Disusun oleh:
1765050252
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
BAB I
PENDAHULUAN
Hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk semua jenis peradangan atau
inflamasi yang terjadi pada sel-sel hati atau hepar1,2,3. Penyebab tersering dari
hepatitis adalah infeksi virus, tetapi dapat juga disebabkan konsumsi obat-obatan,
konsumsi alkohol dan lemak yang berlebiham, serta autoimun3. Kondisi hepatitis
dapat berupa self limiting atau dapat sembuh dengan sendirinya maupun dapat
menjadi kronis yang akhirnya menyebabkan fibrosis, sirosis, dan kanker hepar,2,3.
Peradangan pada hepar yang dapat ditularkan adalah yang disebabkan oleh infeksi
virus, terdapat 5 jenis hepatitis yang disebabkan oleh virus, yaitu Hepatitis A,
Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D dan Hepatitis E. Hepatitis A dan E ditularkan
secara fecal-oral melalui makanan maupun minuman yang terkontaminasi virus, akan
menjadi infeksi akut dan sembuh dengan sendirinya. Hepatitis B, C dan D menular
melalui kontak darah yang mengandung virus Hepatitis3,4.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hepatitis B
2.1.1. Definisi
2.1.2. Epidemiologi
Secara Global pada tahun 2015 terdapat sekitar 257 juta orang
hidup dengan infeksi Hepatitis B Virus (HBV) kronik 12. Kasus baru
infeksi hepatitis B paling banyak ditemukan adalah akibat transimisi
dari ibu ke bayi atau saat perinatal, sekitar 50% dari seluruh kejadian
infeksi kronis Hepatitis atau Chronic Hepatitis B (CHB) di area
endemis11. Infeksi tersebut didapatkan dari ibu yang mengalami CHB
tanpa diobati sekitar 80-90% bayi akan terjangkit hepatitis B dan
menjadi kronik10,13. MTCT merupakan transmisi tersering pada HBV,
dapat terjadi transmisi hingga 90% pada ibu dengan hepatitis B
surface antigen (HBsAG) positif dan hepatitis B e antigen (HBeAg)
positif tanpa immunoprophylaxis5,6. Di Indonesia sendiri presentase ibu
hamil dengan HBsAg reaktif pada tahun 2017 adalah 2,21%, kejadian
tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat (6,15%)9.
MTCT dari HBV dapat terjadi pada 3 tahapan yaitu pada saat
intrauterine, peripartum dan postpartum11. Faktor utama penularan
adalah viral load dan aktifitas replikasi virus. Viral load yang tinggi
ditandai dengan hitung jumlah >20 juta IU/mL melalui pemeriksaan
kuantitatif HBV DNA. Aktifitas replikasi virus yang tinggi dapat
dilihat dari hasil positif pada pemeriksaan HBeAg atau peningkatan
alanine aminotransferase dan viral load > 20000 IU/mL6.
2.1.5. Tatalaksana
2.2. Hepatitis C
2.2.1. Definisi
2.2.2. Epidemiologi
Lebih dari 184 juta orang terinfeksi virus hepatitis C pada tahun
2017 dan diperkirakan terdapat 3,5 juta yang terinfeksi HCV secara
kronis.16,18 Sebanyak 1-8% dari seluruh wanita hamil di dunia
mengalami infeksi HCV7,17,19. Ditemukan juga 5 kali lipat peningkatan
pada tahun 2011 dari tahun 1998 wanita hamil yang secara spesifik
terinfeksi HCV. Peningkatan yang ditemukan juga secara parallel pada
infeksi HCV anak terurtama usia 2-3 tahun menunjukkan transmisi
perinatal HCV18.
2.2.3. Transmisi Ibu ke Bayi (MTCT)
2.2.5. Tatalaksana
KESIMPULAN
Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada sel-sel hati atau
hepar. Dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan, konsumsi alkohol atau lemak
yang berlebihan, dan proses autoimun, tetapi penyebab tersering dari Hepatitis adalah
karena infeksi virus. Terdapat 5 jenis virus Hepatitis yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan
E. Hepatitis A dan E ditularkan secara fecal-oral sedangkan Hepatitis B, C dan D
ditularkan melalui kontak darah yang terkontaminasi virus. Hepatitis B dan C dapat
ditularkan secara vertical atau dari ibu ke bayi, sedangkan Hepatitis D berupa
superinfeksi yang terjadi pada infeksi kronis dari Hepatitis B.
Sampai saat ini sudah dilakukan screening secara menyeluruh infeksi HBV
pada ibu hamil. Tujuannya adalah untuk menentukan rencana pengobatan, persalinan
dan pemberian vaksinasi pada bayi yang lahir. Pengobatan HBV pada ibu hamil dapat
dilakukan dengan pemberian antiviral telbivudine 600mg/hari dimulai pada usia
kehamilan 20-32 minggu atau lamivudine 150mg/hari dimulai pada usia kehamilan
34 minggu. Persalinan section caesaria menurunkan angka MTCT 17,5% tetapi tidak
menjadi keharusan untuk dilakukan section caesaria pada setiap kehamilan dengan
infeksi HBV. Bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi HBV tetap diperbolehkan untuk
mendapatkan ASI.
Infeksi HCV pada ibu hamil sampai saat ini masih belum mendapat perhatian
khusus. Screening infeksi HCV untuk ibu ibu hamil tidak dilakukan secara universal
dan hanya berdasarkan tingkat risiko. Belum ada antiviral yang terbukti aman untuk
diberikan pada ibu hamil. Ibu dengan HCV positif dan mendapatkan pengobatan
dengan Ribavirin disarankan untuk menunda kehamilan selama 6 bulan setelah
berhenti pengobatan. Tindakan section caesaria tidak terbukti menurunkan angka
kejadian MTCT. Pemberian ASI dinyatakan tidak menjadi risiko pada penularan
HCV dari ibu ke bayi.
DAFTAR PUSTAKA