Anda di halaman 1dari 1

Pada praktikum kali ini yaitu membahas tentang skrining farmakologi obat.

Skirining
farmakologi merupakan suatu metode untuk mendeteksi atau mengidentifikasi
kecenderungan aktifitas dari suatu senyawa terhadap fisiologis tubuh normali, dengan
menggunakan infusa sembung rambat dan NaCL yang belum diketahui khasiatnya.
Skrining hipo kratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu obat atau bahan
yang belum diketahui sebelumnya baik yang berasal dari alam maupun senyawa sintetis atau
semi sintetis. Cara ini di dasarkan atas bahwa obat bila berinteraksi dengan materi biologis
dalam tubuh akan menghasilkan efek tertentu tergantung pada dosis yang diberikan. Prinsip
ini diambil dari cara dokter (hypocrates) mendiagnosa suatu penyakit melalui gejala-gejala
yang ditunjukkan. Tujuan dari skrining ini adalah agar kita mengetahui efek biologis apa yang
dihasilkan oleh obat sembung rambat(mikania micrantha) dan NaCl dan juga skrining ini
dapat membedakan suatu obat atau bahan yang berguna dan yang tidak berguna dengan
cepat dan biaya yang relatif murah. Darinya akan dihasilkan profil farmakodinamik obat atau
bahan.
Pada menitke 5 hewan mencit yang diberikan obat sembung rambat (mikania micrantha)
secara intra peritonial sudah mulai memberikan efek seperti pengenalan tempat, kepasifan,
facial, reaktivitas respon terhadap sentuhan, respon nyeri dan respon lain yang tertentu.
Lalupadamenitke 10 mencitmasihmenunjukanefekPada menit ke 15 mencit masih
menunjukkan efek tetapi sedikit berkurang. Padamenit ke 30 mencit menunjukan respon
menurun meskipun aktivitasmotorik meningkat, rasa ingin tahu juga masih menurun, reaksi
jepit ekor masih merspon. Pada menit ke 60 sudah tidak menunjukkan efek lagi, aktivitas
motorik menurun lagi, respirasi menurun,rasa ingin tahu menurun, refleks telinga hilang,
tonus tubuh menurun dan reaksi jepitekor menurun, terlihat semakin melemah dan tidak
agresif.Sedangkan efek obat dari nacl dari ke 5 menit hingga 60 menit mencit menunjukkan
respon agresif. Dikarenakan sembung rambat lebih berkhasiat dari pada nacl pada mencit.
Daun sembung rambat juga mengandung zat aktif dalam bentuk metabolit sekunder
diantaranya yaitu saponin, flavonoid, steroid, tannin, dan terpenoid. Senyawa metabolit
sekunder yang berperan sebagai antibakteri yaitu flavonoid dan tannin (Polakitan et al., 2017;
Haisya et al., 2013). Selain itu, daun sembung rambat memiliki kandungan volatil antara lain
α-pinene, camphene, β-pinene, α-felandrene, β-ocimene, linalool, geranyl acetate, terpenol,
geraniol, dan thymol (Perez-amador et al, 2010).
Penelitian terkait bioaktivitas daun Sembung Rambat sebagai antibakteri masih jarang
dilaporkan (Matawali et al, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi daun
Sembung Rambat sebagai antibakteri. Selain itu juga untuk menginvestigasi metabolit
sekunder yang ada pada sampel melalui uji skrining fitokimia. Data ini diharapkan nantinya
akan bermanfaat untuk penelitian lanjutan terkait identifikasi, dan karakterisasi terhadap
metabolit sekunder yang diduga berperan dalam aktivitas antibakteri.

Anda mungkin juga menyukai