Anda di halaman 1dari 9

B.

ANALISIS DATA
No Data Subjektif Data Objektif Diagnose Keperawatan
Keluarga
1. - keadaan suami - Ibu sumiati Ketidakefektifan Performa
ibu sumiati saat mengatakan Peran + memberikan
ini mengalami setiap hari harus perawatan kepda anggota
stroke yang saat membantu suami keluarga yang sakit,
ini sedang melatih ketidakseimbangan
melakukan fisik/anggota sumber-sumber yang ada
proses tubuh suami pada keluarga ( anggota
pemulihan. - Ibu mengatakan yang bertanggungjawab,
bahwa setiap 2 sumber keuangan, fasilitas
minggu sekali fisik)
harus mengontrol
kesehatan
suaminya di
Rumah Sakit
Panti Waluyo
- Ibu mengatakan
setiap hari harus
menyiapkan
makan untuk
dirinya dan
suaminya.
C. SKORING

Skala untuk Menentukan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga

(Bailon dan Maglaya, 1978)

No Kriteria skala skor bobot

1. Sifat masalah Actual 3 1


Resiko 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan Mudah 2 2
masalah dapat di ubah Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk Tinggi 3 1
dicegah Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah Masalah dirasakan 2 1
dan harus segera
ditangani
Ada masalah tetapi 1
tidak perlu ditangani
Masalah tidak 0
dirasakan

Cara Skoring:

 Tentukan skor untuk setiap kriteris


 Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikan dengan bobot: skor/angka
3
1. 𝑥1=1
3
1
2. 𝑥2=1
2
2
3. 𝑥 1 = 0,66
3
2
4. 𝑥1=1
2

Total = 3,66

D. INTERVENSI / RENCANA TINDAKAN


No Diagnosa Tujuan Intervensi (NIC)
Keperawatan
Umum Khusus
1. Ketidakefektifan Setelah - Untuk Intervention for
Performa Peran dilakukan membantu caregiver role fatigue
+ tindakan ibu / intervensi untuk
ketidakseimbang keperawatan di menyelesaik kelelahan pengasuh
an sumber- harapkan klien an masalah - Menyediakan
sumber yang ada dapat yang di informasi
pada keluarga ( memaksimalka hadapi mengenai
anggota yang n tugas dan - Membantu pasien sesuai
bertanggungjawa tanggung jawab ibu dengan apa
b, sumber memahami yang menjadi
keuangan, kondisi dari keinginan
fasilitas fisik) suami pasien
- Membantu - Mengajarkan
ibu untuk caregiver
dapat mengenai
menghadapi teknik
masalah manajemen
yang di stress
hadapi. - Monitor
indicator
adanya stress
- Mengenalkan
caregiver
pada
kelompok
pendukung.

E. IMPLEMENTASI
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)

STIKES INTERVENTIONS FOR CAREGIVER ROLE FATIGUE

WIDYAGAMA
HUSADA MALANG
NO. DOKUMEN: NO. REVISI: HALAMAN:
TGL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
PROSEDURE
TETAP
PENGERTIAN Interventions for caregiver role fatigue adalah suatu intervensi untuk
kelelahan peran pengasuh. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan
untuk kelelahan peran pengasuh ialah dengan terapi relaksasi otot
progresif. Relaksasi otot progresif adalah teknik sistematis untuk
mengatasi stres dan mencapai relaksasi mendalam, yang awalnya
dikembangkan oleh Dr. Edmund Jacobson pada tahun 1920-an.
Mengencangkan dan kemudian mengendurkan berbagai kelompok otot
di seluruh tubuh dapat merilekskan dan memiliki banyak manfaat, salah
satunya ialah mengurangi kelelahan. Teknik relaksasi otot progresif
Merupakan teknik relaksasi yang berfokus pada perlahan tegang dan
santai otot, teknik relaksasi progresif akan mengaktifkan kerja sistem
saraf parasimpatis dan memanipulasi hipotalamus sehingga stress dapat
berkurang (Setyoadi, 2011).
TUJUAN 1. Untuk mengatasi kelelahan
2. Untuk mengurangi kecemasan dan depresi, hingga meredakan
sakit kepala
3. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi
4. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
INDIKASI 1. Klien yang mengalami kelelahan atau stress
2. Klien dengan keluahan nyeri
3. Klien yang mengalami kecemasan dan depresi
KONTRAINDIKASI Klien yang mengalami keterbatasan gerak, misalnya tidak bisa
menggerakkan badannya.

PERSIAPAN KLIEN 1. Memberikan penjelasan pada klien tentang maksud dan tujuan
tindakan
2. Memposisikan klien sesuai kebutuhan.
PERSIAPAN ALAT -
PERSIAPAN 1. Menyiapkan kondisi mental perawat dan kemampuan perawat
PERAWAT dalam menguasai situasi.
2. Perawat dapat menguasai tindakan yang akan diberikan kepada
klien.
3. Mengedentifikasi apa yang di ketahuinya tentang masalah yang
terjadi dan,

PERSIAPAN 1. Berikan salam dan menyapa nama klien


LINGKUNGAN 2. Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Tanyakan persetujuan klien
4. Atur posisi klien
CARA KERJA 1. Menggenggam tangan sambil membuat suatu kepalan dan
dilepaskan
2. Meluruskan lengan kemudian tumpukan pergelangan tangan
kemuadian tarik telapak tangan hingga menghadap ke depan
3. Diawali dengan menggenggam kedua tangan kemudian
membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps
akan akan tegang
4. Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu
akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian
gerakan ini adalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu,
punggung atas, dan leher
5. Otot-otot wajah dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan untuk
dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya
terasa dan kulitnya keriput.
6. Gerakan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh
otot-otot rahang dengan cara mengatup rahang, diikuti dengan
menggigit gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang
7. Gerakan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir
dimonyongkan sekuat-sekuatnya sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut
8. Gerakan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan
maupun belakang. Letakkan kedua tangan di belakang kepala,
kemuadian dorong kepala ke belakang sambil tangan menahan
dorongan kepala
9. Gerakan untuk melatih otot leher. Dengan cara membawa
kepala ke muka, kemudian klien diminta untuk membenamkan
dagu ke dadanya, sehingga dapat merasakan ketegangan di
daerah leher bagian muka
10. Gerakan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat
dilakukan dengan cara kedua tangan diletakkan di belakang
sambil menyentuh lantai dan menahan badan. Kemudian
busungkan dada
11. Gerakan untuk melemaskan otot-otot dada.klien diminta untuk
menarik napas panjang. Posisi ini ditahan selama beberapa saat,
sambil merasakan ketegangan di bagian dada kemudian
diturunkan ke perut. Pada saat ketegangan dilepas, klien dapat
bernapas normal
12. Gerakan untuk melatih otot-otot perut. Gerakan ini dilakukan
dengan cara menarik kuar-kuat perut ke dalam, kemudian
menahaannya sampai perut menjadi kencang dan keras. Setelah
10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti
gerakan awal untuk perut ini
13. Gerakan untuk otot-otot kaki dan bertujuan untuk melatih otot-
otot paha, dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah
telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini
dilanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian sehingga
ketegangan pindah ke otot-otot betis
14. Sebagaimana prosedur relaksasi otot progresif, klien harus
menahan posisi tegang selama 10 detik baru setelah itu
melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing dua
kali.

EVALUASI 1. Merapikan kembali lingkungan dan klien


2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
5. Evaluasi perasaan klien (merasa aman, nyaman, dan tanggung
jawab )
6. Kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya (jika ingin
melakukan kunjungan lagi).
HASIL -
HAL-HAL YANG 1. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan
HARUS 2. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50
DIPERHATIKAN detik
3. Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup, jangan berdiri
4. Melakukan pada bagian kanan tubuh duakali, kemudian bagian
kiri dua kali
5. Memeriksa apakah klien benar-benar rileks
6. Terus-meneus memberikan instruksi dan tidak terlalu cepat, dan
tidak terlalu lambat.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)

INTERVENTIONS FOR CAREGIVER ROLE FATIGUE


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Oleh :

Ferdinandus M. Ate (1608.14201.482)

Ferdianto R. Nene (1608.14201.482)

Paskalia Olinda (1608.14201.482)

Vivi Ainur Rohmah (1608.14201.482)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2019

Anda mungkin juga menyukai