Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa balita merupakan masa yang memerlukan perhatian khusus, karena


pada masa ini terdapat masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Masa ini juga termasuk masa yang rawan terhadap penyakit, sehingga peran
keluarga, terutama ibu yang sangat dominan. Pada masa balita terjadi
pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus
menerus terutama meningkatnya fungsi sistem syaraf. Pertumbuhan dasar yang
berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi perkembangan anak
selanjutnya (Depkes. RI, 2007).
Dalam pelayanan kesehatan primer terdapat beberapa perkembangan yang
mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam memantau perkembangan
derajat kesehatannya. Salah satunya adalah pemantauan perkembangan derajat
kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu pemerintah memandang perlu untuk
memberikan suatu bentuk pelayanan yang menunjang untuk tumbuh kembang
anak balita secara menyeluruh terutama dalam aspek mental, fisik dan social.
Terdapat beberapa masalah yang timbul pada masa balita, seperti gizi buruk
hingga kematian bayi dan balita akibat gangguan pernapasan, diare, DBD, serta
penyakit yang disebabkan karena kurangnya pemberian imunisasi dasar
lengkap seperti polio, DPT, campak. Pemantauan pertumbuhan balita sangat
penting dilakukan untuk mengetahui adanya hambatan pertumbuhan secara
dini. Pertumbuhan dan perkembangan balita dapat diketahui dari penimbangan
setiap bulan menggunakan KMS, usaha perbaikan gizi keluarga, keluarga
berencana dan lain-lainnya sangat diperlukan. (Depkes RI, Riskesdas 2007).
Sebagian besar masyarakat kita masih kurang memahami bahwa gangguan
atau penyimpangan perkembangan anak bisa dideteksi secara dini untuk
meminimalkan dampak negatif yang lebih luas dari gangguan tersebut. Keadaan

1
ini tentu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan yang masih
rendah tentang pentingnya pemantauan perkembangan anak. Kartu Menuju
Sehat atau lembar perkembangan bayi memuat kurva pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Alat ini perlu
disosialisasikan ibu dan kader kesehatan sehingga KMS bukan hanya berfungsi
sebagai tempat mencatat hasil penimbangan berat badan anak saja tetapi yang
lebih penting untuk dipahami adalah fungsi komprehensifnya untuk memantau
tumbuh kembang dan status kesehatan anak. Selain itu KMS juga berisi
informasi tentang makanan dan pola makan untuk anak, pemberian makanan
yang seimbang bagi anaknya. informasi tentang tahap perkembangan yang
seharusnya sudah dapat dilakukan anak pada usia tertentu, penanganan diare,
serta informasi tentang jadwal pemberian imunisasi.
Semua informasi atau data yang diperlukan untuk pemantauan
pertumbuhan balita, pada dasarnya bersumber dari data berat badan hasil
penimbangan balita bulanan yang diisikan ke dalam Kartu Menuju Sehat untuk
dinilai naik (N) atau tidaknya (T). Tiga bagian penting dalam pemantauan
pertumbuhan adalah : ada kegiatan penimbangan yang dilakukan terus menerus
secara teratur, ada kegiatan mengisikan data berat badan anak ke dalam Kartu
Menuju Sehat, serta ada penilaian naik atau turunnya berat badan anak sesuai
dengan arah garis pertumbuhannya (Depkes RI, 2002).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Wilayah Puskesmas
Tenjolaya pada bulan Mei 2019 terhadap sepuluh ibu yang memiliki balita. Dari
sepuluh responden yang diwawancari, enam responden (60%) yang tidak tahu
tentang grafik pertumbuhan pada Kartu Menuju Sehat karena ibu hanya
membawa balitanya ke posyandu dan tidak selalu memantau pertumbuhan
balita pada grafik pertumbuhan, ibu juga tidak mengerti dengan warna-warna
yang terdapat didalam Kartu Menuju Sehat pertumbuhan, hanya empat
responden (40%) yang tahu tentang grafik pertumbuhan pada Kartu Menuju
Sehat dan selalu memantau pertumbuhan balita, mengerti dengan warna-warna
yang terdapat didalam Kartu Menuju Sehat pertumbuhan.
Dalam penelitian Mastari (2009) bahwa pengetahuan ibu balita masih
kurang baik dalam membaca grafik pertumbuhan kartu menuju sehat. Seperti

2
yang diperjelas dalam penelitian Putrantini (2012) Lama pendidikan responden
terbanyak adalah 9 tahun dan 12 tahun. Tingkat pengetahuan responden tentang
Kartu Menuju Sehat sebagian besar masih kurang yaitu 74,5%. Sebagian besar
balita memiliki status gizi yang normal yaitu 87,2%. Jadi masih banyak ibu yang
pengetahuannya kurang dalam memantau pertumbuhan balita sehingga ibu lebih
banyak lagi mencari informasi- informasi.
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Kartu Menuju Sehat di Puskesmas
Tenjolaya Kabupaten Bogor”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang kartu

menuju sehat balita?

2. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang pengertian

kartu menuju sehat balita?

3. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang manfaat kartu


menuju sehat balita?
4. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang cara
menginterpretasikan kartu menuju sehat balita?

1.3 Tujuan Penelitian

 Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang kartu menuju


sehat di Puskesmas Tenjolaya.

 Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pengertian kartu menuju


sehat di Puskesmas Tenjolaya.

3
 Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang manfaat
kartu menuju sehat di Puskesmas Tenjolaya.
 Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang cara
menginterpretasikan kartu menuju sehat di Puskesmas
Tenjolaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Akademis

1. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai gambaran


pengetahuan ibu tentang KMS di Puskesmas Tenjolaya.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu data awal bagi penelitain
selanjutnya.

1.4.2 Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan


informasi untuk meningkatkan pengoptimalan pengetahuan ibu tentang
peran dalam pemantauan pertumbuhan balita.

Anda mungkin juga menyukai