Anda di halaman 1dari 8

“Analisa Kinerja Simtem Transposrtasi”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Transportasi

Oleh :

MUHAMMAD FARUQ (1494094007)

DOSEN PEMBIMBING
Ayu Roesdyningtyas DA, ST.,M.T.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

i
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang sistem transportasi ini untuk
masyarakan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan................................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Sistem transportasi perkotaan............................................................... 3
B. Sarana dan prasarana di Kota Semarang............................................... 4
C. Analisa kinerja angkutan umum kota semarang................................... 20

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………….......... 22

ii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Semarang merupakan ibukota provinsi dimana pusat perekonomian lebih dominan berada
di pusat kota, sehingga mobilitas orang dengan berbagai aktivitas, mobilitas barang maupun
jasa menupuk pada satu tujuan yaitu pusat kota (wilayah Simpang Lima dan sekitarnya).
Dampak dari realita ini adalah pada jam - jam tertentu terj adi kemacetan di berbagai ruas
Jalan Semarang. Kemacetan lalu lintas jalan ( congestion) dapat terjadi karena ruas jalan
tersebut sudah tidak mampu menampung atau menerima arus kendaraan yang memiliki
volume kendaraan yang berlebihan . Ruas jalan yang sempit, dan banyaknya kendaraan
yang melewati dapat menjadi penyebab kemacetan. Selain itu pengaruh gangguan samping
juga dapat mengakibatkan kemacetan, seperti parkir di badan jalan ( on road parking),
berjualan di trotoar atau pinggir jalan seperti yang dilakukan oleh PKL (Pedagang Kaki
Lima), jalan digunakan sebagai pangkalan becak/ojek, serta apabila jalan juga dimanfaatkan
untuk kegiatan sosial yang dilakukan o leh masyarakat dengan menggunakan badan jalan
(seperti adanya pesta, kematian, dll). Manajemen persimpangan yang buruk juga dapat
memicu adanya kemacetan lalu lintas.Pertumbuhan penduduk yang melanda kota- kota
besar itu sebagai pertumbuhan alamiah ak ibat kelahiran, maupun akibat terjadinya
urbanisasi,menimbulkan tekanan - tekanan baru pada kehidupan kota dan jaringan
pelayanan yang tersedia bagi penduduk kota tersebut. Salah satu jaringan pelayanan yang
mengalami tekanan terberat adalah pelayanan transportasi.Berdasarkan hasil registrasi
penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kota Semarang tercatat sebesar 1.527.433 jiwa
dengan pertumbuhan penduduk selama tahun 2010 sebesar 1,36 % (Kota Semarang dalam
Angka, 2010), dengan adanya pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi disertai adanya
pertambahan mobilitas penduduk dan pertumbuhan permintaan transportasi ini cenderung
ditampung melalui adanya kebijakan 1penyelesaian secara dua individual dengan kendaraan

iii
- kendaraan bermotor yang berstatus kepemilikan pribadi. Penyelesaian ini apabila
dipandang dari satu sisi menguntungkan karena tidak perlu campur tangan pemerintah
dalam pengadaannya, tetapi pada sisi lain akan menimbulkan persoalan lain yang cukup
berat, seperti kemacetan lalu lintas yang semakin parah, pemakaian bahan bakar fosil yang
semakin meningkat sehingga akan menimbulkan pencemaran lingkungan yang mendekati
ambang batas yang diizinkan untuk masih dapat ditolerir oleh kesehatan
seseorang.Persoalan - persoalan ini pada akhirnya akan menjadi permasalahan yang harus
dapat dipecahkan oleh pemerintah dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang tentunya
diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang hadir tersebut.

B.rumusan masalah
 Masalah apa yg terjadi di kota semarang mengenai sistem tranportasi
 Persoalan apa yg terjadi mengenai sarana rasnportasi kota semarang

C . tujuan pembahasan
 mengetahaui sarana dan prasarana transportasi kota semarang
 menyelasaikan persoalan tranportasi diwilayah perkotaan
 memahami dan menganalisa sistem transportasi kota semarang

BAB II
2.1 SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN
Untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam serta guna mendapatkan alternatif
pemecahan masalah transportasi perkotaan yang baik, maka sistem transportasi makro perlu
dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil (mikro), dimana masing-masing
Sistem mikro tersebut akan saling terkait dan saling mempengaruhi. Sistem transportasi
mikro (Direktorat Jendral Perhubungan Darat,2008) tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sistem Kegiatan (Transport Demand)
b. Sistem Jaringan (Prasarana Transportasi/Transport Supply)
c. Sistem Pergerakan (Lalu Lintas/Traffic)
d. Sistem Kelembagaan.
Setiap penggunaan tanah atau Sistem Kegiatan akan mempunyai suatu tipe kegiatan tertentu
yang dapat “memproduksi” pergerakan (trip production) dan dapat “menarik” pergerakan
(trip attraction). Sistem tersebut dapat merupakan suatu gabungan dari berbagai sistem pola
kegiatan tata guna tanah (land use) seperti sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan
dan lain-lain.Kegiatan yang timbul dalam sistem ini membutuhkan pergerakan sebagai alat
pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap hari, yang tidak dapat dipenuhi oleh
penggunaan tanah bersangkutan.Besarnya pergerakan yang ditimbulkan tersebut sangat
berkaitan erat dengan jenis/tipe dan intensitas kegiatan yang dilakukan.

iv
Pergerakan tersebut, baik berupa pergerakan manusia dan/atau barang, jelas membutuhkan
suatu moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat moda transportasi.

2,2 SARANA DAN PRASARANA KOTA SEMARANG


Prasarana transportasi yang diperlukan merupakan sistem mikro kedua yang biasa dikenal
sebagai Sistem Jaringan, meliputi jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus, stasiun kereta
II‐2 api, bandara dan pelabuhan laut. Penyediaan prasarana transportasi sangat tergantung
pada dua faktor (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,2008):
• Pertumbuhan ekonomi – menjadikan danaumum untuk membangun jalan-jalan,
angkutan simpangan dan menyediakan kendaraan umum. Dana pribadi
menyediakan kendaraan-kendaraan pribadi (mobil, motor) dan dana perusahaan
pribadi menyediakan bus, angkot, truk.
• Dana umum – tergantung pada pertumbuhan ekonomi dan kebijaksanaan
pemerintah mengenai jalanan dan kendaraan umum. Interaksi antara Sistem Kegiatan dan
Sistem Jaringan akan menghasilkan suatu pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk
pergerakan kendaraan dan/atau orang (pejalan kaki). Suatu sistem pergerakan yang aman,
2cepat, nyaman, murah dan sesuai dengan lingkungannya, akan dapat tercipta jika pergerakan
tersebut diatur oleh suatu sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas yang baik. Permasalahan
kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar/sedang di Indonesia biasanya timbul
karenakebutuhan transportasi lebih besar dibanding prasarana transportasi yang tersedia, atau
prasarana transportasi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Perubahan pada sistem
kegiatan jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui suatu perubahan tingkat pelayanan
pada sistempergerakan. Begitu juga perubahan pada sistem jaringan dapat mempengaruhi
sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan
tersebut.Selain itu, sistem pergerakan berperanan penting dalam mengakomodir suatu sistem
pergerakan agar tercipta suatu sistem pergerakan yang lancar, aman, cepat, nyaman, murah
dan sesuai dengan lingkungannya. Pada akhirnya juga pasti akan mempengaruhi kembali
sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada. Ketiga mikro ini saling berinteraksi satu sama
lain yang terkait dalam suatu sistem transportasi makro. Dalam upaya untuk menjamin
terwujudnya suatu sistem pergerakan yang aman, nyaman, lancar, murah dan sesuai dengan
lingkungannya, maka dalam sistem transportasi makro terdapatsuatu sistem mikro lainnya
yang disebut Sistem Kelembagaan. Sistem ini terdiri atas individu, kelompok, lembaga,
instansi pemerintah serta swasta yang terlibat dalam masing-masing sistem mikro. Sistem
kelembagaan (instansi) yang berkaitan dengan masalah transportasi adalah sebagai berikut :

• Sistem Kegiatan : Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan


Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi, Badan Perencanaan dan

v
Pembangunan Daerah(Bappeda) Kota
• Sistem Jaringan : Departemen Perhubungan dan Departemen Pekerjaan Umum
• Sistem Pergerakan :Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), Polisi Lalu
Lintas(Polantas).
Dalam kaitan pengembangan kota Semarang sebagai salah satu pusat kegiat an primer
diantara pusat-pusat kegiatan primer seperti Bandara Ahmad Yani maka disamping
pengembangan jaringan jalan sekunder perlu juga adanya integrasi dengan pengembangan
jaringan jalan primer. Oleh karena itu pada jangka pendek dan menengah diperlukan ukungan
jaringan jalan arteri dan kolektor primer secara lebih luas sejalan dengan tahap
pengembangan kota tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan jaringan
jalan untuk jangka menengah antara lain adalah :
• Integrasi dengan sistem jaringan jalan yang direncanakan
• Pengembangan jaringan jalan arteri primer lebih diarahkan sebagai “extension” dari sistem
jaringan jalan yang direncanakanserta juga dipertimbangkan pengembanganjaringan jalan tol
(bebas hambatan) dalam mendukung pergerakan intra dan antar kawasan kegiatan primer
• Konsentrasi beban lalu lintas terutama untuk kendaraan berat didistribusikan lebih merata
pada sistem jaringan jalan arteri baik untuk lintas regional maupun untukkedua kota tersebut.
• Penyediaan kapasitas jalan disesuaikan dengan prakiraan permintaannyakawasan kegiatan
primer
• Konsentrasi beban lalu lintas terutama untuk kendaraan berat didistribusikan lebihh merata
pada sistem jaringan jalan arteri baik untuk lintas regional maupun untuk kedua kota tersebut.
• Penyediaan kapasitas jalan disesuaikan dengan prakiraan permintaannya

2. 2.ANALISA KINERJA ANGKUTAN UMUM


angkutan umum yang berjalan selama ini untuk melayani segala kegiatan masyarakat dalam
bepergian maupun beraktifitas. Lalu menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1996),
Kapasitas kendaraanadalah daya muat penumpang pada setiap kendaraan angkutan umum,
baik yang duduk maupun yang berdiri. Transportasi merupakan bagian yang sangat penting
dalam fungsi kehidupan masyarakat. Transportasi inilah yan g akan menghubungkan bagian
bagian penting yang berkaitan dengan gaya hidup, jangkauan, dan lokasi dari kegiatan yang
produktif serta distribusibarang- barang dan pelayanaan yangtersedia untuk dapat dikonsumsi
o leh masyarakat.Geografi Transportasi merupakan bagian ilmu atau cabang dari Ilmu
Geografi yang terfokus kepada aspek- aspek fisik maupun sosial ekonomi yang berkaitan
dengan sistem transportasi tertentu. Transportasi sendiri berarti kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Definisi transportasi dipertegas
dalam Undang- undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1992, yakni pemindahan orang
dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Adapun
kendaraan yang dimaksud dalam Undang - undang tersebut adalah suatu alat yang dapat

vi
bergerak di jalan, baik kendaraan bermotor atau tidak bermotor. Definisi lain yang lebih
menjelaskan bahwa transportasi adalah sarana manusia untuk memindahkansesuat u, baik
manusia atau benda dari suatu tempat ke tempat lain, dengan10 ataupun tanpa
mempergunakan alat bantu. Alat tersebut dapat berupa tenag manusia, binatang, ataupun
benda lain baik dengan mempergunakan mesin ataupun tidak bermesin. I nterelasi penelitia n
geografi transportasi difokuskan kepada:
1. Jaringan, lokasi, struktur, dan evolusinya.
2. Arus pada jaringan.
3. Signifikansi dan pengaruh dari jaringan, serta arus pada ruang ekonomi
yang mengembangkan seperangkat prinsip saling ketergantungan
antara jaringan dan ekonomi, sebagai perubahan - perubahan
aksesibilitas.
Fasilitas transportasi pada akhirnya sangat mempengaruhi interaksi antar wilayah. Keadaan
transportasi yang ada di suatu wilayah nantinya akan menjadi tolak ukur dalam interaksi
keruangan antar wilayah dan sangat penti peranannya dalam menunjang proses
perkembangan wilayah tersebut. Kondisigeografis yang beragam memerlukan pemikiran
mendalam tentang terpilihnya sebuah alat transportasi yang paling efektif dan optimal untuk
digunakan secara terpadu. Transportasi digunakan untuk dapat menghubungkan antara tata
guna lahan yang mungkin berbeda sehingga tercipta interaksi dan interelasi antar tata guna
lahan tersebut.Transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antarapenduduk
lokal dengan dunia luar. Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani.
Transportasi berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen
dan meniadakan jarak di antara keduanya. Jarak tersebut dapat dinyatakan sebagai jarak
waktu mau pun jarak geografis. Jarak waktu timbul karena barang yang dihasilkan hari ini
mungkin belum dipergunakan sampai besok. Jarak atau kesenjangan ini dijembatani melalui
proses penggudangan dengan teknik tertentu untuk mencegah kerusakan barang yang
bersangkutan.

BAB 3
KESIMPULAN
Urbanisasi merupakan salah satu faktor eksternal wilayah yang akan mempengaruhi
pertumbuhan pen duduk total di sebuah wilayah. Sebuah kota dengan daya tarik yang sangat
besar seperti kota tersebut merupakan kota besar yang menjadi pusat perdagangan, ekonomi,
maupun pemerintahan merupakan kota yang sangat memiliki potensi besar adanya
urbanisasi skala besar. Kebanyakan masyarakat yang melakukan urbanisasi adalah mereka
yang ingin memiliki penghidupan yang lebih baik di perkotaan. Kota yang seperti ini
tentunya memiliki proses p erputaran uang yang lebih besar sehingga pantas aja apabila

vii
kegiatan ekonomi di daerah perkotaan terlihat lebih mencolok. Pertambahan jumlah
penduduk secara alami ditambah dengan kegiatan urbanisasi dan migrasi ke kota tentunya
akan menambah volume perpindahan secara massal maupun individu atau sering disebut mo
bilitas penduduk yang semakin bertambah. Untuk melakukan kegiatan perpindahan atau
mobilitas penduduk ini pastilah memerlukan moda transportasi baik umum ataupun pribadi.
Kondisi transportasi umum di Indonesia secara umum yang masih dibawah standar kenyam
anan para pengguna ini mengakibatkan masyarakat beralih lebih memilih moda transportasi
pribadi seperti sepeda motor maupun mobil pribadi.Semakin bertambahnya jumlah penduduk
dengan dipermudah persyaratan untuk memiliki sebuah kendaraan pribadi menyebabkan
adanya pertambahan jumlah kendaraan pribadi semakin banyak tiap tahunnya.

viii

Anda mungkin juga menyukai