Sambungan lewatan dilakukan untuk elemen struktur yang panjang dan menerus sehingga
tulangan yang dipasang memerlukan penyambungan -- di samping ada pula sambungan
mekanis, namun sambungan lewatan adalah jenis sambungan yang paling umum dilakukan
dalam pelaksanaan di lapangan
Sambungan kelas A diperbolehkan apabila dipenuhi seluruhnya dari dua kondisi berikut ini :
luas tulangan terpasang tidak kurang dari 2 kali luas tulangan perlu dalam analisis
pada keseluruhan panjang sambungan
paling banyak 50% dari jumlah tulangan yang disambung dalam daerah panjang
lewatan perlu
Apabila tidak dipenuhi dua kondisi tersebut maka harus dimasukkan sebagai sambungan kelas
B
Penjelasan luas tulangan terpasang tidak kurang dari 2 kali luas tulangan perlu dalam analisis
pada keseluruhan panjang sambungan :
misalkan pada daerah sambungan diperlukan tulangan untuk menahan momen (pada
umumnya tulangan tarik) adalah sebanyak 3 buah tulangan dan yang masih
terpasang atau diteruskan di dalam daerah penampang tersebut min. 6 tulangan,
maka dapat dinyatakan memenuhi satu syarat ini
Penjelasan jumlah tulangan yang
disambung paling banyak 50% dalam
daerah panjang lewatan perlu :
Perhitungan Ld mengikuti ketentuan yang dapat dilihat pada bagian Penyaluran Tulangan
Tanpa Kait dengan menghitung nilainya tanpa faktor modifikasi.
Dimana db adalah diameter nominal tulangan yang disambung, jika terdapat perbedaan
diameter tulangan nominal maka diambil nilai terbesar
Apabila dikehendaki penyaluran yang memanfaatkan kekuatan tarik kawat atau besi tulangan
wiremesh secara penuh pada umumnya diijinkan nilai sebesar 0,5 kali jarak namun harus atas
persetujuan dan pengawasan dari Konsultan Desain ataupun Konsultan Pengawas
Penempatan sambungan lewatan pada balok dipasang di samping tulangan yang disambung
dan pada kolom di bagian dalam tulangan yang disambung