Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGELOLAHAN LIMBAH PADAT

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan lumpur, bubur yang
berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadfi dua bagian,
yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ualang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan
kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi limbah padat yang tidak punya
nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat,
diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat
bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus
(black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini
teridiri dari bahan kimia senyawa tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan limbah padat ?


2. Sumber sampah ?
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah limbah padat ?
4. Apakah dampak pencemaran limbah ?
5. Bagaimana cara pengolahan limbah padat ?

BAB II
ISI

II.1 Pengertian Limbah padat


Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skla rumah tangga, industri,pertambangan, dan
sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapatberupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara
berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai
limbah.
 Jenis Sampah Padat
Sampah padat dibedakkan menjadi beberapa jenis,antara lain :
a. Kandungan zat kimia
Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalam sampah di bedakkan 2 jenis,yaitu :
1. Sampah In-organik
2. Sampah organic
b. Mudah/Sukarnya Terbakar
Berdasarkan dapat tidaknya dibakar,dibedakkan menjadi :
1. Sampah yang mudah terbakar
2. Sampah yang sukar terbakar
c. Mudah/sukarnya Membusuk
Berdasarkan dapat tidaknya membusuk,dibedakan menjadi :
1. Sampah yang sukar membusuk
2. Sampah yang mudah membusuk

 Karakteristik Sampah

1. Garbage merupakan jenis sampah yang terdiri dari sisa potongan hewan atau sayur-sayuran
yang berasal dari proses pengolahan,persiapan,pembuatan,dan penyediaan makanan yang
sebagian besar terdiri dari bahan yang mudah membusuk,lembab dan mengandung sejumlah
air.
2. Rubbish merupakan sampah yang mudah atau susah terbakar,bersal dari rumah tangga, pusat
perdagangan dan kantor,yang tidak termasuk kategori garbage.
3. Ashes (abu) merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar,baik di rumah,di
kantor,maupun industry.
4. Street sweeping (sampah jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar,terdiri dari
kertas-kertas,kotoran,daun-daunan,dll.
5. Dead Animal (bangkai binatang) yaitu bingkai yang mati karena bencana alam,penyakit atau
kecelakaan.
6. Household refuse (sampah pemukiman) yaitu sampah campuran yang terdiri dari
rubbish,garbage,ashes yang berasal dari daerah perumahan.
7. Abandoned vehicles (bangkai kendaraan) yang termasuk jenis sampah ini adalah bangkai
mobil,truk,kereta api,satelit,kapal laut dan alat transportasi lainnya.
8. Sampah industry terdiri dari sampah padat yang bersal dari industry pengolahan hasil
bumi,tumbuh-tumbuhan dan industry lainnya.
9. Demolotion wastes (sampah hasil penghancuran gedung/bangunan) yaitu sampah yang
berasal dari perombakan gedung/bangunan.
10. Contruction wastes (sampah dari daerah pembangunn) yaitu sampah yang berasal dari sisa
pembangunan gedung,sampah dri daerah ini mengandung tanah,batu-batuan,potongan
kayu,alat perekat,dinding,kertas dll.
11. Sewage solid terdiri dari benda kasar yang umumnya zat organic hasil saringan pada pintu
masuk suatu pusat pengolahan air buangan.
12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus dalam
pengelolaannya,misalnya kaleng cat,film bekas,zat radioaktif,dan zat yang toksis.

II.2 Sumber Sampah


Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut :
1. Pemukiman penduduk
Sampah disuatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu saat atau beberapa keluarga yang
tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau dikota.
2. Tempat umum dan perdangangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul. Dan melakukan
kegiatan,termasuk juga tempat perdagangan .
3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud di sini, antara lain, tempat hiburan dan umum
,jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (mis, rumah sakit dan puskesmas),
kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat liburan, dan sarana pemerintah yang lain
. tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.
4. Industry berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industry makanan dan minuman, industry kayu, industry
kimia, industry logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan kegiatan industry
lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja.
5. Pertanian
Sampah di hasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun ladang,
ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk.

II.3 Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah sampah

1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk. Semakin padat
penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung sampah
kurang.
2. System pengumpulan atau pembuangan sampah yang di pakai.
3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali .
metode ini dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan
tertentu.
4. Faktor geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pengunungan, lembah, pantai .
5. Faktor waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah sampah perhari
bervariasi menurut waktu .
6. Faktor social ekonomi dan budaya
Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air, atau
penyaringan air limbah .
7. Kebiasaan masyarakat
8. Kemajuan teknologi
Akibat kemjuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat.
9. Jenis sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam dan jenis
sampahnya .

II.4 Dampak Pencemaran Limbah

1. Gas Beracun
Seperti asam sulfida (H2S), Amoniak (NH2), Methan (CH4), CO2, CO. Gas ini akan timbul,
bila limbah padat ditimbun dan membentuk dan adanya mikroorganisme. Adanya musim
hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam
suasana aerob/an-aerob.
2. Penurunan kualitas udara
Dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi reaksi kimia seperti Gas H2S, NH3 dan methane
yang bila melebihi NAB akan merugikan manusia. H2S 50 ffm membuat mabuk dan pusing.
3. Penurunan kualitas air.
Karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan maka akan menyebabkan air
keruh dan rasanya berubah,
4. Kerusakan permukaan tanah.
Adapun faktor – faktor yang perlu diperhatikan sebelum limbah di olah
1. Jumlah limbah. Apakah limbah dapat di tanggulangi sendiri di dalam di dalam pabrik tanpa
menggunakan pengolah atauoun pengangkut. Jika jumlah limbah sedikit maka tidak
membutuhkan penanganan khusus seperti tempat dan sarana pembangunan, namun demikian
jika limbah yang dibuang, misalnya 4 m/hari, sudah tentu membutuhkan tempatpembuangan
akhir dan sarana angkutan tersendiri.
2. Sifat fisik dan kimia limbah. Limbah padat terdiri dari berbagai macam wujud dan bentuk,
tergantung jenis industrinya, Sifat fisik limbah akan mempengaruhi pilihan tempat
pembuangan akhhir, sarana pengangkutan dan pilihan sistem pengolahan. Di samping sifat
fisik limbah, sifat kimia adalah suatu hal yang tidak dapat di abaikan. Sifat kimia yang dapat
akan merusak dan menyamari lingkungan secara kimia yang dapat menimbulkan reaksi untuk
membentuk senyawa baru. Limbah padat yang berupa lumpur dari pabrik pulp dan rayon
akan mencemari air tanah melalui penyerapan ke dalam tanah.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Lingkungan terdiri dari barbagai
komponen, baik yang sensitif maupun tidak terhadap beberapa koponen polutan. Perlu
diketahui komponen lingkungan yang rusak akibat pencemaran pada tempat pembuangan
akhir.
4. Tujuan akhir yang hendak dicapai. Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam upaya
pengolahan limbah. Tujuan ini tergantung pada tingkat limbah yang bersifat ekonomis dan
non-ekonomis. Untuk limbah non-ekonomis, pengolahan ditujukan untuk pencegahan
(preventive) kerusakan lingkungaan, sedangkan limbah yang memiliki nilai ekonomis dengan
tujuan meningkatkan efisien produksi secara keseluruhan dan untuk memanfaatkan kembali
bahan yang masih berguna dengan tujuan lain. Bagaimanapun pengolahan akhir limbah harus
mendapatkan perhatian yang utama. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan pendahuluan
untuk mendapatkan limbah yang lebih mudah mengelolanya, misalnya mudah dipindahkan,
mudah diangkut, tidak menimbulkan bau pada saat dibawa ke tempat pembuangan akhir.

II.5 Pengolahan Limbah Padat


Proses pengolahan limbah padat
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda-beda dari kandungan bahan yang
berbeda maka harus dipisahkan dahulu ada tiga sistem, yaitu :
a. Sistem Balistik
Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran/berat/volume.
b. Sistem Gravitasi
Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat.
Misal : - barang yang ringan/terapung
- barang yang berat/tenggelam
c. Sistem Magnetis
Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet. Yang bersifat magnet, akan langsung
menempel. Misal : untuk memisahkan campuran logam dan non logam.
2. Penyusutan ukuran
Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil, supaya
pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk, sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan
baik limbah padat harus dipisah dan disamakan ukurannya/volumenya.
4. Pembuangan limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah, yang dibagi menjadi
dua,yaitu :
a. Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan disembarang tempat dan perlu
diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :

 Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan


 Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal
 Laut menjadi dangkal
 Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya yang dapat
membunuh biota laut.
b. Pembuangan di darat (Sanitary landfill)
penetapan tempat pembuangan di darat membutuhkan pertimbangan lebih seksama
mengingat tidak semuah daratan dapat di jadikan tempat pembuangan. Pemilihan lokasi
landfill harus mempertimbangkan pengaruh iklim, suhu, kecepatan dan arah angin, keadaan
struktur tana, jaraknya terhadap sumber air perkebunan, perikanan, peternakan, flora-fauna
dan lain-lain. Hendaknya lokasi yang di tetapkan adalah lokasi yang benar-beenar tidak
ekonomis (non-produktif) untuk kepentingan apapun. Menurut keadaanya, lokasi landfill di
bedakan menjadi sebagai berikut:
o Landfill lembah. Lerengnya terjal dan berbentuk lembah. Limbah dimasukan secara bertahap
dan bertingkat sampai sama datarnya dengan permukaan tanah atas. Demikian dilakukan
secara terus-menerus.
o Landfill tanah galian. Tanah sengaja digali sesuai kebutuhan. Limbah dimasukan ke dalam
lubang galian dan bila sudah rata dengan perrmukaan tanah, limbah ditimbun dengan tanah
kemudian dipadatkan.
o Landfill tanah datar. Limbah ditumpuk pada tempat tertentu kemudian dipadatkan, ditimbun
dengan tanah dan dipadatkan kembali dan disusul dengan timbunan berikutnya sampai
berlapis-lapis. Bagian paling atas ditutup dengan tanah kemudian dipadatkan.

Pada beberapa pabrik tertentu limbah cair mengalir bersma limbah padat. Pada
pengolahan limbah, zat padat tersebut akan tinggal pada dasar wadah. Bilah limbah langsung
dialirkan kesungai maka akan mengendap pada dasar sungai sehingga mengakibatkan
pendangkalan secarah perlahan-lahan. Dalam beberapa kasus tertentu pada masa pra-
pengolahan terdapat limbah padat sehinggah bahan baku membutuhkan pengolahan
pendahuluan sebelum memasuki proses.
Kolam pengolahan air limbah, seperti kolam pengendapan kolam aerasi, harus dikuras
untuk meengeluarkan lumpur yang semakin tebal setiap hari. Lumpur buangan inipun
membutuhkan lahan pembuangan yang baru. Misal, industri buah-buahan dalam kaleng,
menghasilkan kulit dan serat-serat yang dalam waktu relatif singkat menciptakan buah-
buahan yang kurang sedap. Untuk mengatasi limbah tersebut perlu upaya pengendalian dan
penanggulangan, baik untuk tujuan daur-ulang maupun untuk memenuhi syarat buangan.
Untuk beberapa jenis buangan tertentu mungkin tidak menbutuhkan pengomposan,
tetapi pembakaran (insinerasi). Untuk itu tahapan yang harus dilakukan pada umumnya
adalah sebaagai berikut:
1. Pemekatan. Untuk memudahkan penghancuran ditambahkan sejumlah air dengan bahan
kimiah tertentu yang membuat bahan menjadi lunak sehingga dapat dihancurkan dengan
mudah.
2. Penghancuran. Bahan yang masih keras dihancurkan sehingga ukurannya lebih homogin.
Yang tidak dapat dihancukan dibuang ke tempat yang telah tersedia.
3. Pengurangan air. Melalui alat penekan (pres) atau penghisapan, kadar air dalam bahan
dikurangi. Pengurangan air sebelum proses lanjut memudahkan proses pengeringan. Apabila
kadar air dalam suatu bahan meliputi 50 % maka pada proses pengeringan kandungan air
paling banyak 25 %.
4. Pembakaran. Bahan padat yang telah cukup kering dapat dibakr dengan mudah bilah
konsentrasi air kurang dari 10 %
5. Pembuangan. Abu sisa pemakaran, sisa penghaancuran, dan air dapat dibuang ke tempat
yang telah ditetapkan.

Menejmen Pengolahan Limbah Padat


Sistem pengolahan limbah padat merupakan sistem input-output dengan bahan
buangan sebagai input dan buangan yang memenuhi syarat sebagai output. Dengan kata lain,
perubahan influement menjadi efluement memenuhi kriteria tertentu. Untuk memuat desain
sistem pengolahan limbah sudah barang tentu banyak hal yang terkait dan saling mendukung.
Limbah sebagai input membutuhkan perlakuan pendahuluan seperti pencucian, penyaringan,
pemotongan, sehingga dalam proses selanjutnya lebih memudahakn pengolahannya.
Penetapan lokasi, pemilihan metode, kondisi lapangan dan pemilihan perlatihan
merupakan proses manejemen yang akan menentukan hasil akhir yaitu efluement yang
memenuhi syarat buangan. Penetapan lokasi ini lokasi pengolahan maupun lokasi
pembuangan, merupakan prioritas pendahuluan sebelum metode. Bila pemilihan metode
tidak memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan pilihan lokasi, maka prioritas pilihan
akan di tinjau kembali.
Lokasi pengolahan dan lokasi pembuangan sedapat mungkin harus selalu berdekatan.
Artinya, lokasi pengolahan limbah dan sarana penampungannya seharusnya merupakan
bagian dari sistem pabrik dan oleh karena itu diupayakan semuah pusat operasinya berada di
dalam lingkungan pabrik. Hal ini demi kemudahan melakukan pengawasan dan pemantauan.
Tetapi adakalanya lokasi pabrik tidak memungkinkan lagi untuk digunakan juga sebagai
lokasi pengolahan sehingga pengolah limbah harus dilakukan di lokasi yang berjahuan.
Khusus limbah air yang sarana penampunganya cukup jauh perlu di buatkan saluran yang
panjang. Kondisi lapangan seperti tanah berpasir, lembah, tanah miring, dekat lokasi
pemukiman dekat dengan peternakan dan jalur gempa, sangat mempengaruhi pemilihan
lokasi dan pemilihan metode. Kondisi lapangan mempunyai lembah dapat di manfaatkan
untuk pembuatan logam. Tanah miring dapat digunakan sebagai pengganti pompa sehingga
pemindahan air dapat dilakukan dengan over flow.
Pemilihan perangkat pengolahan harus sesuai dengan metode pengolahan jenis-jenis
perangkat ini sebagian besar tersedia di pasaran, seperti pompa serator, mixer, saringan, dan
lain-lain. Namun beberapa peralatan bantu yang lain harus di buat di lapangan dan di
sesuaikan dengan kondisi lapangan, lokasi dan metode yang digunakan. Misalnya pembuatan
kolam oksidasi, kolam aerasi, bak saringan, sistem sirkulasi dan pemberian di lakukan
dilapangan. Sebelum pengadaan peralatan dan pemilihan metode dilakukan penilitian
lapangan. Penilitian lapangan dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kondisi dan
situasi limbah dan serta segala sesuatu yang berkaitan dengan pengairan limbah. Penilitian
yang dilakukan dapat di bedakan menjadi dua hal, yaitu penelitian terhadap limbah pabrik
yang sudah berjalan (berproduksi) dan penilitian terhadap pabrik yang seedag dalam
taraf perencanaan, perbedaanya adalah tingkat dari pabrik sejenis yang jauh sebelumnya
limbah oprasi dan berproduksi daapat digunakan sebagai pedoman.
Beberapa kondisi lapangan yang perlu diketahui adalah jenis, volume, sember limbah;
parameter limbah yang mencemarkan ; sarana pembangunan limbah; kecepatan air limbah,
lain-lain. Dengan memanfaatkan sarana laboratorium, sebagain besar variabel representif
untuk menghindari hasil bias. Tidak ada rumusan yang pasti bahwa sampel yang diambil
harus sekian persen, namun upaya yang dilakukan harus menunjukan keadaan pabrik secarah
keseluruhan.
Di dalam pengambilan sempel terdapat beberapa persyaratan khusus yang di tetapkan
untuk menghindari terjadinya perubahan kualitas limbah sebelum selesai diproses. Titik-titik
pengambilan sampel yang merupakan tempat pertemuan dari buangan, dan bagaimana
pengaruh sebelum dan sesudah limbah bercampur dengan badan penerima harus ditetapkan.
Faktor yang menjadi pertimbangan untuk menetapkan titik pengambilan sampel tersebut,
bahwa setiap unit produksi yang potensial menjadi sumber pencemaran lingkungan akan
diambil sebagai sempel jarak antara titik pengambilan pertama dan titik berikutnya perlu di
tetapkan untuk mengetahui bagaimana perubahan kualitas limbah setelah menempuh jarak
tertentu dan parameter apa yang memengaruhinya sepanjang jarak tersebut, penetapan titik-
titik pengambilan sempel ini penting sekali pada seluruh iniduk tempat limbah sudah
memasuki badan penerima sebelum menerima limbah pabrik. Dengan demikian selelu ada
tolak ukur untuk menyatakan adanya perubahan kualitas.
Saat pengambilan sempel limbah juga merupakan faktor utama, sebab diantara
beberapa pabrik tiddak membuang limbah dalam suatu periode yang tetap dengan jumlah
yang tetap, di samping penggunaan bahan yang berbeda-beda pula. Ada pabrik yang
membuang air dalam jumlah yang relatif besar dalam kurun waktu 15 hari, yaitu pada saat air
dibuang dari unit pembilasan yang banyak mengandung asam klorida. Ada juga pabrik yang
membuang air mengandung klor dan plumbum seminggu sekali dan selebihnya merupakan
buangan rutin, apabila pabrik berproduksi puncak dan minimum, tentu limbah yang
dikeluarkan berbeda volumenya.
Pemilihan metode sebagian besar didominasi alasan volume limbah dann parameter
limbah. Ketidak-tepatan pemilihan titik pengambilan sempel dan kesalahan menentukan
waktu pengambilan akan memengaruhi pemilihan peralatan. Oleh karena itu dalam penetapan
titik pengambilan sempel perlu diperhatikan kondisi-kondisi berikut:
1. Sistem saluran air. Sistem saluran air secara keseluruhan, mulai dari sumber air sampai titik
air buangan terakhir harus dapat digambarkan secara jelas di mana unit-unit proses yang
menggunakan air dan jumlahh penggunaan air, serta kesaluran mana yang di alirkan .
2. Waktu pengambilan sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan pada saat pabrik sedang
berproduksi. Bila air mengandung jumlah yang sama terus-menerus pada produksi yang tak
terputus-putus, maka saat-saat pengambilan sampel dapat dilakukan satu atau dua jam sekali
pada hari itu juga .
3. Prodiksi puncak dan produksi rendah. Penggunaan air dalam pabrik kadang-kadang
dipengaruhi oleh kuantitas produksi. Semakin tinggi kuantitas produksi, semakin besar
penggunaan air berarti semakin banyak pula konsentrasi pencemaran dalam air buangan.
Penggunaan air dalam volume tertentu akan mempengaruhi desain ukuran kolam.
4. Blow down. Pada saat tertentu air ketel atau air hasil proses harus di buang karena tidak lagi
memenuhi syarat untuk digunakan jumlahnya cukup banyak dan periodenya barangkali satu
atau dua kali dalam sebulan. Air ini sering mengandung bahan kimia yang berbahaya dan
bercun dan sangat membahayakan lingkungan. Pengambilan sampel pada saat terrsebut perlu
dilakukan.
5. Volume air. Volume limbah perlu ditetapkan, kemudian dibandingkan dengan volume
badan air. Limbah air mengandung parameter pencemarran yang cukup tinggi dan lebih besar
dari pada nilai yang telah ditetapkan, tetapi jika telah bersatu dengan badan air maka nilai
pencemaranya sanggat rendah dan lebih kecil dari nilai yang telah ditetapkan. Di samping itu
penetapan volume air untuk menentukan besarnya ukurran kolam yang akan dibuang,
kapassitas pompa, diameter pipa saluran, dan lain-lain
Kondisi lingkungan
Lingkungan terdiri dari beberapa komponen mulai dari penduduk, perumahan,
perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, tempat pendidikan, dan lain-lain. Pengaru
limbah terhadap komponen lingkungan akan mempengaruhi pemilihan metode pengendalian.
Oleh karena itu keadaan lingkungan perlu diteliti apakah sarana pembuangaan cukup tersedia,
misalnya sungai. Kalau badan penerimanya sungai, bagaimana tingkat kualitasnya, volumnya
dan bagaimana tingkat penggunaan airnya merupakan variabel-variabel yang digunakan
untuk melakukan penilitian. Kalau air tidak digunakan untuk kegiatan apapun, kualitas
buangan tidak akan terlalu sulit untuk di kendalikan. Tempat suatu industri berdiri atau akan
menutupi pilihan metode dan desain peralatan pengolahan limbah.
Pemilihan Metode
Metode pengolahan akan menetapkan jenis peralatan yang akan digunakan. Metode
di tetapkan berdasarkan parameter fisika, kimia, biologi yang terkandung ddi dalam limba.
Dengan adanya penilitian lapangan terutama pilihan sempeel yang represenatif, maka metode
sudah dapat di tetapkan. Pemilihan metode mungkin saja salah sebab ada faktor lain yang
harus di perhitungkan. Dengan melakukan percobaan dilaboratorium dapat dilakukan
perhitungan ulang dan mungkin harus dibentuk ddessain baru. Bila sudah jelas, rencana
pembangunan instalasi dapat dilanjutkan.
Pemilihan peralatan
Yang pertama kali perlu ditetapkan adalah pemilihan saluran terbuka dan tertutup.
Pada saluran terbuka muda di lakukan kontrol terhadap penyumbatan aliran air dan mudah
pulah dilakukan pembersihan. Berpeluang untuk tercampur limbah yang dibawah oleh air
hujan. Demikian juga harus ada pengawasan agar tidak sembarang sampah dibuang kealuran
tersebut atau kemungkinan kotoran lain masuk secarah tidak sengajah. Jika lalu-lintas dalam
pabrik untuk memindahkan barang dari satu lokasi ke lokassi lain cukup ramai, saluran
tersebut cukup menggangu aktivitas tersebut.
Air dalam pabrik harus dapat dipisahkan menurut sumbernya, misalnya air hujan, air limbah
dan air buangan dari kamar mandi/WC. Air limbah pabrik harus memilki saluran sendiri, dan
dengan demikian volumenya dapat ditetapkan dalam kondisi maksimum mauoun minimum.
Kemungkinan sekali terdapat buangan tertentu, tidak baik kalau bercampur dengan limbah
air. Untuk hal inipun harus ada saluran tersendiri. Hal ini sangat penting untuk merencanakan
saluran pipa dan ukuran tangki-tangkiyang dibutuhkan, serta variabel perlengkapan lain.
Searah umum saluran dalam pabrik terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Saluran penampung air hujan dan buangan dari kamar mandi/WC.
2. Saluran penampung air limbah.
3. Saluran penampung lumpur.
4. Saluran penampung limbah yang mengandung B-3.
Di antara beberapa saluran (pipa) pembuangan ada yang perlu digabungkan, dan ada kalanya
mutlak harus dipisahkan untuk mempermudah sistem pengolahan.saluran air dibuat miring
agar arus air berjalan dengan lancar. Salah satu keperluan kemiringan saluran adalah untuk
mendapatkan kecepatan minimum. Suatu referensi menetapkan bahwa kecepatan minimum
adalah 0,5 m/s dan kecepatan maksimum 3 m/s. Dengan batas kecepatan tersebut terhindar
adanya endapan dalam dassar pipa dan kemungkinan melekat pada dinding pipa juga dapat
dihindarkan.
Antara sambungan pipa, terutama pada belokan, perlu di buat bak kontrol berukuran kecil.
Minimum satu setengah kali kedalam pipa. Hal ini diperlukan untuk memberikan kesempatan
pada lumpur masi mengendap dan mudah mengambilnya bila sudah penuh, sebab diantara
lumpur ada yang berdimensi besar dan sulit terbawah arus air. Membiarkan mengendap
pada bak kontrol lebih baik dari pada menjadi penyumbat arus pada bagian dalam pipa. Jika
terdapat bahan terapung yang mengembang di atas permukan air maka perlu dibuat saringan
pada tempat-tempat tertentu untuk menampung bahan kasar tersebut. Saringan ini sebaiknya
dipasang pada tempat pertemuan air dan diutamakan sebelum air mencapai lokasi pengolahan
pertama. Saringan yang dapat digunakan dapat berukuran 5 x 5 mm sampai 20 x 20 mm.
Saringan ini harus mudah diangkat untuk dibersihkan .
Bahan yang digunakan untuk pipa saluran limbah beermacam-macam mulai dari tanah liat,
beton, asbes, besi dan pipa PVC. Pilihan bahan tergantung jenis limba, bahan kimia, harga
dan sistem pemasangan. Pipa beton dengan ukuran kecil sangat menguntungkan, apabila jika
digunakan pada saluran terbuka. Campuran pasir dengan semen yang baik bisa tahan lama,
padat dan tahan korosi. Pipa tanah liat tahan terhadap korosi dan tidak rusak oleh limbah gas.
Pipa asbestos mudah rrusak oleh asam, tetapi cocok untuk air limbah yang mengandung basa
tinggi. Pipa PVC lebih ringan, pemasanganya lebih mudah, biaya instalasi dan perawatan
lebih murah, tahan terhadap unsur kimia asam maupun basa dan mempunyai daya lentur yang
baik. Pipa besi mempunyai kekuatan tinggi, cocok untuk pabrik yang frekuensi lalu-lintas
angkutan bahannya cukup tinggi dan tahan terhadap guncangan.
Jumlah pipa ditetapkan berdasarkan panjang saluran. Sedangkan diameternya ditetapkan dari
resiko kecepatan dan debit air. Debit diukur pada kondisi maksimum. Luas penampang yang
dibutuhkan diukur dengan perbandingan debit dan kecepatan air ditambah 15 % dari luas
efektif penampang.
Kolam Pengendap
Banyaknya ragam senyawa kimia dalam air limbah dapat mengakibatkan reaksi tidak
sempurna antara koagulan dengan limbah sehingga endapan tidak sepenuhnya terjadi.
Mungkin juga waktu kontaknya kurang. Oleh karena ini perlu adanya tambahan kolam
pengendap. Sebelum limbah masuk kedalam bak, dilakukan pengadukan lambat dengan
putaran di bawah 200 mm.
Tangki pasang sejajar dan salah satu ujungnya dihubungkan dengan pipa. Semuah bahan
yang kontak dengan koagulan diharapkan mengendap dan bila tidak terjadi endapan berarti
air harus diolah lanjut. Bila pengendapan cukup baik dan air yang keluar
(efluemen) memenuhi syarat, pengolahan dapat dihentikan, tetapi bila air masi mengandung
senyawa kimia maka dilakukan pengolahan lanjut, bagian dasar kolam dibuat miring
sehingga lumpur endapan berkumpul di sala satu sisi, pada bagian sudut pasang pipa
penghisap lumpur.
Limbah harus cukup kontak bahan pengendap, tetapi bagaimanapun limbah harus punya
cukup waktu untuk tinggal dalam kolam sehingga lumpur dapat mengendap. Kendala yang
sering di jumpai adalah limbah langsung bercampur dengan limbah yang sudah menunggu
dan mulai mengendap lumpur-lumpur yang dikandungnya. Kedatangan limbah baru
mengakibatkan terjadinya gangguan. Untuk itu sering di bauat jalur-jalur limbah dengan
memberi sekat pada kolam sehingga aliran limbah berupa saluran parit yang berbelok-belok.
Pada setiap belokan dapat dipasang saringan kasar maupun halus sehingga lumpur yang
mengendap padA saluran berikut menjadi berkurang karena telah ditahan pada saringan.
Pompa lompur
Pompa ini digunakan untuk mengisap lumpur pada tangki atau bak pengendapan
pendahuluan maupun tangki atau bak berikutnya. Pada pompa tersebut dapat dibuat instalasi
khusus dengan menggunakan beberapa buah pipa masuk kedalam tangki pengeluaran hanya
satu buah saja.
Alat Aerasi
Pada prinsip alat tersebut bekerja untuk menambahkan oksigen ke dalam air buangan. Ada
beberapa peralatan bantu yang digunakan:
1. Kompresor. Udara dihisap kemudian dimasukkan melalui pipa sebelum bawah tangki.
2. Nozzle. Air dalam kolam disemprotkan ke udara untuk kembali kembali jatuh ke dalam bak.
Air yang berhamburan dengan udara yang mengandung oksigen.
3. Fan. Sebuah alat yang berputar di permukaan air sehingga air berhamburan ke atas. Pada
saat ini terjadi kontak air dengan udara.
4. Menara. Air dinaikkan ke atas menara. Dari atas menara air jatuh seperti air hujan.
Manfaatnya adalah menghilangkan bau dan melepaskan gas-gas yang terlalu didalam air.
Untuk air yang membutuhkan pendinginan, alat ini berfungsi dengan baik.

 Limbah Rumah Tangga dan Pemanfaatannya


Selain limbah industri pertambangan dan sebagainya. Limbah rumah tangga
memiliki kontribusi untuk merusak lingkungan. Limbah rumah tangga dapat berasal dari
dapur, kamar mandi, limbah bekas rumah tangga, sampah serta kotoran manusia. Penempatan
saluran drainase dari saluran limbah yang berdekatan dengan sumber mata air dapat
merembes dan mengkontaminasi air. Sehingga mutu air tersebut menjadi tidak layak minum,
serta jika tetap dikonsumsi akan menimbulkan penyakit bebahaya untuk itulah diperlukan
penanganan serius terhadap limbah ini.
Limbah rumah tangga terdiri dari limbah organik dan anorganik. Limbah organik
lebih mudah terurai oleh bakteri pengurai. Sehingga penanganannya cukup mudah.
Pemanfaatannyapun. Cukup banyak, diantaranya pembuatan kompos dari sisa kulit pisang,
pembuatan eskrim dari ekstrak ikan, daur ulang kertas , dan sebagainnya. Sedangkan limbah
anorganik sangat susah diuraikan seperti palstik membutuhkan waktu >100 tahun untuk
terurai. Limbah anorganik mengandung senyawa – senyawa kimia berbahaya yang justru
dapat memberi kehidupan bagi kuman – kuman penyebab disentri, tipus, kolera, dll. Oleh
karenanya jika tidak di tangani dengan serius , dapat mengganggu stabilitas ekosistem. Untuk
itulah limbah ini harus diolah dengan berbagai cara. Misalnya dengan mendaur ulang plastik
dan kaleng bekas. Dapat juga dengan cara kreatif dengan metode TGS (tepat guna
sederahana) untuk masyarakat yang ingin memperoleh nilai tambah ekonomis dari limbah.
 Pengaruh Pengolahan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Pengelolaan sampah disuatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun
lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan ada juga yang
negatif.
A. Pengaruh yang baik
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat
dan lingkungannya, seperti berikut :
 Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah
 Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk
 Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang
telah ditemukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap
ternak.
 Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga
atau binatang pengemar.
 Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah
 Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat
 Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya mampu rakat
 Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu Negara
sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain.
B. Pengaruh Negatif
Pengolahan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan,
lingkungan, maupun bagi kehidupan social ekonomi dan budaya masyarakat, sbb:
I. Pengaruh terhadap kesehatan
 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikkan sampah sebagai tempat
perkembang biakan vector penyakit, seperti lalat atau tikus
 Insidensi penyakit demam berdarah dengue akan meningkat karena vector penyakit hidup
dan berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi air hujan
 Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan,misalnya luka akibat
benda tajam seperti besi,kaca,dsb .
 Gangguan psikosomatis,misalnya sesak napas,insomnia,stress dan lain-lain
II. Penagruh terhadap lingkungan
 Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata
 Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu yang
menimbulkan bau busuk
 Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya kebakaran yang
lebih luas
 Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan aliran air
terganggu dan saluran air menjadi dangkal
 Apabila musim hujan dating,sampah yang menumpuk dapat menyebabkan banjir dan
mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal
 Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat,seperti
jalan,jembatan,dan saluran air
III. Terhadap social ekonomi dan budaya masyarakat
 Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan social budaya masyarakat
setempat
 Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok,akan menurunkan minat dan hasrat orang
lain (turis) untuk dating berkunjung ke daerah tersebut
 Dapatkan menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan pihak
pengelola (mis,kasus TPA Bantergebang,Bekasi)
 Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehingga produktivitas
masyarakat menurun
 Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar sehingga dana
untuk sektor lain berkurang
 Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat penurunan jumlah wisatawan yang diikuti
dengan penurunan penghasilan masyarakat setempat
 Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan tidak memiliki
nilai ekonomis
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Dari uraian makalah diatas kita dapat memahami mengenai limbah dan cara
pengolahannya. Serta dampak – dampak yang ditimbulkan oleh limbah yang dibiarkan.

III.2 SARAN
Demikianlah makalah ini telah selesai dibuat, kami sadar makalah ini jauh dari
kesempurnaan dan memiliki banyak keterbatasan. Untuk itu, kritik dan saran sangat
dibutuhkan untuk dapat menjadi perbaikan bagi makalah kami ini.

Anda mungkin juga menyukai