimia kelas
proses pembelajaran diantaranya yaitu beberapa atau masih banyak siswa yang
siswa yang mencapai KKM hanya 49,14% untuk mata pelajaran kimia, untuk
pokok bahasan Hidrolisis Garam KKM nya 75. Hal ini mungkin dikarenakan
materi secara keseluruhan dari guru tanpa memahami konsep dari materi
ketika diberikan contoh soal selain yang diberikan oleh guru, proses belajar
yang masih berpusat pada guru sehingga siswa hanya diam memperhatikan.
antara lain faktor karakteristik materi yang akan disampaikan. Salah satu
Learning (PBL).
6
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 184.
5
dalam berpartisipasi dalam tim. Hasil dari diskusi dalam tim akan
bahan dan ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa memecahkan
pembelajaran PBL mengajarkan siswa bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru7.
pembelajaran. PBL tidak hanya sebatas proses pemecahan masalah, tetapi juga
pemecahan masalah8.
7
Restu Desriyanti. 2015. Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menegah Atas Negeri 4 Pekanbaru. Pendidikan Kimia UIN
SUSKA RIAU. Indonesia.
8Ratna Sari Dewi, Haryono, dan Suryadi Budi Utomo. Upaya peningkatan interaksi
sosial dan prestasi belajar siswa dengan problem based learning pada pembelajaran kimia pokok
bahasan Sistem koloid di sma n 5 surakarta tahun pelajaran 2011/2012, FKIP kimia UNS
Surakarta, Indonesia (2012).
6
Sebagaimana penelitian Ratna Sari Dewi tahun 2012 FKIP Kimia UNS
belajar pada materi sistem koloid9. Peningkatan interaksi sosial dapat dilihat
prestasi belajar dapat dilihat dari hasil tes kognitif, afektif dan psikomotor.
Pekanbaru.
C. Penegasan Istilah
penjelasan beberapa istilah dalam penulisan skripsi ini. Istilah – istilah yang
9
Ibid.
7
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestaise. Dalam Kamus
ditentukan dengan tes atau angka yang diberikan oleh guru11. Prestasi
skor yang akan diperoleh dari hasil tes mengenai jumlah materi pelajaran
tertentu.12
D. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
maka ada beberapa masalah yang berkaitan dengan judul penelitian ini
a. Hasil belajar siswa masih rendah, banyak yang belum memenuhi KKM
50,86%.
10
Trianto, Model-model pembelajaran Inovatif dan berorientasi Konstruktifistik (Jakarta:
2007), hlm. 70.
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 700.
12
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: CV. Mas Agung, 1999), hlm. 15.
8
2. Batasan Masalah
dan mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penulis perlu
d. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7
Pekanbaru.
3. Rumusan Masalah
pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA SMA N 7 Pekanbaru pada materi
hidrolisis garam?
1. Tujuan Penelitian
belajar siswa pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA SMA N 7 Pekanbaru
2. Manfaat Penelitian
bermanfaat, yaitu:
a. Manfaat bagi siswa, dapat mendorong siswa untuk aktif, mandiri dalam
F. Konsep Teoritis
a. Pengertian
dikumpulkan14.
13
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: 2014), hlm. 295.
14
Ni, Made, 2008, Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha.
Laporan penelitian, Hlm. 74-84.
11
nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mencari solusi dari
mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
b. Tujuan
berbagai pengalaman dan mengubah tingkah laku siswa, baik dari segi
15
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: 2014),
hlm. 29.
16
Hosnan, Op.Cit, hlm. 298-299.
12
sebagai berikut :
5) Kolaborasi
dengan guru17.
17
Ibid, hlm. 300.
14
diajukan.
kesimpulan18.
situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja
siswa.
pemecahan masalahnya.
18
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: 2006), hlm. 215.
15
temanya.
19
Hosnan, Op.Cit, hlm. 301-303.
16
sebagai berikut:
isi pembelajaran.
17
siswa.
2. Prestasi Belajar
20
Wina, Sanjaya. Op.Cit. hlm. 220.
18
siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor yang akan diperoleh dari
belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang
21
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op .Cit. hlm. 700.
22
Hadari Nawawi, Op. Cit. hlm. 15.
19
menghubungkan.
lisan sendiri.
tepat.
23
Azhar. 2012. Definisi, Pengertian dan Faktor-faktor yang mempernaruhi Prestasi
Belajar. M2K Kudus.
24
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo,
2005), hlm. 140.
20
mencakup:
dimilikinya.
25
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidkan: dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm. 148-149.
26
Tohirin, Op. Cit. hlm. 143-144
21
dan ketepatan.
kompleks.
sebagai berikut:
1) Faktor Internal
yang diperoleh.
27
Ibid., hlm. 145-147
22
2) Faktor Eksternal
belajar.
3. Hidrolisis Garam
dan anion sisa asam. Kation garam dapat dianggap berasal dari suatu
28
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 9-10.
23
4) Garam dari asam lemah dan basa lemah bergantung pada harga
tetapan ionisasi asam dan tetapan ionisasi basanya (Ka dan Kb)
Ka = Kb : bersifat netral
b. Konsep hidrolisis
atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi
sebaliknya. Jadi, komponen garam yang berasal dari asam lemah atau
basa lemah merupakan basa atau asam konjugasi yang relatif kuat,
dari asam kuat dan basa kuat merupakan basa atau asam konjugasi
24
yang sangat lemah, tidak dapat bereaksi dengan air. Berdasarkan reaksi
1) Garam dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Dengan
2) Garam dari basa kuat dan asam lemah akan mengalami hidrolisis
bersifat basa.
3) Garam dari asam kuat dan basa lemah akan mengalami hidrolisis
4) Garam dari asam lemah dan basa lemah terhidrolisis dalam air,
kekuatan realtif asam dan basa yang bersangkutan. Jika Ka < Kb,
25
basa. Kb < Ka, maka kation yang terhidrolisis lebih banyak dan
Garam yang berasal dari asam kuar dan basa kuat tidak
A- + H2O ↔ HA + OH-
𝐾𝑤 𝑥 𝑀
𝑂𝐻 − = √ 𝐾𝑎
𝐾𝑤 𝑥 𝑀
𝐻+ = √ 𝐾𝑏
𝐾𝑤 𝑥 𝐾𝑎
𝐻+ = √ 𝐾𝑏
dari awal hingga akhir, sehingga siswa menjadi pasif. Siswa hanya
29
Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: 2006), hlm. 122-131.
27
nyata. Masalah inilah yang nantinya akan dipecahkan oleh siswa bersama
ini adalah materi berupa konsep yang aplikatif dalam kehidupan sehari-
berpikir dan analisis yang tinggi untuk memahami materi tersebut. Oleh
28
interaksi sosial dan prestasi belajar pada materi sistem koloid. Peningkatan
interaksi sosial dapat dilihat dari observasi langsung dan angket interaksi
sosial, sedangkan peningkatan Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil tes
1. Penelitian Ratna Sari Dewi, Haryono dan Suryadi Budi Utomo tahun 2012
sosial dan prestasi belajar pada materi sistem koloid. Peningkatan interaksi
29
sosial dapat dilihat dari observasi langsung dan angket interaksi sosial,
sedangkan peningkatan Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil tes kognitif,
afektif dan psikomotor. Persentase interaksi sosial siswa, hasil tes kognitif,
18,75%, 34,38% dan 50,00%, sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus
interaksi sosial dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem
model PBL untuk diterapkan pada materi hidrolisis garam dan kemudian
hanya melihat pengaruh dari model tersebut teradap prestasi belajar siswa.
2. Penelitian Ratna Rosidah, Tri, dan Sri Retno tahun 2013 prodi Pendidikan
30
Ratna Sari Dewi, Haryono, dan Suryadi Budi Utomo. Upaya peningkatan interaksi
sosial dan prestasi belajar siswa dengan problem based learning pada pembelajaran kimia pokok
bahasan Sistem koloid di sma n 5 surakarta tahun pelajaran 2011/2012, FKIP kimia UNS
Surakarta, Indonesia (2012).
31
Ratna rosidah, Tri Redjeki, Sri Retno, Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) Pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Surakarta, Jurnal
Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia (2014).
30
siswa dan tidak mengukur atau melihat hasil belajar serta aktivitas dari
siswa tersebut.
2013 prodi pendidikan kimia PMIPA UNS Surakarta, hasil penelitian ini
siswa pada materi pokok Hukum Dasar Kimia, (2) tidak ada pengaruh
krestivitas terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum Dasar
Kimia, (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah
dan inkuiri dengan kreativitas verbal terhadap prestasi belajar siswa pada
model PBL terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari kreativitas verbal
32
Octaviany Magdalena, Sri Mulyani, dan Elfi Susanti VH. Pengaruh Pembelajaran
Model Problem Based Learning dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau dari
Kreativitas Verbal pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X SMAN 1 Boyolali Tahun Pelajaran
2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia PMIPA, UNS Surakarta, Indonesia (2014).
31
H. Konsep Operasional
1. Rancangan penelitian
Prestasi belajar ini dapat dilihat dari hasil tes kognitif, afektif, dan
2. Prosedur Penelitian
a. Tahap persiapan
dan postest.
b. Tahap pelaksanaan
a) Kelas eksperimen
memberi tanggapan.
masalah.
yang dibahas.
pembelajaran.
(7) Evaluasi.
b) Kelas kontrol
di LKS.
dipelajari.
(6) Evaluasi.
c. Tahap akhir
1) Data akhir (selisih dari pretest dan postest) yang diperoleh dari
2) Pelaporan.
35
I. Hipotesis
H0: Tidak ada pengaruh penerapan model problem based learning terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA SMA
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA SMA
J. METODE PENELITIAN
mengontrol satu variabel saja33. Dalam hal ini peneliti menggunakan dua kelas
dengan kemampuan yang sama, dimana ada kelas kontrol dan kelas
terlebih dahulu diberi pretest untuk mengetahui sejauh mana materi yang akan
diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa. Kedua kelas dilakukan postest
setelah diberi perlakuan dengan tes yang sama. Adapun rancangan penelitian
33
Nana Syoadih Sukmadinata, Metode Penelitian, (Bandung: 2010), hlm. 207.
36
Eksperimen E1 X E2
Kontrol K1 - K2
Keterangan :
tersebut (eksperimen dan kontrol) dilakukan tes awal (pretest). Fungsi pretest
melakukan postest, hal ini untuk mengetahui kemampuan, hasil belajar serta
34
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: 2013),
hlm. 105.
37
1. Objek Penelitian
model problem based learning terhadap prestasi belajar siswa pada mata
Pekanbaru.
2. Subjek Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
kelas kontrol dan satu kelas lagi sebagai kelas eksperimen. Pengambilan
1. Observasi
pengamatan36.
2. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran
dan penilaian37.
35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 120.
36
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta, 2009), hlm. 76.
37
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta, 2009), hlm. 66.
39
materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dikuasai oleh
diajarkan dapat dikuasai dengan baik oleh siswa. Soal yang diberikan
3. Dokumentasi
catatan lapangan.
data pada penelitian ini, maka diadakan uji coba terhadap siswa lain yang
tidak terlibat dalam sampel penelitian ini. Soal-soal yang diujikan tersebut
a. Validitas Tes
atau content validity. Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah
tersebut38. Oleh karena itu, untuk memperoleh tes yang valid, maka tes
Pekanbaru.
b. Reliabilitas Tes
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat
digunakan rumus:40
𝑛 (∑𝑋𝑌)−(∑𝑋 × ∑𝑌)
rb =
√{𝑛.∑𝑋 2 –(∑𝑋)2 } . {𝑛.∑𝑌 2 –(∑𝑌)2 }
Keterangan :
rb : Koefisien korelasi.
38
Ibid, hlm. 164.
39
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung, 2009), hlm. 16.
40
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula
(Bandung, 2012), hlml. 103.
41
n : Banyaknya item.
sebagai berikut :” jika r11 > rtabel berarti reliabel dan jika r11 < rtabel
1991b:191):
41
Ibid, hlm. 104.
42
Ibid, hlm. 214.
43
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta, 2008), hlm. 181.
42
digunakan rumus :
B A BB
D PA pB
JA JB
Keterangan:
dengan benar
dengan benar
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
menggunakan rumus:
B
P
JS
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
artinya 30% soal mudah, 40% soal sedang, dan 30% soal sukar.
misalnya 3-5-2, artinya 30% soal mudah, 50% soal sedang, dan 20%
soal sukar46.
44
Ibid, hlm. 218.
45
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta, 2009), hlm. 210.
46
Nana Sudjana, Op.Cit, hlm. 133-134.
44
ini adalah menggunakan rumus t-test, data yang dianalisa adalah sebagai
berikut:
2
xhitung lon10 B dk LogS
Keterangan :
B LogS ni 1
2
Jika pada perhitungan data awal diperoleh X hitung X tabel
2
berarti
2
data tidak homogen, tetapi jika X hitung X tabel
2
berarti data homogen.
3) Menghitung harga B
4) Menghitung ᵡ2
5) Melihat tabel
6) Kesimpulan
47
Riduwan, Op.Cit., hlm. 119.
45
signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean sampel dari dua variabel
menggunakan tes “t”, ada dua syarat yang harus dilakukan, yaitu uji
1) Uji Normalitas
Uji yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Rumus yang digunakan
yaitu49 :
𝑘
(fo−fe)2
X2 = ∑
𝑖=1 fe
2 2
Bila 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , distribusi data tidak normal
2 2
Bila 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , data berdistribusi normal
48
Hartono, Statistik untuk Penelitian (Yogyakarta, 2010), hlm. 178.
49
Riduwan, Op.Cit, hlm. 124.
46
2) Uji Homogenitas
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
3) Uji Hipotesis
Sampel Related
𝑀𝑥 − 𝑀𝑦
𝑡=
∑𝑥 2 + ∑𝑦 2 1 1
√𝑁𝑥 + 𝑁𝑦 − 2 (𝑁 + 𝑁 )
𝑥 𝑦
50
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian (Bandung, 2013), hlm. 140.
47
Keterangan:
N = Banyaknya Subjek
= 0,05.
dengan rumus:
𝑟√𝑛−2 𝑡2
t = √1− sehingga r2= 𝑡 2 + 𝑛−2
𝑟2
Kp = r2 x 100%
r2 = koefisien determinasi
Kp = Koefisien pengaruh.
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta, 2010), hlm. 354.
52
Riduwan, Op.Cit., hlm. 224.
48
P. DAFTAR REFERENSI
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi
Pressindo.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dewi, Ratna Sari. 2012. Upaya peningkatan interaksi sosial dan prestasi
belajar siswa dengan problem based learning pada pembelajaran
kimia pokok bahasan Sistem koloid di sma n 5 surakarta. FKIP
kimia. Surakarta : UNS.
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Raja Grafindo.