Anda di halaman 1dari 1

Oh iya, sejak beberapa hari terakhir nampaknya kuliner bakpao menjadi salah satu kuliner

yang banyak dibicarakan publik. Ini setelah pengacara dari Setya Novanto mengatakan
bahwa kecelakaan yang dialami kliennya tersebut membuat sang klien harus mengalami luka
benjol parah sebesar bakpao di kepalanya. Istilah "Benjol sebesar bakpao" sendiri selama ini
sering kita dengar ketika kepala seseorang terbentur dan menyebabkan benjolan.

Tapi ladies, terlepas dari istilah bakpao untuk menggambarkan bekas benturan, kali ini
vemale akan membagikan fakta tentang asal-asul bakpao. Dilansir dari laman wikipedia.com,
bakpao berasal dari bahasa Hokkian, Roubao. Sebuatan Bakpao berasal dari gabungan kata
Pao dan Bak. Pao memiliki arti bungkusan dan bak memiliki arti daging. Jadi, bakpao bisa
diartikan sebagai bungkusan yang berisi daging. Dalam bahasa Hakka/Khek yaitu
Nyukppao/Yungppao, artinya sama yakni daging yang terbungkus.

Bakpao merupakan makanan tradisional Tionghoa yang kini terus berkembang di Indonesia
dan negara-negara lainnya. Makanan bakpao dulunya dibawa dan diperkenalkan oleh
masyarakat asli Tionghoa ke masyarakat Indonesia maupun masyarakat lain di dunia.

Bakpao merupakan makanan tradisional Tionghoa yang kini mendunia/copyright


grandtaste99.blogspot.co.id

Awalnya, bakpao berisi daging babi karena mayoritas masyarakat Tionghoa mengonsumsi
daging babi. Tapi, seiring dengan perkembangan zaman dan kuliner, isian dalam bakpao
tidak melulu daging. Varian isian bakpao bermacam-macam mulai dari cokelat, selai kacang,
selai buah, daging ayam, daging ikan hingga daging sapi juga sayuran.

Seperti dilansir dari laman grandtaste99.blogspot.co.id, penemu bakpao yang pertama


adalah seorang tentara Tionghoa bernama Zhuge Liang. Zhuge Liang (181 – 234) adalah
salah satu tentara ahli strategis terbaik China, perdana menteri, insinyur dan ilmuwan.
Setelah melakukan peperangan dan meraih kemenangan lantas akan kembali ke ibu kota,
Liang serta pasukannya harus melewati sungai besar yang berombak dan berbadai.

Salah seorang memberitahukannya bahwa sejak zaman nenek moyangnya, agar sungai
tenang dan bisa diseberangi dengan selamat, siapapun harus melempar sedikitnya 50 kepala
manusia di sana. Tapi, karena Liang tak ingin kembali terjadi pembunuhan atau
pertumpahan darah, ia pun membuat kue yang berbentuk mirip kepala manusia yang
disebut Baozi (bakpao).

Anda mungkin juga menyukai