Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

1. Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia
merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal didalam sirkulasi
akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga
berkurang.(Keperawatan Medikal Bedah edisi 12)
2. Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah merah sehat, volume

sel darah, dan/ jumlah hemoglobin. (Keperawatan Medikal Bedah buku 3 edisi 8)
3. Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit dibawah rentang nilai yang
yang berlaku untuk orang sehat.(Behrman E Richard, IKA Nelson; 1680)
4. Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hematocrit dibawah normal. Anemia bukan lah penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit (gangguan) fungsi tubuh. Anemia tidak merupakan
suatu kesatuan tetapi merupakan akibat dari berbagai proses patologik yang
mendasari. (Smeltzer C Suzanne, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner
dan Suddarth; 935)

B. Klasifikasi

1. Anemia Megaloblastik

Anemia ini disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat, perubahan sumsum
tulang identik dan perubahan darah perifer terjadi karena vitamin tersebut esensial untuk
sintesis DNA normal.

2. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan penyakit yang jarang terjadi yang disebabkan oleh
penurunan atau kerusakan sel induk sumsum tulang belakang, kerusakan pada lingkungan
mikro didalam sumsum tulang, dan penggantian sumsum tulang dengan lemak.

3. Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat yang terjadi akibat pewarisan gen
hemoglobin sabit (HbS) yang menyebabkan molekul hemoglobin defektif (cacat).

4. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi biasanya terjadi ketika asupan besi dalam diet tidak mencukupi
untuk sintesis hemoglobin, anemia jenis defisiensi besi adalah anemia yang sering terjadi
diseluruh dunia.

C. Etiologi

a. Anemia Defisiensi Besi

i. Kehilangan zat besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari saluran
cerna, saluran nafas, saluran genitalia wanita dan saluran kemih.
ii. Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi yang
tidak baik.
iii. Kebutuhan zat besi meningkat seperti pada prematurasi, anak dalam masa pertumbuhan dan
kehamilan.
iv. Gangguan absorpsi zat besi seperti gastrektomi dan kolitis kronik.

b. Anemia Megaloblastik

 Penyebab anemia megaloblastik yaitu :


i. Defisiensi vitamin B12
ii. Defisiensi asam folat
iii. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat
iv. Gangguan sintesis DNA

 Faktor Resiko dari anemia megaloblastik yaitu :

i. Jenis kelamin
ii. Usia
iii. Faktor keturunan

c. Anemia Sel Sabit


Merupakan jenis anemia yang diturunkan dari orang tua kepada anak mereka. Anemia ini
terjadi akibat tidak terdapat cukup sel darah merah sehat untuk membawa oksigen ke seluruh
tubuh. Sel darah merah menjadi kaku dan lengket serta berbentuk seperti sabit.

 Risiko mengalami anemia sel sabit semakin besar saat seseorang memiliki orang tua
dengan gen pembawa.
 Anemia sel sabit lebih umum terjadi pada keturunan Afrika, India, Mediterania, Arab
Saudi, serta Amerika Selatan.

d. Anemia Aplastik
Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah.
Penyebabnya bisa karena kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi dan toksin.
D. Manifestasi Klinis
Karena system organ yang terkena maka pada anemia dapat menimbulkan manifestasi
klinis yang luas. Secara umum tanda dan gejala anemia yaitu:

1. Hb menurun (< 10g/dl) trombositosis/ trombositopenia, dan pasitopenia


2. Penurunan berat badan
3. Takikardi, tekanan darah menurun, pengisian kapiler lambat, extremitas dingin, palpitasi,
kulit pucat
4. Mudah lelah
5. Sakit kepala, pusing, kunang-kunang

E. Patofisiologi

a. Anemia Megaloblastik

Asam folat disimpan sebagai senyawa yang disebut sebagai folat. Folat yang disimpan
didalam tubuh jauh lebih kecil dari vitamin B12 dan dengan cepat mengalami deplesi
ketika asupan folat dalam diet tidak memadai (dalam 4 bulan) defisiensi folat terjadi
pada orang yang jarang memakan sayuran segar (tidak dimasak).

b. Anemia Sel Sabit

Molekul hemogblobin yang defektif (cacat) akan berbentuk sabit ketika terpajan dengan
oksigen rendah, sel darah merah yang kaku dan panjang ini akan tersangkut dipembuluh
darah kecil dan dapat menyumbat aliran darah ke jaringan tumbuh, proses sabit
menghabiskan beberapa waktu jika eritrosit terpajan kembali dengan jumlah oksigen
yang tidak adekuat.

F. Penatalaksanaan Medis

a. Anemia Aplastik

 Mereka yang berusia kurang dari 60th, sehat, dan menemukan donor kompatibel dapat
disembuhkan dengan transplantasi sumsum tulang (BMT) atau dengan transplantasi sel
induk darah perifer (PBSCT)
 Penyakit ini juga bisa ditangani dengan terapi imunosupresif, yang umumnya
menggunakan kombinasi globulin antitimosit (ATG) dan siklosporin atau androgen.
 Terapi suportif memainkan peran penting dalam penatalaksanaan anemia aplastik. Setiap
agens yang menganggu dihentikan, pasien didukung oleh transfusi paket sel darah
(PRBC) dan trombosit sesuai kebutuhan.

b. Anemia Defisiensi Besi


 Uji specimen feses untuk darah samar/okulta
 Individu berusia 50th atau lebih harus secara periodic melakukan pemeriksaan
kolonoskopi, endoskopi, atau pemeriksaan sinar X pada saluran GI untuk mendeteksi
ulserasi, gastritis, polip, atau kanker.
 Berikan sediaan besi yang telah diresepkan, (Oral, Intramuscular (IM) atau IV)
 Minta pasien melanjutkan penggunaan sediaan besi selama 6 hingga 12 bulan.

c. Anemia Megaloblastik
Penatalaksanaan medis: defisiensi asam folat

 Tingkatkan asupan asam folat dalam diet pasien dan berikan 1 mg asam folat disetiap hari
nya
 Berikan asupan asam folat per IM untuk sindrom malobsorpsi
 Resepkan suplemen tambahan sesuai kebutuhan, karena jumlahnya dalam multi vitamin
mungkin tidak adekuat untuk sepenuhnya menggantikan defisiensi cadangan tubuh.

Penatalaksanaan medis: defisiensi vitamin B12

 Berikan pengganti vitamin B12, vegetarian dapat mencegah atau mengatasi defisiensi
dengan suplemen vitamin oral/susu.
 Sejumlah kecil dosis vitamin B12 per oral dapat diserap dengan difusi aktif, sekali pun
tidak ada faktor intrinsik, tetapi dosis besar (2mg/hari) diperlukan jika vitamin B12 akan
diberikan secara oral.
 Terapi vitamin B12 harus dilanjutkan seumur hidup, untuk mencegah kekambuhan
anemia pernisiosa.

 Resepkan asam folat untuk pasien alkoholisme selama mereka sering mengkonsumsi
alkohol.

d. Anemia Sel Sabit


Terapi anemia sel sabit adalah focus dari riset berkelanjutan. Namun disamping
penatalaksanaan agresif gejala dan komplikasi yang sama-sama penting, baru-baru ini terdapat
beberapa modalitas terapi primes untuk penyakit sel sabit.
 PBSCT: dapat menyembuhkan anemia sel sabit tetapi hanya dapat diterapkan untuk
sebagian kecil pasien karena tidak adanya donor yang kompatibel atau karena kerusakan
organ berat yang mungkin telah dialami oleh pasien adalah kontraindiksi untuk PBSCT
 Terapi farmakologis
 Terapi transfusi
 Pantau fungsi pulmonal dan hipertensi pulmonal
 Berikan asam folat untuk menyeimbangi kebutuhan sumsum tulang yang meningkat
 Terapi suporatif untuk mencakup penatalaksanaan nyeri

A. Komplikasi

1. Pemeriksaan otot buruk


2. Daya konsentrasi menurun
3. Hasil uji perkembangan menurun
4. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
5. Sepsis
6. Sensitifitas terhadap antigen donor yang berreaksi-silang menyebabkan perdarahan yang
tidak terkendali
7. Cangkokan vs penyakit hospes (timbul setelah pencangkokan sumsum tulang)
8. Kegagalan cangkok sumsum
9. Leukimia mielogen akut berhubungan dengan anemia fanconi.

Anda mungkin juga menyukai