Oleh :
Learning Objective !
1. Jelaskan pengertian dari:
a. Penelitian eksperimen
b. Penelitian analitik
c. Penelitian preventif
d. Desain penelitian
e. Penelitian diagnostic
f. Aspek medikolegal
g. Evidence based medicine
Jawaban :
Sumber:
Adik Wibowo, 2014, Metodologi Penelitian Praktis, Rajagrafindo Persada,
Jakarta.
Arif,Rahman dkk, 2009, Tanya Jawab Ilmu Kedokteran Forensik, Universitas
Diponegoro, Semarang.
I ketut Swasjana, S.KM, MPH, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan,
Yogyakarta, ANDI.
Kuliah pakar EBM: Screening and Diagnostic oleh dr. Indah P. Kiay Demak
W. Gulo, 2008, Metodologi Penelitian, Grasindo, Jakarta.
Langkah-langkah EBM :
1. Merumuskan masalah (membuat pertanyaan klinik)
2. Mencari informasi yang diperlukan
3. Melakukan critical appraisal terhadap informasi yang didapat
4. Menerapkan informasi yang didapat ke pasien
5. Mengevaluasi keefektifitasannya
Sumber :
Kuliah pakar Evidence Based Medicine oleh dr. Indah P. Kiay Demak
4. Sebutkan dan jelaskan etika kedokteran dalam penelitian
Etika penelitian adalah :
1. Informed consent; peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang
dilaksanakan kepada responden. Setelah itu menanyakan kesediaan
responden. Responden yang bersedia selanjutnya diminta menandatangani
lembar persetujuan.
2. Anonymity; peneliti merahasiakan dan tidak mencantumkan nama
responden, tetapi dengan menuliskan kode responden.
3. Confidentaly ; peneliti melindungi dan menjaga kerahasiaan semua data
atau informasi yang telah dikumpulkan.
4. Clearing ; dirapatkan pada komite etik, sesuai/tidak.
Sumber :
Kuliah pakar Etika Kedokteran oleh drg. Tri Setyawati
1. Harapan adanya pengembangan baru yang tidak di dapat dengan cara lain.
4. Harus sesuai prinsip dengan ilmiah, atas dasar penelitian laboratorium dengan
hewan, serta cukup kepustakaan ilmiah.
9. Integritas psikis dan fisik seseorang dalam percobaan harus di jaga dan
dilindungi.
Penelitian terapeutik :
1. Peneliti bebas menentukan terapi yang bermanfaat bagi subjek penelitian, ada
persetujuan dari yang bersangkutan atau walinya.
Penelitian Non-terapeutik:
2. Sifat, tujuan dan resiko penelitian harus dijelaskan kepada subjek penelitian.
3. Penelitian dapat dilakukan seelah ada persetujuan oleh yang bersangkutan atau
walinya. Persetujuan harus tertulis dengan pengertian tanggung jawab dan ada
dokter peneliti.
Sumber :
Samil R.S. 2011. Etika Kedokteran dan Aspek Medikolegal Indonesia. Yayasan
Sumber:
http://staff.ui.ac.id/jenispenelitian.pdf
http://fk.unair.ac.id/
Tahapan 1
Pada tahapan ini dilakukan penelitian laboratorium yang disebut juga sebagai
uji pre-klinis, dikerjakan in vitro dengan menggunakan binatang percobaan.
Tujuan penelitian tahapan 1 ini adalah untuk mengumpulkan informasi
farmakologi dan toksikologi dalam rangka untuk mengumpulkan informasi
farmakologi dan toksikologi dalam rangka untuk mempersiapkan penelitian
selanjutnya yakni dengan menggunakan manusia sebagai subyek penelitian.
Tahapan 2
Pada uji klinis tahapan 2, digunakan manusia sebagai subyek penelitian.
Tahapan ini berdasarkan tujuannya dapat di bagi menjadi 4 fase, yaitu:
• Fase 1 : bertujuan untuk meneliti keamanan serta toleransi pengobatan,
dengan mengikutsertakan 20-100 orang subyek penelitian.
• Fase 2 : bertujuan untuk menilai sistem atau dosis pengobatan yang paling
efektif, biasaynya dilaksanakan dengan mengikutsertakan sebanyak 100-200
subyek penelitian.
• Fase 3 : bertujuan untuk mengevaluasi obat baru atau cara pengobatan baru
di bandingkan dengan pengobatan yang telah ada (pengobatan standar). Uji
klinis yang banyak di lakukan termasuk dalam fase ini.
• Fase 4 : bertujuan untuk mengevaluasi obat baru yang telah digunakan di
masyarakat dalam jangka waktu yang relative lama (5 tahun atau lebih). Fase
ini penting karena terdapat kemungkinan efek samping obat timbul setelah
lebih banyak pemakai. Fase ini disebut juga sebagai uji klinis pascapasar (post
marketing).
Sumber:
Dr.Rachmadi Saiman.BAB VI: Uji Klinis.Metodologi Penelitian Biomedis.
http://repository.maranatha.edu/2522/7/Metlit%20BAB%20VI.pdf