Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

Disusun guna memenuhi tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Anak

Oleh :
Karyono

PROGSUS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Jl. Ganesa I purwosari Telp./Faks. (0291) 437 218 Kudus 5931
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan berat badan
≤2500 gram,sedangkan bayi dengan berat badan kurang dari 1500 gr termasuk bayi
dengan berat badan lahir sangat rendah. Pada kongres European Prenatal Medicine II
(2006) di London diusulkan definisi dalam Ganong, W. (2014),sebagai berikut:
- Preterin Infant (bayi kurang bulan: masa gestasi<259 hari (37mg).
- Term infant (bayi cukup bulan: masa gestasi 259-293 hari (37 – 41mg).
- Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi ≥254 hari (42 mg/lebih).

Dengan pengertian di atas, BBRL dibagi atas dua golongan:


1. Prematuritas murni < 37 minggu dan BB sesuai dengan masa kehamilan/ gestasi
(neonatus kurang bulan- sesuai masa kehamilan/ NKB-SMK).
2. Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat bayi
mengalami retardasi intrauteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
pertumbuhan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm,term dan post term yang
terbagi dalam :
*Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB- KMK).
* Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan (NCB – KMK).
* Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB – KMK).

B. Etiologi BBLR
1. Faktor Ibu
 Umur ibu dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
 Perdarahan ante partum
 Bahan teratogenik (alkohol, radiasi, obat)
 Penyakit kronis
 Keadaan penyakit insufisiensi plasenta (penyakit jantung, ginjal, paru,
hipertensi)
 Malnutrisi
 Kelainan uterus
 Hidromnion
 Trauma
 Jarak kahamilan terlalu dekat
 Pekerjan berat semasa hamil

2. Faktor Plasenta
 Penyakit vaskuler
 Kehamilan ganda
 Malformasi
 Tumor
 Placenta previa
3. Faktor Janin
 Kelainan kromosom
 Malformasi infeksi kongenital
 Kehamilan ganda (gemeli)
 Ketuban pecah dini

C. Problematik BBLR
Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun
fisiologis maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :
1. Suhutubuh yang tidakstabilolehkarenakesulitanmempertahankansuhutubuh yang
disebabkanolehpenguapan yang
bertambahakibatdarikurangnyajaringanlemakdibawahkulit,
permukaantubuhrelatiflebihluasdibandingkandenganberatbadan, otot yang
tidakaktif,produksipanas yang berkurangolehkarenalemakcoklat (brown fat) yang
belumcukupsertapusatpengaturansuhu yang belumberfungsisebagaimanamestinya.
2. Gangguanpernafasan yang seringmenimbulkanpenyakitberatpada BBLR. Hal
inidisebabkankekurangansurfactan(rasiolesitin/sfingomielinkurangdari 2),
pertumbuhandanpengembanganparu yang belumsempurna, ototpernafasan yang
masihlemah yang tulangiga yang mudahmelengkung(pliable thorak).
Penyakitgangguanpernafasan yang seringpadabayi BBLR
adalahpenyakitmembranhialindanaspirasipneumoni.
3. Gangguanalatpencernaandanproblemanutrisi, distensi abdomen
akibatdarimotilitasususberkurang, volume
lambungberkurangsehinggawaktupengosonganlambungbertambah,
dayauntukmencernakandanmengabsorbsilemak, laktosa,vitamin yang
larutdalamlemakdanbebberapa mineral tertentuberkurang.
Kerjadarisfingterkardioesofagus yang
belumsempurnamemudahkanterjadinyaregurgitasiisilambungkeesofagusdanmudahte
rjadiaspirasi.
4. Immaturhatimemudahkanterjadinyahiperbilirubinemiadandefisiensi vitamin K.
5. Ginjal yang immaturbaiksecaraanatomismaupunfungsinya. Produksi urine yang
sedikit, urea clearence yang rendah,
tidaksanggupmengurangikelebihanairtubuhdanelektrolitdaribadandenganakibatmuda
hterjadi edema danasidosismetabolik.
6. Perdarahanmudahterjadikarenapembuluhdarah yang rapuh(fragile),
kekuranganfaktorpembekuansepertiprotrombine, faktor VII danfaktorchristmas.
7. Gangguanimunologi,
dayatahantubuhterhadapinfeksiberkurangkarenarendahyakadarIg G gamma globulin.
Bayiprematurrelatifbelumsanggupmembentukantibodidandayafagositosissertareaksit
erhadapinfeksimasihbelumbaik.
8. Perdarahanintraventrikuler, lebihdari 50%
bayiprematurmenderitaperdarahanintraventrikuler. Hal inidisebabkanolehkarenabayi
BBLR seringmenderita apnea, asfuksiaberatdansindromagangguanpernafasan.
Luasnyaperdarahanintraventrikulerinidapatdidiagnosisdengan Ultra SonoGrafidan
CT Scan.
9. RetrolentalFibroplasia :denganmenggunakanoksigendengankonsentrasitinggi(PaO2
lebihdari 115 mmHg : 15 kPa) makaakanterjadivasokonstriksipembuluhdarah retina
yang diikutiolehproliferasikapiler-kapilerbarukedaerah yang
iskemisehinggaterjadiperdarahan, fibrosis, distorsidanparut retina
sehinggabayimenjadibuta. Untukmenghindariretrolental fibroplasia makaoksigen
yang diberikanpadabayiprematurtidakbolehlebihdati 40%. Hal
inidapatdicapaidenganmemberikanoksigendengankecepatan 2 liter permenit.
D. Pathways

Faktor ibu (Umur ibu pada dibawah 20 tahun Faktor plasenta (penyakit Faktor janin (kelainan kromosom,
dan diatas 35 th, Perdarahan antepartum, Bahan vaskuler, gemeli, tumor) infeksi kongenital, gemeli)
teratogonik, penyakit kronis)

BBLR

Lemak sub Pusat pengaturan Paru immatur, Gastrointestinal Immunitas immatur Sistem hematologi
kutan << suhu di surfaktan <<, otot immatur immatur
hipotalamus pernapasan lemah
immatur

Penguapan Absorbsi <<, motilitas Pembentukan antibodi Faktor


bertambah, usus << & fagositosis <<, reaksi pembekuan
metabolisme Pengembangan terhadap infeksi << darah <<,
menurun paru tdk pembuluh
maksimal darah rapuh
Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan Resiko Infeksi
Penurunan Tubuh
Pola Napas Tdk Resiko
energi Efektif Perdarahan

Resiko Tinggi Tidak


Efektifnya
Terumoregulasi :
Hipotermi
Sumber : (Alimul Aziz,2009; Staf Pengajar FKUI,2012; Nanda,2015)
E. ManifestasiKlinis bayi BBLR
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah:
1. BB < 250 gram, TB < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm,
umur kehamilan < 37 minggu.
2. Tanda-tanda neonatus :
a. Kulit keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus (lanugo) pada dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak alam jaringan sub-kutan sedikit.
b. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari.
c. Bayi prematur laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan
labia minora lebih menonjol.
d. Ekstremitas :Paha dalam abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki
dalamfleksi/lurus dan kepala menghadap ke satu sisi.
e. Reflek tonik leher lemah, reflek moro positif, dan daya isap lemah
3. Tanda-tanda fisiologis :
a. Gerak pasif dan tangis hanya merintih walaupun lapar, lebih banyak
tidur dan malas.
b. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermis.
c. Reflek tonik leher lemah, reflek moro positif, dan daya isap lemah
d. Pernafasan 40-50 kali/menit,sering takteratur, apneu
e. Nadi 100-140 kali/menit
4. Gejala-gejala BBLR
a. Kulit mudah rusak, keriput dan tipis karena lemak di bawah kulit
sangatkurang
b. Pergerakannya lemah dan kurang
c. Mudah anemia sel darah merah berkurang
d. Pembuluh darah terlihat karena kulit tipis

F. PemeriksaanDignostik
1. JumlahLeukosit: 18.000/mm3 , netrofilmeningkatsampai 23.000-
24.000/mm3, haripertamasetelahlahir (menurunbilaada sepsis)
2. Hematokrit (Ht) : 43%-61% (peningkatansampai 65%
ataulebihmenandakanpolisitemia, penurunankadarmenunjukkan anemia
atauhemoragic prenatal atau perinatal)
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadarlebihrendahberhubungandengan
anemia atauhemolisisberlebihan)
4. Bilirubin total : 6 mg/dl padaharipertamakehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari
5. Destrosix: tetesglukosapertamaselama 4-6 jam pertamasetelahkelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl padahariketiga
6. Pemantauanelektrolit (Na, K, Cl) biasanyadalambatasan normal
padaawalnya
7. Pemeriksaananalisa gas darah

G. Penatalaksanaan Medis
1. Tatalaksanasebelumlahir
Memperhatikangizidankeseimbangancairan / elektrolit agar
fungsiplasentabaik
2. Tatalaksanawaktulahir
Menghindari trauma kepalamisaldenganepisiotomi.
3. Tatalaksanasetelahlahir
a. Resusitasi untuk bayi dengan asfiksia
b. Suhu tubuh dijaga dan dipertahankan setinggi suhu rektal bayi dengan
berat badan kurang dari 200 gram dirawat di incubator
c. Pemberian makanan
Bila bayi dapat makan per oral, berikan ASI/PASI dini (2-4 jam setelah
lahir) dengan volume disesuaikan dengan keperluan dan bila reflek
menelan dan menghisap belum ada berikan lewat NGT
 Hari I : 50-65 ml/kgbb/hari, dalam 10-12 kali pemberian
 Selanjutnya dinaikkan secara bertahap, sesuai dengan keadaan bayi,
misal 5ml/kali pemberian
Bila bayi tidak dapat minum peroral diberikan melalui infus
 Hari I : D 10%
 Hari II dan III D 10 ¼ S
Bila setelah hari ketiga belum, dapat diberikan nutrisi parenteral dengan
menggunakan Aminofusin 2-5 ml/kgbb/hr
d. Menghindari Infeksi
1) Cara kerja aseptik
2) Antibiotik profilaksis dengan indikasi BBLR, bayi resiko tinggi
infeksi (KPD, ketuban keruh, banyak tindakan)
 Ampisillin : 50-100 mg/kgbb/hari, dalam 2 kali pemberian
selama 3-5 hari, secara IV atau IM
 Gentamisin : 5 mg/kgbb/hari, dalam 2 kali pemberian, selama 3-
5 hari secara IV atau IM.
4. TatalaksanaPenyulit
a. Sindrom Distress Pernafasan
b. Kelainan SSP (perdarahan intra kranial, kejang)
 Pencegahan : Vit K 1 mg secara IM sekali pemberian
 Kejang dengan penatalaksanaan kejang
 Apneu : lakukan resusitasi dan berikan aminopilin 1-2 mg/kgbb/kali
tiap 4-6 jam
 Bayi berat lahir kurang dari 1000 gram dapat langsung dipasang
ventilator makanik
5. Untukkemungkinananemi yang terjadipada BBLR setelahharike 14
diberikan :
 Asam folat 2-3 mg/kgbb/hr
 Fe Fumarat 5-10 mg/kgbb/hr
 Vitamin B 12 10 mg/hr
Diberikanseharisekaliselamasebulan

H. Penatalaksanaan Perawatan Bayi Baru Lahir


Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian
oksigen, pemberian makanan dan pencegahan infeksi. Pada bayi BBLR makin
pendek masa kehamilan makin sulit dan banyak persoalan yang dihadapi serta
makin tinggi angka kematian.
1. Penangananbayi
Semakinkecilbayidansemakin premature bayi, makasemakinbesarperawatan
yang diperlukan,
karenakemungkinanterjadiserangansianosislebihbesar.Semuaperawatanbayih
arusdilakukandidalam incubator
2. Pengaturansuhulingkungan
 Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu di atur dan bayi dalam
keadaan telanjang.
 Suhuperawatanharusdiatas 25oC, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram,
dan sampai 30oC - 35oC untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
 Suhu inkubator diturunkan 1oC, setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24-27 oC.
 Adapun keuntungan bayi dirawat dalam keadaan telanjang adalah
memungkinkkan adanya pernafasan yang tidak terhalang, anak bergerak
tanpa dibatasi pakaian, observasi lebih mudah dan menghindarkan
manipulasi secara berlebihan saat mengenakan pakaian.
3. PemberianOksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm
BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2yang
diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box 6 lier/menit,
konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan
kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.
4. Pemberiannutrisi
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama,
dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek
hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative
memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
 Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan

Umur/hari Jmlh ml/kg BB


1 50- 65

2 100

3 125

4 150

5 160

6 175

7 200

14 225

21 175

28 150

5. Pencegahaninfeksi
Bayi BBLR mempunyai sistem imunologi yang kurang oleh karena itu
fungsi perawatan yang terlibat harus mempunyai tujuan dasar perlindungan
bayi terhadap infeksi. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi, memakai masker, gunakan gaun (jas), lepaskan semua aksesoris dan
tidak seorangpun masuk di kamar bayi dalam keadaan infeksi.

I. Prognosis BBLR
Pada saat ini hampir hidup bayi dengan berat 1501-2500 gram adalah 95%,
tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram mempunyai angka kematian tinggi,
kematian diduga karena displasia bronkopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau
infeksi sekunder. BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan, selama 2 tahun
pertama akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan
dengan berat sesuai dengan masa gestasi. Pada BBLSR, makin immatur dan
makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan
berkurang dan gangguan neurologik.
J. Memulangkan Bayi
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri baik dengan botol
maupun puting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar 10-30 gram/hari
dan suhu tubuh tetap normal di ruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan
berat badan lebih dari 1700 gram dan semua masalah teratasi.

K. Pengkajian
1. PolaFungsionalKesehatan
 Sirkulasi :
Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas
normal(120-160 dpm). Mur-mur jantung yang dapat didengar dapat
menandakan duktusarteriosus paten(PDA).
 Makanan/cairan
Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).
 Neuroensori
- Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut.
- Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura
mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar.
- Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat(tergantung
usia gestasi).
- Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik pada
gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap, menelan, dan
bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32; komponen
pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan
membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen
keduaa(fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada
gestasi minggu ke 32.
- Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24 dan
37.
 Pernafasan
- Skor apgar mungkin rendah.
- Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan diafragmatik
intermiten atau periodik(40-60x/mt).
- Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada.
- Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya sindrom
distress pernafasan (RDS).
 Keamanan
- Suhu berfluktuasi dengan mudah.
- Menangis mungkin lemah.
- Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum.
- Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah.
muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat.
- Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh.
- Ekstremitas mungkin tampak edema.
- Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian
telapak.
- Kuku mungkin pendek.
 Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora,
dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin
banyak atau tidak ada pada skrotum.

2. Pemeriksaan fisik biologis


 Ibu
- Riwayat kehamilan dan umur kehamilan.
- Riwayat persalinan dan prosespertolongan persalinan yang dahulu
dan sekarang.
- Riwayat fisik dan kesehatan ibu saat pengkajian.
- Riwayat penyakit ibu.
- Psikososial dan spiritual ibu.
- Riwayat perkawinan.
 Bayi
- Keadaan bayi saat lahir;BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm, LD <
30 cm.
- Inspeksi
1. Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura lebar.
2. Lanugo banyak terdapat pada dahi, pelipis, telinga dan tangan.
3. Kulit tipis, transparan dan mengkilap.
4. Rambut halus, tipis dan alis tidak ada.
5. Garis telapak kaki sedikit.
6. Retraksi sternum dengan iga
7. Kulit menggantung dalam lipatan (tidak ada lemak subkutan).
- Palpasi
1. Hati mudah dipalpasi.
2. Tulang teraba lunak.
3. Limpa mudah teraba ujungnya.
4. Ginjal dapat dipalpasi.
5. Daya isap lemah.
6. Retraksi tonus – leher lemah, refleksMoro (+).
- Perkusi
- Auskultasi
1. Nadi lemah.
2. Denyut jantung 140 – 150 x/menit, respirasi 60 x/menit.

G. DIAGNOSA &RENCANA KEPERAWATAN


1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan,
paru imatur.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola
napas efektif.
Kriteria hasil :
o Akral hangat
o Tidak ada sianosis
o Tangisan aktif dan kuat
o RR : 30-40x/mt
o Tidak ada retraksi otot pernafasan
Intervensi :
a. Monitor pernapasan:frekuensi, kedalaman, irama.
b. Monitor adanya retraksi otot pernapasan.
c. Beri rangsangan taktil sedini mungkin.
d. Posisikan kepala bayi lebih tinggi / ekstensi
e. Evaluasi kondisi akral, gerakan dan tangisan bayi
f. Kolaborasi: berikan terapi O2 sesuai indikasi

2. Resiko tinggi tidak efektifnya terumoregulasi : hipotermi berhubungan


dengan mekanisme pengaturan suhu tubuh immatur, evaporasi yang
berlebihan akibat berkurangnya jaringan lemak bawah kulit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak
terjadi hipotermi.
Kriteria hasil :
o Tubuh hangat dan kemerahan
o Suhu 36,5 -37,5 ˚ C
Intervensi :
a. Monitor suhu tubuh setiap 15 menit.
b. Pertahankan bayi dalam inkubator dengan suhu 37 ˚ C
c. Pertahankan popok dan selimut tetap kering
d. Hindari untuk sering membuka tutup inkubator.
e. Atur suhu ruangan dengan panas yang stabil

3. Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan lemahnya daya


cerna dan absorbsi makanan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
kebutuhan nutrisi klien tercukupi.
Kriteria hasil:
o BB klien bertambah 30 gr/hari
o Diet yang diberikan habis tanpa residu
o Tangisan kuat dan gerak aktif
o Refleks menelan dan isap adekuat.
o Turgor kulit membaik, kulit lembut dan tidak lembab.
o Mata tidak cekung.
o BAB dab BAK lancar
Intervensi :
a. Observasi intake dan output /24 jam.
b. Berikan nutrisi ASI dan PASI normal, bila tidak mungkin berikan
personde.
c. Evaluasi reflek menghisap dan menelan
d. Timbang BB setiap hari Pemberian infus glukosa.

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan immaturitas fungsi imunologik.


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak
terjadi infeksi
Kriteria hasil :
o Tidak ada tanda-tanda infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa)
o Suhu tubuh normal (36,5-37oC)
Intervensi
a. Monitor tanda-tanda infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa)
b. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
c. Anjurkan kepada ibu bayi untuk memakai jas saat masuk ruang bayi dan
sebelum dan/sesudah kontak cuci tangan
d. Pastikan alat yang kontak dengan bayi bersih/steril
e. Berikan antibiotika sesuai program
f. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W. (2014). Review of Medical Physiology ,Ganong’s. 23rd edition (23rd


ed.). New York: The McGraw-Hill Companies Inc.
Kosim, S. M. (2013). Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahiruntuk
Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: IDAI Depkes RI.
Kosim, S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G., & Usman, A. (2015). Buku Ajar
Neonatologi (1 ed., Vol. 3). Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Maryunani, A. (2013). Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah. Jakarta: TIM.
Patricia, W., & Ladewig, M. (2014). Buku Saku Asuhan Ibu Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: EGC.
Sudarti, & Fauziah, A. (2015). Asuhan Keperawatan Neonatus Resiko Tinggi dan
Kegawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai