Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

SYOK NEUROGENIK AGUSTUS 2019

DALAM KEBIDANAN
PUTU RESTY APRIANI, S.KED.
K1A1 14 078

PEMBIMBING
DR. dr. Hj. Juminten Saimin, Sp.OG (K)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
PENDAHULUAN

Syok didefinisikan sebagai kondisi klinis


Manajemen syok selama kehamilan sedikit
yang timbul dari ketidakmampuan sistem
berbeda dari yang ada pada orang dewasa
sirkulasi untuk memberikan perfusi
lainnya. Kita harus mengingat perubahan
jaringan yang memadai yang
fisiologis normal yang terjadi di sebagian
menyebabkan hipoksia jaringan dan
besar sistem organ selama kehamilan
disfungsi organ vital

Syok neurogenik dalam kebidanan terkait


dengan kondisi nyeri hebat yang dapat
disebabkan oleh KET, perdarahan
tersembunyi yang tidak disengaja, trauma
pada medulla spinalis.
DEFINISI

• Syok neurogenik merupakan salah


satu bentuk syok distributif yang
Syok
disebabkan oleh hilangnya tonus
Neurogenik
vasomotor akibat adanya hambatan
pada proses keluarnya saraf
ETIOLOGI

Adanya Terjadinya
injury/lesi pada kerusakan pada
tulang belakang saraf simpatis
(servikal-torakal- baik sebagian
lumbal-sacral) ataupun total
Spinal Cord Injury

PATOMEKANISME Autonomic Nervous


System Imbalance

Decreased Systemic
Vascular Resistance

Penggunaan obat-obatan Massive


Syok neurogenik terjadi
golongan adrenergik-blocking Vasodilatation
disebabkan oleh penurunan
agents yang menyebabkan
tonus saraf simpatik akibat
kerusakan transmisi impuls
trauma pada spinal, anestesi
saraf dan penurunan tonus Inadequate Cardiac
spinal
simpatik Output

Decreased tissue
perfusion

Impaired Cellular
Metabolism
MANIFESTASI KLINIK
Hipotensi (sistolik <90 mmHg)

Takipnea

Paraplegia atau quadriplegia (pada penderita yang mengalami kerusakan tulang


spinal)

Pucat, dingin, kulit teraba dingin di atas area yang mengalami injury/lesi

Kehilangan sensasi, fungsi motorik atau refleks di bawah lesi tulang spinal

Penurunan tingkat kesadaran oleh karena hipotensi atau trauma kepala


Kelainan yang timbul akibat lesi pada
medulla spinalis (vertebrae) selama
kehamilan
Sistem Organ Gambaran Klinis
 Menurunnya kemampuan untuk batuk dan bernafas secara adekuat
 Hipoksemia
Sistem Respirasi (Diatas T6)  Sekresi mukus bronkus yang berlebih
 Berkurangnya mobilitas dapat menyebabkan perfusi ventilasi tidak sesuai
 Meningkatkan kerentanan terhadap pneumonia
 Bradikardi (40-50 kali/menit)
Sistem Kardiovaskular (Diatas T6)
 Hipotensi (80/50 mmHg)
Meningkatnya risiko batu saluran kemih:
 Urease yang menghasilkan infeksi bakteri
 Hiperkalsemia imobilisasi pasca cedera. Meningkatkan risiko ISK
Sistem Genitourinary
Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK)
 Penggunaan kateter dalam jangka waktu lama
 Peningkatan frekuensi stasis dan inkontinensia
Konstipasi
 Peningkatan waktu transit
Sistem Pencernaan
 Opioid jangka Panjang
 Dapat menyebabkan disrefleksia otonom
Tulang Osteoporosis
Endokrin Risiko diabetes gestasional atau diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terdiagnosis

Kelainan organ yang terjadi pada periode antenatal akibat lesi medulla spinalis
Sistem Organ Gambaran Klinis
 Atrofi
Kulit
 Ulkus
Hematologi  Anemia normositik normokromik
Trombosis Risiko tinggi pada cedera tulang belakang akut
Peningkatan risiko gangguan mood selama hamil
Neuro-Psikiatri
 Ketidakmampuan untuk merespons penyakit akut secara tepat
Termoregulasi Respons yang tidak memadai terhadap perubahan suhu lingkungan

Kelainan organ yang terjadi pada periode antenatal akibat lesi medulla spinalis
DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Riwayat medis sebelumnya • Penurunan tekanan darah, • Pemeriksaan Laboratorium


dan penggunaan obat- bradikardi, akral dingin dan • X-Ray, Ultrasonography,
obatan tertentu kering. CT-Scan, Magnetic
• Adanya riwayat trauma • Pada syok neurogenik Resonance Imaging (MRI),
pada pasien ataupun akibat trauma, dapat Ekokardiography
adanya riwayat nyeri hebat dijumpai adanya kelainan
yang timbul selama fungsi saraf motorik
kehamilan ataupun akibat maupun sensoris oleh
tindakan selama persalinan karena terjadinya trauma
pada saraf
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium awal untuk pasien syok meliputi hitung darah lengkap,
kimia serum dasar (termasuk fungsi ginjal), dan tes lainnya (tes fungsi hati, lipase
Laboratorium
atau amilase, biomarker jantung), Analisis gas darah (AGD) untuk menilai status
asam atau basa
X-Ray • X-Ray toraks untuk menilai ukuran jantung, edema, ilfiltrat, ataupun efusi
• Untuk menilai fungsi jantung, diamter vena kava inferior, menilai kongesti paru
USG ataupun menilai adanya cairan bebas abdominal, aneurisma aorta abdominalisdan
trombosis vena tungkai
• Pencitraan yang lebih baik dari X-Ray untuk menilai adanya proses trauma, terutama
CT-Scan
pada tulang
• MRI sangat membantu untuk melihat sumsum tulang belakang dan mengidentifikasi
MRI disk hernia, gumpalan darah atau massa lain yang mungkin menekan sumsum
tulang belakang

• Ekokardiografi mungkin berguna pada pasien yang diduga syok kardiogenik,


Ekokardiografi
dan untuk pasien dengan kecurigaan diseksi aorta atau emboli paru
DIAGNOSIS BANDING
Etiologi Nadi Tekanan Darah Usia Kehamilan Kehilangan Darah Kata Kunci

Trimester 1 (tetapi Peritonisme; pertimbangkan kemungkinan pada wanita


+++
Ruptur Ektopik Meningkat Menurun mungkin tidak tahu usia subur yang mengalami nyeri perut yang tidak dapat
(Tapi mungkin tersembunyi)
mereka sedang hamil dijelaskan
Biasanya trimester
Syok Servikal Menurun Menurun + Riwayat keguguran
pertama
Perdarahan Trimester kedua atau +++
Meningkat Menurun Plasenta previa dikenal; trauma pada perut
Antepartum ketiga (Tapi mungkin tersembunyi)
Meningkat/Men +++ Riwayat operasi rahim (operasi c
Ruptur uterus Menurun Persalinan
urun (Tapi mungkin tersembunyi) aesar, fibroid); trauma perut
Emboli cairan Suspect setiap pasien dalam persalinan lanjut dengan
Persalinan lanjut atau
amnion/emboli Meningkat Menurun Tidak ada kolaps mendadak termasuk hipoksia dan gangguan
cepat
paru kardiovaskular tanpa adanya diagnosis lain yang mungkin
Rahim yang terlihat pada introitus; mungkin dihasilkan dari
Inversi uterus Menurun Menurun Kala III +
traksi tali pusat
PPH primer terkait dengan trauma perineum dan vagina;
Perdarahan post
Meningkat Menurun Paska Persalinan + Sampai +++ PPH sekunder dapat dikaitkan dengan sepsis; mungkin
partum
terkait dengan retensi plasenta

Anafilaksis Meningkat Menurun Kapanpun Tidak ada Terkait dengan alergen (riwayat )
PENATALAKSANAAN

Syok selama hamil merupakan kondisi yang mengancam nyawa, oleh karenanya
diperlukan langkah-langkah awal untuk mengatasi syok tersebut

Pertahankan ABC penderita yang


terdiri atas (Airway), yaitu menjaga
Berikan cairan kristaloid IV untuk Koreksi kondisi asidosis pasien dan
fungsi saluran nafas, (Breathing),
meningkatkan volume intravascular berikan ventilasi yang adekuat
menjaga pernafasan, dan (Circulation)
menjaga sirkulasi darah
Pemberian obat vasoaktif dan Eliminasi setiap kondisi yang
kortikosteroid untuk memberikan efek menimbulkan rangsang nyeri hebat
Tempatkan penderita pada posisi
vasokontriksi pembuluh darah dan selama kehamilan ataupun proses
supine. Tekanan darah akan turun
meningkatkan tekanan darah persalinan
apabila bagian kepala tempat tidur
ditinggikan
PENATALAKSANAAN

Jika dengan terapi cairan tidak


memberikan respon yang adekuat,
maka pemberian vasopresor
dengan aktivitas alfa dan beta
harus dimulai untuk mengatasi
hilangnya tonus simpatis dan
memberikan dukungan jantung
chronotropic
Algoritma Tatalaksana syok obstetrik
KOMPLIKASI

Asidosis metabolik akibat Cedera sumsum tulang


metabolisme anaerob yang belakang selama kehamilan
terjadi karena kekurangan memiliki risiko lebih tinggi untuk
oksigenasi ibu dan janin

Hipoksia atau iskemia yang


lama pada hipofisis dan ginjal
dapat menyebabkan nekrosis
hipofisis (sindroma sheehan)
dan gagal ginjal akut (GGA)
PROGNOSIS

Syok dalam kebidanan merupakan suatu


kegawatan medis yang sifatnya mengancam
nyawa. Berbagai komplikasi dapat terjadi
akibat progresifitas dari syok yang tak
tertangani secara cepat dan tepat

Pengenalan terhadap penyebab maupun lokasi kelainan


yang meliputi medulla spinalis maupun otak sangat
penting dalam penegakkan dignosis awal. Waktu dan
ketepatan penanganan pasien berperan penting
sehingga penanganan harus segera dilakukan secara
cepat dan agresif sejak awal diagnosis

Anda mungkin juga menyukai