LatarBelakang
kemiskinan yang kronis dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial
di luar kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk
diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya, namun masih saja
banyak kita jumpai permukiman masyarakat miskin di hampir setiap sudut kota yang
pendirian rumah maupun kios dagang secara liar di lahan-lahan pinggir jalan sehingga
mengganggu ketertiban lalu lintas yang akhirnya menimbulkan kemacetan jalanan kota.
sehingga perlu mengupas akar masalah dan merumuskan solusi terbaik bagi
yang membuat mereka terpaksa menjadi ancaman bagi eksistensi kota yang
sebagai bagian kota yang mesti disingkirkan. Terbentuknya pemukiman kumuh, yang
sering disebut sebagai slum area sering dipandang potensial menimbulkan banyak
masalah yang cukup “akut” untuk ditangani. Sebagai warisan dan historis yang sudah
berabad-abad, sejak munculnya kota itu sendiri, kaum papa perkotaan menjadi sebuah
lebih memprihatinkan, seolah-olah kemiskinan itu sendiri bersifat abadi, lestari dan tidak
permasalahan apa saja penyebab dan dampak kemiskinan pada masyarakat bantaran
sungai di perkotaan
2. Rumusan masalah
perkotaan?
3. Tujuan penulisan
Kajian Pustaka
tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang rendah ini secara
dan rasa harga diri mereka yang tergolong sebagai orang miskin.
kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah tangga sehingga
tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi kehidupannya.
Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan kebutuhan
pangan, sandang, perumahan dan kebutuhan sosial yang diperlukan oleh penduduk atau
rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari seperti sandang,
pangan, dan papan. Hal ini sangat lazim kita temui dikehidupan yang sesungguhnya.
Biasanya kasus kemiskinan sering kita temui di kota-kota besar dan di daerah perbatasan
membangun gubuk di tanah milik negara. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai
keterampilan atau pendidikan seseorang membuat sulit untuk masuk kedalam dunia
kerja.
Faktor bencana.
dan modal, maupun adanya persaingan yang sangat ketat di antara sesama pendatang
dengan kondisi yang sangat minim di kota-kota. Di sisi lain pertambahan jumlah
hunian yang layak. Faktor bencana dapat pula menjadi salah satu pendorong perluasan
kawasan kumuh. Adanya bencana, baik bencana alam seperti misalnya banjir, gempa,
gunung meletus, longsor maupun bencana akibat perang atau pertikaian antar suku juga
sungai di perkotaan
Kawasan bantaran sungai adalah hal yang seringkali luput dari perhatian pemerintah.
Sungai hanya menjadi halaman belakang kota, terabaikan, dan jarang tersentuh.
pinggir sungai. Penduduknya merupakan kaum pendatang ataupun penududuk asli kota
yang tak mampu membeli rumah secara layak. Pemukiman ini sangat tidak tertata,
permukiman kumuh pun membawa permasalahan baru, seperti perkembangan fisik kota
yang tidak baik, memberikan efek visual yang jelek, tingkat kesehatan masyarakat yang
semakin rendah sebagai akibat dari kondisi permukiman yang tidak sesuai dengan
standar kesehatan dan memberikan dampak sosial dan ekonomi masyarakat yang buruk.
Permasalahan kawasan permukiman kumuh yang terjadi di setiap wilayah perlu segera
dilakukan penanganan sehingga tercapai suatu lingkungan permukiman yang sehat dan
ini, sejalan dengan apa yang ditegaskan dalam UU No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan
dan permukiman bahwa penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk (1)
Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam
perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman serasi dan
teratur.