Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan

masyarakat dan perkembangan IPTEK maka perlu pengembangan dan

pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan

efesien. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan

kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk

menerapkan ilmu dan kiat nya secara optimal. Diperlukan adanya tata kelola

yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari

seluruh pihak, maka pelayanan keperawatan profesional dapat dilaksanakan

dengan baik dan optimal. Untuk itu, maka perlunya perawat mengupayakan

kegiatan penyelenggaraan Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional

(SP2KP) khususnya di ruang rawat inap. Dengan adanya penerapan SP2KP

diharapkan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan salah satu

indikatornya adalah tingkat kepuasan pasien yang terprnuhi. Pemenuhan

tingkat kepuasan pasien ini dapat kita mulai dengan adanya upaya untuk

menggali kebutuhan pasien terhadap asuhan keperawatan.

Metode keperawatan tim primer merupakan salah satu metode

pemberian pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah

ronde keperawatan, yaitu suatu metode pemberian pelayanan keperawatan

dimana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, yaitu metode untuk

menggali dan membahas secara mendalam keperawatan yang terjadi pada

pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer atau pun
2

perawat pelaksana, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan

dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.

B. Pengertian

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat dengan

melibatkan pasien untuk membahas masalah yang berkaitan dengan kondisi

pasien dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus

dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana dan

seluruh anggota tim kesehatan seperti dokter, ahli gizi, farmasi dan lain-lain.

Karakteristik:

1. Pasien dilibatkan secara langsung

2. Pasien merupakan fokus kegiatan

3. Konselor/kepala ruangan, katim dan perawat pelaksana melakukan

diskusi

4. Kepala ruangan membantu mengembangkan kemampuan anggotanya

dalam meningkatkan kemampuan menganalisa dan mengatasi masalah

dengan tepat.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan ronde keperawatan, masalah keperawatan yang dialami

pasien dapat teratasi.

2. Tujuan Khusus

a. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis


3

b. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis

c. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien

d. Meningkatkan kemampuan untuk menentukan diagnosis

keperawatan

e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah pasien

f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

keperawatan

g. Meningkatkan kemampuan dalam justifikasi

h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

D. Manfaat

1. Masalah pasien dapat teratasi

2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional

4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan

5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan

benar

E. Kriteria Pasien

Pasien yang akan dirondekan memiliki kriteria yaitu mempunyai

masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilaksanakan

tindakan keperawatan.

F. Metode
Diskusi dan tanya jawab
4

G. Alat Bantu

1. Saran diskusi : buku, pulpen

2. Status/dokumentasi keperawatan pasien

3. Materi yang disampaikan secara lisan

H. Langkah-langkah ronde keperawatan

1. Pra Ronde

a. Menentukan masalah dan topik

b. Menentukan tim ronde

c. Mencari sumber dan literatur

d. Membuat proposal

e. Mempersiapkan pasien : imformed consent dan pengkajian

f. Diskusi

2. Pelaksanaan Ronde

a. Penjelasan tentang pasien oleh katim yang difokuskan pada masalah

keperawatan dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan serta

memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat konselor atau kepala ruangan

tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan

3. Pasca Ronde

a. Evaluasi dan perbaikan

b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosa, intervensi

keperawatan selanjutnya.
5

I. Peran Masing-Masing Anggota TIM

1. Peran katim dan perawat pelaksana

a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien

b. Menjelaskan diagnosis keperawatan

c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan

d. Menjelaskan hasil yang didapat

e. Menentukan tindakan selanjutnya

f. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil

g. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji

2. Peran perawat konselor

a. Memberikan justifikasi

b. Memberikan reinforcement

c. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta

rasional tindakan

d. Mengarahkan dan memberikan koreksi

e. Mengintegrasi konsep dan teori yang telah dipelajari

J. Kriteria Hasil

1. Struktur

a. Persyaratan administratif

b. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde

keperawatan

c. Persiapan tempat dan peralatan yang diperlukan dalam ronde

keperawatan
6

2. Proses

a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang

telah ditentukan.

3. Hasil

a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan

b. Masalah pasien dapt diatasi

c. Perawat dapat :

1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis

2) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis

3) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien

4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan

5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah pasien

6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

keperawatan

7) Meningkatkan kemampuan dalam justifikasi

8) Meningkatkan kemampuan senilai hasil kerja.

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk

membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan

suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir

kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan

dan pengaplikasian konsep teori kedalaman praktik keperawatan.


7

Susunan Acara

Topik : Rencana pelaksanaan ronde keperawatan pada pasien Ny. T

dengan masalah keperawatan resiko syok hipovolemik berkaitan

dengan perdarahan terus menerus dan hasil pemeriksaan

gambaran darah tepi yaitu Pansitopeni (DD: Anemia aplastic,

MDS, Leukemia Akut)

Sasaran : Klien Ny. T (21 Tahun)

Hari/Tanggal : Senin, 21 Maret 2016

Waktu : 60 menit (10.00 WITA s/d 11 WITA)

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Menyelesaikan masalah klien yang belum teratasi, yaitu resiko syok

hipovolemik yang berkaitan dengan perdarahan terus menerus.

b. Tujuan Khusus

1) Menjastifikasi masalah yang belum teratasi.

2) Mendiskusikan penyelesaian maslaah dengan perawat primer, tim

kesehatan lain.

3) Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.

4) Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.

c. Sasaran

Klien Ny. T umur 21 tahun yang dirawat dikelas III tempat tidur bed 3

ruang tulip penyakit dalam wanita RSUD Ulin Banjarmasin.


8

d. Materi

1. Teori Pansitopeni (DD: Anemia aplastic, MDS, Leukemia Akut)

2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan Pansitopeni (DD:

Anemia aplastic, MDS, Leukemia Akut) serta intervensi keperawatan

pada pasien dengan masalah keperawatan resiko syok hipovolemik.

e. Metode

Diskusi

f. Media

1. Dokumentasi / status pasien

2. Sarana diskusi kertas, pulpen

3. Materi yang disampakan secara lisan.

g. Kegiatan Ronde Keperawatan

Waktu Tahap Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Tempat


1 hari Pra-ronde Praronde Penangung Ruang Tulip
sebelum 1. Menentukan kasus jawab : (penyakit
ronde dan topik KaTim dan PP dalam pria)
2. Menentukan tim RSUD Ulin
ronde Banjarmasin
3. Menentukan literatur
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan
pasien dengan
pemberian informed
Consent
5 menit Ronde Pembukaan Kepala - Nurse stasion
(nurse 1. Salam pembuka ruangan
Stasion) 2. Memperkenalkan tim
ronde
3. Menjelasakan tujuan
ronde
4. Mengenalkan
masalah pasien
secara sepintas
15 Nurse Penyajian masalah KaTIM dan PP Mendengarkan Nurse stasion
menit Station 1. Memberi salam
9

2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
masalah pasien
3. Menjelaskan terapi
dan intervensi yang
telah diberikan.
4. Menjelaskan
rencana tindakan
yang telah
dilaksanakan serta
menetapkan prioritas
yang perlu
didiskusikan.

15 Validasi data (bed Karu, PP, Memberikan Ruang


menit pasien) : Perawat respon dan perawatan.
5. Mencocokan dan konselor menjawab
menjelaskan kembali pertanyaan.
data yang telah
disampaikan dengan
wawancara,
observasi dan
pemeriksaaan
keadaan pasen secara
langsung, dan
melihat
dokumentasi.
6. Diskusi antar
anggota tim dan
pasien tentang
masalah keperawtaan
tersebut di bed
pasien.
7. Memberiskan
justifikasi oleh
perawat PP atau
konselor atau kepala
ruangan tentang
masalah pasien.

25 Pasca 1. Melanjutkan diskusi Karu, Memberikan Nurse stasion


menit ronde dan mendengarkan Supervisor, respon dan saran
(Nurse masukan dari perawat
stasion) anggota TIM tim, konselor,
dokter, gizi, pembimbing.
apoteker, dll.
2. Menyimpulakan
untuk menentukan
10

tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah
ditetapkan.
3. Merekomendasikan
intervensi
keperawatan.
4. Penutup.

2. Kriteria evaluasi

a. Struktur

1) Ronde keperawatan dilaksanakan diruang Tulip (penyakit dalam

wanita) RSUD Ulin Banjarmasin.

2) Peserta ronde keperawatan diharapkan hadir ditempat pelaksanaan

ronde keperawatan tepat waktu.

3) Persiapan dilakukan sebelumnya.

b. Proses

1) Diharapkan Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

2) Diharapkan Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde

sesuai peran yang sudah ditentukan.

c. Hasil

1) Diharapkan pasien puas dengan hasil kegiatan

2) Masalah pasien dapat teratasi.

3) Perawat dapat :

a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.

b) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.

c) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.


11

d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah pasien.

e) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

f) Meningkatkan kemampuan justifikasi.

g) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

d. Pengorganisasian

1. Kepala ruangan : Antonius Andy Bara, S.Kep

2. KATIM : Fannie Reliae, S.Kep

3. PP : Bonitha Butarbutar S.Kep

4. Perawat Konselor : Ni Putu Sriyanti, S.Kep

5. Konselor :

Dokter : dr. Cameleia Diah Setyorini

Ahli Farmasi : Eka Trisna P, S.SI.,Apt

Psikolog

Gizi

6. Pembimbing :

Lahan : Helda Iriani.S.Kep.,Ners

Akademik : Lucia Andi Chrismilasari, M.Kep

7. Supervisior : 1. Anniek.S.Kep.,Ners

2.Helda Iriani.S.Kep.,Ners
12

BAB II
RESUME PASIEN – PELAKSANAAN RONDE

A. Identitas

1. Klien

Nama : Ny. T

Umur : 21 Tahun

Alamat : Desa Narui Sungei Lunuk, Puruk Cahu

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Hindu Kaharingan

Suku : Dayak

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan penyadap karet

Diagnosa Medis : Pansitopeni (DD: Anemia aplastic, MDS,

Leukemia Akut)

Tgl masuk RS : 5 Juli 2017

No RM : 1-35-xx-xx

Tanggal Pengkajian : 7 Juli 2017 jam 09.00 wita

2. Penanggung Jawab
Nama : Tn J
Alamat : Desa Narui Sungei Lunuk, Puruk Cahu
Hubungan dengan Klien : Suami
13

B. Diagnosa Medis : Pansitopeni (DD: Anemia aplastic, MDS, Leukemia Akut)

C. Keluhan Utama

Klien mengatakan “ Perdarahan”

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan “ Klien masuk rumah sakit Ulin atas rujukan dari

rumah sakit di puruk cahu, karena stok darah AB di puruk cahu kosong,

terutama trombosit.

Selama di rawat di RS Ulin, perdarahan masih tapi hanya sedikit,

tetapi tidak berhenti-berhenti. Dalam sehari bisa ganti 2x pembalut kadang

penuh kadang tidak.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan “Pertama kali menstruasi di usia 14 tahun, 8 bulan

setelah menstruasi klien menikah pada tahun 2010 dan hamil. Pada tahun

2011 klien melahirkan anak pertama di usia kandungan masih ± 6 bulan, anak

klien lahir dengan jenis kelamin laki-laki dan dilahirkan secara normal, dan

bayi cukup besar serta anggota tubuh lengkap, yang menolong persalinan

adalah bidan kampung. Klien melahirkan pada pukul 03.00 WIB namun anak

klien meninggal pada pukul 09.00 WIB dan tidak ada mendapat perawatan di

rumah sakit karena jarak dari rumah klien ke rumah sakit cukup jauh. Pada

saat post persalinan klien mengalami perdarahan namun tidak dirawat di

rumah sakit hanya diberi obat dari mantri Puskesmas.

Pada tahun 2015 klien hamil namun keguguran pada usia kandungan

2 bulan dan di kuret, sejak saat itu klien mengalami menstruasi yang tidak

teratur > 2 minggu dan selalu banyak, sering keputihan berwarna kuning dan
14

sakit pada saat menstruasi. Klien telah 3 kali masuk rumah sakit di rumah

sakit Puruk Cahu dan 1 kali masuk ruang ICU karena tidak sadarkan diri dan

Hb < 3 kemudian menjalani perawatan di ruang perawatan. Pada saat dirumah

klien sering pingsan, pucat, pusing dan Hb rendah, dan bertahan dirumah

hanya 2 minggu kemudian drop lagi, setelah itu pulang 2 minggu lagi drop.

Pada tahun 2017 bulan februari klien kembali mengalami keguguran namun

tidak dikuret karena menurut hasil USG sudah bersih. Karena perdarahan

tidak kunjung berhenti klien disarankan oleh dokter untuk menggunakan alat

kontrasepsi suntik 3 bulan namun darah tetap saja keluar dan tidak berhenti.

Sebelum masuk ke ruang penyakit dalam klien di rujuk ke poli

kebidanan/ kandungan pada tanggal 18 Juni 2017, kemudian dirawat di ruang

penyakit dalam bed 1, lalu pulang pada tanggal 24 Juni 2017. Pada tanggal 4

Juli 2017 klien berobat ke poli kandungan, kemudian disarankan untuk rawat

inap di penyakit dalam karena ada rencana untuk pengambilan sum-sum

tulang belakang. untuk melakukan USG, suami klien mengatakan

“berdasarkan hasil USG rahim istri saya rusak atau bermasalah, tapi karena

melihat Hb istri saya turun terus dokter bilang anemia dan di rawat di penyakit

dalam”.

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit seperti klien, tidak ada riwayat darah tinggi, diabetes, dll.

E. Pemeriksaan Fisik Tanggal 7 Juli 2017

a. Kesadaran
1. Kualitatif
Composmentis
15

2. Kuantitatif

Glosgow Coma Scale:

 Respon membuka mata : 4 (membuka mata spontan)


 Respon bicara : 5 (terorientasi)
 Respon motorik : 6 (dapat mematuhi perintah)
Kesimpulan : GCS pasien dalam batas normal :15
b. Tanda Vital
1. Tekanan darah : 90/60 mmHg Posisi klien : Supine

2. Nadi : 67x permenit

Irama : Teratur

Volume : Cukup Kuat

3. Suhu : 36,5 º C (di aksila)

4. Pernafasan :

Frekuensi : 19x permenit

Irama : teratur

Jenis : perut

5. Pengukuran :

TB : ± 150 cm

BB : ± 46 Kg

c. Pengkajian Pola Kesehatan

1. Kajian persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

a. Keadaan sebelum sakit :

Klien mengatakan kesehatan itu penting, karena kalau sakit

merepotkan orang lain dan biayanya juga banyak.


16

b. Keadaan saat ini :

Klien dalam masa pengobatan, perawatan, dan pemulihan di

rumah sakit.

2. Kajian pola nutrisi metabolik

a. Keadaan sebelum sakit :

Sebelum sakit pasien mengatakan nafsu makannya baik dan

tidak ada masalah, makanan yang dimakan sayur, ayam, kalau

buah jarang.

b. Keadaan saat ini :

Klien makan makanan yang disediakan oleh rumah sakit,

kadang habis kadang hanya sisa sedikit tergantung selera.

3. Kajian pola eliminasi

a. Keadaan sebelum sakit :

Pasien mengatakan sebelum sakit pola eliminasi BAB dan BAK

nya normal, BAB biasanya 2x/hari

b. Keadaan saat ini :

Saat ini BAB dan BAK pasien normal.

4. Keadaan pola aktivitas dan latihan

a. Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan “sehari-hari sebagai ibu rumah tangga namun

sesekali menyadap karet”.


17

b. Keadaan saat ini :

Saat ini aktivitasnya selama sakit terbatas, pasien memerlukan

bantuan sebagian dari keluarga, makan minum mandiri, ke

kamar mandi sendiri.

5. Kajian pola tidur dan istirahat

a. Keadaan sebelum sakit :

Pasien mengatakan biasanya sehari-hari tidur 6-8 jam setiap

malam, pada saat siang hari juga dapat beristirahat sekitar 1-2

jam menit.

b. Keadaan saat ini :

Pada saat ini klien tidak ada masalah dengan tidur walaupun

keadaan di rumah sakit ramai dengan suara-suara namun

kebutuhan tidur masih cukup.

6. Pola kognitif dan persepsi sensori

a. Keadaan saat ini :

Sehari-hari klien tidak ada masalah dalam perabaan,

penglihatan, dan pengecapan.

b. Keadaan saat ini :

Saat ini klien tidak ada masalah dalam perabaan, penglihatan

dan pengecapan.

7. Pemeriksaan fisik :
Kemampuan orientasi : Baik
Pendengaran : Baik
Penglihatan : Baik
Penghiduan : Baik
Sensibilitas : Baik
18

Pengecapan : Baik

8. Kajian konsep diri

a. Keadaan sebelum sakit :


 Gambaran diri
pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
 Indentitas diri
pasien sadar bahwa ia adalah seorang perempuan.
 Peran diri
pasien mempunyai peran sebagai istri.
 Harga diri
pasien merasa selalu dihargai, di cintai dan dihormati oleh
keluarga.
 Ideal diri
pasien merasa sedikit kecewa karena tiap kali hamil selalu
ada masalah, yang pertama meninggal kemudian
keguguran.
b. Keadaan saat ini :

Tidak ada masalah dalam konsep diri

9. Kajian pola seksual

a. Keadaan sebelum sakit :

Klien mengatakan pada saat berhubungan dengan suami tidak

merasakan sakit, biasa saja.

b. Keadaan saat ini :

Selama di rumah sakit tidak ada melakukan hubungan seksual.


19

10. Kajian pola sistem nilai kepercayaan

a. Keadaan sebelum sakit :

Klien beragama hindu kaharingan namun jarang untuk

sembahyang.

b. Keadaan saat ini :

Selama sakit pasien hanya dapat berdoa ditempat tidur, pasien

percaya bahwa Tuhan itu baik dan bisa menyembuhkan

penyakitnya.

11. Pemeriksaan Fisik :

Komponen Pemeriksaan Fisik


Kepala Tidak ada benjolan dan lesi, rambut
sedikit pirang.
Mata Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (+)
Hidung Tidak ada polip, penghidung baik
Bibir dan Mulut Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis,
tidak ada pembesaran tonsil, terdapat
kebersihan mulut cukup.
Telinga Tidak ada benjolan, tidak ada lesi,
pendengaran normal.
Leher Inspeksi : Tidak terlihat benjolan
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar
Dada Inspeksi: Thorax tampak simetris.
Palpasi:Ttaktil fremitus teraba simetris
Perkusi: sonor
Auskultasi: vesikuler
Axilla Inspeksi : Tidak terlihat benjolan
Palpasi : Tidak teraba pembesaran
kelenjar
20

Abdomen Inspeksi : Acites (-), tidak ada lesi

Auskultasi : bising usus (+) 10 x/menit

Palpasi : Nyeri pada bagian perut bawah

Perkusi : tympani (+)

Genetalia dan Anus Tidak terkaji

Extremitas atas dan Skala kekuatan otot :


bawah 555 5 55
555 5 55
Skala aktifitas 1 (ADL mandiri)
Integument Kulit klien terdapat kebiruan dan
kemerahan pada beberapa area bagian
tanggan dan kaki.
21

Pemeriksaan Penunjang

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


8 Juli 2017 HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.3 12.00-16.00 g/dl
Leukosit 3.8 4.00-10.5 ribu ul
Eritrosit 3.77 4.00-5.30 juta ul
Hematokrit 30.7 37.00-47.00
Trombosit 9 150-450ribu/ul
RDW-CV 15.8 %
MCV, MCH, MCHC
MCV 81.4 75.0-96.0 fl
MCH 27.3 28.0-32.0 pg
MCHC 33.6 33.0-37.0 %
HITUNG JENIS
Basofil % 0.1 0.0-1.0 %
Eosinofil% 0.0 1.0-3.0 %
Gran % 31.3 50.0-70.0 %

Limfosit % 59.3 25.0-40.0 %

Monosit% 9.3 3.0-9.0 %

Basofil # 0.00 <1 ribu/ul


Eosinofil # 0.00 <3 ribu/ul

Gran % # 1.8 2.50-7.00 ribu/ul

Limfosit # 2.2 1.25-4.0 ribu/ul

Monosit # 0.35 0.30-1.00 ribu/ul

6 Juli 2017 HEMOSTASIS


Hasil PT 9.4 9.9-13.5 Detik
INR 0.81 -
Control normal PT 11.4 -
Hasil APTT 24.0 22.2-37.0 Detik
22

Control normal APTT 26.1 -


6 Juli 2017 HASIL GAMBARAN DARAH TEPI
Eritrosit Normokrom
Leukosit Kesan jumlah menurun, neutropenia,
tidak didapatkan sel muda. Diff count
0/0/0/18/80/2
Trombosit Kesan jumlah menurun, morfologi dalam
batas normal
Kesan Pansitopenia (DD : anemia aplastic,
MDS, leukemia akut, post kemoterapi)
Saran BMP
23

DRUG STUDY

Nama obat, Frekuensi Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Konsiderasi Perawat


pemberian, Dosis, Cara
pemberian
Inj. Methylprednisolone Methylprednisolone adalah Hipertensi, penyakit 1. Mual dan muntah. Perawat harus menerapkan
2x125 mg, diberikan salah satu jenis obat jantung, gangguan ginjal, prinsip 12 benar dalam
melalui intravena 2. Nyeri ulu hati. pemberian terapi obat oral
kortikosteroid yang dapat gangguan hati,
3. Sakit perut. maupun injeksi.
menekan sistem kekebalan diabetes, glaukoma,
1. Benar klien
tubuh dan mengurangi reaksi osteoporosis,
4. Gangguan pencernaan. 2. Benar obat
peradangan serta gejalanya, hipotiroidisme, epilepsi, 3. Benar dosis
seperti pembengkakan, infeksi, myastenia 5. Lemas dan lelah. 4. Benar waktu
nyeri, atau ruam. Obat ini gravis,dan infeksi seperti 5. Benar cara pemberian
6. Mengeluarkan banyak
biasanya digunakan untuk tuberkulosis, cacar air, 6. Benar dokumentasi
keringat. 7. Benar pendidikan
mengatasi peradangan campak, atau ,
7. Uring-uringan. kesehatan
(inflamasi) dalam berbagai penggumpalan darah, baru
8. hak pasien untuk
penyakit, misalnya penyakit saja menerima vaksin. 8. Kecemasan dan menolak
Crohn, kolitis ulseratif, depresi. 9. Benar pengkajian
alergi,arthritis 10. Benar evaluasi
rheumatoid, asma, multiple 9. Sulit tidur. 11. Benar reaksi dengan
sclerosis, serta jenis-jenis obat lain
10. Linglung.
kanker tertentu. 12. Benar reaksi dengan
11. Pusing. atau terhadap makanan

12. Hipertensi. Selain itu perawat juga


perlu melakukan
13. Pembengkakan di observasi hipersensitifitas
tangan, tungkai, dan kepada pasien yang telah
kaki. diberikan obat
24

14. Menstruasi tidak


teratur.
15. Kenaikan berat badan.
16. Kadar glukosa
meningkat.

Penggunaan natrium
Inj. Antrain (2ml) 3x500 Penggunaan natrium Penggunaan natrium
mg, diberikan melalui metamizole dapat
metamizole diindikasikan pada metamizole
intravena. menimbulkan ruam pada
pasien dengan rasa nyeri hebat, dikontraindikasikan pada
kulit. Risiko penggunaan
seperti pasien yang baru pasien dalam keadaan
metamizole yang berbahaya
menjalankan operasi, pasien hipersensitivitas
adalah agranulositosis atau
dengan nyeri kolik. Sebaiknya metamizole, wanita hamil
pemecahan sel darah putih
pemberian natrium metamizole dan menyusui, pasien
non-granul, risiko ini
tidak diberikan pada nyeri yang bertekanan darah rendah
meningkat dengan
disebabkan karena proses (sistolik < 100 mmHg),
penggunaan jangka
peradangan seperti rematik, pasien bayi di bawah 3
panjang. Mengkonsumsi
nyeri pinggang bawah, maupun bulan atau bayi dengan
metamizole dan alcohol
gejala flu. berat badan kurang dari 5
secara bersamaan dapat
kg, pasien dengan
menimbulkan
gangguan ginjal dan hati
lelah/fatigue yang muncul
berat, serta
dengan cepat dan bertahan
gangguan pembekuan
lama. Pemberian natrium
darah / kelainan darah.
metamizole pada pasien
yang mengkonsumsi
Chlorpramazine harus
25

diberikan secara seksama


karena dapat menimbulkan
hipotermia.

 Mengurangi produksi asam  Sakit kepala.


Penyakit hati, penyakit
Inj. Omeprazole 1x lambung.  Sembelit atau konstipasi.
40mg/ Intravena, jantung, mempunyai kadar
 Mencegah dan mengobati kalsium tubuh yang rendah  Diare.
diberikan melalui
gangguan pencernaan atau  Sakit perut.
intravena. atau gangguan tulang.
nyeri ulu hati, tukak  Nyeri sendi.
lambung, sindrom  Sakit tenggorokan.
Zollinger-Ellison, GERD,  Kram otot.
dan infeksi H. Pylori.  Hilang selera makan
 Mengurangi produksi asam
lambung selama operasi.
26

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

Faktor resiko : Resiko syok


1. Perdarahan hipovolemik
2. Tekanan darah sistol < 100mmHg, dan
diastole < 80 mmhg
3. Kadar hemoglobin dalam tubuh menurun
4. Anemis
27

DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN

Nama klien : Ny. T


Umur : 21 Tahun
Tanggal : 07 Juli 2017
Dx. Keperawatan : Resiko syok hipovolemik dengan faktor resiko perdarahan, tekanan darah sistol < 100mmHg, dan diastole
< 80 mmHg Kadar hemoglobin dalam tubuh menurun, anemis.
Hasil yang diharapkan Intervensi keperawatan Rasional Implementasi Evaluasi
keperawatan
Tujuan: setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Peningkatan atau 1. Mengukur tanda- S : Klien mengatakan “Hari
penurunan TTV tanda vital ini darahnya sudah
tindakan keperawatan
adalah merupakan (12.00 WITA) berkurang tapi masih ada
selama masa perawatan di respon tubuh terhadap sedikit”
suatu penyakit.
ruamah sakit diharapkan
O:
masalah resiko syok tidak 2. Berikan anjuran kepada 2. Keterlibatan keluarga 2. Memberikan anjuran  Keadaan umum klien
keluarga apabila ada dank lien akan sanggat kepada keluarga tampak sakit sedang
terjadi dengan Kriteria:
perdarahan yang sangat membantu untuk apabila ada  Kesadaran
1. Secara subjektif banyak dari biasanya agar penanganan dini. perdarahan yang composmentis
melaporkan perdarahan
segera melaporkan sangat banyak dari  Klien tampak berbaring
biasanya agar segera  Akral lembab
berkurang melapor  Tanda-tanda vital
(12. 05 WITA) TD: 90/60 mmHg
2. Tanda-tanda vital
N : 85x/menit
dalam batas normal 3. Observasi tanda-tanda 3. Mencegah resiko 3. Melihat keadaan S : 37ºC
syok menjadi actual umum pasien, akral, R :20x/menit
T: 36-37,5°C/axilla
dan kesadaran pasien  Hb : 10.7 g/dl
28

P: 60-80 x/menit (12.05  Trombosit 9 ribu


WITA) A : Resiko syok hipovolemik
R: 16-20 x/menit
4. Anjurkan pasien untuk 4. Aktifitas pasien yang 4. Menganjurkan pasien
Bp: 120/80 – 140/90 banyak istirahat (bedrest) tidak terkontrol dapat untuk banyak P : Lanjutkan intervensi 1-5
menyebabkan beristirahat.
mmHg
terjadinya perdarahan (12.05 WITA) I :
3. Kadar Hb dalam darah 1. Mengukur tanda-
tanda vital
> 12 g/ dl
5. Anjurkan klien untuk 5. Memenuhi kebutuhan 5. Menganjurkan klien 2. Mengingatkan
4. Tidak ada tanda-tanda banyak mengkonsumsi air cairan tubuh untuk banyak minum kepada keluarga
putih. air putih. apabila ada
syok seperti :
(12.05 WITA) perdarahan yang
 Kulit dingin atau sangat banyak dari
biasanya agar segera
lembab, kulit pucat.
melapor
 Pernapasan dangkal 6. Anjurkan klien untuk 6. Membantu proses 6. Menganjurkan klien 3. Melihat keadaan
makan buah seperti, penyembuhan pada untuk banyak makan umum pasien, akral,
dan cepat. kurma, buah naga, dan penderita anemia seperti makan nasi, dan kesadaran pasien
 Denyut jantung juga alpukat, sayuran buah, sayur, supaya 4. Menganjurkan
hijau yang mengandung klien tidak merasa pasien untuk banyak
cepat. zat besi seperti : bayam, lemas. beristirahat
 Tidak ada urin yang dan daging-dagingan dan (12.05 WITA) 5. Menganjurkan klien
kacang-kacangan. untuk banyak minum
dihasilkan. air putih.
 Kebingungan. 7. Kolaborasi untuk 7. Untuk mengetahui
melakukan pengecekan jumlah Hb dan E : Jam 20.00 WITA
 Kelemahan. Hb, dan Trombosit. Trombosit guna S : Klien mengatakan”
menentukan tindakan baru saja ganti
 Nadi lemah.
selanjutnya yang tepat pembalut ada keluar
sedikit, gumpalan
kecil”
29

8. Kolaborasi dalam 8. Menambah kebutuhan O:


pemberian transfuse darah pasien  Tanda-tanda vital
darah TD: 100/80
mmHg
N : 90x/menit
S : 36.4ºC
R :20x/menit
 Kesadaran
Composmentis
 Klien tampak
makan nasi sop.
A : Masalah resiko syok
hipovolemi belum
terjadi
P : Lanjutkan intervensi
30

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 8-7-207 Tanggal : 9-7-2017 Tanggal: 10-7-207

Jam Catatan Jam Catatan Jam Catatan


Jam S: Klien mengatakan “Hari ini Jam S: Klien mengatakan “Ada keluar Jam S: Klien mengatakan “
12.00 09 .00 10.00
tidak ada keluar, saat kencing juga darah sedikit”
tidak ada, kepala sedikit pusing” O:
O:  Keadaan umum klien tampak O:
 Keadaan umum klien tampak sakit sedang
sakit sedang  Kesadaran composmentis
 Kesadaran composmentis  Klien baru saja selesai mandi A:
 Klien tampak berbaring  Akral lembab P:
 Akral lembab  Tampak pucat
 Tampak pucat  Konjungtiva Anemis
 Konjungtiva Anemis  Aktivitas mandiri I:
 Tanda-tanda vital  Tanda-tanda vital
TD: 110/70 mmHg TD: 110/80 mmHg
N : 88x/menit N : 83x/menit E:
S : 36.2ºC S : 36.3ºC
R :18x/menit Jam : 20.00 WITA
R :22x/menit
 Hb : 10.3 g/dl  CRT > 2 detik S:
 Trombosit 9 ribu
O:
 CRT > 2 detik
A: Resiko Syok hipovolemik
A : Resiko syok hipovolemik A:
P: Lanjutkan intervensi
P:
P : Lanjutkan intervensi 1-5
31

I : I:
1. Mengukur tanda-tanda vital
1. Mengukur tanda-tanda vital
2. Mengingatkan kepada
2. Mengingatkan kepada
keluarga apabila ada
keluarga apabila ada
perdarahan yang sangat
perdarahan yang sangat
banyak dari biasanya agar
banyak dari biasanya agar
segera melapor
segera melapor
3. Memantau keadaan umum
3. Memantau keadaan umum
pasien, akral, dan kesadaran
pasien, akral, dan kesadaran
pasien
pasien
4. Menganjurkan pasien untuk
4. Menganjurkan pasien untuk
banyak beristirahat
banyak beristirahat
5. Menganjurkan klien untuk
5. Menganjurkan klien untuk
banyak minum air putih.
banyak minum air putih.
E : Jam 20.00 WITA
S : Klien mengatakan”
baru saja ganti pembalut ada E:
keluar sedikit, gumpalan
kecil”
Jam : 17.00 WITA
O:
S : Klien mengatakan tidak ada
 Tanda-tanda vital
TD: 90/60 mmHg keluar perdarahan, hanya
N : 71x/menit
kepala yang masih sedikit
S : 36.3ºC
R :19x/menit pusing”
 Kesadaran Composmentis O:
 Klien tampak makan nasi
sop.  Keadaan umum klien
tampak sakit sedang
A : Masalah resiko syok  Kesadaran composmentis
32

hipovolemi belum  Klien baru saja selesai


terjadi mandi
P : Lanjutkan intervensi  Akral lembab
 Tampak pucat
 Konjungtiva Anemis
 Klien tampak duduk diatas
tempat tidur
 Tanda-tanda vital
TD: 110/70 mmHg
N : 88x/menit
S : 36.2ºC
R :18x/menit
 CRT > 2 detik
A : Masalah resiko syok belum
terjadi
P : Lanjutkan intervensi
33

BAB III

KONSEP TEORI

Anda mungkin juga menyukai