Anda di halaman 1dari 10

58

BAB III
TUGAS KHUSUS

“Efisiensi Kinerja Heat Exchanger ( E-14-003 A/B/C ) di High Vacuum


Unit (HVU) II Kilang Crude Distiller & Light Ends (CD&L) PT. Pertamina
(Persero) RU III Plaju-Sungai Gerong”

3.1 Data Pengamatan Proses


Dalam melakukan efisiensi kinerja heat exchanger E-14-003 A/B/C ini
dibutuhkan data kondisi operasi aktual dan data desainnya. Berikut ini adalah
data-data kondisi operasi pada heat exchanger E-14-003 A/B/C Unit HVU II di
kilang CD&L PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju yang diperoleh berdasarkan
data aktual selama kegiatan Kerja Praktek berlangsung, yaitu dapat dilihat pada
Tabel 3.1 Data Kondisi Operasi Shell HE E-14-003 A/B/C dan Tabel 3.2 Data
Kondisi Operasi Tube HE E-14-003 A/B/C di bawah ini :

Tabel 3.1 Kondisi Operasi Shell Heat Exchanger 14-003-A/B/C


Pemeriksaan Parameter
Tanggal Flow Rate Tin Tout
Pengambilan Data Long Residu Long Residu Long Residu
(Ton/Day) (oC) (oC)
27 Agustus 2018 6139,7 188 230
28 Agustus 2018 6139,5 192 227
29 Agustus 2018 6092,5 189 226
30 Agustus 2018 6096,1 192 225
31 Agustus 2018 6076,0 190 223

Rata-rata 6108,8 190,2 226,2


*data diambil dari tanggal 27 Agustus-31 Agustus 2018
59

Tabel 3.2 Kondisi Operasi Tube Heat Exchanger 14-003-A/B/C


Pemeriksaan Parameter
Tanggal Flow Rate Tin Tout
Pengambilan Data MVGO MVGO MVGO
(Ton/Day) (oC) (oC)
27 Agustus 2018 3280,5 260 216
28 Agustus 2018 3220 265 215
29 Agustus 2018 2830,5 258 216
30 Agustus 2018 2954 260 215
31 Agustus 2018 3244,8 262 214

Rata-rata 3106,04 261 215,2


*data diambil dari tanggal 27 Agustus-31 Agustus 2018

3.2 Metodologi dan Perhitungan


3.2.1 Waktu dan Tempat Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek untuk pembuatan tugas khusus ini dilaksanakan
pada tanggal 13 Agustus – 28 September 2018 di PT. Pertamina (Persero) RU III
Plaju-Sungai Gerong.

3.2.2 Jenis Data


Data yang diperoleh penulis selama mengerjakan Tugas Khusus ini ada 2,
yaitu :
a. Data Primer
Data Primer ini diperoleh dari perusahaan yang berupa spesifikasi dan
nilai-nilai yang berkaitan dengan objek penelitian (dalam hal ini adalah
Heat Exchanger).
b. Data Sekunder
Data sekunder ini diperoleh melalui studi literatur yang menunjang
dalam pengolahan data primer. Data ini diperoleh dari buku-buku
referensi yang berkaitan dengan peralatan yang diteliti.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data


60

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data-data


yang berhubungan dengan objek yang diteliti adalah sebagai berikut :
a. Penelitian Lapangan
Pengambilan data secara langsung di lapangan oleh penulis dengan
mendatangi tempat pengambilan data yaitu di Unit HVU II PT.
Pertamina (Persero) RU III Plaju.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi secara
langsung dengan pembimbing lapangan dan para karyawan Unit HVU II
PT. Pertamina (Persero) RU III yang berwenang memberikan informasi
dan data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan Tugas Khusus ini.
c. Penelitian Kepustakaan
Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari catatan, dokumen,
dan buku referensi serta segala sesuatu yang ada kaitannya dengan objek
yang diteliti oleh penulis. Dengan demikian penulis dapat mengetahui
dengan pasti mengenai permasalahan yang ada untuk kemudian dicari
solusi pemecahannya.

3.2.4 Langkah-langkah Perhitungan


Heat Exchanger yang dievaluasi kinerjanya adalah Heat Exchanger E-03
A/B/C yang terdapat pada High Vacuum Unit-II (HVU-II) Metode yang
digunakan untuk melakukan perhitungan mengacu pada buku Process Heat
Transfer, Kern 1965. Adapun langkah-langkah perhitungan untuk melakukan
evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan Neraca Panas (Heat Ballance)
Q = W x Cp x (T1 – T2) = w x cp x (t2 – t1)

Dimana :
Q = Kalor jenis (Btu/hr)
W = Laju alir fluida panas ( lb/hr)
w = Laju alir fluida dingin ( lb/hr)
Cp = Kapasitas panas fluida panas ( Btu/lb oF )
cp = Kapasitas panas fluida dingin, (Btu/lb oF )
61

T1 = Temperatur fluida panas masuk ( oF )


T2 = Temperatur fluida panas keluar ( oF )
t1 = Temperatur fluida dingin masuk ( oF )
t2 = Temperatur fluida dingin keluar ( oF )

b. Perhitungan Log Mean Temperature Different, LMTD


Untuk alat penukar panas aliran counterflow, beda temperatur rata-rata
dihitung dengan beda temperatur rata-rata logaritmik.
 T1  t2    T2  t1 
LMTD = T  t 
ln 1 2
 T2  t1 
c. Menghitung Faktor koreksi dengan menghitung R dan S
Suatu koreksi LMTD dinyatakan dengan faktor Koreksi (F T), oleh
sebab itu untuk tujuan tersebut dibutuhkan besaran R dan S.

S menyatakan efisiensi temperatur dan R merupakan pembanding daya


tampung kalor fluida dingin dan fluida panas,

 T1  T2 
R =
 t2  t1 
 t2  t1 
S =
 T1  t1 
Dengan besaran R dan S tersebut didapat FT menggunakan kurva pada
Fig.18 Kern sehingga didapat :
Δt = FT x LMTD

d. Perhitungan Temperatur Kalorik (Tc dan tc)


Temperatur caloric ditafsirkan sebagai temperatur rata-rata fluida yang
terlibat dalam pertukaran panas.

Tc (Tube) = T2 + Fc (T1 – T2)


tc (Shell) = T1 + Fc (t2 – t1)
62

Dari Fig.17 Kern, 1965 didapat harga Kc dan Fc dengan perbandingan

t c T t
 2 1
Tc T1  t 2

e. Perhitungan Flow Area


Flow area merupakan luas penampang yang tegak lurus arah aliran
 Shell side
as = ID x C” x B / (144 x PT)
Dimana : ID = Inside Diameter (in)
C = Jarak Antar Tube (in)
B = Jarak Baffle (in)
PT = Tube Pitch (in)
 Tube side
at = Nt x a’t / (144 x n)
Dimana :Nt = Jumlah Tube
a’t = Internal Area (Table 10 Kern)
n = Jumlah Tube Passes

f. Perhitungan Mass Velocity


Kecepatan massa merupakan perbandingan laju alir dengan flow area
 Shell side
Gs = W / as
Dimana :W = Laju alir fluida panas (lb/hr)
 Tube side
Gt = w / at
Dimana : w = Laju alir fluida dingin (lb/hr)

g. Perhitungan Reynold Number


Reynold number menunjukkan tipe aliran fluida di dalam pipa
63

 Shell side
Res = De x Gs / µ
Dimana :De = Equivalent Diameter (ft) (Fig.28 Kern)
Gs = Mass Velocity (lb/hr ft2)
µ = Viskositas fluida pada suhu Tc
 Tube side
Ret = D x Gt / µ
Dimana :D = Inside Diameter (ft) (Tabel 10 Kern)
Gt = Mass Velocity (lb/hr ft2)
µ = Viskositas fluida pada suhu tc

h. Perhitungan Heat Transfer Factor (JH)


 Shell side
Nilai JH untuk sisi shell dapat diketahui dari Fig.28 Kern

 Tube side
Nilai JH untuk sisi tube dapat diketahui dari Fig.24 Kern

i. Menentukan Termal Function


Pada tiap suhu, yaitu Tc (hot fluid) untuk shell dan tc (cold fluid)
untuk tube diperoleh masing-masing nilai c (fig.4 Kern), μ (viskositas)
dan k (konduktivitas thermal) (fig.1 Kern)

(c x μ / k)1/3

Dimana : c = panas spesifik (Btu/lb 0F)


k = konduktivitas thermal (Btu/hr.ft 0F)

j. Menentukan nilai Outside film Coefficient (ho) dan Inside Film


Coefficient (hi)
 Shell side
64

1/ 3
k  c 
ho = jH   Фs
De  k 

 Tube side
1/ 3
k  c 
hi = jH   Фt
D  k 

hio hi ID
 x
t  t OD

Dimana :ho = Outside film coefficient (Btu/hr.ft oF)

hi = Inside film coefficient (Btu/hr.ft oF)

k. Menentukan Tube Wall Temperature(tw)


Temperatur dinding rata-rata tube dapat dihitung dengan
temperature kalorik, jika diketahui nilai koefisien perpindahan panas
fluida shell dan tube pada kondisi operasi sedang berlangsung.

ho /  s
tw = tc + x  Tc  tc 
hio /  t  ho /  s

Dimana : tw = Temperatur dinding tube (oF)

l. Perhitungan Corrected coefficient ho dan hio pada tw


 Shell side
0 ,14
  
Фs =  
 w 

ho
ho = x s
s

 Tube side
0 ,14
  
Фs =  
 w 
65

hio
hio = x t
t

m. Perhitungan Clean Overall Coefficient, Uc

Uc merupakan overall heat transfer coefficient jika tidak terjadi


fouling/kerak.
hio x ho
UC =
hio  ho
Dimana :
UC = Overall heat transfer coefficient (Btu/hr.ft2 oF)

n. Perhitungan Dirty Overall Coefficient, UD


UD merupakan overall heat transfer coefficient jika terjadi
fouling/kerak.

A = NT x a” x L

Dimana : A = Heat transfer surface (ft2)


NT = Jumlah tube
a” = Luas area (ft2/lin ft), Tabel 10 Kern
L = Panjang tube
Maka :
Q
UD = A x t

Dimana : UD = Overall heat transfer coefficient (Btu/hr.ft2 oF)

o. Perhitungan Dirt Factor, Rd


UC  U D
Rd =
UC x U D

Dimana : Rd = Fouling Factor (hr.ft2.oF/ Btu)

p. Perhitungan Pressure Drop


66

 Shell side
2
f x Gs x Ds x N  1
ΔPs =
5,22 x1010 De x s x  s

Dimana : ΔPs = Total Pressure drop pada shell (psi)


f = Friction factor shell(ft2/in2) (Fig.29,Kern)
Gs = Mass velocity (lb/hr.ft2)
s = Spec.Gravity
N + 1 = Jumlah lintasan aliran melalui baffle

 Tube side
2
f x Gt x L x n
ΔPt =
5,22 x 1010 D x s x  t

Dimana : ΔPt = Pressure drop pada tube (psi)


f = Friction factortube (ft2/in2) (Fig.26, Kern)
Gt = Mass velocity (lb/hr.ft2)
s = Spec.Gravity
D = Inside diameter (ft)
n = Jumlah pass tube

4 xn V2
ΔPr = x
s 2g
Dimana : ΔPr = Return Pressure drop pada tube (psi)
V2
= Velocity head (psi)
2g

s = Spec.Gravity
Maka :
ΔPT = ΔPt + ΔPr
Dimana : ΔPT = Total Pressure Drop pada tube (psi)

q. Perhitungan Efisiensi Termal


67

Q shell
η = x 100 0 0
Q tube

Dimana : η = Efisiensi thermal heat exchanger (%)

Anda mungkin juga menyukai