Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 5 BARRU


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester :X/1
Materi Pokok : Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah
Alokasi waktu : 3 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
 KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
 KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
 KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Pasangan Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menjelaskan hakikat ilmu 3.1.1 Menjelaskan hakekat fisika dan hubungannya
Fisika dan perannya dalam dengan disiplin ilmu lain.
kehidupan, metode ilmiah, 3.1.2 Menjelaskan ruang lingkup fisika
dan keselamatan kerja di 3.1.3 Menjelaskan Pentingnya Keselamatan kerja pada
laboratorium kegiatan di laboratorium
3.1.4 Menerapkan metode ilmiah dalam pembelajaran
fisika

4.1 Membuat prosedur kerja 4.1.1 Membuat prosedur kerja ilmiah


ilmiah dan keselamatan kerja
misalnya pada pengukuran
kalor

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran discovery learning peserta didik dapat menyebutkan hakekat
fisika dalam kehidupan sehari-hari, mengidentifikasi metode ilmiah, menyebutkan
komponen-komponen dalam penulisan laporan ilmiah, menyebutkan prosedur keselamatan
kerja di laboratorium dan membuat rancangan prosedur kerja untuk pengukuran kalor
dengan memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran
dan kritik

D. Materi Pembelajaran
Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah:
1. Hakikat Fisika dan perlunya mempelajari fisika
2. Ruang lingkup fisika
3. Keselamatan kerja di laboratorium
Fakta
1. gejala alam secara umum yang menunjukkan hakikat fisika dalam kehidupan sehari-hari
2 sumber data penelitian
Konsep
1. Metode ilmiah
2. variabel penelitian
3. keselamatan kerja
Prinsip
1. Metode penelitian
2. menentukan langkah-langkah penelitian
3. membedakan macam-macam variable penelitian
Prosedur
1 Membuat prosedur kerja penelitian pengukuran kalor

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, dan diskusi kelompok

F. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 LCD Proyektor
Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus

G. Sumber Belajar
 Buku Fisika Siswa Kelas X, Kemendikbud, Tahun 2016
 Buku refensi yang relevan,
 Lingkungan setempat

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Tahap/Sintaks Estimasi
No Kegiatan
Model Waktu
1 Pendahuluan 1. Memberi salam dan berdoa sebelum 15 menit
pembelajaran dimulai;
2. Meminta siswa untuk mengecek kebersihan
kelas secara bersama-sama, minimal sekitar
tempat duduknya tidak ada sampah.
3. Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan;
4. Melalui tanya jawab membahas tentang
fenomena fisika dalam kehidupan sehari-hari;
5. Merekam (memperhatikan dan menulis
ungkapan yang dikemukakan peserta didik di
papan tulis), memberikan sedikit ulasan;
6. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang
akan dicapai berkaitan fenomena fisika
7. Menyampaikan garis besar cakupan materi
fenomena fisika yang akan dilakukan;
8. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik
penilaian yang akan digunakan saat membahas
materi konsep fenomena fisika
9. Membentuk kelompok siswa yang heterogen
dari segi kemampuan berpikir, agama, suku,
dan lain-lain
2 Kegiatan Inti 105 Menit
a. Stimulation 1. Peserta didik memperhatikan dan mengamati
(memberi fenomena fisika dalam kehidupan sehari-hari,
stimulus) yaitu : pesawat terbang, peralatan kedokteran
dan mesin pemotong rumput yang disajikankan
lewat tayangan gambar atau video.

Pernahkah kalian pernah melihat dan


memperhatikan pesawat terbang? Mengapa
pesawat bisa terbang? Bagaimana pesawat
yang terbuat dari besi bisa terbang?.

b. Problem 2. Perserta didik membagi diri dalam beberapa


Statement kelompok (penentuan kelompok ditetapkan oleh
(mengidentifi guru). Tiap kelompok terdiri 4–5 orang.
kasi 3. Dibagikan bahan bacaan tambahan disamping
masalah) buku-buku yang telah dimiliki peserta didik
untuk bahan diskusi perserta didik
4. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk
menentukan konsep fenomena fisika
5. Peserta didik diminta mengemukakan sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
hasil pengamatannya contoh pertanyaan:
- Mengapa lampu bisa menyala?
- Bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan
orang dinegara lain ?
- Bagaimana cara menentukan komet Helly
beredar di jagad raya?

c. Data 6. Peserta didik mencari dan mengumpulkan data


Collecting dari hasil diskusi maupun dari tayangan
(mengumpul presentasi tentang:
kan data); a. Hakekat fisika dalam kehidupan sehari-hari
b. Metode ilmiah
c. Penulisan laporan ilmiah
d. Prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7. Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi dan
mengkaji peristiwa-peristiwa yang disajikan
kemudian menyelesaikan masalah yang ada,
peserta didik termotivasi untuk berdiskusi dalam
menggali informasi dari berbagai sumber
maupun hand-out yang telah dibagikan.
8. Peserta didik termotivasi untuk berdiskusi
materi fenomena fisika dan penulisan laporan
ilmiah serta prosedur keselamatan kerja di
laboratorium
9. Peserta didik menuliskan hasil pekerjaanya
(untuk masing-masing peserta didik) dan hasil
diskusi kelompok pada kertas folio bergaris.

d. Data 10. Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada


Processing lembar aktivitas siswa
(mengolah
data);

e. Verification 11. Hasil-hasil kerja kelompok yang telah dituliskan


(memverifika (dikumpulkan) untuk digunakan sebagai bahan
si); pada langkah berikutnya.

f. Generalizati 12. Peserta didik mengkaji ulang dan


on menyimpulkan hasil diskusi dalam kelompok
(menyimpulk tentang fenomena fisika
an);

3 Penutup 1. Memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan 15 Menit


tentang fenomana alam melalui review indikator
yang hendak dicapai pada hari itu.
2. Memberikan tugas kepada peserta didik, dan
mengingatkan peserta didik untuk mempelajari
materi yang akan dibahas dipertemuan
berikutnya maupun mempersiapkan diri
menghadapi tes/ evaluasi akhir di pertemuan
berikutnya (kegiatan ini dilakukan di pertemuan
ke-1).
3. Melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat
ketercapaian indikator (kegiatan ini dilakukan di
pertemuan ke-2).
4. Melakukan refleksi atau umpan balik untuk
memberikan penguatan kepada peserta didik.
5. Memberi salam

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Portofolio : penilaian laporan
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum
memenuhi KKM ketuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes
tertulis kembali.

5. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan

Barru, Juli 2018


Mengetahui Guru Pengajar
Kepala SMAN 5 Barru

Drs. Syahrudin, M.Pd., Ph.D Arham Umar, S.Si


Nip. 19661023 199403 1 004 Nip. 19760804 200502 1 004
LAMPIRAN

Bahan Ajar

HAKIKAT FISIKA
A. Pengertian dan Hakikat Ilmu Fisika
1. Pengertian Fisika
Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari gejala alam yang
tidak hiddup atau materi dalam lingkungan hidup ruang dan waktu, serta semua
interaksi yang menyertainya. Fisika sering disebut sebagai ilmu paling mendasar karena
setiap ilmu alam lainnya yaitu biologi, kimia, geologi, dan lain-lain mempelajari jenis
sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Fisiks jugs berkaitan erat dengan
matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis. Fisika juga
berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi
matematis. Matematika yang digunakan dalam ilmu fisika biasanya lebih rumit
daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. ada wilayah luas
penelitian yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika matematis yang
mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.

Tujuan dari mempelajari gejala tersebut untuk memperoleh produk fisika yang bersifat
khas dan dapat menjelaskan gejala alam tersebut. Produk fisika terdiri dari konsep,
hukum, dan teori. Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada
dalam semua sistem materi yang ada. Seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam
ini sering disebut sebagai hukum fisika. Contoh :konsep fisika, misalnya gaya, suhu,
kecepatan, momentum, massa jenis, dan energi. Suatu hukum selalu melibatkan
konsep-konsep yang saling berhubungan, contohnya hukum archimedes yang
menyatakan perilaku benda jika berada dalam fluida selalu melibatkan konsep gaya ,
percepatan gravitasi, volume, dan massa jenis.

2. Hakikat Ilmu Fisika


pada hakikatnya, ilmu fisika merupakan sebuah kumpulan pengetahuan atau jalan
berfikir dan cara untuk penyelidikan. Dalam penerapan ilmu fisika harus
memperhatikan hakikat ilmu fisika sebagai berikut.
a. Fisika Sebagai produk
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dan
lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehingga
menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan
kemampuannya serta berubah perilakunya.

Dalam wacana ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan


yang kreatif dari para ilmuan di inventarisasi, dikumpulkan , dan disusun secara
sistematis menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang kemuadian disebut sebagai
produk atau a body of knowledge. Pengelompokan hasil-hasil penemuan itu
menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang
kemudian disebut sebagai fisika, kimia, dan biologi. Untuk fisika, kumpulan
pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan
model.

b. Fisika Sebagai Proses


Fisika sebagai proses atau juga disebut sebagai a way of investigating memberikan
gambaran mengenai bagaimana ilmuan bekerja melakukan penemuan-penemuan.
Jadi, fisika sebagai proses memberikan gambaran mengenai pendekatan yang
digunakan untuk menyusun pengetahuan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa pemahaman fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci
fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi.
Pembelajaran yang merupakan tugas guru trmasuk kedalam bagian
mempublikasikan. Dengan demikian, pembelajaran fisika sebagai proses
hendaknya berhasil mengembangkan keterampilan proses sains pada diri siswa.

c. Fisika Sebagai Sikap


Dari penjelasan mengenai hakikat fisika sebagai produk dan hakikat fisika sebagai
proses diatas, tampak trlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan
kegiatan-kegiatan kreatif seperti pengamatan, pengukuran, dan penyelidikan atau
percobaan, yang ke semuanya itu memerlukan proses mental dan sikap yang
berasal dari pemikiran. Jadi, dengan pemikirannya orang bertindak dan bersikap
sehingga akhirnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah.Pemikiran-pemikiran
para ilmua yang bergrak dlam bidang fisika itu menggambarkan rasa ingin tahu
dan rasa penasaran mereka yang besar, diiringi dengan rasa percaya, sikap objektif,
jujur, dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap itulah
yang kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap atau a way of thinking.

B. Metode Ilmiah
Ilmu fisika adalah bagian dari ilmu pengetahuan sains yang tergolong ke dalam ilmu
pengetahuan alam (IPA). Ilmu fisika berkembang dari adanya suatu hasil pengamatan yang
dilakukan oleh para ilmuan. Hasil pengamatan inilah yang kemudian menjadi dasar dari
beberapa eksperimen yang akan dilakukan hingga akhirnya terlahir sebuah hukum fisika.
Proses inilah yang nantinya dinamakan sebagai metode ilmiah.

Pengatahuan dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi 4 syarat yaitu objektif, metodik,
sistematik, dan berlaku umum.

Objektif, yaitu sesuai dengan objeknya yang dapat dibuktikan dengan pengamatan, tidak
didasarkan atas persepsi peneliti atau orang lain.

Metodik, yaitu pengetahuan itu didapatkan dengan melakukan cara-cara tertentu yang
teratur dan terkontrol.

Sistematik, yaitu tersusun dalam sistem (tidak berdiri sendiri) yang saling berkaitan dengan
pengetahuan lain sehingga dapat menjelaskan sesuatu secara menyeluruh.

Berlaku umum, yaitu pengetahuan itu berlaku untuk semua orang dan dapat dibuktikan oleh
siapapun langkah-langkah yang sama.

Dalam pengamatan terhadap gejala alam diperlukan sebuah penelitian. Penelitian dalam
ilmu sains harus menerapkan metode ilmiah. Metode ilmiah atau proses ilmiah (scientific
method) merupakan proses ilmuan untuk memperoleh pengetahua secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Ilmuan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatau hipotesis lulus uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dpat menjadi suatu teori ilmiah. Metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu
kebenaran.

1. Unsur-Unsur Metode Ilmiah


Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan lima langkah berikut.
 Karakteristik (pengamatan dan pengukuran).
 Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan
pengukuran).
 Prediksi (deduksi logis dari hipotesis).
 Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas).
 Evaluasi dan pengulangan.
2. Kriteria Metode Ilmiah
Kriteria metode ilmiah antara lain sebagai berikut.
 Berdasarkan fakta. Keterangan yang ingin diperolehdalam penelitian yang akan
dianalisis harus berdasarkan fakta-fakta yang nyata , tidak berdasarkan daya khayal ,
legenda atau sejenisnya.
 Bebas dari prasangka. Harus mempunyai sifat bebas prasangka , bersih dan jauh dari
pertimbangan subjektif.
 Menggunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari sebab musabab serta
pemecahannya menggunakan analisis yang logis . Semua kejadian harus dicari sebab
akibat menggunakan analisis yang tajam.
 Perumusan masalah, antara lain dengan menyusun hipotesis. Hipotesis digunakan
untuk memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang
ingin diperoleh akan mengenai sasaran yang tepat.
 Menggunakan ukuran objektif. Ukuran yang digunakan tidak boleh dengan
mengandalkan perasaan atau menurut hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus
dibuat secara objektif dengan pikiran waras.
 Menggunakan teknik kuantitatif dan atau kualitatif. Data yang didapat menggunakan
data ukuran kuantitatif.
3. Karakteristik Metode Ilmiah
Karakteristik metode ilmiah antara lain sebagai berikut.
 Bersifat kritis dan analitis, artinya metode menunjukan adanya proses yang tepat
untuk mengindetifikasi masalah dan menentukan metode untuk memecahkan
masalah.
 Berisfat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah kesimpulan yang dibuat
secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
 Bersifat objektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuan lain dalam study yang sama
dengan kondisi yang sama pula.
 Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
 Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan
konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Langkah-Langkah metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah (science project). Secara umum metode ilmiah meliputi
langkah-langhkah berikut.
a. Observasi Awal
Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan , langkah pertama
untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk
mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut
melalui pengalaman berbagai sumber ilmu pengetahuan, dan berkonsultasi dengan
ahli yang sesuai
1. Gunakan semua referensi (buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dan
lainnya).
2. Kumpulkan informasi dari ahli (instrukutur, peneliti, insinyur, dan lainnya).
3. Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik
b. Mengidentifikasi Masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan
dinyatakan dalam pernyataan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu
pertanyaan bukan jawaban YA atau TDAK. Sebagai contoh : Bagaimana cara
menyimpan energi surya dirumah?
1. Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas
2. Pilih pemasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti
3. Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen
c. Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah
yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum
penelitian yang seksama atas topik ilmiah dilakukan. Oleh karena itu kebenaran
hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. perlu diingatkan
bahwa jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti
penelitian yang dilakukan salah
1. Gunakan pengalaman atau pengamatan sebelumnya sebagai dasar hipoteris
2. Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
d. Melakukan Ekperimen
Ekperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Perhitungkan semua variabel , yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada
tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen, yaitu varibel bebas,
variabel terikat dan variabel kontrol.
Variabel bebas merupakan vaariabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat
adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas.
Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
1. Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
2. Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang disumsikan
konstan.
3. Lakukan eksperikan berulang kali untuk memvariasi hasil.
4. Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
e. Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dari pernyataan
bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil
eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk didalamnya. Jika dapat
dilakukan , kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian
lebih lanjut. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
1. jangan ubah hipotesis,
2. jangan abaikan hasil eksperimen,
3. berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai ,
4. berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan
penyebab ketidaksesuaian
5. apabila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang
eksperimen.

C. Keselamatan Kerja di Laboratorium


Dalam pelajaran sains, melakukan penelitian atau pengamatan di laboratorium sangat
diperlukan . Pekerjaan di laboratorium sangat membutuhkan keterampilan dan ketelitian.
Ketelitian dibutuhkan agar mengurangi resiko kecelakaan saat melakukan kerja di
laboratorium.

Laboratorium sebagai tempat untuk melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah termasuk
salah satu tempat yang memiliki risiko tinggi menimbulkan kecelakaan. Percobaan dan
pengalaman bisa berjalan dengan lancar apabila memperhatikan keselamatan kerja, baik
keselamatan individu maupun bahan-bahan dan alat yang digunakan. Oleh karena itu,
sebelum menggunakan laboratorium harus tahu terlebih dahulu alat-alat laboratorium dan
fungsinya.

Keselamatan kerja di laboratorium IPA menyangkut keselamatan terhadap pengguna dan


juga keselamatan terhadap alat-alat dan bahan yang digunakan. Dalam hal keselamatan
pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta peringatan-
peringatan terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedangkan keselamatan alat-alat perlu
diperkenalkan bentuk-bentuk dan nama-nama alat serta bagaimana cara menggunakan dan
cara menyimpannya.

1. Jenis-Jenis Bahaya dalam Laboratorium


Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium di antaranya adalah sebagai berikut.
o Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar
seperti pelarut organik, asezena, etil alkohol, etil eter dan lain-lain.
o Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator
o Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal dan lain-lain.
o Iritasi, yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata
sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
o Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dan lain-lain.
o Sengatan listrik.
2. Usaha Pencegahan Kecelakaan di Laboratorium
Usaha atau tindakan pencegahan kecelakaan di laboratorium yang paling baik adalah
bersikap dan bertindak hati-hati, bekrja dengan teliti dan tidak ceroboh, serta mentaati
segala peraturan dan tata trtib yang berlaku. Usaha atau tindakan pencegahan
kemungkinan timbulnya kecelakaan antara lain sebagai berikut.
 Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah
dicapai. alat dan bahan itu , misalnya sebagai berikut.
- Ember berisi pasir , untuk menanggulangi kebakaran kecil agar tidak terjadi
kebakaran yang besar
- alat pemadam kebakaran dan selimut yang terbuat dari bahan tahan api.
- Kotak P3K untuk memberikan pertolongan pertama.
 Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang dipakai dan mengunci
pintunya pada waktu laboratorium tidak dipakai.
 Pada waktu di laboratorium tidak ada guru atau laboran, siswa tidak diperkenankan
masuk.
 Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang khusus, tidak
berdekatan dengan nyala api atau tempat yang ada percikan api listrik, misalkan
pada alat yang memakai relay atau motor listrik.
 Penyimpanan bahan-bahan yang tergolong racun atau berbahaya (misal air raksa
dan bahan kimia lain) di tempat terkunci dan aman.
 Pengadaan latihan-latihan cara mengatasi kebakaran secara periodik.
 Penggunaan tegangan listrik yang rendah dalam melakukan percobaan listrik ,
misalnya 12 volt atau 15 volt.
 Pengadaan sakelar pusat untuk listrik sehingga jika diperlukan semua aliran listrik
di dalam laboratorium dapat diputuskan.
 Penggantian kawat sekring pengaman harus dilakukan dengan sekring yang setara.
 Pengadaan jaringan listrik tambahan tidak diperkenankan kecuali yang dilakukan
oleh instalator listrik dengan izin dari PLN.
3. Aturan di Laboratorium
Untuk menghindari kecelakaan, para pengguna laboratorium diharapkan dapat
mematuhi aturan yang berlaku . Berikut beberapa aturan yanga berlaku di
laboratorium IPA.
a. Aturan-Aturan di Laboratorium
1. Siswa tidak diperbolehkan masuk tanpa izin guru
2. hendaknya memakai jas praktikum apabila mangadakan kegiatan di
laboratorium.
3. Bacalah semua petunjuk untuk melakukan eksperimen. Ikuti petunjuknya,
apabila masih bingung tanyakan kepada guru Anda.
4. Pada saat kegiatan praktikum berlangsung , dilarang makan dan minum.
5. Dilarang menyalakan api.
6. Gunakan alat-alat sesuai petunjuk dan seizin guru Anda.
7. Selesai melakukan kegiatan, kembalikan alat-alat ke tempat semula dalam
keadaan bersih dan rapi.
8. Cucilah tangan setelah melakukan kegiatan.
9. Bersihkan meja kerja dan ruangan laboratorium setelah kegiatan selesai.
10. Kontrol lagi semua peralatan dan pastikan semua dalam keadaan aman.
b. Aturan-Aturan Keselamatan terhadap Listrik

Bahaya listrik dapat disebabkan oleh tegangan listrik dari PLN ataupun alat-alat
yang menghasilkan tegangan listrik, misalnya generator. Cara untuk menghindari
kecelakaan terhadap penggunaan listrik antara lain sebagai berikut.
1. Pastikan tangan dan meja kerja dalam keadaan kering agar tidak terjadi sengatan
listrik.
2. Pastikan keadaaan listrik telah terputus dari sumber listrik saat melakukan
penyetelan dan pengubahan rangkaian listrik.
3. Jangan menggunakan steker yang bertumpuk-tumpuk di stopkontak karena
dapat menyebabkan kelebihan beban sehingga menimbulkan panas dan memicu
kebakaran.
4. Jenis Kecelakaan yang Mungkin Terjadi daan Penanganannya
Kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium fisika adalah kebakaran dan adanya
kejutan listrik. Kedua jenis kecelakaan ini tidak akan terjadi jika terdapat usaha
pencegahan dan penanggulangan yang tepat.
a. Pencegahan dan Penanggulangan Kejutan Listrik

Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat dicegah dengan cara sebagai berikut.
- Menyediakan pemutus arus yang dekat dengan jangkauan.
- Mengetahui letak kabel yang terhubung dengan sumber tegangan utama saat
berfungsi.
- Mengetahui kesesuaian tegangan yang akan digunakan dengan kemampuan
alat yang akan dipakai.
- Menyediakan saklar penyambung dan pemutus stopkontak masing-masing.
- Memastikan semua kabel terhubung sempurna.
- Memberikan petunjuk pada pengguna laboratorium sebelum melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan arus listrik.

Jika terjadi kejutan listrik, putuskan aliran listrik dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
- Melakukan hubungan pendek.
- Melepaskan steker dari stopkontak.
- Memutus arus melalui sakelar yang tersedia
- Menarik bagian tubuh penderita yang terkena dengan isolator.

b. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran


Pemicu kebakaran sering disebut dengan istilah segitiga api, antara lain unsur
oksigen, panas, dan bahan bakar. Pencegahan kebakaran dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
- Menjauhkan bahan yang mudah terbakar dari sumber panas.
- Memastikan selalu tersedia sumber air, selimut api, dan pemadam yang siap
dipakai.
- Mematikan segera bunsen jika sudah tidak digunakan.
- Nyala pembakar bunsen mungkin tidak kelihatan dalam cahaya terang. Jika alat
ini tidak digunakan hendaknya dikecilkan dan ditutup jalan udaranya.
- Botol yang berisi zat yang mudah terbakar hendaknya jangan disimpan atau
dibuka dekat nyala api.
- Nyala pembakar spirtus mungkin tidak kelihatan dalam cahaya terang . Jika alat
ini tidak digunakan hendaknya api dipadamkan dan sumbunya ditutup dengan
tutup khusus.
- Sisa fosfor sebaiknya dibakar sampai habis sebelum alat yang digunakan
dibersihkan.
- Yakinlah bahwa Anda meninggalkan laboratorium setelah mematikan api,
lampu dan lain-lai yang mungkin bisa menimbulkan kebakaran.
- Jangan buang sisa bahan yang masih panas ke tempat sampah.
- Periksa dahulu jika akan membuang bahan yang msih ada ke tempat sampah.
- Sebelum meninggalkan laboratorium, yakinkan diri bahwa semua api/pembakar
dan listrik telah dipadamkan.

Penanggulangan kebakaran antara lain sebagai berikut.


- Apabila api membesar harus segera dipadamkan.
- Api yang baru timbull segera dipadamkan dengan kain atau karung basah atau
selimut api.
- Menggunakan pemadam kebakaran

D. Peran Fisika dalam Kehidupan


Mempelajari fisika mempunyai banyak manfaat. Mulai awal dipelajarinya ilmu fisika, fisika
telah terbukti mampu membantu memudahkan manusia dalam menjalani aktivitas
kehidupan sehari-hari.
Beberapa manfaat mempelajari fisika antara lain sebagai berikut.
1. Melalui fisika dapat menyingkap rahasia alam.
2. Fisika berperan besar dalam penemuan-penemuan teknologi.
3. Fisika berada di depan dalam perkembangan teknologi.
4. Fisika sebagai ilmu dasar mempunyai andil dalam pengembangan ilmu-ilmu lain.
5. Fisika melatih kita untuk berfikir logis dan sistematis.
6. Fisika dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Peran ilmu fisika dalam beberapa bidang kehidupan antara lain sebagai berikut.
1. Bidang Industri
Peranan fisika dalam bidang industri sangat banyak dari dahulu hingga saat ini. Banyak
sekali penemuan-penemuan baru dalam dunia industri yang melaui penelitian fisika.
Penemuan bahan semikonduktor, penemuan peralatan optik, bahan polimer, penemuan
mesin-mesin industri juga memanfaatkan konsep fisika. Fisika juga sangat berperan
dalam industri otomotif. Penemuan AC sebagai pendingin ruangan juga memanfaatkan
hukum termodinamika.
2. Bidang Teknologi
Dalam perkembangan teknologi, fisika sangat berperan besar. Banyak sekali peralatan
dengan teknologi canggih yang menggunakan konsep dasar hukum fisika, misalnya
teknologi digital yang banyak berkembang saat ini menggunakan konsep gelombang
elektromagnetik. Penggunaan lampu TL, monitor komputer, layar LCD, dan lain-lain
juga menggunakan konsep fisika.
3. Bidang Transportasi
Peralatan transportasi tradisional hingga modern menggunakan konsep fisika. Dari
penggunaan delman, gerobak atau alat transportasi tradisional lain yang memanfaatkan
gaya dorong dan gaya tarik. Peralatan transportasi darat, laut maupun udara semuanya
menggunakan konsep dasar hukum fisika. Peralatan transportasi darat menerapkan
konsep hukum kecepatan , transportasi laut sperti kapal rapkan hukum-hukum fisika
tentang fluida. Begitu juga dengan transportasi udara seperti pesawat terbang juga
memanfaatkan hukum fisika tentang fluida. Penemuan LIft sebagai salah satu alat
transportasi di dalam gedung dan penemuan motor listrik juga memanfaatkan konsep
fisika.
4. Bidang Telekomunikasi
Penemuan berbagai peralatan telekomunikasi dari telepon, telegraf, faksimile, internet,
dan handphone juga memanfaatkan hukum fisika tentaang gelombang.
5. Bidang Pertanian
Dalam bidang pertanian, sistem pengairan menggunakan pompa juga memanfaatkan
hukum fisika. Penggunaan teknologi radiasi memang sangat berguna karena salah satu
aplikasi ini dapat digunakan untuk mengatasi bebagai masalah dalam bidang pertanian
Indonesia. Penggunaan radiasi dalam bidang pertanian memang ada banyak sekali
contonya, salah satu contoh aplikasi ini adalah untuk mengatasi serangnan hama
pengganggu tanaman pertania yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas dari hasil
pertanian.
6. Bidang Kedokteran
Dalam bidang kedokteran fisika juga berperan sangat penting, diantaranya
ditemukannya peralatan kedokteran seperti endoskopi, CT scan, X-ray, radioterapi, dan
elektromiogram.
7. Bidang Energi
Peranan fisika dalam bidang energi antara lain sebagai berikut.
Penemuan energi listrik memanfaatkan konsep energi dalam fisika.
Penemuan energi listrik memanfaatkan konsep energi dalam fisika.
Penemuan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang mengubah energi cahaya
menjadi listrik.
Penemuan energi radioaktif sebagai radioaktif sebagai salah satu sumber energi
alternatif.
INSTRUMEN TES TERTULIS

Sekolah : SMAN 5 BARRU


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester :X/1
Materi Pokok : Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah
Alokasi waktu : 3 x 45 menit (1 x pertemuan)

Soal

A. Jawablah pertanyaan dibawah ini !


1. Bagaimana pelangi dapat terbentuk
2. Proses apa yang terjadi dalam pembentukan pelangi?
3. Ilmu Fisika apa yang terdapat dalam proses pembentukan pelangi?

Critical Thinking, HOTS

B. Amati beberapa contoh masalah dalam kehidupan sehari-hari berikut.


 Pernahkah Anda memperhatikan lampu lalu lintas di jalan raya? Adakah pengaruh
periode nyala merah, kuning, dan hijau pada lampu pengatur lalu lintas terhadap
terjadinya antrian panjang? Terpikirkah oleh Anda, bagaimana caranya mengatur
lamanya periode nyala lampu merah, kuning, dan hijau pada persimpangan jalan supaya
tidak terjadi antrian panjang?
 Bagaimana hubungan tekanan ke atas pada fluida dan volume benda? Semua benda yang
dimasukkan ke dalam fluida, pasti mengalami gaya ke atas. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan adanya perpindahan fluida, misalnya air yang tertumpah. Adakah hubungan
antara volume benda dan volume air yang tumpah?

Coba jelaskan kejadian tersebut dengan ilmu Fisika yang Anda ketahui.

Pedoman pensekoran :

Alternatif Penyelesaian skor

Bagian A
1. Pelangi terjadi karena pembiasan cahaya 1
2. Cahaya matahari yang melewati sebuah tetes hujan akan dibiaskan 2
melewatinya. Sehingga proses pembiasan ini akan memisahkan cahaya putih
menjadi warna spektrum seperti merah, hijau kuning biru....

Bagian B
 Pernah, Berpengaruh, menggunakan sistem komputer 3
4
 Pada fluida, semakin ke atas tekanan akan semakin mengecil, sementara
tekanan akan semakin besar jika volume benda kecil
Terdapat hubungan antara volume dengan air yang tumpah

Total skor 10
SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMA Negeri 5 Barru


Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika

KEJADIAN/ BUTIR POS/


NO WAKTU NAMA TINDAK LANJUT
PERILAKU SIKAP NEG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI

Nama Satuan pendidikan : SMA Negeri 4 Surabaya


Tahun pelajaran : 2017/2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika

Kelengkapan Penulisan Kemampuan


Total Nilai
No Nama Siswa Materi Materi Presentasi
Skor Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
Skor maksimal

PEDOMAN PENSKORAN:

SKOR
NO ASPEK KRITERIA YANG DINILAI
MAKS
 Presentasi terdiri atas, Judul, Isi Materi dan Daftar Pustaka
 Presentasi sistematis sesuai materi
 Menuliskan rumusan masalah 4
 Dilengkapi gambar / hal yang menarik yang sesuai dengan
1 Kelengkapan Materi
materi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
 Materi dibuat dalam bentuk charta / Power Point
 Tulisan terbaca dengan jelas
4
 Isi materi ringkas dan berbobot
2 Penulisan Materi  Bahasa yang digunakan sesuai dengan materi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
 Percaya diri, antusias dan bahasa yang lugas
 Seluruh anggota berperan serta aktif
4
 Dapat mengemukanan ide dan berargumentasi dengan baik
Kemampuan
3  Manajemen waktu yang baik
presentasi
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
SKOR MAKSIMAL 12
INSTRUMEN PENUGASAN

Satuan Pendidikan : SMAN Negeri 5 Barru


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : X
Kompetensi dasar : Menjelaskan hakikat ilmu Fisika dan perannya dalam kehidupan,
metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium
Materi : Hakekat Fisika

Contoh Tugas:
Tugas Individu
Buatlah:

1. Buatlah tugas dalam bentuk laporan kelompok yang memuat tentang:


2. Sebutkan yang termasuk Unsur unsur Metode Ilmiah .
3. Sebutkan kriteria Metode Ilmiah
4. Karakteristik Metode Ilmiah adalah...
5. Jelaskan Langkah langkah Metode Ilmiah
6. Jenis jenis Bahaya dalam Laboratorium
7. Pencegahan Kecelakaan di Laboratorium
8. Aturan di Laboratorium
9. Jenis Kecelakaan yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya .
10. Peran Fisika dalam kehidupan

Rubrik Penilaian
Nama peserta didik/kelompok : …………………………………………………
Kelas : ………………………………………………….
Tanggal Pengumpulan : .................................................................

No Kategori Skor Alasan


1. 1. Apakah tugas dikerjakan lengkap dan sesuai
dengan tanggal pengumpulan yang telah
disepakati?
2. 3. Apakah terdapat daftar pustaka sumber
infomasidalam penyelesaian tugas yang
dikerjakan?
3. Apakah terdapat gambar / tabel dibuat
yang menarik sesuai dengan konsep?
4. Apakah bahasa yang digunakan untuk
menginterpretasikan tugas, sederhana,
runtut dan sesuai dengan kaidah EYD?
5. Apakah laporan yang dikerjakan sesuai
dengan konsep yang telah dipelajari?
6. Apakah dibuat kesimpulan?
Jumlah

Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal Corel Draw
    Soal Corel Draw
    Dokumen20 halaman
    Soal Corel Draw
    Nurul Wahyuni Dewi
    Belum ada peringkat
  • RPP 45
    RPP 45
    Dokumen20 halaman
    RPP 45
    Nurul Wahyuni Dewi
    Belum ada peringkat
  • RPP 6
    RPP 6
    Dokumen24 halaman
    RPP 6
    Nurul Wahyuni Dewi
    Belum ada peringkat
  • RPP 3
    RPP 3
    Dokumen18 halaman
    RPP 3
    Nurul Wahyuni Dewi
    Belum ada peringkat
  • RPP 11
    RPP 11
    Dokumen19 halaman
    RPP 11
    Nurul Wahyuni Dewi
    Belum ada peringkat
  • Arus Bolak
    Arus Bolak
    Dokumen71 halaman
    Arus Bolak
    Nurul Wahyuni Dewi
    Belum ada peringkat
  • RPP 10
    RPP 10
    Dokumen13 halaman
    RPP 10
    Nurul Wahyuni Dewi
    Belum ada peringkat