PENDAHULUAN
diduga sudah ada sejak peradaban manusia yang tua karena ditemukan batu
diantara tulang panggul kerangka mumi dari seseorang yang berumur 16 tahun (1).
pria-wanita 4:1 dan penyakit ini disertai morbiditas yang besar karena rasa nyeri.
Di dunia rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih.
prevalensi 13% pada laki-laki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa. Empat
dari lima pasien adalah laki-laki, sedangkan usia puncak adalah dekade tiga
sampai keempat. Di NTT, penyakit ini mempunyai prevalensi sebesar 0,7% (2,3).
diperlukan adalah foto polos abdomen, pielografi intravena, USG dan CT-Scan.
Jenis-jenis batu yang ditemukan pada umumnya adalah kalsium, asam urat, dan
struvit (4).
dengan pembedahan. Hal ini tergantung oleh beberapa faktor seperti ukuran batu,
lokasi batu dan jika tidak membaik dengan terapi konservatif (2).
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang masing-masing berada di dekat korpus vertebra. Posisi ginjal bagian atas
berada sejajar dengan tulang vertebra torakalis ke 12 dan bagian bawah ginjal
lebih kaudal dibandingkan dengan ginjal kiri. Ginjal berbentuk kacang dengan
berat 150 gram. Pada medial dari ginjal terdapat bagian yang berbentuk cekung
yang dinamakan hilus. Pada bagian ini terdapat arteri renalis, vena renalis, duktus
limpatikus, dan plexus saraf yang melewati sinus. Pada bagian terluar dari ginjal
dikelilingi oleh 3 lapisan jaringan ikat yaitu: 1) capsul fibrous renal fascia, bagian
terluar yang merekatkan ginjal dengan organ yang berdekatan pada dinding
abdomen 2) perirenal fat capsule, lapisan adiposa yang menjadi bantalan ginjal
2
dan menjaga ginjal pada tempatnya 3) fibrous capsule, lapisan terdekat pada ginjal
Pada parenkim ginjal, dibagi menjadi 2 zona yaitu: korteks dan medulla.
Pada bagian korteks terdapat kolumna ginjal yang langsung menuju sinus dan
membagi medulla menjadi 6-10 piramid renalis. Tiap piramid berbentuk konus
menghadap sinus, bernama papilla ginjal. Satu piramid dan korteks yang
berdekatan disebut sebagai satu lobus ginjal. Pada tiap papilla dari piramid renalis
terdapat kaliks minor yang berguna mengumpulkan urin. Dari 2-3 kaliks minor
akan bergabung menjadi kaliks mayor, dan 2-3 kaliks mayor akan bergabung pada
sinus membentuk saluran yang bernama pelvis renalis yang nantinya akan
3
Vaskularisasi ginjal (5)
Pada manusia, tiap ginjal disuplai dengan satu arteri renalis yang berasal
dari aorta. Pada saat di hilus, arteri renalis bercabang menjadi beberapa arteri
menembus kolumna renal dan berjalan diantara piramid ginjal menuju cortico
medullary junction, batas antara korteks dan medulla. Pada area ini arteri kembali
bercabang menjadi arteri arkuata dimana arteri ini berbelok 90° mengikuti basis
piramid. Tiap arteri arkuata akan menjalar dan bercabang menjadi arteri kortikalis
radiata menuju pada korteks ginjal. Nantinya tiap arteri kortikalis radiata ini akan
kortikalis radiata, vena arkuata, vena interlobaris, vena renalis, melewati hilus dan
menuju vena cava inferior. Pada bagian medulla ginjal hanya menerima 1%-2%
dari total darah yang mengalir, dibantu dengan pembuluh darah vasa recta. Vasa
recta adalah cabang dari arteriol efferent yang langsung turun menuju medulla
4
Gambar 2.3. Vaskularisasi ginjal.
ganglion. Plexus renalis mengikuti cabang-cabang arteri renalis menuju ginjal dan
menjadi serabut saraf pada pembuluh darah dan tubulus kontortus pada nefron.
Plexus renalis berisi serabut aferen, serabut simpatis dan serabut parasimpatis.
Nefron (6)
renal. Korpuskulum renal terdiri dari glomerulus dan kapsula Bowman. Pada
korpuskulum renal terdapat 2 kutub yaitu vascular pole dimana arteri masuk dan
keluar dari korpuskulum renal dan urinary pole dimana hasil filtrasi glomerulus
akan masuk ke tubulus renal. Fungsi dari korpuskulum renal ini adalah sebagai
filtrasi darah.
5
Tubulus ginjal dibagi menjadi 4 bagian yaitu 1) tubulus kontortus proksimalis
yang berguna untuk reabsorbsi dan sekresi 2) ansa henle yang berguna untuk
menjaga gradien osmolaritas pada medulla renal dengan cara melakukan pompa
Na-K dan Cl dari bagian ascending ansa henle 3) tubulus kontortus distalis
berfungsi untuk mereabsorbsi zat yang diatur oleh hormon seperti aldosterone-
mengatur sodium dan ekskresi potassium, paratiroid hormon yang berguna untuk
keseimbangan asam basa dengan mensekresi hidrogen atau ion bikarbonat menuju
1. Filtrasi glomerular
cukup permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti
elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal
(RBF= Renal Blood Flow) adalah sekitar 22% dari curah jantung atau
sekitar 1100 ml/menit. Sekitar 1/5 dari plasma atau sekitar 125
6
glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh
kapiler.
2. Reabsropsi
hingga kadar elektrolit dalam urin akan rendah. Beberapa zat hasil
3. Sekresi
alamiah terjadi dalam tubuh adalah asam urat dan kalium serta ion-ion
7
hidrogen. Proses sekresi adalah difusi zat dari kapiler peritubulus ke
sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang
tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu pada saat keluar dari pelvis,
saat menyilang dengan A. Illiaca Communis dan saat menembus dinding dari
melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, pleksus
8
Vesica urinaria merupakan kantung muscular yang terdapat pada rongga
pelvis, bagian inferior dari peritoneum dan dibelakang simfisis pubis. Dalam
keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri dari 3 bagian
yaitu corpus, apex, dan fundus. Vesica urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis
superior dan inferior. Namun pada perempuan a.vesicalis inferior digantikan oleh
motorik.
Terdapat beberapa perbedaan urethra pria dan wanita. Urethra pada pria
9
(berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan urethra wanita panjangnya
sekitar 4 cm. Urethra memiliki 2 otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot
polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di
prostat.
diafragma urogenital.
penis.
10
Sedangkan urethra pada wanita berukuran lebih pendek dibanding urethra pada
2.2 Urolithiasis
2.2.1 Definisi
2.2.2 Epidemiologi
Terdapat sekitar 120 dan 140 per 1.000.000 pasien akan terbentuk batu
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan
11
keadaankeadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh
1. Herediter (keturunan)
2. Umur
3. Jenis kelamin
Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan.
1. Geografi
yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerah
stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir
3. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
12
4. Diet
5. Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (statis urin) seperti
pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada
pembentukan urin.
Batu yang dihasilkan dapat berbeda, pada supersaturasi (free stone formation)
batu yang terbentuk biasanya adalah batu asam urat dan sistein. Pada infeksi, batu
yang terbentuk adalah hasil dari metabolisme bakteri. Sedangkan formasi batu
maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tetap berada dalam
keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan
13
mengadakan presipitasi membentuk inti batu yang kemudian akan mengadakan
agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar.
Meskipun ukurannya cukup besar kristal tersebut bersifat rapuh dan belum cukup
membuntukan saluran kemih. Maka dari itu agregat kristal menempel pada epitel
saluran kemih dan membentuk retensi kristal, dengan mekanisme inilah bahan-
bahan lain diendapkan pada agregat tersebut hingga membentuk batu yang cukup
koloid di dalam urin, konsentrasi solute di dalam urin, laju aliran urin di dalam
saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang
dengan cara berikatan dengan oksalat. Demikian pula sitrat jika berikatan dengan
ion kalsium akan membentuk garam kalsium sitrat sehingga dapat mengurangi
formasi batu yang berkomponen kalsium beberapa protein juga dapat bertindak
a. Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak dijumpai (±80%) dari seluruh batu
14
oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur itu. Faktor
lain:
paratiroid.
hari. Oksalat dapat ditemukan pada teh, kopi instan, minuman soft
terutama bayam.
jam) dalam urin. Asam urat yang berlebihan dalam urin dapat
15
malabsrobsi, atau pemakaian diuretic golongan tiazid jangka
panjang.
malabsorbsi.
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih.
Diantara 75-80% batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan
c. Batu Struvit
16
fosfat (MAP) dan karbonat apatit karena terdiri atas 3 kation (Ca++,
staphylococcus.
Batu sistin, batu xantin, batu triamteren, dan batu silikat sangat
silikat.
Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada: posisi, atau letak
batu, besar batu, dan penyulit yang terjadi. Keluhan yang paling dirasakan pasien
adalah nyeri pada pinggang. Nyeri ini mungkin bisa berupa nyeri kolik ataupun
bukan kolik. Nyeri kolik karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises
ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran
17
meningkat sehingga terjadi perengangan dari terminal saraf yang memberikan
sensasi nyeri. Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena
Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai
nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Batu dengan ukuran kecil mungkin
saat ureter menyilang vasa iliaka, dan saat ureter masuk ke dalam buli-buli.
Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa saluran
kemih yang disebabkan oleh batu. Jika didapatkan demam harus dicurigai suatu
urosepsis dan ini merupakan kedaruratan di bidang urologi. Dalam hal ini harus
mendasari timbulnya urosepsis dan segera di lakukan terapi berupa drainase dan
pemberian antibiotika.
a. Anamnesis
bervariasi mulai dari tanpa keluhan, sakit pinggang ringan sampai dengan
kolik, disuria, hematuria, retensi urine, anuria. Keluhan ini dapat disertai
dengan penyulit seperti demam, dan tanda-tanda gagal ginjal. Setalah itu,
b. Pemeriksaan Fisik
18
Pemeriksaan fisik pasien dengan batu saluran kemih dapat
bervariasi mulai
tanpa kelainan fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak
ginjal
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Urinalisis
19
2. Pemeriksaan darah
o Kadar elektrolit
Pemeriksaan radiologis
adalah bayangan, besar (ukuran), dan posisi kedua ginjal. Dapat pula
dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu radioopak, dan perkapuran
dalam ginjal dan harus diperhatikan batas muskuli Psoas kiri dan kanan.
bergerak menuju ginjal, ureter, dan vesica urinaria. Foto diambil dalam
21
3. USG (Ultra Sonography)
abses renal, pyohidronefrosis, atau adanya batu saluran kemih. Pada kasus
dengan kecurigaan adanya batu saluran kemih yang ditemukan pada foto
polos. Pada USG terlihat gambaran acoustic shadow. Selain itu, USG
batu yang ada di ginjal. Dapat bersifat informatif tentang morfologi dan
Gambar 2.16. Gambaran batu pada Gambar 2.17. Gambaran batu pada
proksimal ureter kedua ginjal
2.2.8 Penatalaksanaan (1,2,7)
mengeluarkan batu saja, tetapi juga harus disertai terapi penyembuhan penyakit
a. Terapi Medikamentosa
α – blocker (Tamsulosin)
23
Analgetik
syarat lain untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya
infeksi dan obstruksi. Adanya kolik berulang atau ISK menyebabkan observasi
bukan merupakan pilihan. Begitu juga dengan adanya obstruksi, apalagi pasien-
pasien tertentu (misalnya ginjal tunggal, ginjal transplan, dan penurunan fungsi
ginjal) tidak ada toleransi terhadap obstruksi. Pasien seperti ini harus segera
dilakukan intervensi.
saluran kemih.
o Indikasi ESWL:
24
- Batu terletak di ginjal dan ureter
o Kontraindikasi :
o Indikasi PNL:
o Kontraindikasi :
- Kehamilan
25
tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem
uretero-renoskopi ini.
Laparoscopy
Open surgery
yang statis karena penyumbatan ginjalpun dapat menjadi media yang baik untuk
keadaan tertentu pyonefrosis juga dapat terjadi pada batu saluran kemih bagian
atas. Perjalanan pengeluaran batu juga dapat menimbulkan trauma pada ureter
hingga dapat membentuk striktur ureter. Dalam jangka waktu yang lama batu
26
dapat mengiritasi mukosa vesika urinaria secara kronis, hingga dapat
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor yaitu ukuran batu, letak
batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin
Pada pasien dengan batu yang ditangani dengan ESWL, 60% dinyatakan
bebas dari batu, sisanya masih memerlukan perawatan ulang karena masih ada
sisa fragmen batu dalam saluran kemihnya. Pada pasien yang ditangani dengan
PNL, 80% dinyatakan bebas dari batu, namun hasil yang baik ditentukan pula
1. Minum banyak air (8-10 gelas sehari), dengan demikian urin menjadi
saling menyatu. Dengan minum banyak, urin biasanya berwarna bening, tidak
kuning lagi.
2. Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera
merangsang kita untuk berkemih, sehingga urin yang telah mengendap semalam
urin menjadi lebih pekat, atau infeksi saluran kemih. Urin yang pekat dan infeksi
27
4. Pola makan seimbang, berolahraga, dan menjaga berat badan tetap
ideal.
BAB III
KESIMPULAN
Etiologinya terdiri dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Ada beberapa jenis
batu yang dapat terakumulasi pada saluran kemih yaitu batu kalsium, batu asam
urat, dan batu struvit. Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini bergantung pada
posisi, atau letak batu, besar batu, dan penyulit yang terjadi. Pemeriksaan
berupa foto polos abdomen, IVP, USG, dan CT-Scan. Penatalaksanaan urolithiasis
antara lain dengan terapi konservatif dan terapi non medikamentosa berupa terapi
aktif non pembedahan atau terapi aktif pembedahan. Komplikasi yang sering
terjadi adalah obstruksi. Prognosis dari penyakit ini tergantung dari faktor ukuran
batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Pencegahan yang dapat
dilakukan antara lain adalah banyak minum air putih, jangan menahan kencing,
dan pola makan seimbang, berolahraga dan menjaga berat badan tetap ideal.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
15. Maleuka R.G. Urogenital. In: Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia
30