Anda di halaman 1dari 2

SPO

TATA KELOLA VAKSIN


No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 2
263SPO/XII/2016
Tgl Terbit. Tangerang,
Prosedur 30 Desember 2016
Tetap .

Direktur
Pengertian 1. Vaksinasi atau imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terjangkit dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
2. Vaksin adalah bahan antigenic yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organism.
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi bayi, balita, dan anak
anak
2. Sebagai acuan dalam pengelolaan vaksin
Kebijakan Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 411 Tentang Pedoman
Penyimpnan Obat.
Prosedur Penyimpanan vaksin:
1. Simpan vaksin di lemari es pada suhu 20 -80C
2. Susun dus vaksin dalam lemari es diberi jarak antara 2 jari untuk
pertukaran udara
3. Letakkan jauh Vaksin FS (Frezee Sensitive = DPT,HB,DT,TT) dengan
bagian paling dingin dalam lemari es (evaporator). Vaksin HS (Heat
Sensitive = Polio, Campak, BCG) diletakkan dekat dengan evaporator.
4. Buka lemari es seminimal mungkin setiap harinya untuk menjaga
stabilitas suhu penyimpanan.
5. Pantau suhu setiap hari (pagi dan sore) dan dicatat pada grafik suhu
lemari es.
6. Lakukan pemeliharaan lemari es (harian, mingguan dan bulanan).
Prosedur Pengeluaran vaksin dan pelarut dari lemari es
1. Tentukan seberapa banyak vial vaksin yang dibutuhkan untuk pelayanan
sebelum membuka lemari es.
2. Catat suhu di dalam lemari es.
3. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan
untuk alat pemantau botol vaksin (VVM) dan tanggal kedaluarsa.
SOP
TATA KELOLA VAKSIN
No.Pokok No. Revisi Halaman 2 dari 2
263//Dir-SPO/XII/2016
Prosedur permintaan vaksin untuk pelayanan di IFRS, dan unit
terkait
1. Ajukan permohonan resmi permintaan vaksin kepada petugas
pengelola vaksin IFRS.
2. BerikanVaksin yang diminta harus sesuai dengan kebutuhan
sasaran
3. Bawa vaccin dengan menggunakan vaksin carrier atau cold box
yang diisi cool pack dengan jumlah yang sesuai.
Prosedur pemeriksaan keamanan vaksin
1. Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, vaksin
atau pelarut tidak boleh digunakan.
2. Periksa alat pemantau botol vaksin (VVM).
3. Periksa tanggal kadaluarsa.
4. Periksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika indikator
menunjukkan adanya pembekuan atau diperkirakan vaksin yang
sensitif beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT, HepB, DTP-HepB )
telah membeku, sebaiknya dillakukan tes kocok.
Pemeliharaan cold chain atau sistem rantai dingin vaksin selama
pelaksanaan imunisasi
1. Simpan vaksin dan pelarut dalam vaccine carrier dengan menggunakan cold pack,
agar suhu tetap terjaga pada temperature 20-80 C dan vaksin yang sensitive terhadap
pembekuan agar tidak beku selama pelayanan imunisasi.
2. Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya matahari langsung.
3. Tutup rapat vaccine carrier sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus
tersimpan dalam vaccine carrier.
4. Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila belum ada sasaran datang.
5. Lakukan Pada saat pelarutan, suhu pelarut dan vaksin harus sama.
6. Ingatkan Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial baru sebelum vial
lama habis.
7. Lindungi dari cahaya matahari dan suhu luar untuk vaksin yang sudah dilarutkan
dengan cara diletakkan di lubang busa yang terdapat di atas vaccine carrier bila
sasaran belum datang.
8. Siapkan cool pack dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat cool pack
9. Lakukan setiap vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis, pelarutan selanjutnya
dilakukan bila telah ada anak yang hendak diimunisasi.
Unit terkait  IFRS
 Gudang Farmasi
 Semua unit terkait
Share

Anda mungkin juga menyukai