Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Asuhan pada Kala I dan Kala II Persalinan

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan II yang
diampu oleh Siti Rokmah, SST

Disusun oleh:

Kelompok 3

Suci Lestari

Ajeng Tia Yayu Nuraisiah

Rima Fauziyyah Syafei

Indah Widianingsih

TAHUN 2018/2019

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI NUGRAHA SUBANG


Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan
pada Kala I dan Kala II Persalinan”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mendapatkan bantuan dari berbagai,
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah “Asuhan pada Kala I dan Kala II Persalinan” ini dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca.

Subang, September 2018

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................ ii


Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan makalah ................................................................................. 1
BAB II Pembahasan
2.1 Asuhan kala I .................................................................................. 2-4
2.2 Asuhan kala II ................................................................................. 5-9
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................ 10
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan dan kelahiran, bagi banyak wanita merupakan aspek-aspek yang paling
mendebarkan. Seperti perubahan fisik dari kehamilan itu sendiri. Pemahaman akan proses-
proses yang terlibat membantu mengurangi kecemasan. Tetapi pengalaman setiap wanita
secara hakiki bersifat pribadi dan individual : apakah dia melahirkan di rumah atau di rumah
sakit, dan dengan atau tanpa obat-obatan, dan dengan atau tanpa kehadiran pasangannya atau
teman pada akhirnyadia sendiri yang memutuskan (Hardjana. A.M, 2000: 326).
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, dan diakhiri dengan pelahiran
plasenta (Varney, 2007).
Dalam menghadapi persalinan seorang calon ibu dapat mempercayakan dirinya pada
bidan, atau dokter spesialis obstetri dan ginekologi, melakukan pengawasan kehamilan 12-14
kali sampai pada persalinan. Pertemuan, konsultasi dan menyampaikan keluhan, menciptakan
hubungan saling mengenal antara calon ibu dengan bidan atau dokter yang akan
menolongnya (Manuaba, 1999: 136).
Karena setiap ibu bersalin berespon secara berbeda-beda dan mempunyai kebutuhan
yang berbeda. Oleh karena itu tanyakan apabila ada tindakan yang dapat membantu atau
diharapkannya. Bidan yang memberikan dukungan berkualitas menyadari bahwa secara
pribadi mereka adalah suatu bentuk analgesi terbaik dan sedikit kemungkinannya klien
memerlukan peredaan nyeri (Hodnett 2002 dalam Chapman 2003).
Berdasrkan pengertian diatas, asuhan kebidan pada ibu bersalin merupakan salah satu
kompetensi utama bidan, oleh karena itu seluruh bidan diharapkan dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional dan berkualitas dengan penuasaan ilmu pngetahuan dan
keterampilan, tanggap terhadap masalah, serta mampu memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.

1.2 Tujuan makalah

1. Untuk mengetahui kebutuhan dasar ibu bersalin sesuai dengan kala persalinan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Kala I

Dukungan persalinan kepada ibu


a) Lingkungan
Suasana yang rileks juga nyaman, ruangan dengan penerangan yang efisien,
dan yang terpenting adalah sikap para staf/petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada kliennya.
b) Teman yang mendukung
Yang dimaksud teman disini adalah seorang bidan. Dimana ia harus berusaha
menjadi teman yang mendukung, serta diharapkan terampil dan peka untuk
mengembangkan hubungan dengan wanita asuhannyadan keluarga.
c) Mobilitas
Diusahakan ibu didorong untuk tetap tegak dan bergerak, persalinan dapat
berjalan dengan cepat dan ibu akan merasa dapat menguasai keadaan. Bila
memungkinkan dan berusaha merubah posisi tidur (miring ke kiri, jongkok
atau merangkak).
d) Pemberian informasi
Calon orang tua diberi informasi selengkapnya tentang kemajuan persalinan
dan semua perkembangannya selama persalinan. Setiap pengobatan atau
intervensi, yang mungkin akan dilakukan harus dapat diantisipasi dan
dijelaskan.
e) Teknik relaksasi
Pernapasan yang berirama meningkatkan relaksasi fisik dengan mengurangi
ketegangan otot, dan membuat mengurangi kecemasan. Diantaranya :
1) Menarik napas dalam (pada awal akhir kontraksi)
2) Menarik napas dangkal dan cepat di dada bagian atas (pada saat
kontraksi mencapai puncaknya)
3) Menarik napas pendek dan cepat diikuti dengan menghembuskan nafas
melalui mulut dan dilakukam untuk menahan keinginan untuk
mengedan (sebelum terjadi pembukaan lengkap).

2
f) Dorongan semangat
Bidan harus berusaha untuk memeberi dorongan semangat kepada ibu selama
proses persalinan. Ibu yang sudah dibuat merasa bahwa ia sanggup dan sudah
membuat kemajuan persalinan besar, akan merespon dengan terus berusaha.
Cara pengurangan rasa sakit
1. Pengaturan posisi, hal-hal yang dapat dilakukan diantaranya:
a. Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman bagi dirinya
b. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk atau jongkok, berbaring miring atau
merangkak.
c. Hindari menempatkan ibu pda posisi terlentang karna terdapat terjadi
supine hyepotension syndrome
2. Relaksasi dan latihan pernapasan.
Terdapat tiga latihan relaksasi yang meliputi:
a. Relaksasi progresif, dengan cara mengeraskan sekelompok otot
(tangan,lengan, kaki, muka) dengan sengaja sekeras mungkin,
kemudian relaks selembut mungkin.
b. Relaksasi terkontrol, dengan cara mengeraskan sekelompok otot dan
sekelompok otot lain relaks pada bagian sisi yang berlawanan
c. Bernapas dalam, yaitu relaks sewaktu his dengan meminta ibu menarik
napas panjang, menahan napas sebentar, kemudian melepaskan dengan
cara meniupkanya. Akan tetapi cara tersebut tidak lagi di anjurkan.
Saat ini ibu di anjurkan untuk bernapas seperti biasa dan menelan pada
saat ibu merasakan dorongan.
3. Usapan punggung atau abdominal
Lakukan pijatan atau masase di punggung ibu atau mengusap perut ibu dengan
lembut
4. Penerimaan terhadap tingkah laku
Apapun yang ibu lakukan merupakan hal terbaik yang mampu ia lakukan pada
saat itu. Seperti berteriak pada puncak kontraksi, diam, atau menangis.
Kebutuhan fisik ibu
a. Menjaga kebersihan diri
Dianjurkan untuk membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air kecil dan
buang air besar, selain itu menjaga kemaluan tetap bersih dan kering.
b. Berendam

3
Berendam dapat menjadi tindakan pendukung dan kenyamanan yang paling
menenangkan. Bak yang disiapkan harus cukup dalam sehingga dapat
menampung air dengan ketinggian air yang menutupi bagian abdomen ibu.
Hal ini merupakan bentuk hydro terapi. Sehingga rasa tidak nyaman dapat
mereda dan kontraksi dapat dihasilkan selama ibu berendam.
c. Perawatan mulut
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya mempunyai napas yang
bau, bibir kering, pecah-pecah. Sehingga perlu menggosok gigi dan berkumur-
kumur. Jika mulut ibu kering dan pecah pecah dapat diolesi degan pelembab
bibir.
Persiapan persalinan kepada ibu
a. Memberikan asuhan sayang ibu
1. Memberikan dukungn emosional
2. Membantu pengaturan posisi
3. Memberikan cairan dan nutrisi
4. Keleluasaan untuk kebutuhan eliminasi
5. Pencegahan infeksi
b. Mempersiapkan ruangan persalinan
1. Ruangan yang hangat dan bersih.
2. Sumber air bersih dan mengalir.
3. Air DTT
4. Kamar mandi bersih.
5. Penerangan yang cukup
6. Tempat tidur bersih.
7. Meja untuk tindakan resusitasi.
c. Persiapan perlengkapan (bahan dan obat-obatan yang di perlukan)
d. Persiapan rujukan
Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan atau
perawatan yang telah di berikan dan semua hasil penilain (partograf) untuk di bawa
ke fasilitas rujukan.

4
2.2 Asuhan Kala II

Asuhan sayang ibu dan posisi meneran


1. Adapun beberapa hal yang merupakan asuhan sayang ibu adalah:
a. Pendampingan keluarga
Selama proses persalinan berlangsung, ibu membutuhkan teman dari
keluarga. Bisa dilakukan oleh suami, orang tua, atau kerabat yang di
sukai oleh ibu.
b. Libatkan keluarga
Yang dapat mebantu ibu berganti posisi, teman bicara, melakukan
rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, serta
membantu mengatasi rasa nyeri.
c. KIE proses persalinan
Dimana penolong persalinan memberi pengertian tentang tahapan dan
kemajuan proses persalinan kepada ibu dan keluarga.
d. Dukungan psikologi
Dapat diberikan dengan bimbingan dan menanyakan apakah ibu perlu
pertolongan, memberikan perhatian agar dapat menurunkan rasa
tegang.
e. Membantu ibu memilih posisi
Ini dilakukan berdasarkan keinginan ibu dalam memilih posisi yang di
anggapnya nyaman.
2. Posisi meneran
Adapun macam-macam posisi meneran adalah:
a. Duduk atau setengah duduk

b. Inilah posisi yang paling sering diambil untuk pertolongan persalinan.


Dimana posisi ini ibu hamil tidur terlentang dengan bantal mengganjal

5
punggung atau bisa juga dipangku oleh suami. Posisi ini selain aman
untuk pemantaun proses turunnya kepala juga memberi kesempatan
dukungan mental bagi ibu bersalin dengan kehadiran suami.
Kelemahannya, Posisi ini tidak dianjurkan untuk persalinan yang
mengalami perpanjangan kala dua selain akan menimbulkan rasa lelah
karena terlentang terus menerus, ibu bersalin juga merasa tidak
nyaman pada punggung, akibat penekanan pembuluh darah besar dari
ibu ke plasenta maka dapat mengurangi kelancaran suplai oksigen dari
ibu ke bayi.
c. Merangkak

Sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada punggung,


mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada
perineum berkurang.
d. Jongkok atau berdiri

e. Posisi persalinan dengan cara jongkok semakin dipilih sebagai proses


persalinan alami. Pada asuhan persalinan normal, posisi jongkok ini
dapat menjadi pilihan. Kelebihan pilihan dengan posisi jongkok ini
adalah ibu memanfaatkan secara maksimal gaya gravitasi. Dimana
secara perlahan bayi akan lebih mudah turun ke dasar panggul,

6
mengikuti bentuk rongga pintu panggul seiring dengan upaya
mengejan ibu. Pada posisi jongkok bayi lebih lancar melewati pintu
panggul. Selama proses persalinan dengan posisi jongkok, dokter dan
bidan lebih ketat memantau proses turunnya kepala agar tidak
meluncur dengan cepat dan mencegah terjadinya cedera.
f. Berbaring miring ke kiri/kanan

Kelemahan posisi ini menyulitkan memonitor proses keluarnya kepala


bayi dari dasar panggul dan bila perlu tindakan pengguntingan jalan
lahir akan menyulitkan tindakan episiotomi. Namun demikian posisi
miring saat bersalin dapat mempermudah turunnya kepala ke dasar
panggul, meringankan ibu saat proses mengejan, tidak melelahkan,
mempersingkat proses persalinan dan memperlancar sirkulasi
peredaran darah ibu ke plasenta sehingga suplai oksigen ke bayi lebih
maksimal.
g. Hindari posisi terlentang
Pada posisi ini memudahkan pemantauan pembukaan jalan lahir,
kepala bayi untuk diarahkan dan dipegang mengikuti putaran saat
proses lahirnya kepala, serta memudahkan pembebasan bila terdapat
lilitan tali pusat pada leher bayi dengan mengarahkan kepala bayi
mendekati perut ibu. Penahanan pada perineum antara anus dan vagina
dapat dilakukan dengan mudah agar tidak terjadi robekan perineum
yang luas.
Kelemahan pada posisi ini adalah suplai oksigen pada janin kurang
lancar. Hal ini berkaitan dengan letak pembuluh darah yang besar ibu
yang mengaliri palsenta dengan oksigen tertekan oleh berat badan
janin. Selain itu pada ibu yang pertama kali mengalami proses
melahirkan tak jarang mengalami kelelahan akibat kesulitan mengejan

7
secara efektif berkaitan dengan bentuk jalan lahir yang mengarah ke
atas dari dasar panggul
Pada posisi terlentang dapat menyebabkan
1. Hipotensi
2. Rasa nyeri yang bertambah
3. Kemajuan persalinan bertambah lama.
4. Ibu mengalami gangguan untuk bernapas
5. Buang air kecil terganggu
6. Mobilisasi ibu kurang bebas
7. Ibu kurang semangat
8. Resiko laserasi bertambah
9. Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan
punggung
Cara meneran (mengejan)
Anjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan yang
kuat dan spontan untuk meneran. Tidak diperbolehkan
untuk menganjurkan ibu meneran secara terus menerus
tanpa mengambil nafas saat meneran dan tidak boleh
meneran sambil menahan nafas. Ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi agar ibu tidak kelelehan dan
menghindari resiko asfiksia.
Pemantauan pada ibu dan janin asuhan persalinan normal bagi bidan
1. Pemantauan kepada ibu, yang meliputi:
a. Kontarksi atau His
Kontraksi selama kala II terjadi secara sering, kuat, dan sedikit lebih
lama yaitu : sekitar 2 menit, lamanya 60-90 detik. Dilakukan setiap 30
menit
b. Tanda-tanda kala II :
1) Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
2) Adanya tekanan pada anus
3) Perinium menonjol
4) Vulva dan sfingter ani membuka

8
c. Nadi ibu
Periksa nadi ibu setiap 30 menit sekali, biasanya nadi ibu sama seperti
pada masa hamil antara 60-160 x/menit. Adapun yang menyebabkan
nadi ibu bisa tinggi saat kontraksi adalah :
1) Infeksi
2) Banyak kehilangan darah
3) Dehidrasi
4) Rasa takut
d. Tekanan darah, suhu, pernafasan dilakukan 30 menit sekali
e. Nutrisi
f. Kemajuan persalinan, meliputi :
1) Pembukaan serviks, periksa setiap 60 menit atau jika ada
indikasi
2) Penurunan kepala janin, periksa setiap 30 menit melalui
pemeriksaan abdomen
2. Pemantauan pada janin
a. Sebelum lahir :
1) DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit
2) Waktu terbaik untuk mendengarkan DJJ adalah segera sesudah
His menurun atau berhenti
3) Normalnya antara 120-160 x/menit
4) DJJ bisa segera kembali ke jumlah normal diakhir kontraksi
atau ketika ibu mengganti posisinya
5) Hal yang bisa menyebabkan DJJ melambat hingga di bawah
100 x/menit: tali plasenta sangat pendek atau melilit, bayi tidak
sehat, air ketuban tidak cukup, plasenta terpisah dari rahim,
kontraksi terlalu kuat.
6) Adapun yang dapat menyebabkan DJJ diatas 180x/menit: ibu
mengalami dehidrasi, ibu atau bayinya terserang infeksi, ibu
mengalami perdarahan, ibunya mengalami pembuaan serviks
terlalu lama, rahim ibu robek
7) Cairan ketuban (jernih/bercampur mekonium/atau darah)
8) Molase

9
Indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.
Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih antar
tulang kepala, semakin menunjukan resiko disproposi kepala
panggul (CPD).
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalapasi
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
tetapi dapat dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan
tidak dapat dipisahkan
b. Saat lahir :
1) Pernafasan, pastikan bahwa pernapasannya baik dan teratur
2) Tangisan, pastikan bahwa tangisannya kuat
3) Tonus otot, pastikan bahwa bayi bergerak aktif dan spontan
4) Warna kulit, pastikan bahwa warna kulit seluruh tubuh normal
(tidak ada kebiruan atau semacamnya).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah. Namun tidak bisa dipungkiri
terkadang kondisi normal dapat berubah menjadi abnormal. Dengan demikian,
memperlakukan klien yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Maka harus diperhatikan
hal-hal dalam asuhan kebidanan yang akan diberikan nantinya (Yupita. D.M. dalam buku
Buku Pintar Kebidanan dan Keperawatan. 2017: 32)

Pemberian asuhan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat
membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam
melalui suatu proses persalinan normal. Agar dapat mendiagnosa persalinan dengan benar,
bidan harus melakukan pemeriksaan dengan benar, serta menyeluruh sesuai dengan
manajemen kebidanan. Penolong persalinan mungkin saja seorang bidan, perawat, dokter
umum atau bahkan dokter spesialis obgin. Siapapun mereka, haruslah memahami dan mampu
melaksanakan praktik terbaik dalam Asuhan Persalinan (Nurasiah, Ai, dkk. dalam buku
Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. 2012: 151).

3.2 Saran

Besar harapan kami, setelah pembuatan makalah ini pembaca dapat memahami isi
dari makalah yang kami buat. Serta adanya saran dari pembaca untuk kami agar kami dapat
memperbaiki pembuatan makalah kami selanjutnya

11
Daftar Pustaka

1. Nurasiah, Ai, dkk. 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung:
Refika Aditama. (hal 117-119)
2. Jannah, Nurul. 2014. ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta:
EGC. (hal 58)
3. Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogjakarta: Fitramaya (hal 76-
98)
4. Kompas.com - 30/09/2012, 12:18 WIB "Keunggulan dan Kelemahan
Beberapa Posisi Saat Persalinan"
5. Dwi, Yupita. 2017. Buku Pintar Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta:
Brilliant Books (hal 53)

Anda mungkin juga menyukai