Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PROGRM KB

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Program)

Disusun Oleh:

Nama : Siti Nurjali

NIM : 1608823

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS SUMEDANG

Jalan Margamukti N0. 93 Ds. Licin Cimalaka Sumedang Telp. (0261) 203084

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PROGRAM KB

Satuan Acara Penyuluhan pada Ny. I dan keluarga dalam Kekurangan Energi Kronik pada

Ibu Hamil yang dilakukan di Rumah Ny. I dan keluarga tepatnya di Desa Cimuja RT 01 RW

02, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Ada pula alasan dilakukan penyuluhan pada

Ny. I dan keluarga, agar Ny. I dapat mengetahui dan dapat menjalankan program KB setelah

persalinan.

Topik : Program KB

Sub Pokok Bahasan : Jalankan Program KB

Sasaran : Ny. I dan Keluarga

Waktu : Pukul 09.30 WIB – selesai.

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Juni 2019

Tempat : Rumah Ny. I di Desa Cimuja RT 01 RW 02, Kecamatan Cimalaka

Kabupaten Sumedang

Nama Penyuluh : Siti Nurjali

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang program KB, diharapkan Ny. I dan

keluarga dapat memahami dan menjalankan program KB setelah persalinan.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang program KB diharapkan Ny. I dan

keluarga dapat:
1. Mengetahui dan mengerti pengertian Program KB.

2. Mengetahui dan mengerti manfaat KB.

3. Mengetahui dan mengerti jenis-jenis KB.

C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian Program KB

2. Manfaat KB

3. Jenis-jenis KB

D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

E. Media Penyuluhan

1. Leaflet

F. Setting Tempat

Saling berhadapan, dengan jarak 60 cm dan dengan sudut 450

G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran

Pengkajian

1 Pembukaan 3 menit - Membuka acara dengan - Menjawab salam

mengucapkan salam dan dan mendengarkan

perkenalan perkenalan.
- Mendengarkan

- Menyampaikan topik dan penyampaian topik

tujuan penyuluhan kepada dan tujuan.

sasaran - Menyetujui

kesepakatan

pelaksanaan Penkes.

- Kontrak waktu untuk

kesepakatan penyuluhan

dengan sasaran

2 Kegiatan 7 menit - Mengkaji ulang tingkat - Menjawab

Inti pengetahuan sasaran. pertanyaan dari

- Memberikan reinforcement penyuluh.

positif. - Mendengarkan

- Menjelaskan pengertian materi yang

program KB disampaikan.

- Menjelaskan manfaat KB - Menanyakan hal-hal

- Menjelaskan jenis-jenis yang belum

KB. dipahami.

- Menanyakan sasaran

apakah mengerti atau tidak.

- Memberikan kesempatan

kepada sasaran untuk

bertanya.

- Menjelaskan tentang hal-


hal yang belum dipahami

sasaran.

3 Evaluasi / 5 menit - Memberikan pertanyaan - Menjawab

Penutup kepada sasaran tentang pertanyaan

materi yang telah - Mendengarkan

disampaikan oleh penyuluh kesimpulan

- Memberikan reinforcement - Menjawab salam

positif

- Menyimpulkan materi

- Menutup acara dengan

mengucapkan salam

H. Evaluasi

1. Ny. I dan keluarga memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik.

2. Ny. I dan keluarga memahami dan mengerti tentang program KB.

3. Ny. I dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.
LAMPIRAN

PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)

1. Pengertian Program Keluarga Berencana

Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB adalah program skala nasional

untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk di suatu

negara. Sebagai contoh, Amerika Serikat punya program KB yang disebut dengan

Planned Parenthood.

Program KB juga secara khusus dirancang demi menciptakan kemajuan, kestabilan,

dan kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap penduduknya. Program KB di

Indonesia diaturdalam UU N0 10 tahun 1992, yang dijalankan dan diawasi oleh Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),

Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk

menunda/mencegah kehamilan. Berikut alat kontrasepsi yang paling sering digunakan:

a. Kondom

b. Pil KB

c. IUD

d. Suntik

e. KB implan/susuk
f. vasektomi dan tubektomi (KB permanen)

Program KB terbukti turunkan angka kelahiran di Indonesia

Mencatut berbagai sumber, data Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) terbaru dari BKKBN menyebutkan rentang angka kelahiran total (total

fertility rate/TFR) di Indonesia nyatanya memang mengalami penurunan sejak tahun 1991.

Pada akhir tahun 1991, angka kelahiran total tercatat mencapai tiga persen.

Catatan terbaru melaporkan bahwa angka kelahiran total di Indonesia berhasil diturunkan

dari 2,6 anak per wanita pada 2012 menjadi 2,4 anak per wanita pada 2017. Penurunan

tren ini sejalan beriringan dengan semakin meningkatnya jumlah pemakaian alat

kontrasepsi (alat KB) dari 62% pada tahun 2012 menjadi 66% hingga 2017 silam.

Namun meski angka total kelahiran dinyatakan menurun, angka tersebut diakui

oleh KBBN belum mencapai sasaran Renstra (Rencana Strategis) yang bertujuan untuk

menurunkan TFR hingga 2,28 anak per wanita.

Itulah kenapa pemerintah berencana untuk kembali melanjutkan kampanye

program Keluarga Berencana demi mencapai target tersebut pada akhir 2019.

2. Manfaat Keluarga Berencana (KB)

Program keluarga berencana tidak semata-mata dibuat untuk memenuhi target

pemerintah saja. Jika dilihat dari kacamata medis, program ini sebenarnya memiliki

banyak keuntungan bagi kesehatan setiap anggota keluarga. Tak hanya ibu, anak dan

suami juga bisa merasakan efek dari program ini secara langsung.

Berikut berbagai manfaat menjalankan program keluarga berencana:

a. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

Di Indonesia, ada sekitar 20% insiden kebobolan hamil (kehamilan yang tidak

direncanakan/diinginkan) dari total jumlah kehamilan yang tercatat pada populasi


pasangan menikah. Ini menandakan bahwa akses informasi dan pengetahuan soal

kontrasepsi masih tergolong rendah.

Kehamilan yang tidak direncanakan bias terjadi pada wanita yang belum atau

sudah pernah hamil tetapi sedang tidak ingin punya anak. Kejadian ini juga bisa saja

terjadi karena waktu kehamilan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, misalnya

jarak usia anak pertama dan kedua terlalu dekat.

Ada berbagai risiko komplikasi kesehatan yang mungkin terjadi akibat

kehamilan yang tidak diinginkan, baik untuk sang ibu sendiri maupun jabang

bayinya. Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan dapat

meningkatkan risiko bayi lahir prematur, berat rendah (BBLR), hingga cacat lahir.

Sementara risiko pada ibu termasuk depresi saat hamil dan setelah melahirkan (post

partum), hingga komplikasi melahirkan yang bisa berujung fatal seperti toksemia,

perdarahan berat, hingga kematian ibu.

Oleh Karena itu, penting bagi setiap wanita dan pria Indonesia untuk

mengetahui tentang manfaat kontrasepsi dan pentingnya merencanakan kehamilan

sebelum memutuskan untuk berhubungan seksual.

b. Mengurangi risiko aborsi

Kehamilan tidak diinginkan sangat berisiko meningkatkan angka aborsi ilegal

yang bias berakibat fatal. Sebab pada dasarnya, hukum Indonesia menyatakan aborsi

adalah tindakan illegal dengan beberapa pengecualian tertentu. Tindakan aborsi

sangat diatur ketat dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan

Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.

Berdasarkan dua aturan Negara tersebut, aborsi di Indonesia hanya boleh

dilakukan di bawah pengawasan tim dokter setelah didasari alasan medis yang kuat.

Misalnya, karena kehamilan berisiko tinggi yang mengancam nyawa ibu dan/atau
janin, korban perkosaan, dan kasus gawat darurat tertentu. Di luar itu, aborsi

dinyatakan illegal dan termasuk ranah hokum pidana.

Itu kenapa kebanyakan kasus aborsi di Indonesia dilakukan sendiri diam-diam

dengan prosedur yang tidak sesuai dengan standard medis. Alhasil, risiko kematian

ibu dan janin akibat aborsi sangatlah tinggi.

c. Menurunkan angka kematian ibu

Merencanakan kapan waktu yang tepat untuk hamil dan punya anak nyatanya

menguntungkan buat kesehatan wanita. Kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak

direncanakan dapat memperbesar peluang risiko berbagai komplikasi kehamilan dan

melahirkan, termasuk kematian ibu.

Tren komplikasi kehamilan dan melahirkan sebagian besar ditunjukkan oleh

kelompok perempuan yang menikah di usia terlalu dini. Data kolaborasi BPS dan

UNICEF Indonesia melaporkan, anak perempuan usia 10-14 tahun berisiko lima kali

lebih besar untuk meninggal saat masih hamil maupun selama persalinan akibat

komplikasinya daripada perempuan yang hamil di usia 20-24 tahun.

Beberapa risiko komplikasi yang harus dihadapi oleh anak perempuan yang

hamil di usia belia adalah fistula obstetri, infeksi, perdarahan hebat, anemia,

dan eklampsia. Hal ini bias terjadi karena tubuh anak perempuan belum “matang”

secara fisik maupun biologis. Alhasil, mereka akan lebih berisiko untuk menerima

dampak dari kehamilan yang tidak direncanakan dengan matang.

Risiko berbagai komplikasi ini juga tercermin dan mungkin terjadi terlebih

jika Anda semakin sering hamil dengan jarak yang berdekatan.

Kabar baiknya, berbagai penyebab kematian ibu akibat komplikasi kehamilan

dan persalinan sebenarnya dapat dicegah salah satunya dengan mengikuti program

KB. Sebab selain menekankan pentingnya kontrasepsi demi mencegah kehamilan,


program KeluargaBerencana juga menyediakan akses layanan untuk merencanakan

waktu, jumlah, dan jarak kehamilan yang tepat bagi setiap pasangan.

d. Mengurangi angka kematian bayi

Wanita yang hamil dan melahirkan di usia dini berisiko lebih

tinggi melahirkan bayi prematur, lahir dengan berat badan rendah, dan kekurangan

gizi. Berbagai laporan bahkan mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan oleh

perempuan berusia sangat belia memiliki risiko kematian dini lebih tinggi daripada

ibu yang berusia lebih tua.

Hal ini terjadi karena janin bersaing untuk mendapatkan asupan gizi dengan

tubuh ibunya, yang notabene juga sama-sama masih dalam tahap tumbuh

kembang. Bayi yang tidak mendapatkan cukup asupan gizi dan darah bernutrisi akan

terhambat atau bahkan gagal berkembang dalam kandungan.

e. Membantu mencegah HIV/AIDS

Salah satu metode kontrasepsi yang umum dan paling mudah ditemukan

adalah kondom. Ya, kontrasepsi ini biasa ditemukan dengan mudah di setiap mini

market dan took swalayan. Sayangnya, banyak orang masih segan menggunakan

kontrasepsi satu ini karena merasa bahwa kondom justru mengurangi kenikmatan saat

berhubungan seksual.

Padahal penggunaan kondom tak hanya sebatas untuk mencegah kehamilan

yang tidak diinginkan saja. Kondom juga dapat mencegah penularan penyakit

menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

Pada wanita, kontrasepsi dapat mengurangi risiko penyebaran virus HIV dari

ibu yang terinfeksi kepada bayi. Alhasil, risiko bayi terinfeksi HIV setelah dilahirkan

pun menurun.
f. Menjaga kesehatan mental keluarga

Meski pahit untuk didengar, kenyataannya tidak semua anak hasil kehamilan

di luar rencana tergolong sejahtera lahir batin selama hidupnya. Kehamilan yang tidak

diinginkan berpotensi merampas hak anak untuk bertumbuh kembang secara

maksimal dari segala aspek, mulai dari tumbuh kembang secara biologis, sosial, dan

pendidikan.

Ingat, setiap anak yang dilahirkan dari rahim seorang ibu berhak untuk

mendapatkan kasih sayang yang tulus dari orangtua. Jadi, tentu saja kehadiran buah

hati perlu dipersiapkan secara matang.

Di sisi lain, wanita juga sangat rentan mengalami depresi saat hamil dan

setelah melahirkan. Apalagi jika kehamilan tersebut terjadi pada usia belia atau

bahkan ketika Anda dan pasangan belum siap memiliki anak. Pria pun juga sudah

terbukti bias mengalami depresi selama istrinya hamil atau melahirkan, karena belum

siap secara fisik, finansial, hingga mental untuk menjadi seorang ayah sekaligus

kepala keluarga.

Melalui program Keluarga Berencana, Anda dan pasangan bias menentukan

sendiri kapan waktu yang tepat untuk memiliki momongan. Dengan begitu, Anda

berdua bias mempersiapkan kehamilan secara fisik, finansial, dan mental dengan lebih

baik. Program Keluarga Berencana juga bahkan dapat membantu Anda merencanakan

masa depan si kecil dengan lebih matang. Nah, persiapan yang matang ini tentu akan

memengaruhi kondisi psikologis Anda sekeluarga.

Lebih jauh lagi, program Keluarga Berencana bias memberikan kesempatan

seluas-luasnya bagi Anda dan pasangan untuk mengembangkan potensi diri demi

mencapai kesejahteraan pribadi sebelum merasa mantap untuk membangun keluarga


bahagia. Entah itu meniti karir, melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi, atau

mengasah kemampuan yang Anda miliki.

3. Mengenal Jenis-jenis KB Beserta Efek Sampingnya

Untuk memiliki keluarga berencana (KB), setiap pasangan tentu membutuhkan

perencanaan dengan menunda kehamilan. Demi mendukung keberhasilan KB ada

beberapa alat bantu seperti alat kontrasepsi yang dapat digunakan baik secara temporer

maupun permanent.

Temporer artinya, jika penggunaan alat kontrasepsi dihentikan, maka masih ada

kemungkinan pengguna dapat hamil kembali. Biasanya jika pasangan hanya ingin

menunda kehamilan, akan lebih baik menggunakan alat kontrasepsi jenis temporer.

Sedangkan permanent adalah tindakan sterilisasi yang dapat membuat seseorang tidak

akan dapat melakukan pembuahan lagi. Cara satu ini dilakukan bagi pasangan yang

memang sudah memutuskan untuk tidak akan lagi menambah anak.

Alat kontrasepsi tersedia dalam berbagai bentuk, antara lain pil KB, suntik KB,

implant atau susuk, IUD atau spiral, pembedahan vasektomi pada pria dan juga

pembedahan tubektomi pada wanita. Masing-masing alat kontrasepsi memiliki kelebihan

dan kekurangan tersendiri.

a. Pil KB

Jenis alat kontrasepsi pertama disini adalah pil KB. Pil KB bersifat temporer

dan dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu jenis yang mengandung hormone progesterone

dan kombinasi progesteron-estrogen.


Alat kontrasepsi satu ini masih tergolong murah, namun cukup merepotkan

karena harus rutin dikonsumsi setiap hari. Bahkan untuk beberapa jenis pil KB, kamu

harus meminumnya di jam yang sama tidak boleh berbeda untuk memaksimalkan

tingkat keberhasilannya.

Meskipun begitu, tingkat keberhasilan dalam penggunaan alat kontrasepsi ini

terbilang cukup baik, tingkat kegagalan hanya 8% jika penggunanya menggunakan

secara teratur.

Efek Samping Pil KB:

1) Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular

2) Peningkatan berat badan

3) Dapat mengganggu produksi ASI

4) Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi

5) Rasa mual

6) Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara

7) Gairah seks menurun

b. Suntik KB

Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda kehamilan selama 1 bulan

ada pula untuk 3 bulan. Jenis kontrasepsi ini hamper mirip dengan pil KB, namun jika pil

KB harus rutin dikonsumsi setiap hari, sedangkan suntik rutin setiap satu bulan atau 3

bulan sekali.
Kontrasepsi ini juga termasuk dalam kategori temporer dan masih tergolong
murah, dengan tingkat kegagalan 3% dalam pencegahan kehamilan.
Efek Samping suntik KB:

1) Rasa mual

2) Peningkatan berat badan

3) Gairah seks menurun

4) Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi sama sekali

5) Sakit kepala

6) Jerawatan

c. Implan/Norplant/Susuk

Kontrasepsi jenis ini merupakan penanaman sebuah benda kecil seukuran

batang korek api yang dimasukkan kebagian bawah kulit, umumnya pada lengan

bagian atas. Implan termasuk dalam kategori KB temporer, dengan jangka waktu

pencegahan kehamilan selama 3 tahun.

Bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan dalam jangka cukup lama dan

tidak ingin repot, metode satu ini dapat dijadikan pilihan.

Meski harganya relative lebih mahal dibandingkan menggunakan pil atau

suntik KB, tingkat kegagalan sangat baik yaitu hanya 1%. Dan bagi ibu yang masih

menyusui, dapat menggunakan jenis KB ini karena tidak mengganggu produksi ASI.

Efek Samping implan:

1) Rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan ditanam


2) Menstruasi tidak teratur

3) Peningkatan berat badan

4) Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas

d. IUD/Spiral

IUD (Intra Uterine Device) atau yang sering dikenal dengan kontrasepsi spiral

ini, merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup diminati oleh banyak pasangan

di Indonesia. Selain karena jangka waktu pencegahan kehamilan yang cukup lama,

tidak memerlukan perawatan rumit, juga tingkat kegagalannya rendah.

IUD biasa diletakkan di dalam rahim untuk menghadang sel sperma

menembus sel telur. Terdapat 2 jenis IUD yaitu yang terbuat dari tembaga dan dapat

bertahan selama 10 tahun, atau yang mengandung hormone dan bertahan selama 5

tahun.

Efek Samping IUD:

1) Keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut

2) Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak

teratur

3) Dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah haid)

4) Dapat terjadi infeksi jika tubuh menolak keberadaan IUD


e. Vasektomi

Vasektomi adalah tindakan KB yang dilakukan untuk menghentikan aliran

sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini memerlukan

tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen. Bagi pasangan yang tidak ingin

memiliki keturunan lagi biasanya akan menggunakan cara ini sebagai salah satu

option mencegah kehamilan.

Namun, karena hal ini bersifat permanen, akan lebih baik pria yang akan

melakukan sterilisasi ini benar-benar mantap dan yakin sebelum menjalani tindakan.

Dan pria yang melakukan tindakan ini tidak perlu takut karena tidak menyebabkan

ejakulasi, tidak menurunkan gairah seks, atau kemampuan ereksi.

Efek samping vasektomi:

1) Bisa terdapat darah di dalam air mani

2) Memar pada testis beberapa bulan pasca operasi

3) Pendarahan atau pembekuan darah pada area testis

4) Infeksi pasca operasi

5) Perasaan tidak nyaman pasca operasi


f. Tubektomi

Tubektomi merupakan tindakan KB permanent atau sterilisasi pada

perempuan, yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi

sehingga sel telur tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma untuk

masuk k edalam tuba falopi.

Sama seperti vasektomi, tindakan ini juga memerlukan operasi, tidak

mempengaruhi gairah seks ataupun menopause.

Efek samping tubektomi:

1) Nyeri pada panggul atau perut

2) Infeksi pasca operasi

3) Pendarahan

4) Komplikasi

5) Beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik

Setiap alat kontrasepsi ataupun tindakan pencegahan kehamilan memang

memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Efek sampingnya pun akan berbeda-beda

setiap orang, ada orang yang mungkinakan mengalaminya, tapi ada pula yang tidak

akan merasakannya. Ibu dapat mengonsultasikannya pada dokter kandungan, sebelum

memilih alat kontrasepsi, terutama jika ibu saat ini masih menyusui Si Kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, D. (2018, 8 April). Mengenal jenis-jenis kb beserta efek sampingnya.

Popmama.com. Dikutip dari

https://www.google.com/amp/s/www.popmama.com/amp/pregnancy/birth/dona

handayani/mengenal-jenis-jenis-kb-beserta-efek-sampingnya pada tanggl 20

Juni 2019 pukul 09.12 WIB.

Kesehatan Ibu dan Anak. (2016). Indonesia.

Swari, C. (2019, Maret 19). Sebenarnya, program keluarga berencana (kb) itu apa sih? Hello

Sehat. Dikutip dari https://hellosehat.com/kehamilan/kontrasepsi/program-

keluarga-berencana-kb/amp/ pada tanggal 20 Juni 2019 pukul 09.10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai