Anda di halaman 1dari 2

Sindroma Stevens Johnson

Sindroma stevens jhonson (SJS) termasuk penyakit kulit dan mukosa yang akut dan berat,
yang diakibatkan oleh reaksi intolerans terhadap obat dan beberapa infeksi

Gejala klinik dimulai dengan :

1. Sindroma prodormal yang non spesifik dan reaksi konstitusional berupa


meningkatnya suhu tubuh, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, nyeri dada, mialgi,
sehingga penderita berobat. Dalam keadaan ini, sering penderita mendapat
pengobatan antibiotik, dan anti inflamasi, sehingga menyebabkan kesukaran dalam
mengidentifikasi obat penyebab SJS
2. Gejala kulit tampak berupa makula eritematus yang menyerupai morbiliform rash,
timbul pada muka, leher, dagu, tubuh dan ekstremitas. Lesi taget (target lesions) dan
bula dengan Nikolsky sign positif sering didapatkan. Lesi membesar dan bertambah
banyak.
3. Kelainan membran mukosa. Bibir, mukosa mulut dirasakan sakit, disertai kelainan
mukosa yang eritrematus, sembab, dan disertai bula yang kemudian akan pecah
sehingga timbul erosi yang tertutup pseudomembrane (necrotic epithelium dan fibrin).
Bibir diliputi massive hemorrhagic crusts. Kelainan pada kelamin juga sering didapat
berupa bula yang hemorhagik dan erosi.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan :

1. Anamnesis yang cermat untuk mengetahui penyebab SJS terutama obat yang diduga
sebagai penyebab
2. Pemeriksaan klinis, berupa pemeriksaan gejala prodormal, kelainan kulit dan kelainan
mukosa serta mata
3. Pemeriksaan adanya ainfeksi yang mungkin sebagai penyebab SJS

Diganosis Banding

1. Generalized bullous fixed drug eruption


2. TEN (toxic epidermal necrolysis)
3. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (4S)
4. Paparan bahan iritan yang poten terhadap kulit

Penatalaksanaan

1. Perawatan di tempat khusus untuk mencegah infeksi


2. Mengidentifikasi dan menghentikan pemakaian obat penyebab
3. Perbaikan terhadap keseimbangan cairan, elektrolit dan protein (sebaiknya pertama
kali diperiksa BJ Plasma).
4. Pemberian glukokortikoid misalnya metil prednisolon 80-12 mg per oral (1,5-
2mg/KgBB/hari) atau pemberian deksametason injeksi (0,15-0,2mg/KgBB/hari)
5. Pemberian antibiotik untuk infeksi, dengan catatan menghindari pemberian
sulfonamide, dan antibiotik yang sering juga sebagai penyebab SJS misalnya
penisilin, cephalsoporin. Sebaiknya antibiotik yang diberikan berdasarkan hasil kultur
kulit, mukosa dan sputum. Dapat dipakai injeksi gentamisin 2-3 x 80mg iv. (1-
1,5mg/KgBB/kali).
6. Hematokrit, blood gases, keseimbangan cairan dan elektrolit selalu dimonitor
7. Pemberian makanan TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
8. Perawatan dan pengobatan kelainan mata

Penyulit

1. Sepsis
2. Pneumoni
3. Gagal ginjal

Anda mungkin juga menyukai