Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Topik Layanan Penerimaan Diri dan Pengembangannya
D Fungsi Layanan Penyesuaian; membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan dengan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
E Tujuan Umum Peserta didik memiliki kemampuan menerima dirinya
sendiri apa adanya dan bangga akan keadaan dirinya
sendiri.
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik menyebutkan ciri fisik dan non fisik
yang ada pada dirinya
2. Peserta didik mampu mengemukakan kekurangan
dan kelebihan dirinya
3. Peserta didik mampu mengemukakan apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi kekurangannya dan
mengembangkan kelebihannya
G Sasaran Layanan Kelas X
H Materi Konsep Diri
I Waktu 2x45 menit
J Sumber Paramitra. (2015). Kumpulan Lengkap Materi
Bimbingan dan Konseling; Bidang Bimbingan
Pribadi, Sosial, Belajar, dan Karier. Yogyakarta:
Paramitra Production.
K Metode/Teknik Brainstroming
L Media/Alat Alat tulis dan kertas
M Pelaksanaan
1.Tahap Awal/Pendahuluan
a. Pernyataan Tujuan 1. Konselor membuka pertemuan dengan mengucapkan
salam dan menanyakan kabar. Peserta didik
dikondisikan untuk mulai berdoa, dipimpin oleh
konselor, kemudian melakukan presensi kehadiran.
2. Peserta didik memperhatikan konselor menjelaskan
tujuan dari sesi ini, hal yang akan dilakukan, dan
durasi waktu yang digunakan.
3. Peserta didik memperhatikan konselor menjelaskan
mengenai langkah-langkah kegiatan, yaitu
menyimak materi yang akan disampaikan.
b. Penjelasan tentang 1. Konselor mempersiapkan alat dan media yang akan
langkah-langkah digunakan.
kegiatan 2. Konselor meminta peserta didik untuk menyiapkan
alat tulisnya masing-masing.
3. Konselor bersama peserta didik melakukan
kesepakatan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
c. Mengarahkan kegiatan Konselor memberikan penjelasan tentang topik yang
(konsolidasi) akan dibicarakan.
d. Tahap Peralihan Konselor menanyakan kesiapan peserta didik untuk
(Transisi) melaksanakan kegiatan dengan melontarkan
pertanyaan:
1. Sudah dipersiapkan alat tulis dan kertas untuk
merangkum materi yang disampaikan?
2. Bagaimana agar menjadi pribadi yang
menyenangkan?
3. Bagaimana cara mengekspresikan emosi, pikiran,
dan perasaan dengan tepat?
4. Peserta didik tertib, tidak ribut, dan siap menyimak.
2. Tahap Inti
a. Kegiatan peserta didik 1. Peserta didik menyimak materi yang disampaikan
oleh konselor.
2. Peserta didik mencatat informasi atau membuat
rangkuman materi.
b. Kegiatan guru 1. Konselor memberikan materi yang telah disiapkan.
bimbingan dan 2. Konselor membuka sesi tanya jawab mengenai
konseling atau konselor materi yang telah diberikan.
3. Konselor menanyakan pemahaman peserta didik
mengenai cara agar menjadi pribadi yang
menyenangkan.
4. Konselor menanyakan tentang apa yang mereka
rasakan dan manfaat apa yang mereka dapatkan dari
materi tersebut, serta hambatan apa yang mereka
rasakan saat menerima materi tersebut dan langkah
apa yang akan mereka ambil setelah mendengarkan
materi tersebut.
3. Tahap Penutup 1. Konselor menyimpulkan hasil kegiatan layanan yang
telah dilaksanakan dan merefleksi pengalaman
peserta didik.
2. Kegiatan diakhiri dengan konselor mengucapkan
terima kasih atas kerjasama dan bantuan peserta
didik dalam kegiatan serta menginformasikan
mengenai kegiatan berikutnya, kemudian
mengucapkan salam.
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses 1. Konselor melakukan refleksi dengan mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang
disampaikan, jika peserta didik mampu menjawab
berarti peserta didik menyimak dengan baik materi
yang disampaikan.
2. Melihat sikap peserta didik selama kegiatan
berlangsung, apakah peserta didik semangat/tidak
semangat/kurang semangat.
3. Melihat cara peserta didik menyampaikan pendapat
atau bertanya, apakah sesuai dengan topik/kurang
sesuai dengan topik/tidak sesuai dengan topik.
4. Melihat cara peserta didik memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan konselor, apakah mudah
dipahami/tidak mudah dipahami/sulit dipahami.
5. Jika selama bimbingan berlangsung peserta didik
memperhatikan dengan baik dan antusias maka
layanan yang diberikan telah sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
2. Evaluasi Hasil 1. Peserta didik merasakan suasana pertemuan:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan.
2. Topik yang dibahas: sangat penting/kurang
penting/tidak penting.
3. Cara konselor menyampaikan: mudah
dipahami/tidak mudah dipahami/sulit dipahami.
4. Kegiatan yang diikuti: menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti.
O Lampiran Materi yang diberikan disajikan secara lengkap.
Bandung, Juli 2019
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 14 Bandung, Guru BK/Konselor

Dedi Mulyawan, S.Pd. Agnia Hartati, S.Pd.


NIP. 19680321 199002 1 002 NIP. 19840813 201001 2 009
----------------------------------------------------------------------------------------------------
KONSEP DIRI ( SELF CONCEPT )
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Konsep diri merupakan keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya sendiri. Dengan kata lain
konsep diri juga merupakan potret tentang bagaimana seseorang melihat, menilai, menyikapi diri dan
idealismenya.
Konsep diri memiliki tiga unsur, yaitu :
a. Pengetahuan tentang diri sendiri
Wawasan tentang diri ini semakin luas sesuai dengan perkembangan dinamika konsep dirinya.
Misalnya : Nama saya Nurul, periang, suka warna merah, senang matematika dan lain-lain.
b. Penghargaan terhadap diri sendiri (diri ideal)
Disebut juga “Diri Ideal”, yaitu harapan dan kemungkinan dirinya menjadi apa kelak sesuai
dengan idealismenya. “Diri ideal” setiap orang berbeda-beda, ada yang mengharap dirinya menjadi dokter
yang sukses, insinyur, pengacara yang jujur, psikolog yang taqwa, sebaliknya adapula orang yang ingin
meraih popularitas dalam bermasyarakat.
c. Penilaian terhadap diri sendiri
Disadari atau tidak setiap saat kita selalu menilai diri sendiri. Khususnya menilai setiap tingkah
lakunya. Contoh : Saya pintar pelajaran matematika, tetapi saya lemah dalam pelajaran Bahasa. Hasil
penilaian, antara harapan yang dibentangkan dengan fakta yang ada di dalam diri akan menghasilkan “Rasa
Harga Diri”. Semakin labar ketidak sesuaian antara keinginan dan keadaan nyata pada diri sendiri maka,
“semakin rendah rasa harga dirinya”. Sebaliknya orang yang hidupnya mendekati standar keinginannya,
menyukai apa yang dikerjakannya maka akan “semakin tinggi rasa harga dirinya”.
Perbedaan Konsep Diri Positif dan Negatif
a. Konsep Diri Positif ada dalam diri orang yang mampu menerima keadaan dirinya secara apa adanya
dengan menerima resiko kekuatan dan kelemahannya. Dia tidak merasa terancam ketika di kritik serta tidak
hanyut sewaktu dipuji dan sanjung.

b. Konsep Diri Negatif terjadi pada individu yang tidak banyak mengetahui tentang dirinya, tidak melihat
dirinya secara utuh kelebihan maupun kekurangannya. Misalnya : terlalu melihat kelebihan diri saja
(menjadi sombong) atau hanya memandang kekurangan diri (menjadi rendah diri).

Menguji Konsep Diri

1. Hal-hal yang paling anda sukai/syukuri atas diri dan kehidupan anda…
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
2. karya seni (lagu, lukisan, sastra dan lain-lain) yang paling bermakna dalam kehidupan anda:
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
3. Pengalaman pada masa kecil yang sangat mengesankan adalah …………………………
…………………………………………………………………………………………….
4. Seandainya menjadi tokoh atau bintang, anda ingin menjadi :
…………………………………………………………………………………………….
5. Jika mempunyai kemampuan untuk melakukan, anda akan mengubah diri anda khususnya dalam hal :
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Topik Layanan Kematangan Emosional
D Fungsi Layanan Penyesuaian; membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan dengan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
E Tujuan Umum Peserta didik memiliki kemampuan
mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik mampu mengekspresikan pikiran
dan perasaannya terhadap orang lain
2. Peserta didik mampu berkata tidak pada sesuatu
hal yang tidak disukainya.
3. Peserta didik mampu meminta pertolongan ketika
butuh pertolongan
G Sasaran Layanan Kelas XI
H Materi Pentingnya Asertif
I Waktu 2x45 menit
J Sumber Paramitra. (2015). Kumpulan Lengkap Materi
Bimbingan dan Konseling; Bidang Bimbingan
Pribadi, Sosial, Belajar, dan Karier. Yogyakarta:
Paramitra Production.
K Metode/Teknik Brainstroming
L Media/Alat Alat tulis dan kertas
M Pelaksanaan
1.Tahap Awal/Pendahuluan
a. Pernyataan Tujuan 1. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan menanyakan kabar.
Peserta didik dikondisikan untuk mulai berdoa,
dipimpin oleh konselor, kemudian melakukan
presensi kehadiran.
2. Peserta didik memperhatikan konselor
menjelaskan tujuan dari sesi ini, hal yang akan
dilakukan, dan durasi waktu yang digunakan.
3. Peserta didik memperhatikan konselor
menjelaskan mengenai langkah-langkah
kegiatan, yaitu menyimak materi yang akan
disampaikan.
b. Penjelasan tentang 4. Konselor mempersiapkan alat dan media yang
langkah-langkah kegiatan akan digunakan.
5. Konselor meminta peserta didik untuk
menyiapkan alat tulisnya masing-masing.
6. Konselor bersama peserta didik melakukan
kesepakatan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
c. Mengarahkan kegiatan Konselor memberikan penjelasan tentang topik yang
(konsolidasi) akan dibicarakan.
d. Tahap Peralihan (Transisi) Konselor menanyakan kesiapan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan dengan melontarkan
pertanyaan:
1. Sudah dipersiapkan alat tulis dan kertas untuk
merangkum materi yang disampaikan?
2. Bagaimana agar menjadi pribadi yang
menyenangkan?
3. Bagaimana cara mengekspresikan emosi,
pikiran, dan perasaan dengan tepat?
4. Peserta didik tertib, tidak ribut, dan siap
menyimak.
2. Tahap Inti
a. Kegiatan peserta didik 1. Peserta didik menyimak materi yang
disampaikan oleh konselor.
2. Peserta didik mencatat informasi atau membuat
rangkuman materi.
3. Kegiatan guru 1. Konselor memberikan materi yang telah
bimbingan dan disiapkan.
konseling atau 2. Konselor membuka sesi tanya jawab mengenai
konselor materi yang telah diberikan.
3. Konselor menanyakan pemahaman peserta didik
mengenai cara agar menjadi pribadi yang
menyenangkan.
4. Konselor menanyakan tentang apa yang mereka
rasakan dan manfaat apa yang mereka dapatkan
dari materi tersebut, serta hambatan apa yang
mereka rasakan saat menerima materi tersebut
dan langkah apa yang akan mereka ambil
setelah mendengarkan materi tersebut.
3. Tahap Penutup 1. Konselor menyimpulkan hasil kegiatan layanan
yang telah dilaksanakan dan merefleksi
pengalaman peserta didik.
2. Kegiatan diakhiri dengan konselor
mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan
bantuan peserta didik dalam kegiatan serta
menginformasikan mengenai kegiatan
berikutnya, kemudian mengucapkan salam.
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses 1. Konselor melakukan refleksi dengan
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik
tentang materi yang disampaikan, jika peserta
didik mampu menjawab berarti peserta didik
menyimak dengan baik materi yang
disampaikan.
2. Melihat sikap peserta didik selama kegiatan
berlangsung, apakah peserta didik
semangat/tidak semangat/kurang semangat.
3. Melihat cara peserta didik menyampaikan
pendapat atau bertanya, apakah sesuai dengan
topik/kurang sesuai dengan topik/tidak sesuai
dengan topik.
4. Melihat cara peserta didik memberikan
penjelasan terhadap pertanyaan konselor,
apakah mudah dipahami/tidak mudah
dipahami/sulit dipahami.
5. Jika selama bimbingan berlangsung peserta
didik memperhatikan dengan baik dan antusias
maka layanan yang diberikan telah sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
2. Evaluasi Hasil 1. Peserta didik merasakan suasana pertemuan:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan.
2. Topik yang dibahas: sangat penting/kurang
penting/tidak penting.
3. Cara konselor menyampaikan: mudah
dipahami/tidak mudah dipahami/sulit dipahami.
4. Kegiatan yang diikuti: menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti.
O Lampiran Materi yang diberikan disajikan secara lengkap.
Bandung, Juli 2019
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 14 Bandung, Guru BK/Konselor

Dedi Mulyawan, S.Pd. Agnia Hartati, S.Pd.


NIP. 19680321 199002 1 002 NIP. 19840813 201001 2 009
---------------------------------------------------------------------------------------------------
PENTINGNYA ASERTIF
-----------------------------------------------------------------------------------

A. Pengertian Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur
pada orang lain tanpa merugikan orang lain.
Apabila kita mampu mengungkapkan perasaan negatif (marah, jengkel) secara jujur sesuai dengan apa
yang kita rasakan tanpa menyalahkan orang lain, maka kita telah mampu berperilaku asertif. Berperilaku asertif,
tidak hanya terbatas untuk mengungkapkan perasaan yang positif (senang) tetapi juga yang negatif.
AGRESIF : lawan dari asertif = perilaku menyerang orang lain dengan kata-kata yang kasar,
mempermalukan, merendahkan, melecehkan, menyalahkan, marah-marah yang cenderung merugikan orang
lain.
NON ASERTIF : tidak mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain dengan tidak
mengatakan apapun dan menggerutu dalam hati yang sama sekali tidak dipahami oleh orang lain.

B. Karakteristik Orang Asertif


Orang yang berperilaku asertif memiliki karakteristik antara lain :
1. Mampu dan terbiasa mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain.
2. Meminta pertolongan pada orang lain pada saat membutuhkan pertolongan.
3. Sering bertanya pada orang lain pada saat sedang bingung.
4. Pada saat berbeda pendapat dengan orang lain, mampu mengungkapkan pendapatnya secara jujur dan
terbuka.
5. Memandang wajah orang yang diajak bicara pada saat berbicara dengannya.
6. Pada saat tidak ingin melakukan sesuatu pekerjaan, mampu berkata tidak.

C. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif


Faktor pengalaman masa kanak-kanak. Faktor tersebut dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi
dengan orang lain :
1. Apabila pada masa kanak-kanak terbiasa takut untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan karena takut
orang lain tidak menyukai kita dan takut mengecewakan orang lain, maka hal ini dapat mengakibatkan kita
berperilaku non asertif ketika dewasa.
2. Bila pada masa kanak-kanak, kita terbiasa meluapkan emosi tanpa kontrol maka hal ini mengakibatkan kita
berperilaku agresif ketika dewasa.
3 Pola Interaksi
Ada 3 pola interaksi yang terbentuk sebagai hasil pengalaman pada masa kanak-kanak, yaitu :
1. I’m not OK – You’re OK
Saya tidak OK – kamu OK, maksudnya adalah : saya harus yakin bahwa apa yang saya katakan
tidak akan menyinggung perasaanmu. Pola interaksi ini merupakan perilaku non asertif, karena
membiarkan diri kita pasif dengan alasan takut mengecewakan orang lain.
2. I’m OK – You’re not OK
Saya OK – kami tidak OK. Maksudnya : orang lain patut mendapatkan kemarahan dan hinaan dari
saya. Pola ini merupakan perilaku agresif, karena bila kita membuat orang lain tidak nyaman dengan apa
yang telah kita katakan.
3. I’m OK – You’re OK
Saya OK – kamu OK. Maksudnya : saya bebas mengungkapkan apa yang saya rasakan dan saya
bertanggung jawab terhadap perasaan saya. Pola interaksi ini merupakan perilaku asertif karena kita bebas
mengungkapkan apa yang kita rasakan tanpa membuat orang lain merasa tidak nyaman.
D. Dampak Perilaku Asertif
Perilaku asertif seseorang dapat menimbulkan dampak seperti :
1. Tidak membiarkan orang lain mengambil manfaat dari kondisi yang kita alami, dan orang lain juga
memiliki kebebasan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan.
2. Tidak berperilaku agresif pada orang lain, bahkan menerima kehadiran orang lain dengan sikap terbuka.
3. Kedua belah pihak yang berkomunikasi merasa nyaman, tidak ada yang ingin menyakiti lawan bicaranya
dan tidak ada yang merasa disakiti hatinya.
4. Tidak ada pihak yang merasa disalahkan dan dihina oleh keberadaan emosi negatif yang dirasakan oleh
lawan bicaranya.
5. Lawan bicara tidak terpancing untuk memberikan respons emosional.
E. Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif
Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain :
1. Berusahalah dan biasakanlah berbicara dengan rasa percaya diri.
2. Berusahalah dan biasakanlah mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan jelas pada orang lain.
3. Biasakanlah memandang wajah orang yang Anda ajak bicara.
4. Biasakanlah mengungkapkan pendapat kita secara jujur dan terbuka pada orang lain.
5. Apabila Anda tidak ingin melakukan suatu pekerjaan maka katakan “tidak” (dengan kata-kata, nada, alasan
yang bisa dimengerti serta diawali “maaf”).
6. Responslah emosi Anda dengan cara yang sehat untuk menghindari perilaku agresif.

Beberapa Langkah untuk Merespons Emosi Secara Sehat


1. Sadarilah emosi Anda, perhatikan emosi apa yang Anda rasakan. Misalnya : Apakah Anda takut? Apakah
Anda senang?
2. Akuilah emosi Anda : Perhatikan emosi apa yang Anda rasakan dan kira-kira seberapa kuat.
3. Selidikilah emosi Anda tersebut tanpa ada penilaian. Katakan “Saya merasa terlalu tegang, jangan-jangan
saya akan mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin untuk dikatakan”.
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Topik Layanan Kesadaran Tanggung Jawab
D Fungsi Layanan Pemahaman; membantu konseli agar dapat
memahami dirinya sendiri.
E Tujuan Umum Peserta didik memiliki kemampuan memahami
keadaannya dirinya sendiri.
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik mampu mendeskripsikan nilai-nilai
kedewasaan.
2. Peserta didik mampu mengungkapkan kelebihan
dan kekurangannya.
3. Peserta didik mampu menerima diri sendiri apa
adanya.
G Sasaran Layanan Kelas XII
H Materi Pentingnya Asertif
I Waktu 2x45 menit
J Sumber Paramitra. (2015). Kumpulan Lengkap Materi
Bimbingan dan Konseling; Bidang Bimbingan
Pribadi, Sosial, Belajar, dan Karier. Yogyakarta:
Paramitra Production.
K Metode/Teknik Brainstroming
L Media/Alat Alat tulis dan kertas
M Pelaksanaan
1.Tahap Awal/Pendahuluan
e. Pernyataan Tujuan 4. Konselor membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam dan menanyakan kabar.
Peserta didik dikondisikan untuk mulai berdoa,
dipimpin oleh konselor, kemudian melakukan
presensi kehadiran.
5. Peserta didik memperhatikan konselor
menjelaskan tujuan dari sesi ini, hal yang akan
dilakukan, dan durasi waktu yang digunakan.
6. Peserta didik memperhatikan konselor
menjelaskan mengenai langkah-langkah
kegiatan, yaitu menyimak materi yang akan
disampaikan.
f. Penjelasan tentang 7. Konselor mempersiapkan alat dan media yang
langkah-langkah kegiatan akan digunakan.
8. Konselor meminta peserta didik untuk
menyiapkan alat tulisnya masing-masing.
9. Konselor bersama peserta didik melakukan
kesepakatan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
g. Mengarahkan kegiatan Konselor memberikan penjelasan tentang topik yang
(konsolidasi) akan dibicarakan.
h. Tahap Peralihan (Transisi) Konselor menanyakan kesiapan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan dengan melontarkan
pertanyaan:
5. Sudah dipersiapkan alat tulis dan kertas untuk
merangkum materi yang disampaikan?
6. Bagaimana agar menjadi pribadi yang
menyenangkan?
7. Bagaimana cara mengekspresikan emosi,
pikiran, dan perasaan dengan tepat?
8. Peserta didik tertib, tidak ribut, dan siap
menyimak.
2. Tahap Inti
b. Kegiatan peserta didik 4. Peserta didik menyimak materi yang
disampaikan oleh konselor.
5. Peserta didik mencatat informasi atau membuat
rangkuman materi.
6. Kegiatan guru 5. Konselor memberikan materi yang telah
bimbingan dan disiapkan.
konseling atau 6. Konselor membuka sesi tanya jawab mengenai
konselor materi yang telah diberikan.
7. Konselor menanyakan pemahaman peserta didik
mengenai cara agar menjadi pribadi yang
menyenangkan.
8. Konselor menanyakan tentang apa yang mereka
rasakan dan manfaat apa yang mereka dapatkan
dari materi tersebut, serta hambatan apa yang
mereka rasakan saat menerima materi tersebut
dan langkah apa yang akan mereka ambil
setelah mendengarkan materi tersebut.
3. Tahap Penutup 3. Konselor menyimpulkan hasil kegiatan layanan
yang telah dilaksanakan dan merefleksi
pengalaman peserta didik.
4. Kegiatan diakhiri dengan konselor
mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan
bantuan peserta didik dalam kegiatan serta
menginformasikan mengenai kegiatan
berikutnya, kemudian mengucapkan salam.
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses 6. Konselor melakukan refleksi dengan
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik
tentang materi yang disampaikan, jika peserta
didik mampu menjawab berarti peserta didik
menyimak dengan baik materi yang
disampaikan.
7. Melihat sikap peserta didik selama kegiatan
berlangsung, apakah peserta didik
semangat/tidak semangat/kurang semangat.
8. Melihat cara peserta didik menyampaikan
pendapat atau bertanya, apakah sesuai dengan
topik/kurang sesuai dengan topik/tidak sesuai
dengan topik.
9. Melihat cara peserta didik memberikan
penjelasan terhadap pertanyaan konselor,
apakah mudah dipahami/tidak mudah
dipahami/sulit dipahami.
10. Jika selama bimbingan berlangsung peserta
didik memperhatikan dengan baik dan antusias
maka layanan yang diberikan telah sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
2. Evaluasi Hasil 5. Peserta didik merasakan suasana pertemuan:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan.
6. Topik yang dibahas: sangat penting/kurang
penting/tidak penting.
7. Cara konselor menyampaikan: mudah
dipahami/tidak mudah dipahami/sulit dipahami.
8. Kegiatan yang diikuti: menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti.
O Lampiran Materi yang diberikan disajikan secara lengkap.

Bandung, Juli 2019


Mengetahui
Kepala SMA Negeri 14 Bandung, Guru BK/Konselor

Dedi Mulyawan, S.Pd. Agnia Hartati, S.Pd.


NIP. 19680321 199002 1 002 NIP. 19840813 201001 2 009
-------------------------------------------------------------------------------------------------
DEWASA ITU APA SIH ?
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Tingkat kedewasaan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usianya. Mereka yang lebih tua belum
tentu lebih dewasa. Lalu, bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang ?
Ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang :
1. Intelektual
Dari segi ini kita dikatakan dewasa dilihat dari kemampuan kita membentuk pendirian. Artinya, kita punya
pendirian atau prinsip yang jelas sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh situasi yang menuntut kita untuk
bersikap . Tapi, tetap memperhatikan pendapat orang lain walaupun tidak bersandar pada pendapat itu. Kemampuan
mengambil keputusan sendiri dengan tegas dan bebas berdasarkan bukti, alasan nyata dan nasihat baik dari orang
lain, serta tertanggung jawab dengan segala keputusan kita. Tidak bingung kalau ada masalah, tapi dianalisis sebab-
sebabnya sehingga bisa dicari kemungkinan-kemungkinan penyelesaiannya.
2. Emosional
Kita dikatakan sebagai orang dewasa secara emosional ditandai dengan kemampuan menerima emosi dan
menguasainya secara wajar. Artinya, apapun emosi yang sedang kita alami, kita tetap bisa menguasai dan
mengelolanya dengan baik. Tidak dipengaruhi rasa takut dan gelisah. Kita bisa mengintrol emosi sehingga tidak
merugikan orang lain. Dari sini dapat dilihat bahwa orang dewasa juga punya kecerdasan emosi yang cukup tinggi.
3. Sosial
Kedewasaan kita dari segi sosial tampak dari keterbukaan terhadap orang lain. Sanggup membuat
persahabatan. Tidak bergantung kepada siapa pun, tetapi bukan berarti kita tidak butuh orang lain. Kita bisa
menyesuaikan diri dan hormat dengan hukum, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat di mana pun kita berada.
4. Moral
Dari segi moral dapat dilihat dari kesetiaan kita pada asas-asas moral dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Umumnya semakin dewasa diri kita, akan semakin mementingkan orang lain daripada diri
sendiri.
5. Spiritual
Kedewasaan dari segi ini bisa dilihat dari cara berkeyakinan yang tidak sempit. Kita mampu bergaul dan
membina hubungan baik dengan orang-orang yang keyakinannya berbeda dari diri kita. Kalau sudah mencapai hal
itu, kita mampu mencintai orang lain tanpa batas-batas agama, ras, suku atau golongan.
Lalu, apakah seseorang yang disebut dewasa kemudian meninggalkan segala bentuk keceriaan, dan kegairahan
hidup ? Tentu saja tidak. Orang dewasa tidak harus selalu bersikap seriut. Adakalanya orang dewasa juga bersikap
jahil dan senang bercanda untuk memecah kebekuan atau menurunkan ketegangan.
Penghamat kedewasaan
Kedewasaan tidak selalu berhubungan dengan umur. Kadang ada orang yang umurnya boleh dibilang tua,
tapi sikapnya masih kekanak-kanakan, suka menang sendiri, emosian dan enggak mau kalah. Tapi, ada yang
sebaliknya walaupun usianya masih muda, dia mampu menjadi panutan teman-temannya.
Kedewasaan adalah proses perkembangan kepribadian. Karena proses, jadi nggak bisa instant. Tidak bisa
hanya dengan berdandan ala orang dewasa terus jadi orang dewasa. Kedewasaan itu lebih ke sikap kita dalam
menghadapi apa pun. Memang sih, mestinya yang umurnya lebih banyak dia akan lebih dewasa karena sudah
mengalami banyak haldalam hidup dan lebih banyak belajar dari pengalaman. Tapi nyatanya tidak selalu begitu, ini
karena pendewasaan dalam prosesnya bisa mengalami kemajuan, mandek bahkan mundur. Orang yang selalu belajar
dari pengalaman dan suka intropeksi diri biasanya proses kedewasaannya makin maju. Artinya, makin hari ia makin
tumbuh menjadi manusia yang lebih bijaksana. Sebaliknya, orang yang cepat merasa puas sehingga marasa tidak
perlu belajar lagi, manja, tidak mau dikritik dan selalu lari dari masalah akan mengalami hambatan dalam proses
pendewasaannya.
Latihan
Ciri paling mencolok dari orang yang tidak dewasa adalah egoisme yang tinggi. Artinya, selalu mementingkan diri
sendiri tanpa melihat kepentingan orang lain. Latihan pertama untuk menjadi dewasa adalah berlatih untuk
mengurangi sifat egois kita.
Latihan selanjutnya adalah belajar untuk menerima diri sendiri apa adanya. Pada dasarnya orang menjadi
egois karena ia tidak mampu untuk menerima dirinya sendiri apa adanya. Jadi, contoh eksplor diri sendiri
kekurangan dan kelebihannya. Terimalah apa pun yang ada pada diri sendiri. Hanya dengan menerima diri sendiri
apa adanya, kita akan mampu bersikap terbuka pada orang lain.
Mencintai semua yang ada dalam diri kita sendiri merupakan dasar untuk bisa mencintai semua manusia.
Kalau kita mampu mencintai semua manusia apa adanya, itu berarti kita telah sampai di “puncak kedewasaan”.
Kuncinya adalah belajar…. Berlatih…. Belajar…. Berlatih teruuuuuuuuuuuuus !

Anda mungkin juga menyukai