Anda di halaman 1dari 11

Pelatihan Penanganan Bullying Pada Anak TK

Oleh:
Muthmainnah, Budi Astuti, Arumi Savitri Fatimaningrum
diwan_nafil@yahoo.co.id; budi_astuti@uny.ac.id; arumi.fatimaningrum@yahoo.com
FIP Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guru TK dalam menangani
bullying di TK. Khalayak sasaran dalam program ini adalah guru TK di wilayah Imogiri
Bantul yang berjumlah 31 orang. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah, tanya
jawab, pemberian tugas dan diskusi, danpresentasi. Pelatihan penanganan bullying pada anak
TK dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pengertian bullying, jenis dan
dan dampaknya bagi anak,serta penanganan yang tepat bagi pelaku, korban atau teman yang
melihat tindak bullying serta orang tua. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan evaluasi penanganan masalah bullyingyang telah mencapai indikator
keberhasilan melebihi 80 %. Berdasarkan hasil penyebaran skala tentang penyelenggaraan
kegiatan dapat disimpulkan bahwa 100 % guru TK (31 peserta) merasa materi disampaikan
dengan jelas dan sesuai serta bermanfaat bagi peserta. Berdasarkan rubrik penilaian dalam
diskusi penanganan bullying, 5(lima) kelompok mencapai kriteria baik dalam merancang
penanganan bullying, baik untuk pelaku bullying, korban bullying, teman yang melihat
bullying maupun penanganan untuk orang tua.

Kata Kunci: penanganan, bullying, anak TK

Abstract

This service program is aim at improving the teacher’s knowledge in handling


bullying in Kindergarten. The participants of this program is 31 Kindergarten teacher’s in
Imogiri Bantul. The activity is carried out using methods of lecturing, questions and answer,
giving assigment and discussion, and presentation. The training of handling bullying among
Kindergarten children can improve the knowledge and insight about the definition, the kinds,
and the impact of bullying to the children, and also the ways of handling the actors, victims
or other children who see the bullying action and their parents. This can be seen from the
evaluation of handling the problems of bullying which has reached the achivements indicator
of more than 80 %. Based on the scale survey about the program it can be concluded that
100 % of the Kindergarten teachers think that the program materials are delivered clearly,
suitable, and beenefit for them. Based on the evaluation rubrics in discussion of handling
bullying, five groups has reached the good grade in designing the way to handle bullying,
either for the actors, of bullying, the victims of bullying, other children who see the bullying,
or the way handle their parents.

Key words: handling, bullying, kindergarten children

Pendahuluan mengembangkan kemampuan sosial,


Berbagai pengalaman sosial yang memperkuat mental dan ketahanan anak
dialami anak dapat membantu ketika menghadapi suatu masalah. Dalam

467
rangka membantu anak mempersiapkan menganggap bullying dalam bentuk verbal
diri menghadapi tantangan sosial, maka sebagai hal yang wajar atau biasa. Hasil
orang dewasa (orang tua, pendidik, wawancara dengan guru juga
pengasuh) perlu membekali anak dengan mengungkapkan fakta bahwa pelaku
keterampilan sosial agak anak mampu (bully) umumnya anak yang sama. Sebagai
menyikapi permasalahan sosialnya dengan upaya untuk mengatasi, guru lebih
baik dan pengalaman sosial yang dialami cenderung mengamankan korban (victim),
tidak menimbulkan ketakutan atau trauma sementara pelaku hanya dinasehati saja
bagi anak. Salah satu tantangan sosial anak atau bahkan dimarahi, yang
yang seringkali dihadapi anak adalah kecenderungan dapat memunculkan
kekerasan. Pada dasarnya, setiap anak perilaku bullying yang terulang. Idealnya
berhak untuk merasakan keamanan, penanganan bersifat seimbang, baik untuk
kedamaian dan kebahagiaan. Namun, tak pelaku maupun korban. Sebagian guru
jarang anak-anak mengalami berbagai juga ada yang memberikan label
bentuk kekerasan. troublemaker pada pelaku yang dapat
Wikipedia Indonesia (2006) berdampak negatif pada aspek psikologis
memberikan pengertian bahwa kekerasan anak.
mengarah pada tindakan agresi dan Bullying sebenarnya berdampak
pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, tidak hanya pada pelaku dan korban,
pemukulan, dan sebagainya) yang melainkan anak-anak lain yang
menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyaksikan dan mendengarkan
menyebabkan penderitaan atau menyakiti bullying.Hal ini sesuai dengan pendapat
orang lain. Pada umumnya kekerasan Salmivalli et al. (1996) bahwa semua anak
cenderung dimaknai sebagai tindakan di suatu kelas atau sekolah tertentu terlibat
agresif untuk melakukan perilaku yang dalam proses bullying, meskipun tidak
merusak (destruktif). Kekerasan yang secara aktif berpartisipasi dalam perilaku
dialami anak sangatlah bervariasi, mulai bullying. Respon anak-anak terhadap
dari kekerasan verbal, mental sampai fisik, bullying dapat mempengaruhi terulangnya
mulai dari kekerasan ringan sampai berat bullying tidak. Berdasarkan hasil
yang dapat menimbulkan dampak observasi, penanganan bullying umumnya
traumatik. Pelaku kekerasan umumnya terbatas pada pelaku dan korban,
justru dilakukan oleh orang-orang yang sedangkan anak-anak lain tidak menjadi
seharusnya bertanggung jawab dan dapat sasaran penanganan bullying. Pendekatan
dipercaya oleh anak seperti orang tua, dengan keluarga juga belum dilakukan,
keluarga dekat, dan guru. baik dengan keluarga pelaku maupun
Berdasarkan hasil wawancara korban. Oleh karena itu, guru perlu
dengan tiga guru di TK daerah kecamatan memiliki pengetahuan dan penanganan
Jetis Bantul, ditemukan fakta adanya yang tepat pada perilaku bullying, agar
tindakan bullying. Bentuk bullying yang dapat mengatasi perilaku bullying di
muncul bervariasi, namun lebih banyak kelas,meminimalisir dampak negatif pada
didominasi dengan bentuk verbal seperti pelaku, korban maupun teman-teman yang
memanggil dengan julukan yang tidak lain di kelas dan tentunya pelaku dapat
baik, mengejek, mengolok-olok, nyuraki menghentikan kebiasaan bully nya.
dan bentuk verbal lainnya.Selanjutnya
disusul dengan bentuk fisik seperti Identifikasi Masalah
memukul teman, menendang dan 1. Sebagian guru menganggap bentuk
mencubit. Sementara bentuk gesture bullying verbal sebagai hal biasa.
seperti memandang dengan sinis paling 2. Penanganan lebih ditekankan pada
jarang dilakukan anak. Hasil observasi korban, sedangkan pelaku cenderung
mengungkapkan bahwa sebagian guru hanya dinasehati atau bahkan dimarahi.

468
3. Anak-anak lain yang bukan korban seharusnya dapat dipercaya, misalnya
belum menjadi sasaran penanganan orang tua, keluarga dekat, dan guru.
bullying, sehingga memungkinkan Kekerasan pada anak bukanlah hal
perilaku bullying terulang. baru dan sudah merupakan masalah yang
4. Belum adanya pendekatan dengan serius. Hal ini diperkuat dengan studi yang
keluarga dalam penanganan bullying. dilakukan Yayasan Kesejahteraan Anak
Indonesia (YKAI) menemukan bahwa
Perumusan Masalah secara kuantitatif ada kecenderungan
Bagaimana meningkatkan terjadinya peningkatan tindak kekerasan
pengetahuan guru TK dalam menangani terhadap anak. Pada tahun 1994 tercacat
bullying di TK?. 172 kasus, pada tahun 1995 tercatat 421
kasus, pada tahun 1996 melonjak menajdi
Tujuan Kegiatan 476 kasus. Catatan ini adalah contoh
Adapun tujuan yang akan dicapai kekerasan yang diekspos oleh media,
dalam PPM ini adalah: barangkali bentuk kekerasan yang tidak
1. Meningkatkan pengetahuan guru-guru diekspos masih banyak terjadi di
TK tentang penanganan bullying di masyarakat (Bagong Suyanto, 2010: 23).
TK. Dengan melihat adanya tindak kekerasan
2. Mendorong guru-guru TK agar pada anak yang semakin meningkat, maka
melakukan penanganan yang tepat perlu adanya tindakan tegas yang solutif
terhadap bullying di TK, baik dengan agar anak memperoleh haknya untuk hidup
pendekatan pada anak maupun pada nyaman, damai dan bahagia. Sampai saat
orang tua. ini masih banyak terjadi bullying di
sekolah yang penanganannya belum
Pengertian Kekerasan Pada Anak tuntas. Beberapa korban enggan untuk
Secara umum, kekerasan melapor dan lebih memilih untuk diam.
mengandung makna perilaku agresif yang
merusak. Sutanto (2006) mengungkapkan Faktor Penyebab Kekerasan Pada Anak
bahwa kekerasan anak adalah perlakuan Menurut hasil pengaduan yang
orang dewasa atau anak yang lebih tua diterima Komnas Perlindungan Anak
dengan menggunakan kekuasaan/ (2006), pemicu kekerasan terhadap anak
otoritasnya terhadap anak yang tak diantaranya yaitu:
berdaya yang seharusnya menjadi a. Kekerasan dalam rumah tangga, yaitu
tanggung jawab/ pengasuhnya, yang keluarga yang mengalami tindak
berakibat penderitaan, kesengsaraan, cacat kekerasan, baik melibatkan pihak ayah,
atau kematian. Wikipedia Indonesia (2006) atau ibu atau saudara yang lain. Kondisi
memberikan pengertian bahwa kekerasan ini dapat memicu munculnya kekerasan
merujuk pada tindakan agresi dan pada anak. Anak seringkali menjadi
pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, sasaran kemarahan orang tua. Menurut
pemukulan, dan sebagainya.) yang Anita Lie, ibu tega menganiaya anak-
menyebabkan atau dimaksudkan untuk anaknya sebagai salah satu bentuk
menyebabkan penderitaan atau menyakiti pelampiasan ketidakberdayaan seorang
orang lain. Ancaman merupakan salah satu isteri kepada suaminya.
bentuk kekerasan yang bisa b. Disfungsi keluarga, yaitu peran orang
mengakibatkan luka, baik luka fisik, tua yang tidak berjalan sebagaimana
perasaan, maupun pikiran, yang dapat mestinya. Beberapa kasus bisa diamati
merugikan kesehatan dan mental ketika seorang ayah di PHK atau
seseorang. Pelaku kekerasan terhadap anak kehilangan pekerjaan. Kondisi ini
umumnya adalah mereka yang seharusnya membuat ayah stres dan
justru bertanggung jawab pada anak, yang melampiaskannya pada anak dan

469
keluarga. Peran ibu sebagai sosok yang menggunakan kekerasan dalam bentuk
menyayangi menjadi terkikis karena ibu kata-kata atau verbal. Bentuk ri verbal
terlalu lelah membanting tulang untuk abuse misalnya penggunaan kata-kata
memenuhi kebutuhan keluarga, kasar dan ancaman yang berlebihan
sehingga tak lagi mampu menunjukkan dengan kata-kata. Memanggil anak
kasih sayangnya. Bahkan kelelahan dengan nama yang tidak baik dan anak
fisik dan psikis menyebabkan tersebut tidak menyukai panggilan
munculnya rasa dan sikap sensitif tersebut juga termasuk verbal abuse.
seperti cepat tersinggung, cepat marah Yang dikhawatirkan yaitu apabila anak
dan sebagainya. akan mengingat semua kekerasan
c. Faktor ekonomi, yaitu kekerasan timbul verbal jika terjadi dalam satu periode
karena tekanan ekonomi. Kehidupan waktu.
ekonomi yang mengalami tekanan c. Kekerasan fisik (physical abuse), terjadi
mendorong munculnya kelelahan dan ketika orang dewasa (orang tua,
stres. Kondisi dapat memicu munculnya pendidik, pengasuh dan piha lain)
kekerasan. melukai fisik anak seperti memukul,
d. Pandangan keliru tentang posisi anak menendang, menampar, mendorong
dalam keluarga. Artinya, orang tua anak, dan perilaku fisik kasar lainnya.
menganggap bahwa anak tidak tahu Anak akan mengingat perlakuan fisik
apa-apa, sehingga orang tua berhak yang kasar jika kekerasan fisik itu
memberikan perlakuan dan gaya berlangsung dalam periode tertentu,
penagsuhan apapun. Selain itu, apalagi yang meninggalkan luka fisik.
tayangan-tayangan televisi atau media- Korban physical abuse umumnya
media lainnya juga dapat menjadi faktor memiliki bukti fisik berupa luka
pemicu. memar, berdarah, patah tulang dan
bentuk luka fisik lainnya.
Jenis-Jenis Kekerasan (Abuse) d. Kekerasan seksual (sexual abuse),
Seorang psikiater internasional terjadi ketika orang dewasa (orang tua,
yaitu Terry E. Lawson membagi bentuk pendidik, pengasuh dan pihak lain)
kekerasan terhadap anak menjadi empat melakukan tindakan yang mengarah
jenis, yaitu emotional abuse, verbal pada pelecehan, pencabulan atau
abuse, physical abuse, dan sexual abuse. penyiksaan seksual. Sexual abuse dapat
a. Kekerasan psikis atau emosi (emotional menyebabkan trauma pada korban,
abuse), terjadi ketika orang dewasa baik jangka pendek maupun panjang.
(orang tua, pendidik, pengasuh dan
pihak lain) tidak memberikan perhatian Dampak Kekerasan Pada Anak
dan mengabaikan anak. Misalnya orang Dampak-dampak yang ditimbulkan
tua yang membiarkan anaknya akibat kekerasan terhadap anak (child
kelaparan karena orang tua terlalu sibuk abuse), antara lain:
atau sedang tidak ingin diganggu. a. Dampak kekerasan psikis
Selain itu, mempermalukan anak di Kekerasan psikis tidak
depan umum dan seringkali meninggalkan bukti yang membekas atau
menyalahkan juga termasuk emotional nyata, sehingga sukar diidentifikasi.
abuse. Apabila hal ini dilakukan secara Dampak dari kekerasan psikis yaitu
terus menerus, dikhawatirkan dapat membuat anak minder, merasa tidak
menyebabkan trauma atau kecemasan berharga, kurang percaya diri, sulit
pada anak. membina hubungan, menarik diri dari
b. Kekerasan verbal (verbal abuse), terjadi pergaulan, dan lemah dalam membuat
ketika orang dewasa (orang tua, keputusan (decison making).
pendidik, pengasuh dan pihak lain) b. Dampak kekerasan fisik

470
Anak yang mendapat perlakuan dapat berdampak pada anak lain yang
keras dari pihak lain dapat menjadi agresif memungkinkan menjadi pelaku atau
dan dikhawatirkan akan meneruskan gaya peniru karena takut menjadi sasaran
pengasuhan yang tidak tepat kepada anak- berikutnya. Sebagian anak memilih diam
anaknya kelak. Orang tua agresif dapat saja tanpa melakukan apapun dan yang
melahirkan anak-anak yang agresif. memprihatinkan yaitu apabila anak merasa
Lawson menjelaskan bahwa gangguan tidak perlu menghentikannya.Berbagai
mental yang dialami seseorang berkaitan penelitian juga menunjukkan hubungan
dengan perlakuan buruk yang diterima antara bullyingdengan meningkatnya
ketika masih kecil. Kekerasan fisik yang depresi, agresi dan penurunan prestasi
berulang-ulang dan berlangsung dalam belajar.
jangka waktu lama dapat menimbulkan
dampak serius terhadap anak seperti Penanganan Bullying
korban meninggal dunia. Bullying perlu ditangani dengan tepat,
c. Dampak kekerasan seksual baik penanganan terhadap pelaku, korban,
Kekerasan seksual dapat maupun teman-teman yang lain.
meninggalkan luka yang mendalam bagi Penanganan tersebut diupayakan baik oleh
korban. Dampak kekerasan seksual yaitu orang tua, guru dan masyarakat secara
adanya dendam terhadap pelaku, takut sinergi. Bentuk-bentuk penanganan yang
menikah, minder, dan trauma. Pengaruh umum terhadap pelaku bullying telah
yang ditimbulkan dari kekerasan seksual banyak dilakukan seperti pengembangan
pada anak yang masih kecil seperti kebijakan anti bullying berbasis sekolah,
kecemasan, mudah mengompol, sulit tidur resolusi konflik, dan konseling.
(insomnia), dan dampak lainnya. Orang tua dapat membantu anak
d. Dampak penelantaran anak melindungi dirinya dengan beberapa hal,
Anak-anak yang mengalami diantaranya:
kekerasan umumnya jauh dari perhatian a. Orang tua menumbuhkan komunikasi
dan kasih sayang. Hal ini diperkuat dengan yang hangat dengan anak
pendapat Hurlock (1978) yang Komunikasi yang hangat dan
menyatakan apabila seorang anak kurang terbuka dapat menumbuhkan rasa
memperoleh kasih sayang dari orang tua, percaya anak pada orang tua. Orang
maka dapat menyebabkan tumbuhnya tua sebaiknya dapat menajdi pendengar
perasaan tidak aman, gagal yang baik bagi anak-anaknya.
mengembangkan perilaku, dan mengalami Dominasi orang tua tampaknya bukan
masalah penyesuaian diri pada masa yang hal bijak dalam komunikasi. Artinya
akan datang. komunikasi yang hangat dibangun dua
arah, sehingga anak pun memiliki
Dampak Perilaku Bullying kesempatan untuk mengungkapkan
Bullyingtentunya berdampak pikiran dan perasaannya. Apabila anak
negatif, baik pada pelaku, korban atau melakukan kesalahan, maka sebaiknya
anak-anak lainnya yang menyaksikan dan orang tua tidak semakin menyalahkan
mendengar perilaku bullying. Dampak anak, atau bahkan memarahi. Sikap
tersebut diantaranya gangguan psikologis menyalahkan yang disertai dengan
seperti trauma, dan kecemasan, penolakan kemarahan orang tua dapat
teman sebaya, perilaku menyimpang, tidak menimbulkan rasa takut pada anak,
nyaman di sekolah, dan sebagainya. sehingga anak akan lebih memilih
Dampak lainnya yaitu dikhawatirkan anak- diam daripada menceritakan keadaan
anak lain yang mendengar atau yang terjadi. Komunikasi yang hangat
menyaksikan akan memiliki persepsi dan terbukadapatmembuatanak merasa
bahwa bullyingdiperbolehkan. Hal ini nyaman.

471
b. Memberikan pemahaman dan sebagai teman ayah atau ibu, atau
gambaran tentang kehidupan sosial, mengiming-imingnya dengan makanan
misalnya cerita yang enak. Apabila anak disakiti
Orang dewasa (orang tua, temannya, maka anak dilatih untuk
pendidik, pengasuh) dapat bersikap asertif, yaitu melawan dengan
menggunakan cerita dan dongeng kata-kata, misalnya “badanku sakit
untuk menggambarkan kehidupan kalau kau cubit”. Orang tua dapat
sosial. Dalam cerita dapat dikisahkan berpesan pada anak “lebih baik
bahwa anak akan menghadapi keadaan bertahan daripada menyerang”.
yang tidak menyenangkan, misalnya Membalas bukanlah ajang balas
“ketika aku disakiti teman”. Melalui dendam, tapi bentuk bela diri agar
cerita, anak tidak hanya dipersiapkan tidak selalu disakiti (jadi
untuk mengetahui heterogenitas sasaran/objek).
individu, ragam karakter, namun f. Bermain peran dengan anak untuk
sekaligus diberikan pemahaman dan memberikan gambaran tentang cara
gambaran bagaimana menyikapi menanggapi orang asing yang
keadaan yang kurang menyenangkan. mendekati dirinya
Anak juga diminta menceritakan Orang tua mengajak anak
pengalamannya dan dimintai pendapat. untuk bermain peran, misalnya ketika
c. Melakukan pengawasan ketika anak di ada orang asing yang mengganggunya,
rumah ketika temannya menyakitinya
Pengawasan merupakan salah (memukul, menendang, menggigit dan
satu tindakan preventif agar kekerasan sebagainya), ketika ada orang yang
pada anak dapat dicegah. Orang melakukan pelecehan dan kekerasan
dewasa perlu mengetahui dengan siapa lainnya.
saja anak bermain. Anak juga perlu g. Memberi dukungan emosional ketika
diberikan pemahaman untuk selalu anak mengalami ketakutan
pamit sebelum pergi, tidak bermain Dukungan emosional sangat
terlalu jauh, dan berhati-hati dengan membantu untuk mengatasi rasa
orang asing. takutnya. Orang dewasa dapat menjadi
d. Cermat terhadap perubahan anak, baik pendengar yang baik, meyakinkan
fisik maupun perilaku anak bahwa ia tidak sendirian dan
Perubahan fisik seperti adanya semua akan baik-baik saja.
darah, bekas luka atau yang lain h. Meminta anak untuk mengingat alamat
memungkinkan adanya tindak rumah atau salah satu nomor telepon
kekerasan pada anak. Anak yang dan melatihnya untuk menelpon
biasanya ceria, tapi tiba-tiba menarik Anak perlu dilatih untuk
diri dari lingkungan juga perlu menghafal alamat rumah, nama ayah
dicermati oleh orang tua. Setelah orang dan ibu, alamat rumah, dan nomor
tua mengamati perubahan, selanjutnya telepon keluarga agar apabila suatu
anak diajak berbincang untuk saat ada kejadian, maka anak tahu
mengetahui lebih lanjut tentang dimana dapat menghubungi keluarga.
kekerasan yang dialami anak. i. Memberikan kesempatan anak untuk
e. Melatih anak untuk bersikap asertif mengikuti kegiatan bela diri
Asertif adalah menyatakan Mengikutsertakan anak dalam
ketidaksetujuan atau penolakan dengan beladiri juga dapat menjadi alternatif
tegas. Orang tua dapat memberikan agar anak dapat menyikapi kekerasan
pesan pada anak untuk bersikap aserif yang dialaminya. Perlu diberikan
apabila bertemu dengan orang asing, pemahaaman bahwa bela diri bertujuan
meskipun orang tersebut mengaku

472
untuk melindungi diri, bukan untuk anak-anak diminta menunggu di dalam
berkelahi. sekolah apabila belum dijemput orang
j. Tidak menimbulkan kesenjangan sosial tuanya, demi keamanan anak.
Terjadinya penculikan bisa jadi d. Memberikan penanganan yang tepat
disebabkan karena adanya kesenjangan apabila terjadi bullying
sosial. Gaya hidup yang terlihat “wah” Dalam penanganan bullying,
dapat memancing perhatian orang pelaku dan korban perlu mendapatkan
untuk melakukan penculikan. penanganan yang tepat. Bagi pelaku,
k. Melaporkan ke pihak sekolah untuk diharapkan tidak mengulang perilaku
ditindak lanjuti negatifnya, sedangkan bagi korban,
Apabila ada tindak kekerasan, diharapkan dapat memaafkan pelaku
maka diharapkan pihak korban dapat dan kembali aktif dalam kehidupan
memberikan laporan dalam rangka sosial.
penanganan lebih lanjut dan e. Memasukkan tema “melindungi diri”
pencegahan terhadap munculnya kasus dalam pembelajaran
kekerasan lainnya. Teman “melindungi diri” dapat
Guru dan sekolah dapat membantu anak dijadikan alternatif tema pembelajaran
melindungi dirinya dengan beberapa hal, di kelas. Anak diajak untuk
diantaranya: memainkan permainan ular tangga
a. Melek emosi dengan gambar emosi. Anak diminta
Anak dibiasakan untuk memiliki bercerita tentang peristiwa yang
sikap empati dan saling menghargai menyenangkan dan menyedihkan
perbedaan. Semakin banyak sesuaia dengan yanag dialami. Dengan
keanekaragaman yang ditemui anak, metode tersebut, guru tidak hanya
maka dapat membantu anak mengetahui pengalaman setiap anak,
meningkatkan respect nya terhadap namun guru juga dapat memberikan
orang lain. Anak diberikan pemahaman keterampilan agar anak dapat melawan
bahwa perbedaan bukanlah suatu kekerasan.
masalah, tapi suatu anugerah. Dengan f. Pemberian sanksi yang tegas untuk
perbedaan kehidupan bisa saling pelaku kekerasan pada anak
melengkapi. Guru membiasakan untuk Sebagian orang memiliki
memanggil teman dengan nama yang potensi menjadi pelaku kekerasan pada
baik, menggunakan kata-kata yang anak, termasuk guru. Saat ini belum
sopan ketika berbicara, meminjam banyak sekolah yang membuat
barang dengan baik, dan menegur kesepakatan tertulis tentang
dengan santun. pelanggaran hak anak, kekerasan pada
b. Melatih anak agar asertif anak dan sanksi yang dikenakan pada
Asertif diperlukan agar anak pelaku. Dengan adanya aturan dan
mampu mengungkapkan pikiran dan kesepakatan yang tegas, diharapkan
perasaan dengan jujur tanpa dapat meminimalisir terjadinya
menyinggung orang lain. kekeraasn pada anak. Pada awalnya,
c. Melakukan pengawasan anak selama pelaku dapat diberikan peringatan,
di sekolah apabila masih mengulang maka dapat
Guru memegang tanggung dikenakan skorsing.
jawab ketika anak-anak berada di g. Home visit
sekolah, sehingga guru perlu Kunjungan rumah diperlukan
melakukan pengawasan terhadap untuk lebih mengetahui keadaan anak
perilaku anak. Apabila anak dijemput di rumah sekaligus sebagaai kegiatan
oleh orang lain tanpa konfirmasi, maka sharing dengan orang tua tentang gaya
sebaiknya sekolah perlu waspada dan pengassuhan anak. Beberapa

473
permasalahan yang muncul berkaitan hasil angket memiliki signifikansi 80 %
dengan kekerasan adalah bahwa artinya dari 80 % peserta pelatihan
sumber kekerasan pada anak terjadi di menyatakan respon positif (materi jelas,
rumah. sesuai dan bermanfaat) dalam
h. Parenting penyelenggaraan program. Selain itu,
Tidak semua orang tua indikator keberhasilan untuk evaluasi
mengetahui tentang gaya pengasuhan kemampuan guru dalam merancang solusi
yang tepat, cara mengatasi masalah sebesar 80 %, artinya 80 % peserta
anak, dan kadangkala tidk menyadari mampu merancang alternatif solusi untuk
dampak perilakunya terhadap menangani bullying.
perkembangan anak. Oleh karena itu,
perlu adanya kegiatan parenting Hasil Pelaksanaan Kegiatan
sebagai upaya memberikan Pelatihan penanganan bullying
pengetahuan dan keterampilan tentang pada anak TK dilaksanakan dengan
kekerasan pada anak. melibatkan guru-guru TK di wilayah
i. Memberikan terapi dan pendampingan Kecamatan Imogiri Bantul sebanyak 31
bagi korban peserta. Kegiatan ini dilakukan dengan
Bagi anak yang menjadi korban ceramah, tanya jawab, pemberian tugas,
kekerasan perlu diberikan terapi secara diskusi, dan presentasi.Berdasarkan hasil
intensif untuk meminimalisir trauma penyebaran angket tentang
yang terjadi. Selain itu pemdampingan penyelenggaraan kegiatan dapat
yang berkelanjutan dapat membantu disimpulkan bahwa 100% guru TK (31
anak menyesuakan diri kembali peserta) merasa materi disampaikan
dengan kehidupan sosial. Korban dengan jelas dan sesuai serta bermanfaat
diberikan dukungan emosional agar bagi peserta. Untuk panitia dan
tidak merasa sendiri dan pelaksanaan kegiatan juga dirasa sudah
terdiskriminasi. baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pengisian angket yang rata-rata
Khalayak Sasaran memperoleh skor 3 (kriteria baik) dan
Khalayak sasaran yang dituju beberapa skor 4 (kriteria sangat baik).
dalam pelatihan ini adalah guru TK di Adapun format evaluasi terlampir.
wilayah Imogiri Bantul yang berjumlah 31 Berdasarkan rubrik penilaian dalam
orang. diskusi penanganan bullying, masing-
masing kelompok diminta menyampaikan
Metode Kegiatan salah satu contoh kejadian bullying di TK
Kegiatan dilaksanakan dengan dan merancang penanganannya. Adapun
metode ceramah, tanya jawab, pemberian permasalahan yang diangkat dalam diskusi
tugas dan diskusi, danpresentasi. Metode kelompok yaitu 1) anak yang suka
ceramahdigunakan untuk memberikan mencubit temannya; 2) anak yang suka
pemahaman pada peserta tentang mengejek dan mengancam teman; 3) anak
penanganan bullying di TK. yang suka mau menang sendiri dan
memukul apabila tidak terpenuhi
Evaluasi Kegiatan keinginannya; 4) anak yang menjadi
Evaluasi yang digunakan dalam korban bullying; dan 5) sikap orang tua
program ini yaitu evaluasi program dan yang kurang kooperatif dalam mengatasi
evaluasi kemampuan guru. Untuk evaluasi permasalahan bullying (anaknya menajdi
penyelenggaraan digunakan angket yang pelaku namun orang yua melindungi
diisi oleh peserta (format evaluasi anak). Berdasarkan hasil diskusi kelompok
terlampir). Indikator keberhasilan yang kemudian dipresentasikan, 5 (lima)
penyelenggaraan program ini yaitu apabila kelompok mencapai kriteria baik dalam

474
rancangan penanganan bullying pada anak perhatian di sekolah karena di rumah
TK. kurang perhatian, meniru (modelling)
perilaku orang tua meskipun orang tua
Pembahasan belum menyadari bahwa anak meniru
Karakter anak dapat beralih dari perilaku negatifnya seperti mencubit,
egosentris menjadi sosiosentris. Berbagai berkata kasar pada orang lain, mengancam
pengalaman sosial yang dialami anak dan perilaku negatif lainnya. Teman
dapat membantu mengembangkan sebaya dapat juga memberikan pengaruh
kemampuan sosial, sehingga negatif pada anak apabila tidak
egosentrismenya bisa diarahkan menjadi mendapatkan pengawasan dan kontrol dari
sosiosentris. Anak juga perlu belajar orang tua. Selain itu anak melihat acara
penyesuaian diri agar mampu bertahan televisi yang mengandung adegan
ketika menghadapi suatu masalah. Dalam kekerasan dan memparaktekkannya
rangka membantu anak mempersiapkan kepada teman-temannya.
diri menghadapi tantangan sosial, maka Guru dan orang tua sebaiknya
orang dewasa (orang tua, pendidik, menyadari bahwa korban bullying memliki
pengasuh) perlu membekali anak dengan peluang menjadi pelaku di lain tempat dan
keterampilan sosial agak anak mampu di lain waktu, sehingga perlu ada
menyikapi tantangan dan permasalahan penanganan agar masalah ini tidak
sosialnya dengan baik, misalnya pertikaian berkelanjutan. Dalam hal ini guru perlu
dan pertengkaran dengan teman. melakukan penanganan, baik kepada anak
Salah satu tantangan sosial anak maupun orang tua melalui home visit dan
yang seringkali dihadapi anak adalah parenting. Berdasarkan informasi melalui
kekerasan. Kekerasan yang dialami anak presentasi kelompok, sikap guru dalam
sangatlah bervariasi, mulai dari kekerasan penanganan bullying, tidak hanya
verbal, mental sampai fisik, mulai dari berfokus pada korban, namun juga pada
kekerasan ringan sampai berat yang dapat pelaku dan teman-teman yang melihat
menimbulkan dampak traumatik. bullying. Untukpenanganan orang tua guru
Kekerasan sebaiknya dapat diatasi sedini melakukan beberapa hal seperti dengan
mungkin agar tidak berdampak negatif kunjungan rumah (home visit) untuk lebih
bagi perkembangan anak. Berdasarkan mengetahui keadaan anak di rumah
informasi dari kegiatan presentasi sekaligus sebagaai kegiatan sharing
kelompok diperoleh data bahwa beberapa dengan orang tua tentang gaya pengasuhan
anak yang menjadi korban bullying anak. Parenting juga sebaiknya dilakukan
menjadi enggan masuk sekolah karena sebagai kegiatan tindak lanjut bagi seluruh
merasa cemas dan tidak aman di kelas. orang tua untuk memberikan informasi
Beberapa anak tersebut khawatir akan tentang gaya pengasuhan yang tepat bagi
diganggu lagi oleh temannya. Selain itu, anak, dan cara mengatasi masalah bullying
beberapa guru juga menyatakan umumnya pada anak. Hal ini sesuai dengan pendapat
anak yang menjadi korban bullying Helen Cowie & Dawn Jennifer (2009)
terkesan minder, tidak berdaya kalau tentang penanganan terhadap korban, anak
diganggu dan kurang termotivasi dalam lainnya dan orang tua.
kegiatan diTK. Rancangan langkah-langkah
Intervensi terhadap kekerasan dapat penanganan guru meliputi: penanganan
dilakukan dengan mengidentifikasi untuk pelaku, korban, teman dan orang
sumber. Berdasarkan informasi melalui tua. Penanganan untuk pelaku yaitu
kegiatan tanya jawab dengan guru, mengajak anak bicara mengenai apa yang
ternyata sebagian besar bullying berasal dilakukan, menjelaskan bahwa
dari rumah. seperti dari orang tua dan tindakannya merugikan dirinya dan orang
media televisi. Sebagian anak mencari lain, membuat kesepakatan antara korban

475
dan pelaku agar tidak mengulangi kejadian
, mencari penyebab anak melakukan hal Daftar Pustaka
tersebut, berbicara dengan orangtua anak
yang melakukan bully terhadap anak, serta Bagong Suyanto. (2010). Masalah Sosial
home visit bila diperlukan. Penanganan Anak. Jakarta: Prenada Media
untuk korban yaitu memberikan dukungan Group.
emosional ketika anak mengalami
ketakutan, membekali anak dengan Dirjen PAUD Kementerian Pendidikan
keterampilan asertif, meminta anak untuk Nasional. Permendiknas No. 58
berani melaporkan kepada guru atau orang Tahun 2009.
tua, mendamaikan antara korban dan
pelaku, serta meningkatkan rasa percaya Destriyana.
diri anak dengan menonjolkan http://www.merdeka.com/gaya/kenal
kelebihannya di kelas. Untuk teman-teman i-4-dampak-kekerasan-pada-
yang melihat bullying, guru mendorong anak.html.
anak untuk berani melaporkan ke guru
atau menjadi mediator bagi temannya, Firdaus. (2006). Faktor Penyebab
tidak hanya sekedar menjadi penonton. Kekerasan Pada Anak.
Sedangkan untuk upaya untuk orang tua
dilakukan melalui kegiatan home visit, Helen Cowie & Dawn Jennifer. (2009).
parenting dan menjadi mediator bagi Penanganan Kekerasan Di Sekolah.
orang tua pelaku dan orang tua korban Macanan Jaya Cemerlang.
bullying.
Hurlock, E. (1998). Perkembangan Anak
Penutup Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Pelatihan penanganan bullying
pada anak TK dapat meningkatkan Jawa Pos. Fakta tentang Kekerasan Pada
pengetahuan dan wawasan tentang Anak.
pengertian bullying, jenis dan dan
dampaknya bagi anak,serta penanganan Komnas Perlindungan Anak. (2006).
yang tepat bagi pelaku, korban atau teman Pemicu Kekerasan terhadap Anak
yang melihat tindak bullying serta orang
tua. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi Mulyadi. (2003). Dampak Kekerasan
pelaksanaan kegiatan dan evaluasi Seksual. Diakses dari Sinar Harapan
penanganan masalah bullyingyang telah
mencapai indikator keberhasilan melebihi Sutanto. (2006). Kekerasan Pada Anak.
80 %. Berdasarkan hasil penyebaran
angket tentang penyelenggaraan kegiatan Sirait. (2006). Dampak Kekerasan Pada
dapat disimpulkan bahwa 100 % guru TK Anak.
(31 peserta) merasa materi disampaikan
dengan jelas dan sesuai serta bermanfaat Tempo. (2006). Faktor Penyebab dan
bagi peserta. Berdasarkan rubrik penilaian Dampak Kekerasan Pada Anak.
dalam diskusi penanganan bullying,
5(lima) kelompok mencapai kriteria baik Terry E Lawson. Bentuk-bentuk kekerasan
dalam merancang penanganan bullying, pada anak (child abuse).
baik untuk pelaku bullying, korban http://www.duniapsikologi.com/eker
bullying, teman yang melihat bullying asan-pada-anak. Diakses tanggal 10
maupun penanganan untuk orang tua. Maret 2015.

476
http://www.kpai.go. Data Pelanggaran Hak
Anak. Diakses tanggal 12 Mei 2015.

http://www.duniapsikologi.com/dampak-
kekerasan-terhadap-anak/Diakses
tanggal 12 Mei 2015.

Windoro AT.
http://health.kompas.com/read.)
diakses tanggal 12 Mei 2015

Wikipedia. (2006). Pengertian kekerasan.


diakses tanggal 12 Mei 2015

477

Anda mungkin juga menyukai