Anda di halaman 1dari 8

Gede Yogi Prana Wardana, F1F1 13 016

Hanya diminta membuat karangan seperti contoh ( pola ) yang diberikan yang

tentunya idenya harus lebih dekat dengan siswa, (b) mengarang dengan

melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk melengkapi kalimat dalam

karangan dengan kata yang telah tersedia, (c) bimbingan dengan memasang

kelompok kata, yakni siswa diminta untuk memasang kelompok kata dengan

kalimat yang terpenggal atau kurang lengkap, (d) bimbingan dengan mengurutkan

kalimat, yaitu siswa dibimbing untuk mengurutkan kalimat sesuai dengan gambar

seri, dan (e) bimbingan dengan pertanyaan, hal ini diharapkan agar siswa dapat

membuat karangan setelah dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam

pikirannya.

2) Menulis Lanjutan

Menulis lanjutan ditujukan kepada siswa kelas tinggi yakni kelas empat

hingga kelas enam. Syarat untuk dapat menulis lanjutan adalah siswa harus

termpil dan menguasasi menulis permulaan. Oleh karena itu, pada prinsipnya

menulis lanjutan adalah pengembangan menulis permulaan. Adapun tujuannya

adalah agar siswa dapat membuat karangan secara ajek dan lengkap.

Ada enam metode dalam memulis lanjutan, yaitu, ( a ) membuat paragraf

dengan gambar, yakni siswa diminta untuk membuat paragraf berdasarkan gambar

yang telah disediakan, (b) mengembangkan paragraf, yakni siswa dilatih untuk

mengembangkan sebuah kalimat utama menjadi sebuah paragraf , (c) menyusun

paragraf dari kalimat yang tersedia, ( d ) menghubungkan paragraf dengan

17
Gede Yogi Prana Wardana, F1F1 13 016

paragraf lainnya , ( e ) membuat karangan dengan gambar seri, dan ( f )

mengarang berdasarkan kerangka, dan mengarang secara bebas.

Kesemua metode di atas bukanlah harga mati melainkan sangat fleksibel.

Hal ini disebabkan karena pembelajaran menulis di SD cakupannya cukup luas.

Adapun ruang lingkup pembelajaran menulis / mengarang di SD antara lain

adalah mengarang prosa narasi, menulis prosa deskripsi, menulis surat izin ,

menulis surat undangan, mengisi formulir, menyusun paragraf, mengembangkan

judul dan topic, menulis nonfiksi, menyingkat cerita, menyusun laporan kegiatan,

menyusun naskah pidato, dan lain-lain.

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Kata “ media “ berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata “ medium “, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau

penyalur pesan. Menurut Hamidjojo ( dalam Achsin, 1980:10), media adalah

semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau

gagasan itu sampai pada penerima.

Selanjutnya , menurut Luhan ( dalam Sadiman, 1984 :6), berpendapat

bahwa media adalah sarana yang juga disebut channel, karena pada hakekatnya

media memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan,

18
Gede Yogi Prana Wardana, F1F1 13 016

mendengarkan , dan melihat dalam batas-batas jarak , ruang , dan waktu yang

hampir tak terbatas lagi. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media

mempunyai arti yang cukup penting . Karena dalam kegiatan tersebut

ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan

media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa

dapat disederhanakan dengan bantuan media.

Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui

kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan

dengan kehadiran media, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan

optimal. Dengan kata lain , media adalah segala sesuatu yang dapat memperjelas

proses pembelajaran atau alat bantu dalam mempermudah pencapaian tujuan

pembelajaran.

b. Pengertian media Gambar

Menurut Hamalik ( 1986 :43 ), berpendapat bahwa gambar adalah segala

sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagi curahan

perasaan atau pikiran. Dilihat dari jenisnya media ada yang termasuk media

visual atau media gambar. Media visual atau media gambar adalah media yang

hanya mengandalkan indra penglihatan . Media visual atau media gambar ini ada

yang menampilkan gambar diam seperti film strip ( film rangkai ), slides ( film

bingkai ), foto, gambar atau lukisan, cetakan.

19
Gede Yogi Prana Wardana, F1F1 13 016

Menurut Sadiman ( 1990:90 ), menyatakan bahwa media gambar adalah

suatu media yang mengkombinasikan fakta, gagasan secara jelas , dan kuat

melalui suatu pengungkapan kata-kata/gambar.

Cece ( 1991 : 40 ) mengungkapkan, bahwa gambar adalah merupakan

bentuk visual yang dapat dinikmati oleh setiap orang yang memandangnya

sebagai wujud perpindahan dari keadaan yang sebenarnya, baik mengenai

pemandangan benda atau barang, maupun suasana lingkungan.

c. Pengertian Media Gambar Kartunstrip

Salah satu contoh media gambar yang cukup unik untuk

mengkomunikasikan gagasan-gagasan adalah gambar kartun. Kartun adalah

penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang. Gagasan atau

situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Walaupun terdapat

sejumlah kartun yang berfungsi untuk membuat orang tersenyum, seperti halnya

kartun-kartun yang dimuat disurat kabar. Kartun sebagai alat bantu mempunyai

mamfaat penting dalam pengajaran, terutama dalam menjelaskan rangkaian isi

bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna. Sehingga pengertian

Kartunstrip adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang

orang atau gagasan yang dirangkai sehingga mengandung makna.

Kartun yang baik hanya mengandung satu gagasan saja. Ciri khas kartun

adalah memakai karikatur, sindiran yang dilebih-lebihkan, perlambang dan humor

pilihan . Humor sering dan biasa membuat orang tertawa, terutama dalam kartun-

20
Gede Yogi Prana Wardana, F1F1 13 016

kartun yang berisi pertentangan politik bagi para pembaca surat kabar. Keuatan

kartun untuk mempengaruhi pendapat umum, terletak pada kekompakannya,

penyederhanaan isinya, dan perhatian yang sunguh-sungguh yang dapat

dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor. Ciri

kartun lainnya adalah suatu pola pengkritikan terhadap individu-individu dalam

arti untuk memperoleh isu-isu yang penting.

d. Kartun yang Efektif untuk Pembelajaran

Pertanyaan tentang bagaimana kartun yang baik, merupakan pertanyaan

yang sukar dijawab, sebab kartu merupakan hasil kreatif secara pribadi dari

kartunis itu sendiri. Akan tetapi ada beberapa kualitas tertentu dari kartun-kartu

yang efektif untuk tujuan pengajaran, diantaranya ; ( 1) pemakaiannya sesuai

dengan tingkat pengalaman, (2) kesederhanaan, dan ( 3 ) lambang yang jelas.

1) Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman

Pertimbangan pertama adalah, arti kartun hendaknya dapat

dimengerti oleh para siswa pada saat kartun tersebut digunakan.

Ada beberapa kartun yang sulit dipahami maknanya oleh anak SD,

misalnya kartun mengenai social politik. Pada umumnya anak-anak

mulai mampu menafsirkan kartun semacam ini pada usia 13

tahun.Selain itu, penafsiran kartun yang keliru dapat terjadi jika

tidak adanya pengertian dari unsur-unsur kata dalam keterangan

kartun. Dengan kata lain, kurangnya latar belakang yang memadai

21
Gede Yogi Prana Wardana, F1F1 13 016

dalam memberikan arti yang tepat pada kata-kata yang digunakan

merupakan penyebab utama dari kesalahan menafsirkan kartun.

2. Kesederhanaan

Memperkirakan arti kartun dapat dimengerti, berarti ada beberapa

perwatakan pisik yang diinginkan dari kartun-kartun yang baik.

Satu diantaranya adalah kesederhanaan. Secara umum dapat

dikatakan bahwa kartun-kartun yang baik hanya berisi hal-hal yang

penting saja. Ada kartun yang memakai keterangan bahkan ada

beberapa kartun tidak memerlukan keterangan sama sekali, karena

lukisan itu sendiri telah menyampaiakn gagasan tanpa bantuan

kata-kata.

3. Lambang yang jelas

Ciri ketiga dari kartun yang efektif adalah kejelasan dari

pengertian-pengertian simbolis. Lambing-lambang yang

menggambarkan konsep-konsep yang lebih abstrak, seperti hak-

hak Negara, kemanusiaan, dan kemerdekaan sulit disampaikan.

Dalam hal ini maka kemampuan si pencipta kartun dihdapkan pada

tantangan berat. Sehubungan dengan itu, guru haruslah berhati-hati

dalam memilih kartun dengan lambing-lambangnya dan tidak

terlalu sukar dipahami oleh para siswa

e. Keunggulan dan kelemahan gambar kartun

22
Gede Yogi Prana Wardana, F1F1 13 016

Keunggulan dan kelemahan media kartunstrip dalam (

www.aadesanjaya.blogspot.com 2011, diakses 15 Agustus 2011 ) adalah sebagai

berikut.

1) Keunggulan kartun

Ada tujuh keunggulan gambar kartun, yaitu ; (a) mampu menarik

perhatian siswa, ( b) menumbuhkan minat belajar siswa, ( c)

membantu cara belajar gaya visual, ( d ) mudah dicerna oleh

sisiwa, ( e ) menumbuhkan kematangan emosi siswa, ( f) memnuat

suasana belajar menjadi menyenangkan ( penghilang stress), dan

(g) mampu mengembangkan imajinasi siswa.

2. Kelemahan gambar kartun

Kelemahan gambar kartun ada dua, yaitu ; ( 1) pesan gambar sulit

dipahami siswa, dan ( 2 ) terkadang siswa kurang serius dalam

memahami pelajaran.

f. Prosedur pembelajaran menggunakan media kartunstrip.

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran mengarang dengan media

kartunstirp ada dua, yaitu ; (1 ) perencanan, dan ( 2 ) pelaksanaan.

1) Perencanaan

Didalam perencanaan pembelajaran mengarang dengan media

kartunstirp, ada lima langkah yang dilakukan, yaitu ; (a )

merumuskan tujuan pembelajaran, (b) mempertimbangkan sasaran

23
Gede Yogi Prana Wardana, F1F1 13 016

pembelajaran ( cocok untuk siswa kelas berapa), (c ) menyususn

rencana belajar bagi siswa selama pelaksanaan belajar dengan

media kartunstirp, ( d ) menyusun tata tertib atau aturan dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartunstrip,

dan (e ) memilih gambar kartunstrip yang sesuai untuk media

pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Sedangkan di dalam pelaksanaan pembelajaran mengarang dengan

media kartunstirp, ada enam langkah yang dilakukan, yaitu ; (a)

guru memberikan contoh karangan dengan

24

Anda mungkin juga menyukai