Satlay 20192020
Satlay 20192020
Konsep diri merupakan keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya sendiri. Dengan kata lain
konsep diri juga merupakan potret tentang bagaimana seseorang melihat, menilai, menyikapi diri dan
idealismenya.
Konsep diri memiliki tiga unsur, yaitu :
a. Pengetahuan tentang diri sendiri
Wawasan tentang diri ini semakin luas sesuai dengan perkembangan dinamika konsep dirinya.
Misalnya : Nama saya Nurul, periang, suka warna merah, senang matematika dan lain-lain.
b. Penghargaan terhadap diri sendiri (diri ideal)
Disebut juga “Diri Ideal”, yaitu harapan dan kemungkinan dirinya menjadi apa kelak sesuai
dengan idealismenya. “Diri ideal” setiap orang berbeda-beda, ada yang mengharap dirinya menjadi dokter
yang sukses, insinyur, pengacara yang jujur, psikolog yang taqwa, sebaliknya adapula orang yang ingin
meraih popularitas dalam bermasyarakat.
c. Penilaian terhadap diri sendiri
Disadari atau tidak setiap saat kita selalu menilai diri sendiri. Khususnya menilai setiap tingkah
lakunya. Contoh : Saya pintar pelajaran matematika, tetapi saya lemah dalam pelajaran Bahasa. Hasil
penilaian, antara harapan yang dibentangkan dengan fakta yang ada di dalam diri akan menghasilkan “Rasa
Harga Diri”. Semakin labar ketidak sesuaian antara keinginan dan keadaan nyata pada diri sendiri maka,
“semakin rendah rasa harga dirinya”. Sebaliknya orang yang hidupnya mendekati standar keinginannya,
menyukai apa yang dikerjakannya maka akan “semakin tinggi rasa harga dirinya”.
Perbedaan Konsep Diri Positif dan Negatif
a. Konsep Diri Positif ada dalam diri orang yang mampu menerima keadaan dirinya secara apa adanya
dengan menerima resiko kekuatan dan kelemahannya. Dia tidak merasa terancam ketika di kritik serta tidak
hanyut sewaktu dipuji dan sanjung.
b. Konsep Diri Negatif terjadi pada individu yang tidak banyak mengetahui tentang dirinya, tidak melihat
dirinya secara utuh kelebihan maupun kekurangannya. Misalnya : terlalu melihat kelebihan diri saja
(menjadi sombong) atau hanya memandang kekurangan diri (menjadi rendah diri).
1. Hal-hal yang paling anda sukai/syukuri atas diri dan kehidupan anda…
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
2. karya seni (lagu, lukisan, sastra dan lain-lain) yang paling bermakna dalam kehidupan anda:
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
3. Pengalaman pada masa kecil yang sangat mengesankan adalah …………………………
…………………………………………………………………………………………….
4. Seandainya menjadi tokoh atau bintang, anda ingin menjadi :
…………………………………………………………………………………………….
5. Jika mempunyai kemampuan untuk melakukan, anda akan mengubah diri anda khususnya dalam hal :
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
A. Pengertian Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur
pada orang lain tanpa merugikan orang lain.
Apabila kita mampu mengungkapkan perasaan negatif (marah, jengkel) secara jujur sesuai dengan apa
yang kita rasakan tanpa menyalahkan orang lain, maka kita telah mampu berperilaku asertif. Berperilaku asertif,
tidak hanya terbatas untuk mengungkapkan perasaan yang positif (senang) tetapi juga yang negatif.
AGRESIF : lawan dari asertif = perilaku menyerang orang lain dengan kata-kata yang kasar,
mempermalukan, merendahkan, melecehkan, menyalahkan, marah-marah yang cenderung merugikan orang
lain.
NON ASERTIF : tidak mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain dengan tidak
mengatakan apapun dan menggerutu dalam hati yang sama sekali tidak dipahami oleh orang lain.
Tingkat kedewasaan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usianya. Mereka yang lebih tua belum
tentu lebih dewasa. Lalu, bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang ?
Ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang :
1. Intelektual
Dari segi ini kita dikatakan dewasa dilihat dari kemampuan kita membentuk pendirian. Artinya, kita punya
pendirian atau prinsip yang jelas sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh situasi yang menuntut kita untuk
bersikap . Tapi, tetap memperhatikan pendapat orang lain walaupun tidak bersandar pada pendapat itu. Kemampuan
mengambil keputusan sendiri dengan tegas dan bebas berdasarkan bukti, alasan nyata dan nasihat baik dari orang
lain, serta tertanggung jawab dengan segala keputusan kita. Tidak bingung kalau ada masalah, tapi dianalisis sebab-
sebabnya sehingga bisa dicari kemungkinan-kemungkinan penyelesaiannya.
2. Emosional
Kita dikatakan sebagai orang dewasa secara emosional ditandai dengan kemampuan menerima emosi dan
menguasainya secara wajar. Artinya, apapun emosi yang sedang kita alami, kita tetap bisa menguasai dan
mengelolanya dengan baik. Tidak dipengaruhi rasa takut dan gelisah. Kita bisa mengintrol emosi sehingga tidak
merugikan orang lain. Dari sini dapat dilihat bahwa orang dewasa juga punya kecerdasan emosi yang cukup tinggi.
3. Sosial
Kedewasaan kita dari segi sosial tampak dari keterbukaan terhadap orang lain. Sanggup membuat
persahabatan. Tidak bergantung kepada siapa pun, tetapi bukan berarti kita tidak butuh orang lain. Kita bisa
menyesuaikan diri dan hormat dengan hukum, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat di mana pun kita berada.
4. Moral
Dari segi moral dapat dilihat dari kesetiaan kita pada asas-asas moral dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Umumnya semakin dewasa diri kita, akan semakin mementingkan orang lain daripada diri
sendiri.
5. Spiritual
Kedewasaan dari segi ini bisa dilihat dari cara berkeyakinan yang tidak sempit. Kita mampu bergaul dan
membina hubungan baik dengan orang-orang yang keyakinannya berbeda dari diri kita. Kalau sudah mencapai hal
itu, kita mampu mencintai orang lain tanpa batas-batas agama, ras, suku atau golongan.
Lalu, apakah seseorang yang disebut dewasa kemudian meninggalkan segala bentuk keceriaan, dan kegairahan
hidup ? Tentu saja tidak. Orang dewasa tidak harus selalu bersikap seriut. Adakalanya orang dewasa juga bersikap
jahil dan senang bercanda untuk memecah kebekuan atau menurunkan ketegangan.
Penghamat kedewasaan
Kedewasaan tidak selalu berhubungan dengan umur. Kadang ada orang yang umurnya boleh dibilang tua,
tapi sikapnya masih kekanak-kanakan, suka menang sendiri, emosian dan enggak mau kalah. Tapi, ada yang
sebaliknya walaupun usianya masih muda, dia mampu menjadi panutan teman-temannya.
Kedewasaan adalah proses perkembangan kepribadian. Karena proses, jadi nggak bisa instant. Tidak bisa
hanya dengan berdandan ala orang dewasa terus jadi orang dewasa. Kedewasaan itu lebih ke sikap kita dalam
menghadapi apa pun. Memang sih, mestinya yang umurnya lebih banyak dia akan lebih dewasa karena sudah
mengalami banyak haldalam hidup dan lebih banyak belajar dari pengalaman. Tapi nyatanya tidak selalu begitu, ini
karena pendewasaan dalam prosesnya bisa mengalami kemajuan, mandek bahkan mundur. Orang yang selalu belajar
dari pengalaman dan suka intropeksi diri biasanya proses kedewasaannya makin maju. Artinya, makin hari ia makin
tumbuh menjadi manusia yang lebih bijaksana. Sebaliknya, orang yang cepat merasa puas sehingga marasa tidak
perlu belajar lagi, manja, tidak mau dikritik dan selalu lari dari masalah akan mengalami hambatan dalam proses
pendewasaannya.
Latihan
Ciri paling mencolok dari orang yang tidak dewasa adalah egoisme yang tinggi. Artinya, selalu mementingkan diri
sendiri tanpa melihat kepentingan orang lain. Latihan pertama untuk menjadi dewasa adalah berlatih untuk
mengurangi sifat egois kita.
Latihan selanjutnya adalah belajar untuk menerima diri sendiri apa adanya. Pada dasarnya orang menjadi
egois karena ia tidak mampu untuk menerima dirinya sendiri apa adanya. Jadi, contoh eksplor diri sendiri
kekurangan dan kelebihannya. Terimalah apa pun yang ada pada diri sendiri. Hanya dengan menerima diri sendiri
apa adanya, kita akan mampu bersikap terbuka pada orang lain.
Mencintai semua yang ada dalam diri kita sendiri merupakan dasar untuk bisa mencintai semua manusia.
Kalau kita mampu mencintai semua manusia apa adanya, itu berarti kita telah sampai di “puncak kedewasaan”.
Kuncinya adalah belajar…. Berlatih…. Belajar…. Berlatih teruuuuuuuuuuuuus !