Keywords Abstract
Knowledge Of Anemia is still one health problem in adolescents in Indonesia. Adolescent
Anemia Risk, girls are at risk of developing anemia than young men. Short-term
Anemia Prevention consequences of anemia in adolescents are easily tired, weak, and lethargic.
Behavior, While long-term consequense in pre pregnant women can impact to birth
Hemoglobin Levels, outcome such as low birth weight, perinatal mortality, prematurity. Anemia is
Adolescent Girls. caused by several factors, such as a lack of knowledge of anemia risk and
prevention behavior of anemia. Analyzing the correlation between knowledge
of anemia risk, prevention behavior of anemia and hemoglobin level on
adolescent girls at Vocational High School 1 of Sukoharjo is the aim of this
study. This study was an observational study with cross sectional method. The
research subjects were 54 adolescent girls chosen by simply random sampling.
The knowledge of anemia risk and prevention behavior of anemia was
measured by answering the questionnaire, and hemoglobin level was measured
using a hemocue device. Statistical analysis used the correlation test of
28
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Pearson Product moment. The average score of knowledge of anemia risk was
69.7; the average score of anemia prevention behavior was 27.1; and the
average of hemoglobin level was 11.6; g/dL. There was correlation between
knowledge of anemia risk and hemoglobin levels in adolescent girls (p=0.001)
and there was no correlation between prevention behavior of anemia and
hemoglobin levels in adolescent girls (p=0.481). Hemoglobin levels could be
optimized by improve knowledge of risk and prevention behavior of anemia.
29
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
darah. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terjadinya anemia lebih besar. Sejalan dengan
pengetahuan risiko anemia, perilaku pencegahan penelitian yang dilakukan oleh (Dwiriani et al.,
anemia dan kadar hemoglobin sebagai variabel 2011) bahwa seiring dengan meningkatnya usia
terikat. remaja semakin mengarah pada kondisi defi-
Teknik pengumpulan data identitas respon- siensi zat besi, hal ini berhubungan dengan
den dilakukan dengan cara wawancara terstruktur peningkatan kebutuhan zat besi selama usia
menggunakan kuesioner. Data pengetahuan risiko remaja dengan nilai p=0,036 dan r=0,198.
anemia dan perilaku pencegahan anemia dikum- Menurut hasil penelitian yang dilakukan Iragashi
pulkan menggunakan kuesioner dengan skala et al., (2012) di Jepang, remaja putri usia 12-16
likert yang sudah diuji reliabilitas dengan indi- tahun memiliki prevalensi anemia lebih besar,
kator item-total correlation (20 item pengetahuan yaitu 1,21% daripada remaja laki-laki sebesar
risiko anemia dan 18 item perilaku pencegahan 0,27%, sedangkan di Indonesia, remaja perem-
anemia dinyatakan reliabel dengan nilai r > 0,3) puan memiliki risiko terkena anemia sepuluh kali
dan inter-item correlation (koefisien Cronbach’s lebih besar dibandingkan dengan remaja laki-laki
alpha juga dinyatakan reliabel dengan nilai (Briawan, 2014).
koefisien alpha > 0,7 yakni pada variabel
pengetahuan risiko anemia sebesar 0,926 dan Tabel 1. Distribusi Subjek Berdasarkan
pada variabel perilaku pencegahan anemia Kategori Pengetahuan Risiko,
sebesar 0,916). Prosedur penskalaan ordinal pada Perilaku Pencegahan Anemia dan Kadar Hb
likert menjadi interval melalui summated rating
scale dengan pendekatan interpretasi z-score. Variabel n %
Data kadar hemoglobin diperoleh dengan cara Pengetahuan risiko anemia
pengambilan sampel darah oleh petugas analis Baik 21 38,9
kesehatan Puskesmas Bendosari dengan Kurang 33 61,1
menggunakan metode Cyanmethemoglobin Perilaku pencegahan anemia
dengan alat Hemocue. Kurang 1 1,9
Analisis univariat dilakukan dengan Sedang 53 98,1
mendeskripsikan skor pengetahuan risiko, skor Kadar Hb
perilaku pencegahan anemia dan kadar Hb yang Anemia 32 59,3
disajikan melalui nilai rata-rata, standar deviasi, Tidak anemia 22 40,7
nilai minimal dan nilai maksimal. Selain itu
menyajikan dalam bentuk tabel distribusi Menyimak data yang tersaji pada Tabel 1.,
frekuensi berupa kategori skor pengetahuan bahwa sebagian besar remaja putri memiliki
risiko dan skor perilaku pencegahan anemia pengetahuan resiko anemia dengan kategori
berdasarkan cut off point nilai rata-rata dari skor kurang (61,1%). Hasil penelitian ini tidak jauh
tersebut. Sementara itu kategori kadar Hb berbeda dengan penelitian Fajriyah & Fitriyanto
(anemia atau tidak anemia) didasarkan pada cut (2016) menunjukkan 64,3% remaja putri yang
off point 12 gr/dL. Analisis bivariat diawali berpengetahuan rendah. Menurut Husna &
dengan uji normalitas data menggunakan uji Fatmawati (2015) remaja dengan pengetahuan
Kolmogorov-Smirnov dan uji hubungan meng- anemia rendah akan mempengaruhi kebiasaan
gunakan uji korelasi Pearson product moment yang kurang baik dalam memilih makanan dan
karena data berdistribusi normal. mencegah masalah kesehatan terutama anemia
sehingga masalah anemia pada remaja akan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN meningkat. Pengetahuan remaja putri yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran kurang tentang risiko anemia akan berdampak
umur responden pada penelitian ini adalah 15-17 pada status kesehatannya. Risiko yang dapat
tahun. Umur memiliki keeratan hubungan dengan ditimbulkan yaitu kelelahan, badan lemah,
kejadian anemia terutama pada remaja putri, pada penurunan produktivitas kerja, penurunan fungsi
umur ini remaja putri biasanya akan melakukan kognitif, dan bahkan berisiko menderita anemia
diet karena ingin langsing dan mengalami pada kehamilan di masa yang akan datang
menstruasi setiap bulan sehingga memiliki risiko (Hapzah & Yulita, 2012).
30
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Hampir keseluruhan responden memiliki perilaku pencegahan anemia remaja putri sebesar
perilaku pencegahan anemia yang tergolong 27,1±4,0. Perilaku pencegahan anemia pada
dalam kategori sedang sebesar 98,1%. Menurut remaja tergolong baik jika jumlah nilai ≥ 27,1
hasil penelitian yang dilakukan oleh dan tegolong kurang jika < 27,1. Nilai rata-rata
Caturiyantiningtiyas (2015) remaja putri yang kadar hemoglobin sebesar 11,6±1,4. Jika WHO
memiliki perilaku kurang memiliki risiko 0,80 (2011) menetapkan, remaja tergolong anemia jika
kali lebih besar menderita anemia. Ada fakta dari kadar hemoglobin ≥ 12 gr/dL dan tegolong tidak
penelitian ini bahwa 59,3% remaja putri anemia jika kadar hemoglobin < 12 gr/dL, maka
mengalami anemia, menurut hasil pemeriksaan dilihat dari nilai rata-rata kadar Hb pada
yang dilakukan Puskesmas Bendosari (2014) responden dibawah standar WHO.
remaja putri mengalami anemia sebesar 39% dan Berdasarkan hasil uji data statistik meng-
hasil penelitian sebelumnya di SMK Negeri I gunakan uji korelasi Pearson product moment
Sukoharjo yang menemukan angka anemia diperoleh nilai p=0,001. Hal ini menunjukkan ada
sebesar 38,9% (Setyaningrum & Mutalazimah, hubungan signifikan antara skor pengetahuan
2016). Hal ini menunjukkan ada indikasi bahwa risiko anemia dengan kadar hemoglobin pada
anemia pada remaja putri mengalami peningkatan remaja putri di SMK Negeri 1 Sukoharjo.
dan masih menjadi masalah di Indonesia, karena Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
berdasarkan ketetapan WHO, jika dalam suatu dilakukan oleh Caturiyantiningtiyas (2015) yang
wilayah ditemukan prevalensi > 40% maka menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
terdapat masalah kesehatan masyarakat (WHO, antara tingkat pengetahuan dengan kadar hemo-
2005). globin pada remaja di SMA Negeri 1 Polokarto
Kabupaten Sukoharjo. Pengetahuan yang cukup
Tabel 2. Statistik Deskriptif Pengetahuan Risiko, diharapkan dapat merubah perilaku memilih
Perilaku Pencegahan Anemia dan Kadar Hb makanan menjadi lebih benar (Kusumawati &
Mutalazimah, 2004).
Variabel rerata±SD min-maks. Pengetahuan memegang peranan penting
Skor pengetahuan 69,7±15,5 40-95 dalam kejadian anemia, dengan pengetahuan
risiko anemia tentang risiko anemia yang rendah maka kejadian
Skor perilaku 27,1±4,0 15,6-36,9 anemia pada remaja putri akan meningkat.
pencegahan Pengetahuan yang kurang akan zat gizi menye-
anemia babkan kurangnya kecukupan mengkonsumsi
Kadar Hb 11,6±1,4 8,0-14,5 sumber makanan yang mengandung zat besi yang
berakibat rendahnya kadar hemoglobin (Listiana,
Tabel 2. menunjukkan bahwa rata-rata skor 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
pengetahuan risiko anemia remaja putri sebesar Syatriani & Aryani (2010) bahwa remaja putri
69,7±15,5. Bila dibandingkan dengan penelitian yang mengkonsumsi zat besi kurang berisiko 276
lain, hasil penelitian ini tidak berbeda jauh kali lebih besar menderita anemia dengan nilai
dengan penelitian yang dilakukan oleh p=0,002. Konsekuensi kesehatan yang ditimbul-
Caturiyantiningtiyas (2015) menunjukkan hasil kan akibat defisiensi zat besi bagi remaja putri
rata-rata pengetahuan 61,87±8,19. Pengetahuan meliputi kelahiran prematur, berat badan lahir
risiko anemia tergolong kategori baik jika jumlah rendah, infeksi, dan peningkatan risiko keinatian,
skor pengetahuan ≥ 69,7; sementara pengetahuan perkembangan fisik, gangguan kognitif yang
risiko anemia tergolong kurang, jika nilai < 69,7. mengakibatkan prestasi sekolah yang buruk
Pengetahuan merupakan salah satu faktor predis- (Masthalina et al., 2015).
posisi yang penting. Remaja putri yang kurang Kadar hemoglobin remaja putri selain ber-
pengetahuan tentang anemia akan berisiko kaitan dengan pengetahuan terhadap risiko ane-
menderita anemia (Martini, 2015). Remaja putri mia, juga berkaitan dengan perilaku pencegahan
akan kehilangan zat besi hal ini dikarenakan anemia, namun hasil uji korelasi Pearson product
remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan moment diperoleh nilai p=0,481; yang berarti
sehingga kebutuhan zat besi meningkat (Iragashi tidak ada hubungan antara perilaku pencegahan
et al., 2012). Sementara itu hasil rata-rata skor anemia dengan kadar hemoglobin pada remaja
31
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
32
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
33