PROGRM KB
Disusun Oleh:
NIM : 1608823
Jalan Margamukti N0. 93 Ds. Licin Cimalaka Sumedang Telp. (0261) 203084
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PROGRAM KB
Satuan Acara Penyuluhan pada Ny. I dan keluarga dalam Kekurangan Energi Kronik pada
Ibu Hamil yang dilakukan di Rumah Ny. I dan keluarga tepatnya di Desa Cimuja RT 01 RW
02, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Ada pula alasan dilakukan penyuluhan pada
Ny. I dan keluarga, agar Ny. I dapat mengetahui dan dapat menjalankan program KB setelah
persalinan.
Topik : Program KB
Kabupaten Sumedang
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang program KB, diharapkan Ny. I dan
keluarga dapat:
1. Mengetahui dan mengerti pengertian Program KB.
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Program KB
2. Manfaat KB
3. Jenis-jenis KB
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media Penyuluhan
1. Leaflet
F. Setting Tempat
G. Kegiatan Penyuluhan
Pengkajian
perkenalan perkenalan.
- Mendengarkan
sasaran - Menyetujui
kesepakatan
pelaksanaan Penkes.
kesepakatan penyuluhan
dengan sasaran
positif. - Mendengarkan
program KB disampaikan.
KB. dipahami.
- Menanyakan sasaran
- Memberikan kesempatan
bertanya.
sasaran.
positif
- Menyimpulkan materi
mengucapkan salam
H. Evaluasi
3. Ny. I dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.
LAMPIRAN
Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB adalah program skala nasional
negara. Sebagai contoh, Amerika Serikat punya program KB yang disebut dengan
Planned Parenthood.
Indonesia diaturdalam UU N0 10 tahun 1992, yang dijalankan dan diawasi oleh Badan
Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk
a. Kondom
b. Pil KB
c. IUD
d. Suntik
e. KB implan/susuk
f. vasektomi dan tubektomi (KB permanen)
Indonesia (SDKI) terbaru dari BKKBN menyebutkan rentang angka kelahiran total (total
fertility rate/TFR) di Indonesia nyatanya memang mengalami penurunan sejak tahun 1991.
Pada akhir tahun 1991, angka kelahiran total tercatat mencapai tiga persen.
Catatan terbaru melaporkan bahwa angka kelahiran total di Indonesia berhasil diturunkan
dari 2,6 anak per wanita pada 2012 menjadi 2,4 anak per wanita pada 2017. Penurunan
tren ini sejalan beriringan dengan semakin meningkatnya jumlah pemakaian alat
kontrasepsi (alat KB) dari 62% pada tahun 2012 menjadi 66% hingga 2017 silam.
Namun meski angka total kelahiran dinyatakan menurun, angka tersebut diakui
oleh KBBN belum mencapai sasaran Renstra (Rencana Strategis) yang bertujuan untuk
program Keluarga Berencana demi mencapai target tersebut pada akhir 2019.
pemerintah saja. Jika dilihat dari kacamata medis, program ini sebenarnya memiliki
banyak keuntungan bagi kesehatan setiap anggota keluarga. Tak hanya ibu, anak dan
suami juga bisa merasakan efek dari program ini secara langsung.
Di Indonesia, ada sekitar 20% insiden kebobolan hamil (kehamilan yang tidak
Kehamilan yang tidak direncanakan bias terjadi pada wanita yang belum atau
sudah pernah hamil tetapi sedang tidak ingin punya anak. Kejadian ini juga bisa saja
terjadi karena waktu kehamilan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, misalnya
kehamilan yang tidak diinginkan, baik untuk sang ibu sendiri maupun jabang
meningkatkan risiko bayi lahir prematur, berat rendah (BBLR), hingga cacat lahir.
Sementara risiko pada ibu termasuk depresi saat hamil dan setelah melahirkan (post
partum), hingga komplikasi melahirkan yang bisa berujung fatal seperti toksemia,
Oleh Karena itu, penting bagi setiap wanita dan pria Indonesia untuk
yang bias berakibat fatal. Sebab pada dasarnya, hukum Indonesia menyatakan aborsi
sangat diatur ketat dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan
dilakukan di bawah pengawasan tim dokter setelah didasari alasan medis yang kuat.
Misalnya, karena kehamilan berisiko tinggi yang mengancam nyawa ibu dan/atau
janin, korban perkosaan, dan kasus gawat darurat tertentu. Di luar itu, aborsi
dengan prosedur yang tidak sesuai dengan standard medis. Alhasil, risiko kematian
Merencanakan kapan waktu yang tepat untuk hamil dan punya anak nyatanya
menguntungkan buat kesehatan wanita. Kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak
kelompok perempuan yang menikah di usia terlalu dini. Data kolaborasi BPS dan
UNICEF Indonesia melaporkan, anak perempuan usia 10-14 tahun berisiko lima kali
lebih besar untuk meninggal saat masih hamil maupun selama persalinan akibat
Beberapa risiko komplikasi yang harus dihadapi oleh anak perempuan yang
hamil di usia belia adalah fistula obstetri, infeksi, perdarahan hebat, anemia,
dan eklampsia. Hal ini bias terjadi karena tubuh anak perempuan belum “matang”
secara fisik maupun biologis. Alhasil, mereka akan lebih berisiko untuk menerima
Risiko berbagai komplikasi ini juga tercermin dan mungkin terjadi terlebih
dan persalinan sebenarnya dapat dicegah salah satunya dengan mengikuti program
waktu, jumlah, dan jarak kehamilan yang tepat bagi setiap pasangan.
tinggi melahirkan bayi prematur, lahir dengan berat badan rendah, dan kekurangan
gizi. Berbagai laporan bahkan mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan oleh
perempuan berusia sangat belia memiliki risiko kematian dini lebih tinggi daripada
Hal ini terjadi karena janin bersaing untuk mendapatkan asupan gizi dengan
tubuh ibunya, yang notabene juga sama-sama masih dalam tahap tumbuh
kembang. Bayi yang tidak mendapatkan cukup asupan gizi dan darah bernutrisi akan
Salah satu metode kontrasepsi yang umum dan paling mudah ditemukan
adalah kondom. Ya, kontrasepsi ini biasa ditemukan dengan mudah di setiap mini
market dan took swalayan. Sayangnya, banyak orang masih segan menggunakan
kontrasepsi satu ini karena merasa bahwa kondom justru mengurangi kenikmatan saat
berhubungan seksual.
yang tidak diinginkan saja. Kondom juga dapat mencegah penularan penyakit
Pada wanita, kontrasepsi dapat mengurangi risiko penyebaran virus HIV dari
ibu yang terinfeksi kepada bayi. Alhasil, risiko bayi terinfeksi HIV setelah dilahirkan
pun menurun.
f. Menjaga kesehatan mental keluarga
Meski pahit untuk didengar, kenyataannya tidak semua anak hasil kehamilan
di luar rencana tergolong sejahtera lahir batin selama hidupnya. Kehamilan yang tidak
maksimal dari segala aspek, mulai dari tumbuh kembang secara biologis, sosial, dan
pendidikan.
Ingat, setiap anak yang dilahirkan dari rahim seorang ibu berhak untuk
mendapatkan kasih sayang yang tulus dari orangtua. Jadi, tentu saja kehadiran buah
Di sisi lain, wanita juga sangat rentan mengalami depresi saat hamil dan
setelah melahirkan. Apalagi jika kehamilan tersebut terjadi pada usia belia atau
bahkan ketika Anda dan pasangan belum siap memiliki anak. Pria pun juga sudah
terbukti bias mengalami depresi selama istrinya hamil atau melahirkan, karena belum
siap secara fisik, finansial, hingga mental untuk menjadi seorang ayah sekaligus
kepala keluarga.
sendiri kapan waktu yang tepat untuk memiliki momongan. Dengan begitu, Anda
berdua bias mempersiapkan kehamilan secara fisik, finansial, dan mental dengan lebih
baik. Program Keluarga Berencana juga bahkan dapat membantu Anda merencanakan
masa depan si kecil dengan lebih matang. Nah, persiapan yang matang ini tentu akan
seluas-luasnya bagi Anda dan pasangan untuk mengembangkan potensi diri demi
beberapa alat bantu seperti alat kontrasepsi yang dapat digunakan baik secara temporer
maupun permanent.
Temporer artinya, jika penggunaan alat kontrasepsi dihentikan, maka masih ada
kemungkinan pengguna dapat hamil kembali. Biasanya jika pasangan hanya ingin
menunda kehamilan, akan lebih baik menggunakan alat kontrasepsi jenis temporer.
Sedangkan permanent adalah tindakan sterilisasi yang dapat membuat seseorang tidak
akan dapat melakukan pembuahan lagi. Cara satu ini dilakukan bagi pasangan yang
Alat kontrasepsi tersedia dalam berbagai bentuk, antara lain pil KB, suntik KB,
implant atau susuk, IUD atau spiral, pembedahan vasektomi pada pria dan juga
a. Pil KB
Jenis alat kontrasepsi pertama disini adalah pil KB. Pil KB bersifat temporer
dan dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu jenis yang mengandung hormone progesterone
karena harus rutin dikonsumsi setiap hari. Bahkan untuk beberapa jenis pil KB, kamu
harus meminumnya di jam yang sama tidak boleh berbeda untuk memaksimalkan
tingkat keberhasilannya.
secara teratur.
5) Rasa mual
6) Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara
b. Suntik KB
Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda kehamilan selama 1 bulan
ada pula untuk 3 bulan. Jenis kontrasepsi ini hamper mirip dengan pil KB, namun jika pil
KB harus rutin dikonsumsi setiap hari, sedangkan suntik rutin setiap satu bulan atau 3
bulan sekali.
Kontrasepsi ini juga termasuk dalam kategori temporer dan masih tergolong
murah, dengan tingkat kegagalan 3% dalam pencegahan kehamilan.
Efek Samping suntik KB:
1) Rasa mual
4) Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi sama sekali
5) Sakit kepala
6) Jerawatan
c. Implan/Norplant/Susuk
batang korek api yang dimasukkan kebagian bawah kulit, umumnya pada lengan
bagian atas. Implan termasuk dalam kategori KB temporer, dengan jangka waktu
Bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan dalam jangka cukup lama dan
suntik KB, tingkat kegagalan sangat baik yaitu hanya 1%. Dan bagi ibu yang masih
menyusui, dapat menggunakan jenis KB ini karena tidak mengganggu produksi ASI.
d. IUD/Spiral
IUD (Intra Uterine Device) atau yang sering dikenal dengan kontrasepsi spiral
ini, merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup diminati oleh banyak pasangan
di Indonesia. Selain karena jangka waktu pencegahan kehamilan yang cukup lama,
menembus sel telur. Terdapat 2 jenis IUD yaitu yang terbuat dari tembaga dan dapat
bertahan selama 10 tahun, atau yang mengandung hormone dan bertahan selama 5
tahun.
2) Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak
teratur
3) Dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah haid)
sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini memerlukan
tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen. Bagi pasangan yang tidak ingin
memiliki keturunan lagi biasanya akan menggunakan cara ini sebagai salah satu
Namun, karena hal ini bersifat permanen, akan lebih baik pria yang akan
melakukan sterilisasi ini benar-benar mantap dan yakin sebelum menjalani tindakan.
Dan pria yang melakukan tindakan ini tidak perlu takut karena tidak menyebabkan
perempuan, yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi
sehingga sel telur tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma untuk
3) Pendarahan
4) Komplikasi
memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Efek sampingnya pun akan berbeda-beda
setiap orang, ada orang yang mungkinakan mengalaminya, tapi ada pula yang tidak
memilih alat kontrasepsi, terutama jika ibu saat ini masih menyusui Si Kecil.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/www.popmama.com/amp/pregnancy/birth/dona
Swari, C. (2019, Maret 19). Sebenarnya, program keluarga berencana (kb) itu apa sih? Hello