I. PENDAHULUAN
1
Diagnosis dini menentukan prognosis pasien, namun cukup sulit
dilakukan, karena nasofaring tersembunyi di belakang tabir langit langit
dan terletak dibawah dasar tengkorak, oleh karena letak nasofaring yang
tidak mudah diperiksa, sering kali tumor ini ditemukan terlambat dan
2,3
menyebabkan metastasis di leher sebagai gejala pertama. Sangat
mencolok perbedaan prognosis (angka bertahan hidup 5 tahun) dari
stadium awal hingga stadium lanjut, yaitu 76,9% untuk stadium 1, 56%
untuk stadium II, 38,4% untuk stadium III, dan hanya 16,4% untuk
stadium IV.3 Untuk dpaat berperan dalam pencegahan, deteksi dini dan
rehabilitasi perlu di ketahui seluruh aspeknya, antara lain epidemiologi,
etiologi, diagnostic, pemeriksaan serologi, histopatologi, terapi dan
pencegahan, serta perawatan paliatif pasien yang pengobatanya tidak
berhasil baik.2,3
adalah bagian paling atas dari faring dan oleh karena itu di sebut juga
epifaring.5 Ruang nasofaring yang relatif kecil terdiri dari atau mempunyai
oksiput.
2
Dinding anterior nasofaring adalah daerah sempit jaringan
karsinoma nasofaring.
3
Gambar 2. Anatomi Nasofaring 6
4
poststiloid, yang berisi sarung karotis; dan 3) kompartemen retrofaring,
dengan epitel kubus berlapis semu bersilia pada daerah dekat koana dan
5
transisional terdapat pada daerah pertemuan antara atap nasofaring dan
dinding lateral. 7
tuba eustachius dan sebagai saluran untuk drainase dari hidung dan tuba
III. DEFINISI
merupakan salah satu jenis keganasan yang sering ditemukan, berada pada
IV. EPIDEMIOLOGI
terjadi pada laki-laki dan 26.000 kasus baru pada perempuan) dengan
6
51.000 kematian akibat KNF (36.000 pada laki-laki, dan 15.000 pada
9
perempuan). KNF terutama ditemukan pada pria usia produktif
(perbandingan pasien pria dan wanita adalah 2,18:1) dan 60% pasien
V. ETIOPATOGENESIS
didapatkan titer anti-virus EB yang cukup tinggi. Titer ini lebih tinggi dari
titer orang sehat, pasien tumor ganas leher dan kepala lainnya, tumor organ
rasial. Tumor ini lebih sering ditemukan pada laki-laki dan apa sebabnya
7
Faktor lingkugan yang bepengaruh adalah iritasi oleh bahan kimia,
asap sejenis kayu tertentu, kebiasaan memasak dengan bahan atau bubu
Terdapat hubungan antara kadar nikel dalam air minum dalam makanan
tubuh lain. Suatu contoh terkenal di Cina Selatan, satu keluarga dengan 49
besar pasien adalah golongan social ekonomi rendah dan hal ini
8
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Dhingra PL dan Dhingra S. Disease of Ear, Nose and Throat 5th Edition.
India: Elsevier; 2010:307-13
2. Lee MSW. Infections of the Larynx. Dalam: Hussain SM, editor. Logan
Turner’s Disease of the, Nose, Throat and Ear Head and Neck Surgery.
Prancis: CRC Press; 2016:191-5
3. Cheng J dan Smith LP. Airway and Aerodigestive Tract. Dalam: Cheng J
dan Bent JP, editor. Endoscopic Atlas of Pediatric Otolaryngology.
Switzerland: Springer International Publishing; 2016:39-41
4. Bizaki AJ, Numminem J, Vasama J, Laranne J dan Rautiainem M. Acute
Supraglottitis in Adults in Finland: Review and Analysis of 308 Cases.
Laryngoscope, 2011;121:2107-2113
5. Chung CH. Case and literature review: adult acute epiglottitis – rising
incidence or increasing awareness?. Hong Kong Med J Emerg Med,
2001;8:227-231
6. Som PM dan Curtin HD. Head and Neck Imaging 4th Edition. USA:
Mosby; 2003:1568,1656
7. Flint PW, Haughey BH, Lund VJ, Niparko JK, Robbins KT, Thomas JR dan
Lesperance MM, editor. Cummings Otolaryngology Head and Neck
Surgery 6th Edition Volume 1. Canada: Elsevier;2015:825-833,928-
934,1521,3045-3053
8. Snow JB dan Ballenger JJ. Ballenger's Otorhinolaryngology 16th Edition.
Spain: BC Decker Inc;2003:1090-1100, 1185-1199
9. Pradhananga RB, Adhikari P, Sinha BK dan Thapa N. Prevalence of Acute
Epiglottitis and its Association with Pulmonary Tuberculosis in Adults in a
Tertiary Care Hospital of Nepal. Intl. Arch. Otorhinolaryngol,
2008;12(4):494-7
10. Hans SA. Self Assesment and Review 7th Edition. India: Jaypee Brothers
Medical Publishers;2016:364-5
10
11. Hafidh MA, Sheahan P, Keogh I dan Walsh RM. Acute epiglottitis in
adults: A recent experience with 10 cases. The Journal of Laryngology &
Otology,2006;120:310–3.
12. Wick F, Ballmer PE dan Haller A. Acute epiglottitis in adults. Swiss Med
Wkly, 2002;132:541-7
13. Noh SJ dan Lee H. Sudden Death from Acute Epiglottitis and Epiglottic
Abscess in Adult. Korean J Leg Med, 2015;39:49-52
14. Corbridge RJ. Essential ENT Second Edition. India: Hodder
Arnold;2011:41-6
15. Paleri V. Infection of the Larynx. Dalam: Paleri V dan Hill J. An Atlast of
Investigation and Management ENT Infection. USA: Clinical
Publishing;2010:79-86
16. Pasha R dan Golub JS. Otolaryngology Head and Neck Surgery 5th Edition.
San Diego: Plural Publishing;2018:109-112,571-4
11