Anda di halaman 1dari 27

BATUK DARAH

Dr. Afriani, SpP


Bagian Pulmonologi dan
Kedokteran Respirasi FK UNAND/
RSUP Dr M Djamil Padang
Definisi
• Ekspektoransi darah akibat perdarahan
pada saluran napas di bawah laring atau
perdarahan yang keluar melalui saluran
napas di bawah laring.
• Merupakan tanda/ gejala --> Etiologi ?
Anatomi Vaskularisasi Paru
• Sirkulasi darah paru -->
1. Sirkulasi pulmoner
2. Sirkulasi Bronkial
Anatomi Vaskularisasi Paru
Skema sirkulasi bronkial dan anastomosis sirkulasi bronkial dengan sirkulasi
pulmonar
Am Rev Respir Dis 1987;135:463-81
Sirkulasi Pulmoner
--> Berasal dari atrium kanan
-- > Mengatur pertukaran gas
--> Sistem sirkulasi dengan tekanan rendah
(Sistolik : 15-20 mmHg, Diastolik : 5-10
mmHg)
– Cenderung perdarahan sedikit
Sirkulasi Bronkial
--> Cabang dari Aorta desenden
-- > Pemberi nutrisi pada paru dan saluran
napas
--> Tekanan nya sesuai dengan tekanan
pembuluh darah sistemik
– Cenderung terjadi perdarahan lebih
hebat/banyak
Etiologi
• Infeksi
• Neoplasma
• Benda asing
• Trauma
• Gangguan vaskuler
• Penyakit autoimun
• Kelainan jantung
• Iatrogenik
Epidemiologi
Negara berkembang
- Penyebab terbanyak --> Penyakit infeksi

Kralingen, dkk TB Paru


K

Bekas
Knott Craight, dkk TB
Pneumonia
Bronkitis
Epidemiologi
Singapura

K
TB Paru
Lim, dkk Kanker paru
Bronkiektasis
Sekuestrasi Paru
Epidemiologi
RS Persahabatan, Jakarta

Retno, dkk TB Paru


Bronkiektasis
Kanker paru
Epidemiologi
RS Persahabatan, Jakarta

K
TB Paru
Hadiarto, dkk Karsinoma bronkus
Bronkitis
Bronkiektasis
Patofisiologi
The lung has a dual circulation
- Bleeding in the lungs could be from the
tracheobronchial tree, the lung parenchyma or
primarily from the pulmonary vasculature.
- When bleeding occurs in any of the three sites, it
irritates the sensory receptors which are innervated
by the afferent limb of the cough reflex (cranial
nerves v, xii, x and the superior laryngeal nerves).
Through the efferent limb (recurrent laryngeal and
spinal nerves) the blood is expectorated with or
without other secretions.

Weinberger et al., 2008


Patofisiologi

- Sesuai penyakit dasar


- TB Paru
--> Susunan parenkim paru dan pembuluh darah
rusak --> BE dengan hipervaskularisasi,
pelebaran pembuluh darah bronkial,
anastomosis pembuluh darah bronkial dan
pulmoner.
Diagnosis

--> Anamnesis
--> Pemeriksaan Fisis
--> Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
• Kriteria MASIF Busroh (1978) sebagai
berikut :

– Batuk darah sedikitnya 600 mL /24 jam

– Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari


250 mL/24 jam, Hb < 10g% dan masih terus
berlangsung

– Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari


250 mL/24 jam, Hb > 10g% dalam 48 jam
belum berhenti.
Pemeriksaan Fisis
• Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis
penyebab hemoptisis

• Stridor atau mengi dapat memberikan petunjuk


tumor/benda asing di daerah trakeolaring.

• Jari tabuh (clubbing fiber) memberikan


petunjuk kemungkinan keganasan intratorakal
dan supurasi intratorakal (abses paru,
bronkiektasis)
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan radiologi torak

– Gambaran sesuai penyakit yang mendasari terjadinya


hemoptisis seperti;
• Gambaran fungus ball pada jamur paru

• Gambaran kavitas/fibroinfiltrat pada Tb paru

• Gambaran masa tumor

• Gambaran bronkiektasis
• Dll
• Bronkoskopi

– Bronkoskopi bisa di lakukan atas indikasi terapeutik


atau diagnostik
– Terapeutik untuk menghentikan perdarahan

– Diagnostik untuk;

• Menentukan sumber/lokasi perdarahan untuk


rencana tindakan bedah

• Mengambil bahan bilasan atau sikatan bronkus


untuk pemeriksaan lab
• Lainnya sesuai indikasi
TATALAKSANA
• Prinsip penatalaksanaan hemoptisis :
– Menjaga jalan napas tetap terbuka dan stabilisasi
penderita
– Menentukan lokasi perdarahan

• Prioritas tindakan awal ! penderita lebih stabil,


kemudian mencari sumber dan penyebab
perdarahan.

• Penderita dengan hemoptisis masif harus


dimonitor dengan ketat di ruangan intensif
MENJAGA JALAN NAPAS DAN STABILISASI
PENDERITA

• Menenangkan dan mengistirahatkan penderita


• Menjaga jalan napas tetap terbuka
• Resusitasi cairan dan bila perlu transfusi
• Obat sedasi ringan
• suplementasi oksigen
• Instruksi cara membatukkan darah dengan benar
sehingga pasien tidak takut untuk membatukannya
• Penderita dengan keadaan umum berat
dan refleks batuk kurang adekuat, maka
posisi penderita Tredelenberg !
mencegah aspirasi darah ke sisi yang sehat

• Bronkoskopi serat optik lentur untuk


evaluasi, melokalisir perdarahan dan
tindakan pengisapan (suctioning).
• Many of the patients with massive hemoptysis will
require surgical intervention and prompt appropriate
intervention will improve survival in these
patients (Weinberger et al., 2008; Jean Baptiste,
2000).
• With massive bleeding, endotracheal intubation
may be required. This controls the airway, maintains
adequate gas exchange while providing mechanical
ventilation.
• Another option involves inserting a balloon
catheter through a bronchoscospy by direct
visualization and inflating the balloon to occlude
the bronchus leading to the bleeding site.
• Other available techniques for control of significant
bleeding include laser phototherapy, electrocautery,
bronchial artery embolization and surgical resection
of the affected area of the lung
Conclusion
• Hemoptysis is a common presenting
symptom in our chest clinics.
• Though tuberculosis tops the list of
differential diagnosis of hemoptysis in
most developing countries --> should be
well investigated as accurate diagnosis will
ensure correct treatment
Conclusion
• Recommend that all cases of hemoptysis
should be well investigated before initiating
treatment and that the use of Gene Xpert
machine and diagnostic culture and
sensitivity testing for Mycobacterium
tuberculosis should be made available by
all regional governments in the developing
nations where tuberculosis is still endemic
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai