Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN)


dan PT. INTI GANDA PERDANA (IGP)
2019

KUNJUNGAN INDUSTRI ANGKATAN 2016


“Mengenal Lebih Dekat Proses Manufaktur di Dunia Industri Otomotif”

NAMA : BOMANTARA ALDO FIRMANSYAH


NIM : 102216053
PRODI : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PERTAMINA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kunjungan industri merupakan kegiatan rutin bagi mahasiswa sebagai tuntutan


kurikulum untuk membekali mahasiswa dengan berbagai pengetahuan mengenai dunia
bisnis dan manajemen sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi lulusan yang
professional.Untuk menjadi lulusan yang professional tentu dibutuhkan banyak
keterampilan terutama yang berkaitan dengan dunia permesinan proses manufaktur.
PT. Toyota Motor Manufacturing indonesia adalah salah satu perusahaan otomotif
terbesar di indonesia. PT. Toyota Manufacturing indonesia yang dulunya di kenal dengan
nama PT. Toyota Astra Motor sebagai industri papan atas di indonesia tentunnya sudah
memiliki sistem kerja yang sudah jelas. Hal ini bukan berarti bahwa semua sistem kerja
sudah ada dan tidak perlu ditingkatkan dan diadakan perbaikan, tetapi perlu ditingkatkan
dan di adakan perbaikan (inprovement) guna lebih mempermudahkan proses pekerjaan
sehari-hari dengan hasil yang optimal. Dalam dunia pekerjaan, bekerja di area sistem dan
kerangka yang sudah jelas adalah dambaan semua orang, artinya setiap orang masuk dalam
lingkungan kerja atau dunia kerja yang sudah tertata rapi baik dalam segi aturan kerja,
follow up pekerjaan permesinan sampai sistem manajemen.
IGP Group mulai mengembangkan bisnis otomotifnya dengan berdirinya PT. Inti
Ganda Perdana yang memproduksi Rear Axle dan Propeller Shaft pada tahun 1982.
Perusahaan terus meningkatkan kompetensi, sehingga selain proses assembling, berhasil
memulai proses machining komponen Rear Axle dan Propeller Shaft. PT. Inti Ganda
Perdana dengan bisnis utama memproduksi Rear Axle dan Propeller Shaft, telah
menetapkan misi untuk menjadi produsen Drive Shaft dan Drive Axle yang dapat
diandalkan, dengan visi untuk menjadi perusahaan dengan daya saing terbaik dipasar
global. Untuk melengkapi keperluan akan Transmisi atau Gear Box.
1.2 TEORI DASAR

Otomotif adalah salah satu cabang ilmu teknik mesin yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membuat dan mengembangkan alat-alat transportasi darat yang
menggunakan mesin, terutama sepeda motor, mobil, bis dan truk. Teknik otomotif
menggabungkan elemen-elemen pengetahuan mekanika, listrik, elektronik, keselamatan
dan lingkungan serta matematika, fisika, kimia, biologi dan manajemen. Cabang-cabang
dari otomotif anatara lain Perencanaan (product atau design), Pengembangan
(development), Produksi (manufacturing), dan Perawatan (maintenance). Industri otomotif
ialah industri yang di dalamnya mencakup merancang, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, dan menjual serta melakukan purna jual kendaraan bermotor. Hal hal
tersebut perlu dilakukan oleh industri otomotif guna meningkatkan kualitas produk dan
memenuhi tuntutan kebutuhan pasar dan konsumen.

Definisi industri manufaktur yaitu industri yang kegiatan utamanya adalah


mengubah bahan baku, komponen, atau bagian lainya menjadi barang jadi yang
memenuhi standar spesifikasi. Standar ini ditentukan oleh arahan teknis dari Pemegang
Merk. Untuk melaksanakan perakitan bisa dilakukan oleh Pemegang Merk itu sendiri, atau
bekerjasama dengan investor lain untuk memproduksi kendaraan rancangan dari
Pemegang Merk. Industri perakitan hanya melaksanakan SOP dan standarisasi teknis yang
diberikan oleh pemegang merk, adapun untuk pengembangan teknis perancangan
dilaksanakan oleh Pemegang Merk.

Contoh industri manufaktur yaitu industri PT Astra Otoparts Tbk, PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia, PT Inti Ganda Perdana. Industri manufaktur bertujuan
menghasilkan produk, dan dalam proses pelaksanaanya industri ini ditarget untuk bisa
menghasilkan sekian produk dalam periode waktu tertentu. Oleh karena itu industri
manufaktur harus dibuat efektif dan efisien, salah satu penunjangnya yaitu pengunaan
mesin mesin yang canggih dan tenaga kerja sebagai operator dan quality controlnya.
Dengan hal yang demikian itu akan mempercepat proses produksi dan proses produksi
menjadi tertata dan sistematis.
1.3 TUJUAN KUNJUNGAN INDUSTRI
 Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja mesin produksi komponen di industri
otomotif.
 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori proses
manufaktur I dan II dengan penerapannya di dunia kerja.

 Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan di industri


manufaktur.

 Membuka wawasan baru tentang suatu perusahaan dan aktivitas kerja perusahaan
tersebut.

 Membuka interaksi antara dunia akademis dan dunia usaha dalam simbiosis
mutualisme (saling menguntungkan).

1.4 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


1.4.1 Kunjungan Pertama
Waktu : Rabu, 10 April 2019
Pukul : 09.00 – 11.30 WIB
Tempat : PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Sunter I, Jl. Laksamana Yos
Sudarso, Sunter I Jakarta Utara 14350
1.4.2 Kunjungan Kedua
Waktu : Rabu, 10 April 2019
Pukul : 13.00 – 16.00 WIB
Tempat : PT. Inti Ganda Perdana (IGP Group)
Jl. Pegangsaan Dua Km 1.6 Kelapa Gading, Jakarta 14250
BAB II
ISI

2.1 PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN)

PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memproduksi komponennya


menggunakan TPS (Toyota Production System) saat ini 90% saham dari PT. Suzuki sudah
dibeli oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. PT. Toyota Motor Manufacturing
Indonesia juga mengembangkan beberapa jenis mesin dalam kurun waktu kurang lebih 40
tahun dan diekspor ke berbagai negara contohnya adalah Gasoline TR yang digunakan untuk
mobil berjenis IMV (Innovative Multipurpose Vehicle) yang terdapat pada mobil Inova dan
Fortuner dan mesin TR-K yang berbahan dasar besi yang dibentuk melalui proses casting
kemudian di assembly. Proses casting pada PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
menggunakan jensi sand casting. Mesin TR Toyota adalah keluarga mesin bensin Toyota
yang diluncurkan tahun 2004. Mesin ini umumnya dipakai pada kendaraan komersial
Toyota, antara lain Hiace, LandCruiser, Tacoma dan Hilux.Mesin TR memiliki 2 jenis yaitu
1TR dan 2TR.
1TR-FE adalah mesin bensin 1,998 cc I4 DOHC, 16 katup dan VVT-i. Bertenaga
maksimum 136 hp (101 kW) @ 5,600 rpm, dan torsi 18.6 kg m (182 N·m) @ 4,000 rpm.
aplikasi mesin ini pada mobil Toyota Innova, Toyota Hiace, Toyota Hilux.
1TR-FPE adalah versi elpiji dari mesin 1TR-FE. Bertenaga 85 kW (114 hp) @
4,800 rpm dan torsi 189 N·m (19.3 kg·m) @ 3,600 rpm. Rasio kompresi 10.6:1. Diameter x
langkah 86.0 mm x 86.0 mm. Aplikasi tipe mesin ini pada mobil Toyota Comfort Taxi, dan
Toyota Dyna Medium-Duty Truck.
2TR-FE adalah mesin bensin 2693 cc I4 DOHC, 16 katup dan VVT-i . Bertenaga
159 hp (119 kW) @ 5,200 rpm, dan torsi 180 lbf·ft (244 N·m)@ 3,800 rpm. Diameter x
langkah 95 mm × 95 mm. Aplikasi pada jenis mesin ini terdapat pada mobil Toyota Hilux
Surf,Toyota Land Cruiser Prado, Toyota Fortuner, dan Toyota Tacoma.
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia juga menggunakan system karakuri
dengan gravity system sebagai media pembantu produksi karena system karakusi bersifat
hemat energy dan tidak memerlukan tenaga manusia.
2.2 PT. INTI GANDA PERDANA (IGP)

PT. Inti Ganda Perdana didirikan sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN). PT. Inti Ganda Perdana dengan bisnis utama memproduksi Rear Axle
dan Propeler Shaft, telah menetapkan misi untuk menjadi produsen Drive Shaft dan
Drive Axle yang dapat diandalkan, dengan visi untuk menjadi perusahaan dengan daya
saing terbaik dipasar global. Adapun visi dari PT. Inti Ganda Perdana adalah “Menjadi
perusahaan dengan daya saing terbaik di pasar global”. Dengan motto “Menjadi
produsen drive shaft dan drive axle yang dapat diandalkan”. Dibawah ini adalah sekilas
gambaran PT. Inti Ganda Perdana Jakarta Plant yang kami kunjungi. PT. Inti Ganda
Perdana yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Dua Blok A1, Km 1,6 Kelapa Gading,
Jakarta Utara yang merupakan sebuah lokasi yang strategis untuk pencapaian target dan
tujuan perusahaan.

Gambar 2.2.1 Layout PT. Inti Ganda Perdana

 IGP PLANT 1
Assembly of Rear Axle, Propeller Shaft, Housing dan Differential Carrier for Light
dan Medium Duty Truck. Assembly of Transmission Assy for Light dan Medium
Duty Truck.

 IGP PLANT 2
Machining of Axle Shaft dan Housing for Light Passenger Car.

 IGP PLANT 3
Assembly of Rear Axle, Propeller Shaft , dan Differential Carrier for Light Passenger
Car.

 IGP PLANT 4
Assembly of Transmission dan Machining of Engine Parts.
1. Proses pembuatan Rear Axle
Proses pembuatan Rear Axle dikelompokkan menjadi beberapa proses diantaranya:
a. Raw Material
Material dasar yang disiapkan adalah besi panjang berbentuk silindris, dengan
diameter tertentu sesuai model yang akan diproduksi.

b. Length Cutting Process


Proses ini, raw material yang berbentuk silindris tadi dipotong sesuai dengan
spesifikasi dimensi tiap model yang akan diproses. Mesin yang digunakan pada
length cutting process ini menggunakan mesin jenis Numerical Control Lathe
yang menggunakan system Pneumatik dan Hidrolik.

c. Bulging Process

Proses ini, tube yang telah dipotong diperbesar diameter pada salah satu atau
kedua ujungnya dengan memakai bulging dies. Pembesaran diameter ini
berfungsi untuk mempermudah proses assembly dan sebagai tempat melekatnya
collar.

d. Spot Welding
Proses ini merupakan pemasangan collar ke tube dengan menggunakan spot
welding machine. Pemasangan collar bertujuan untuk mempermudah ketika
proses assembly di line housing assy dengan menggunakan welding arc by robot
(W.A.R).

Gambar 2.2.3 Rear Axle


2. Proses Pembuatan Axle Shaft
Langkah-langkah proses pembuatan axle shaft
a. Raw Material
Material awal yang digunakan merupakan bahan setengah jadi yang disuply dari
supplier-supplier yang bekerjasama dengan PT. Inti Ganda Perdana.
Sebelumnya material ini telah melalui proses forging yang telah dilakukan oleh
supplier PT. Inti Ganda Perdana.

b. Roughing Process
Proses ini, raw material dari axle shaft di facing terlebih dahulu pada
permukaan yang bertujuan untuk mengurangi panjang pada part tersebut sesuai
spesifikasi model. Kedua permukaan tersebut kemudian dilakukan proses
centering yang tujuannya sebagai dudukan pada mesin agar material tersebut
pada saat diproses agar balancing.

c. Spline Rolling Process


Proses selanjutnya, pada ujung axle shaft dilakukan proses spline rolling untuk
mendapat profil roda gigi (spline profil). Profl ini dibuat sebagai tempat
singgungan dengan drive pinion yang ada di differential carrier pada saat proses
assembly.
d. Induction Hardening
Proses selanjutnya, sisi permukaan axle shaft (dari permukaan spline sampai sisi
sebelum flange) dikeraskan. Material yang dihasilkan nantinya akan keras dan
kuat.

e. Furnace Tempering
Proses selanjutnya, menghilangkan tegangan sisa dari proses induction
hardening. Proses tempering yang dipakai adalah dengan menaikkan suhu
sampai 1750C kemudian ditahan selama 96 menit kemudian diturunkan suhunya
dengan kondisi normal (suhu ruangan).
f. Straightening Process
Proses ini, axle shaft diperiksa dan diperbaiki dari keolengan dan
kebengkokan akibat dari proses induction hardening dan furnace tempering
sehingga keakuratan pada axle shaft tetap terjaga.

g. Crack Detection
Sebagai penopang beban, performa axle shaft harus terhindar dari keretakan,
maka dari itu perlu dilakukan crack detection process yang disebabkan oleh
proses-proses sebelumnya.
h. Finishing Process
Proses selanjutnya, pencucian axle shaft agar sisa sekrap (chip) dan kotoran
yang menempel pada axle shaft selama proses roughing dan finishing dapat
hilang dan axle shaft menjadi bersih. dan Untuk menghindari dari karat serta
memperindah penampilan maka axle shaft perlu di painting.

Gambar 2.2.4 Axle Shaft


3. Proses Pembuatan Propeler Shaft
1. High Pressure Washing
Proses ini, part material utama yang akan digunakan, dibersihkan terlebih dahulu
agar kotoran-kotoran seperti oli dan kotoran yang lain dapat hilang sehingga tidak
mengganggu pada saat proses welding dan machining.

2. Arc Welding
Menyatukan Yoke Tube dengan Prop. Tube yang dimasukkan ke dalam jig dan
secara otomatis mesin akan me-clamp sendiri dengan tekanan tertentu sehingga
Sleeve Yoke Tube dan Prop. Tube bertemu dan menyatu, yang selanjutnya si robot
akan melakukan pengelasan secara otomatis (Welding Arc by Robot).

3. Cooling
Proses selanjutnya, mendinginkan Prop. Tube Assy setelah mendapat proses
welding pada bagian Yoke Tube. Selain itu, untuk mencegah Prop. Tube Assy dari
kebengkokan dan retak akibat panas welding yang berlebih.

4. Fitting Press
Proses selanjutnya, pemasangan Dust Cover dengan Sleeve Yoke Tube yang tertutupi
plat dan gasket pada bagian lubangnya agar ketika dimasukkan ke dalam jig (fitting
press machine) maka secara otomatis mesin akan memberikan tekanan tertentu
sehingga Sleeve Yoke Tube dan Dust Cover bertemu dan menyatu
5. Balancing
Menyeimbangkan gerakan pada propeller shaft tesebut agar berputar (tidak oleng)
pada titik kesetimbanganya. Propeller Shaft yang sudah di assembly pastinya
memiliki gerakan putar yang tidak seimbang. Hal ini terlihat ketika Propeller Assy
dimasukan kedalam Balancing Machine akan terdapat beberapa titik yang
menyebar. Penambahan material dengan arah berlawanan akan mengurangi proses
penyebaran titik tersebut.
6. Painting
Agar Propeller Assy terhindar dari karat dan juga agar tampilan menjadi lebih
menarik maka perlu dilakukan painting process.

Gambar 2.2.5 Propeler Shaft


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Industri otomotif merupakan industri yang bertujuan untuk menyediakan produk dan
layanan jasa otomotif. Jenis jenis industri otomotif antara lain industri pemegang merk yang
bertugas membuat desain produk, industri perakitan / manufaktur membuat produk berdasar
desain yang dibuat. industri modifikator sebagai penyedia layanan modifikasi kendaraan,
industri perbengkelan sebagai penyedia layanan perawatan dan perbaikan kendaraan, dan
industri komponen sebagai industri pembuat komponen kendaraan untuk dijual. Indonesia
merupakan salah satu negara utama yang memproduksi dan mengekspor komponen
komponen untuk dunia industri otomotif seperti PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
dan PT. Inti Ganda Perdana.

3.2 SARAN
Pada Kunjungan industri kali ini di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dan
PT. Inti Ganda Perdana mengenai waktu yang kurang lama dalam kunjungan sehingga
informasi yang disampaikan oleh pembimbing terkesan terburu-buru dan juga pada sesi
pertanyaan saat di Toyota dibatasi, sehingga saya sendiri belum sempat bertanya tentang apa
yang mau saya pertanyakan.
REFERENSI
 Hamam Robiandani (2017) Diakses dari website :
http://hamamrobiandani26.blogspot.com/2018/01/makalah-industri-otomotif.html
 Aziz Maulana (2012) Diakses dari website :
https://www.academia.edu/9215084/PT._Toyota_Motor_Manufacturing_Indonesia
_adalah_salah_satu_perusahaan_otomotif_terbesar_di_Indonesia._PT._Toyota_Mo
tor_Manufacturing
 Fajar Saputra (2011) Diakses dari website : http://wetterhorn.unaki.web.id/id3/2-
2855-2745/Mesin-Tr-Toyota_119092_unaki_wetterhorn-unaki.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai