Anda di halaman 1dari 6

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan berlakunya Undang-undang No 22 tahun 1999 tentang

Otonomi Daerah, maka daerah diberikan kebebasan untuk

mengatur dan mengurus serta membangun daerah sendiri. Untuk

itu perlu mencari terobosan-terobosan baru penambahan

pendapatan asli daerah (PAD) demi menunjang pelaksanaan

pembangunan di Provinsi Maluku.

Salah satu alternatifnya adalah pemanfaatan sumberdaya alam

khususnya sumberdaya bahan galian batugamping yang banyak

kegunaannya dalam berbagai industri maupun bahan bangunan.

Guna memenuhi kebutuhan bahan galian batugamping dan

sekaligus menyediakan data dan informasi untuk menarik investor

menanamkan investasinya, maka Dinas Pertambangan dan Energi

Provinsi Maluku melului dana APBN Kegiatan Pembinaan dan

Pengelolaan Usaha Pertambangan Sumberdaya Mineral dan

Batubara Tahun Anggaran 2007 melaksanakan penyelidikan

Pendahuluan Batugamping di daerah Tifu dan sekitarnya

Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru.


1.2. Maksud dan Tujuan.

Penyelidikan batugamping ini dimaksudkan untuk mengiventarisasi

batugamping yang mencakup lokasi, luas penyebaran, keadaan

fisik singkapan, cadangan, kegunaan serta pengambilan sampel

untuk dianalisa. Dari hasil tersebut diharapkan dapat dicapai

tujuannya yaitu sebagai data awal dan informasi untuk

pengembangan batugamping di Provinsi Maluku.

1.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah.

Secara administratif lokasi penyelidikan terletak di wilayah,

Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru. Dan secara geografis

terletak diantara 1262216” BujurTimur - 1262725 Bujur Timur

dan 33941” Lintang Selatan 345 Lintang Selatan.

Untuk mencapai lokasi penyelidikan dapat ditempuh dari Ambon ke

Tifu dengan menggunakan angkutan laut  22 jam, sedangkan ke

lokasi penyelidikan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

2
3
1.4. Sasaran Penyelidikan.

 Menentukan titik lokasi singkapan.

 Mendapatkan data keadaan fisik singkapan serta mendiskripsi

secara megaskopis

 Membuat peta penyebaran

 Mengambil conto sampel

 Mengambil gambar dan dokumentasinya

1.5. Metode Penyelidikan.

Penyelidikan batugamping ini dilakukan dengan pendekatan

metode yakni :

1) Metode referensi / studi literatur

Metode ini merupakan tahap persiapan meliputi

penyelesaian surat perizinan, penyiapan peta topografi, peta

geologi dan peralatan yang dibutuhkan. Selain itu dilakukan

studi literatur atau pengumpulan data sekunder yang

berkaitan dengan daerah penyelidikan ataupun data lain

yang menunjang kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui gambaran geologi regional penyelidikan.

2) Metode penyelidikan lapangan.

Metode penyelidikan lapangan yang digunakan adalah

pemetaan permukaan terhadap batugamping yang

4
tersingkap dipermukaan. Penyelidikan ini dilakukan dengan

cara mencari, mencatat dan memplot penyebaran

batugamping pada peta dasar dan mengambil conto sampel

yang tersingkap untuk dianalisa serta dilakukan pengambilan

foto sesuai keperluan.

1.6. Personil dan Waktu Penyelidikan.

Penyelidikan ini dilakukan dengan personil terdiri dari 6 (enam)

orang staf Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Maluku yang

terdiri dari, 3 (tiga) orang Golongan III dan 3 (tiga) orang Golongan

II, yaitu :

1. Ir. Julis Lona

2. Drs. Amin Latulanit

3. Saul A. Payer

4. Elsa Pitries

5. La Yane

6. Adrian Wenno

Dengan waktu pelaksanaan 15 (lima belas) hari, terhitung mulai

dari tanggal 02 April sampai dengan 16 April 2007.

1.7. Penyelidikan Terdahulu.

Belum adanya para ahli khusus meneliti batugamping didaerah

penyelidikan, akan tetapi secara regional sudah pernah diselidiki

5
oleh S. Tjkrosapoetro, T. Budhitrisna & E. Rusmana, 1993, yang

menghasilkan Peta Geologi Lembar Buru, Maluku, skala 1 :

250.000.

1.8. Peralatan Yang Digunakan.

 Peta geologi Lembar Buru skala 1 : 250.000

 Peta topografi Lembar Buru skala 1 : 250.000

 Palu geologi

 Kompas geologi

 Betel / Pahat besi

 Loupe

 Kantong sampel

 Kamera lapangan

 Alat tulis

 Meter

Anda mungkin juga menyukai