Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada perbedaan yang sangat mendasar antara pandangan filsafat

barat dan filsafat timur.Barat memandang bahwa manusia hidup di dunia

ini berhadapan dengan alam. Sedangkan filsafat timur memandang bahwa

manusia hidup di dunia ini bersama-sama alam. Bahkan menurut ajaran

Agama Hindu manusia itu adalah bagian dari alam itu sendiri. Karena itu

alam semesta ini disebut Bhuwana Agung dan manusia itu disebut

Bhuwana Alit.Bhuwana Agung itu adalah macro cosmos sedangkan

bhuwana alit itu adalah micro cosmos.Pandangan filsafat timur umumnya

bersumber dari ajaran Agama Hindu dan Budha.

Kalau hanya ditinjau dari sudut pandangan filsafat nampaknya

perbedaan barat dan timur itu tidak terlalu menjolok.Tetapi kalau kita

perhatikan implementasinya dalam kehidupan barat dan timur itu akan

sangat menjolok.Dinamika kehidupan barat selalu berikhtiar untuk

menghasilkan usaha-usaha untuk menundukan alam.Sedangkan di timur

umumnya hanya berusaha untuk selalu hidup menyesuaikan diri dengan

alam. Namun dalam perkembangan berikutnya pada jaman post modern

sekarang ini pandangan antara barat dan timur sudah semakin bertemu

dalam memperhatikan alam tempat kita hidup ini.Komunikasi antara barat

dan timur dalam memelihara lam ini sudah semakin ketemu.

1
Khususnya bagi umat Hindu sampai ada kalangan yang menuduh

umat Hindu menyembah alam atau menuhankan alam. Kedua pandangan

ini kalau di eksistensikan secara ekstrim tidak akan bermanfaat pada

kemajuan hidup manusia. Namun kalau ia dipadukan secara sinergis akan

membawa berbagai manfaat bagi kehidupan manusia .

Dalam pandangan ajaran Hindu alam dan manusia itu adalah

ciptaan Tuhan.Karena itu dalam Bhagawad Gita III.10 dinyatakan bahwa

Prajapati yaitu Tuhan sebagai raja alam semesta menciptakan Praja atau

manusia serta alam yangdisimbulkan sebagai Kamadhuk yaitu lembu milik

Dewa Indara yangdapat memenuhi berbagai keinginan manusia, Tersirat

juga dalam Sloka Bhagawad Gita tersebut kewaajiban manusia (Praja)

untuk selalu bersikap seimbang antara berbhakti kepada Tuhan,mengabdi

pada sesama dan menyayangi alam lingkungan berdasarkan yadnya.

Hubungan berdasarkan yadnya antara Prajapati (Tuhan), Praja (manusia)

dan Kamadhuk (alam ) inilah yang kemudian disebut dengan Tri Hita

Karana.Salah satu wujud pengamalan Tri Hita Karana adalah menyayangi

alam sebagai wujud bhakti pada Tuhan.

B. Rumusan masalah

Dalam menyayangi alam itu apakah cukup dengan hanya

bersembahyang pada Tuhan untuk mendoakan agar alam terutama

lingkungan hidup kita itu lestari ? .Apakah cukup wujud kasih sayang umat

2
Hindu pada alam dengan cara mengadakan upacara Bhuta yadnya atau

melangsungkan Upacara Mecaru. ?

C .Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memahami

lebih dalam lagi tentang konsep Tri Hita Karana sebagai landasan bagi

umat hindu. Adapun tujuan lain dari tri hita kara adalah untuk

mengingatkan kita kepada sang pencipta khusunya kepada Sang Hyang

Widhi Wasa.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk mengetahui

bagaimana hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan,

manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitar.

3
BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tri Hita Karana

Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang artinya tiga, “Hita” yang

artinya kebahagian, dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan

demikian Tri Hita Karana tiga penyebab terciptanya kebahagian. Konsef

kosmologi Tri Hita Karana merupakan palsafah tangguh. Falsafah tersebut

memiliki konsep yang dapat keunikan ragam budaya dan lingkungan,

ditengah hantaman globalisasi dan homogenosasi. Pada dasarnya

hakekat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan kehidupan

dengan manusia di Dunia ini. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup

menghargai sesama aspek sekitarnya.

Ketiga itu meliputi hubungan manusia dengan sesame, manusia

dengan alam sekitarnya, manusia dengan Tuhan. Hakekat mendasar Tri

Hita Karana mengandung pengertian 3 ( tiga ) penyebab kesejahteraan itu

bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan,

manusia dengan alam sekitarnya, manusia dengan sesamanya. Dengan

menerapkan falsafah itu tersebut, diharapkan dapat menggantikan

pandangan hidup modren yang lebih mengedepankan Individualisme dan

materialism. Membudayakan Tri Hita Karana akan dapat mengapus

pandangan yang mendorong komsumsiresme, pertikain, dan gejolak.

4
B. Bagian-Bagian Tri Hita Karana

Adapun bagian-bagian tri hita karana adalah sebagai berikut :

1. Hubungan Manusia dengan Tuhan

Manusia adalah ciptaan Tuhan, sedangkan atman ada dalam diri

manusia merupakan percikan sinar suci kebesaran Tuhan, yang

menyababkan manusia bisa hidup. Manusia berhutang nyawa pada

Tuhan, oleh karena itu setiap manusia wajib berterimakasih, berbakti, dan

selalu sujud. Itu dapat dinyatakan dalam bentuk puja dan puji terhadap

kebesarannya - perrlunya beribadah dan melaksanakan perintahNya -

perlunya melaksanakan tirta yatra atau dharma yatra (kunjungan

ketempat- tempat suci) - yoga semadi,- mengikuti, mempelajari, dan

melaksanakan ajaran- ajaran dharma Manusia dengan lingkungan

Manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu, manusia memperoleh

bahan keperluan hidup dari lingkungan, dengan demikian manusia sangat

tergantung pada lingkungan. oleh karena itu manusia harus selalu

memperhatikan lingkungannya, lingkungan harus terjaga dan terpelihara,

tidak boleh dirusak, hutan tidak boleh ditebang semuanya karena dapat

merusak keseimbangan alam. Hutan yang rapi, tenang akan

menyebabkan rasa tenang, tentram dalam diri manusia.

5
2. Hubungan Manusia dengan sesamanya

Sebagai makhluk social, manusia tidak bisa hidup menyendiri.

Mereka memerlukan bantuan dari kerjasama oaring lain, karena itu

hubungan dengan sesama harus baik dan harmonis. Hubungan antara

sesama harus berlandaskan saling asah, asuh, asih. Yang artinya saling

menghargai, mengasihi, dan melindungi. hubungan antara keluarga

dirumah harus harmonis, dengan masyarakat juga harus harmonis.

Hubungan baik ini mnenciptakan keamanan dan kedamaian lahiar

batindan masyarakat yang aman akan menciptakan tujuan yang tentram

dan sejahtera.

3. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar

Alam ini sesungguhnya sebagai stana dari Tuhan yang

sebenarnya.Tidak ada bagian dari alam ini tanpa kehadiran Tuhan.

Alam semesta atau Bhuwana Agung ini sesungguhnya badan nyata

dari Tuhan. Oleh karena itu marilah kita sama-sama untuk menjaga

seluruh isi alam ini agar dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi

setiap mahluk hidup.

6
BAB III PEMBAHASAN

Hubungan manusia dengan alam

Alam ini sesungguhnya sebagai stana dari Tuhan yang

sebenarnya.Tidak ada bagian dari alam ini tanpa kehadiran Tuhan.Alam

semesta atau Bhuwana Agung ini sesungguhnya badan nyata dari Tuhan.

menurut pandangan Mantra Yajurveda bahwa alam semesta termasuk

bumi ini adalah sebagai stana Tuhan.Dengan kata lain Tuhan adalah jiwa

agung alam semesta atau Bhuwana Agung ini. Sedangkan Atman sebagai

jiwa dari Bhuwana Alit yaitu badan wadah manusia itu sendiri. Tuhan yang

disebut Brahman itu sumber dari Atman.

Menurut pandangan Agama Hindu alam semesta yangmaha luas

ini disebut Bhuwana Agung Sedangkan manusia disebut Bhuwana

Alit.Kedua-duanya menurut keyakinan Hindu adalah ciptaan Tuhan.

Disamping itu Tuhanlah yang menjadi jiwa Bhuwana Agungdan Bhuwana

Alit itu.Karena itulah ada hidup di Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit.

Tuhan yang menjadi jiwa Bhuwana Agung disebut Brahman,sedangkan

Tuhan yang menjadi jiwa Bhuwana Alit disebut Atman.Jadinya Atman itu

bagian dari Brahman.Dalam Mantra Brhadaranyaka Upanisad I.4.10 ada

dinyatakan bahwa : Bharman Atman aikyam. Artinya Brahman dan

Atman itu sama atau satu. Maksud Mantra Upanisad tersebut menyatakan

bahwa : Yang menjadi jiwa alam besar dan alam kecil adalah Tuhan itu

sendiri. Alam besar yang disebut Bhuwana Agung atau Macro cosmos

7
dan alam kecil yang disebut Bhuwana Alit atau Micro cosmos. Tuhanlah

yang menjadi sumber awal tengah dan akhir dari kedua alam tersebut.

Demikian juga unsur dasar yang membentuk Macro cosmos dan Micro

cosmos adalah unsur dasar yang sama yaitu yang disebut Panca Maha

Bhuta. Unsur Panca Maha Bhuta itu adalah Pertiwi (zat padat),Apah

(unsur cair), Bayu (udara),Teja (unsur panas) dan Akasa( ether). Itulah

bahan dasar yang membentuk isi alam semesta ini. Semua planet-planet

yang memenuhi ruang angkasa ini bahan dasarnya sama yaitu Panca

Maha Bhuta tadi.Demikian juga semua makhluk hidup yang menghuni

alam ini juga dibangun oleh lima bahan dasar tersebut.

Dalam Yajurveda XXX.1 sebagaimana dinyatakandidepan bahwa

seluruh alam semesta ini adalah stana Tuhan.Artinya tidak ada bagian

alam ini tanpa kehadiran Tuhan. Mantra Yajurveda itu juga diulang dalam

Mantra Isopanisad I.1. Hal ini memberikan penjelasan bahwa ajaran Hindu

memandang bahwa alam semesta ini adalah badan jasmaninya Tuhan

Brahman.Bagaikan badan manusia sebagai badan jasmaninya

Atman.Karena itu menjaga eksistensi azasi dari alam ini sama dengan

menjaga badan wadagnya Tuhan agar tidak ada yang mengganggu. Alam

dengan segala wujud dan kharakternya memiliki “nama dan rupa”. Artinya

setiap wujud (rupa) memiliki nama atau sebutan. Setiap “nama dan rupa”

itu juga memiliki arti dan fungsinya masing-masing.Atas Kemaha Kusaan

Tuhanlah alam dengan bagian-bagianya ini memiliki “nama dan rupa

Dengan kehadiran Tuhan pada setiap bagian alam ini yang menyebabkan

8
semua unsur alam ini tidak ada yang tidak memiliki aspek yang

menyebabkan unsur alam itu bereksistensi sesuai dengan “nama dan

rupanya “.Memang pada kenyataannya tidak ada yang ada ini tanpa guna

dan makna.Cuma kegunaan dan maknanya itu tergantung dari

kemampuan manusia yang memproporsikan dan memposisikan dengan

benar dan tepat setiap “nama dan rupa “ alam tersebut.Karena proporsi

dan posisi itulah yang akan menyebabkan ia dapat berfungsi. Hukum RTA

sesungguhnya sudah mengatur dinamika alam secara dinamis sehingga

menjadi sangat produktif memberikan kontri busi pada semua aspek

kehidupan isi alam ini. Inilah sesungguhnya keagungan Tuhan.Tuhan

menciptakan alam sebagai badan beliau dari unsur yang paling Niskala

(gaib) sampai menjadi kenyataan (Sekala). Dalam Samkhya Yoga

Darsana ada dinyatakan bahwa pada mulanya yang hanyalah Tuhan.

Keberadaan Tuhan itu sangat mutlak.Tidak yang mencipta ,Tuhan itulah

satu-satunya yang mutlak ada.Dalam Samkhya Yoga Darsana Tuhan

yang mutlak itudisebut dengan Iswara artinya Yang Mahakuasa.Dari

Iswara inilah muncul Purusa dan Predana.Purusa itu adalkah unsur

kejiwaan sedangkan Predana adalah unsur kebendaan. Dari pertemuan

dua unsur inilah terjadi penciptaan.Mula-mula yang tercipta adalah unsur

yang bersifat astral yaitu Budhi,Manah dan Ahamkara.

9
BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat saya simpulkan bahwa

alam merupakan badan jasmani Tuhan , jika kita merusak, mencemari,

mengotori alam sama hal kita tidak menganggap keberadaan Ida Sang

Hyang Widhi Wasa atau Tuhan itu sendiri. Selain berdoa agar alam kita

selalu bisa lestari kita juga harus merawat dan melestarikan alam kiat ini

sebab mengapa jika alam ini rusak maka yang akan kena dampaknya

tidak lain adalah kita sendiri sebagai mahluk hidup yang menggantungkan

dirinya dari alam.

2. Saran

Saran saya adalah kita sebagai mahluk yang tidak dapat berdiri

sendiri tanpa bantuan dari alam sebaiknya, janganlah kita merusak alam

ini karena dapat membawa kesusahan bagi kita sendiri jika alam telah

rusak.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. https://docs.google.com/file/d/OB-

jnTTOOW7sYOTBScENmUTFiMJA/edit,diakses pada tanggal 5 Oktober

2013.

2. Wiana, I Ketut, Menyayangi alam wujud bakti kepada Tuhan,

makalah, IHDN Denpasar, 2011

11

Anda mungkin juga menyukai