Tugas Minggu ke -2
55118110149
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM
2019
PENDAHULUAN ETIKA DAN NORMA
Untuk memahami pengertian etika, ada baiknya kita perhatikan dan bandingkan
terlebih dulu dengan pengertian moral, karena dalam memahaminya sering terjadi pengertian
yang sama padahal diantara keduanya sama sekali tidak memiliki pengertian yang sama.
Pengertian moral:
Moral suatu keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan
sosial, yang mendasari tindakan ataupun pemikiran. Moral tidak sama dengan etika, etika
dikenal sebagai filsafat moral atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang
diberikan oleh moralitas dan etika.
Pengertian norma:
Pedoman tentang bagaimana hidup dan bertindak secara tepat dan baik, sekaligus menjadi
dasar penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan.
1. Khusus; aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan kehidupan yang bersifat khusus.
Seperti aturan yang berhubungan dengan pendidikan, akan berlaku pada saat pendidikan
itu dijalankan, diluar kegiatan tersebut maka aturan tidak dapat diberlakukan.
2. Umum;
a. Norma sopan santun; norma yang mengatur perilaku dan sikap lahiriah seseorang
(manusia) dalam kehidupan dia bergaul dengan sesama manusia lainnya.
b. Norma hukum; norma yang dituntut keberlakuan secara tegas oleh masyarakat karena
dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam
kehidupan masyarakat, dimana norma ini mencerminkan harapan dan norma ini
mencerminkan keyakinan.
Kesimpulan: hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus
diatur dengan baik, mengikat semua anggota masyarakat tanpa terkecuali.
c. Norma moral; aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia, norma ini
menyangkut aturan baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh
ia dilihat sebagai manusia.
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 1
Kesimpulan: norma disini meletakan dasar tolak ukur penilaian atas perilaku seseorang
sebagai penghayatan hidupnya sebagai manusia begitu saja atau dalam kaitannya
dengan profesinya yang dinilai.
Pengertian etika:
Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dari
pengertian tersebut etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup, aturan dan segala
kebiasaan yang baik.
ETIKA BISNIS
Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral, dalam etika sebagai refleksi kita
berpikir tentang apa yang dilakukan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak
boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi berbicara tentang etika sebagai praksis atau
mengambil, praktis etis sebagai obyeknya. Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik
buruknya perilaku orang.
Cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat
membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika adalalh cabang filsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia,
karena etika dalam arti ini sering disebut “filsafat praktis”. Namun demikian, pada kenyataan
etika filosofis pun tidak jarang dijalankan pada taraf sangat abstrak, tanpa hubungan langsung
dengan realitas sehari-hari.
Seperti etika terapan pada umumnya, etika bisnis pun dapat dijalankan pada tiga taraf,
yaitu: taraf makro, meso dan mikro. Taraf makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral
dari sistem ekonomi sabagai keseluruhan, taraf meso etika bisnis menyelidiki masalah-
masalah etis di bidang organisasi, sedangkan taraf mikro difokuskan pada individu dalam
hubungan dengan ekonomi atau bisnis.
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 2
KODE ETIK
Pengertian kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telaj disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu, kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial,
namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori
norma hukum.
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang
profesional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Tujuan penerapan kode etik profesi:
Etika sebagai praktis berarti nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktikan atau justru
tidak dipraktikan, walaupun seharusnya dipraktikan. Eitka sebagai refleksi adalam pemikiran
moral. Dalam etika sebagai refleksi kita berfikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya
tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Bisnis perlu dijalankan secara etis, dalam kenyataannya apakah bisnis itu telah berjalan
dengan etis atau belum berjalan dengan etis dan apakah telah dijalankan dengan etika. Dalam
pemikiran kedepan bahwa bisnis itu harus dijalankan dengan etis dan beretika, oleh sebab itu
bisnis dan etika itu dipelajari, sehingga akan terjadi bisnis yang dijalankan dengan kemasan
yang beretika.
Bisnis adalah bisnis, bisnis tidak dapat dicampur dengan etika, keduanya adalah bidang yang
terpisah satu sama lain. Oleh karena itu bisnis tidak boleh dinilai dengan menggunakan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 3
norma dan nilai-nilai etika. Bisnis dinilai dengan kategori dan norma bukan dengan kategori
etis dan norma-norma etika.
Etika bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis akan kalah dalam
persaingan bisnis yang ketat. Maka, orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-
imbauan, norma-norma dan nilai-nilai moral.
Tujuan utama bisnis adalah kepuasan pelanggan dan dengan sendirinya bisnis tersebut akan
memperoleh keuntungan, dengan keuntungan perusahaan dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:
Menurut para ahli etika adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Bisnis dan etika adalah dua hal yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Keduanya
adalah bidang yang terpisah satu sama lain. Karena itu bisnis tidak boleh dinilai dengan
menggunakan norma dan nilai – nilai etika,. Bisnis dan etika adalah dua hal yang berbeda dan
tidak boleh dicampur adukakan, kalau itu dilakukan, telah terjadi kesalahan kategoris. Bisnis
itu dinilai dengan kategori dan norma – norma bisnis dan bukan dengan kategori etis dan
norma – norma etika.
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 4
Tujuan utama bisnis adalah kepuasan pelanggan dan dengan sendiri bisnis tersebut
akan memperoleh keuntunagn. Dengan keuntungan perusahaan dapat melakukan hal – hal
sebagai berikut :
Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis pertama
bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan
etis. Dalam pakteknya pebisnis dihimbau untuk berbisnis dengan baik dan etis, karena bisnis
yang baik dan etis menunjang berhasilna bisnis dalam jangka panjang.
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Etika bisnis bertujuan untuk
mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis.
Karena bisnis yang baik dan etis menunjang keberhasilan bisnisnya dalam jangka
panjang. Dan berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk
berbisnis secara baik dan etis demi nilai-nilai luhur tertentu dan demi kepentingan
bisnisnya sendiri. Etika bisnis dalam lingkupnya yang pertama ini tidak hanya
menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan secara internal melainkan juga
menyangkut secara eksternal.
2. Sasaran yang kedua yaitu untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen,
karyawan dan masyarakat luas, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh
dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini etika bisnis berfungsi
untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 5
berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat. Etika bisnis
mengajak masyarakat luas untuk sadar dan berjuang menuntut haknya agar hak dan
kepentingannya tidak dirugikan oleh pembisnis.
3. Pada sasaran ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang
sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih
bersifat makro. Dalam lingkup makro, etika bisnis berbicara mengenai
monopoli,oligopoly, kolusi dan praktek-praktek semacamnya yang akan sangat
mempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan baik tidaknya
praktek bisnis dalam sebuah negara tersebut
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakatterhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih.
Konsep Hukum :
- Hukum adalah asas-asas kebenaran yang bersifat kodrati dan berlaku universal
- Hukum adalah norma-norma positif di dalam system per-UU hukum nasional
- Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim in concreto, dan tersistemasi sebagai
judge made law
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 6
- Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis sebagai bariable sosial
yang empiric
- Hukum adalah manifestasi makna simbolik para pelaku sosial sebagaimana tampat dalam
interaksi antar mereka
Setiap bisnis (yang berbentuk perusahaan) mempunyai yang namanya tanggung jawab
sosial, yaitu suatu pengakuan atau kesadaran perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat
mempengaruhi masyarakat. Istilah tanggung jawab sosial juga dapat diartikan sebagai
tanggung jawab perusahaan kepada komunitas dan lingkungannya, Atau makna yang lebih
luas lagi adalah tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan, dan kreditor.
Tanggung jawab sosial merupakan suatu pengkuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis
dapat mempengaruhi masyarakat (Komunitas dan lingkungannya) dan secara luas meliputi
tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan dan kreditur.
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 7
2. Memantau semua keluhan, hubungi pelanggan apabila mereka mempunyai keluhan
mengenai kualitas produk atau lainnya dan cari sumber keluhan dan yakinkan bahwa
problem.
3. Umpan balik pelanggan, meminta pelanggan untuk memberi umpan balik atas
barang/jasa yang mereka beli walaupun selama ini tidak ada keluhan.
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 8
perusahaan memonitor keputusan perusahaan untuk meyakinkan bahwa mereka
(karyawan) membuatnya untuk kepentingan pemilik saham. Dalam beberapa tahun ini
pemegang saham banyak aktif untuk mempengaruhi kebijakan yang diterapkan oleh
manajer, itu dikarenakan ketidak puasan pemegang saham kepada sebuah perusahaan.
Salah satu perhatian utama pemegang saham adalah gaji yang diberikan ke CEO dan
eksekutif lain. penanam saham akan cenderung lebih memilih perusahaan yang berani
membayar eksekutif-eksekutif perusahaan dengan gaji yang tidak terlalu tinggi.
Perusahaan bertanggungjawab untuk memuaskan pemilik (pemegang saham)
Cara perusahaan meyakinkan tanggung jawab
- Manajer perusahaan memonitor keputusan perusahaan untuk meyakinkan bahwa
mereka membuatnya untuk kepentingan pemilik.
- Gaji karyawan dikaitkan dengan kinerja perusahaan.
Salah satu perhatian utama pemegang saham adalah gaji yang diberikan kepada para
eksekutif perusahaan (CEO) dan eksekutif lalinnya.
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 9
masyarakat dan polusi tanah akibat sampah atau limbah beracun yang mengakibatkan
tanah tidak atraktif dan tidak berguna untuk keperluan lain seperti pertanian.
- Perusahaan membatasi jumlah CO2 yang disebabkan oleh proses produksi antara lain
dengan mendesain peralatan produksi dan produknya
- Merevisi proses preoduksi dan pengemasan untuk mengurangi jumlah sampah/limbah
- Menyimpan sampah beracun dan mengirimkannya ke tempat pembuangan khusus
- Mendaur ulang plastik dan membatas pemakaian material yang akan menjadi sampah
yang solid
- Perusahaan harus memiliki program lingkungan yang dirancang untuk mengurangi
kerusakan lingkungan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 10
Kebijakan perusahaan yang memaksimalkan tanggung jawab sosial dapat menimbuklan
konflik dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk mencapai
tujuan akan dibebankan kepada pelanggan, jadi kecenderungan memaksimalkan tanggung
jawab sosial terhadap komunitas akan mengurangi kemampuan perusahaan menyediakan
produk dengan harga wajar kepada konsumen.
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 11
Daftar Pustaka
https://for7delapan.wordpress.com/tag/perbedaan-antara-etika-dan-hukum/
https://muliadinur.wordpress.com/2008/08/08/konsep-hukum-tipe-kajian-dan-
metode-penelitiannya/
http://www.nahlbee.com/2015/02/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial.html
Keraf, A. Sonny. 2005. Etika Bisnis. Edisi Baru Cetakan Ke-9. Kanisius: Yogyakarta.
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 12
STUDI KASUS
Etika Bisnis Kalbe merupakan pedoman berperilaku bagi seluruh jajaran Kalbe (termasuk
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan) dalam melakukan interaksi dan hubungan dengan
segenap pemangku kepentingan. Kode Etik tersebut dikembangkan dengan mengacu pada
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan kepada Panca Sradha Kalbe yang
Kelima aspek ini menjadi dasar bagi setiap insan Kalbe dalam bersikap, berperilaku dan
Etika Bisnis Kalbe dapat menghindari terjadinya penyimpangan terhadap standar perilaku
yang ditetapkan dan menjadi pedoman dalam mendeteksi pelanggaran yang terjadi. Kepatuhan
terhadap Etika Bisnis Kalbe akan menghindari timbulnya hubungan yang tidak wajar dengan
para pemangku kepentingan yang pada kelanjutannya akan merugikan Perseroan. Pokok-pokok
Etika Bisnis Kalbe mencakup standar perilaku dan kepatuhan terhadap hukum dan
perundangundangan,
persaingan usaha, integritas bisnis, benturan kepentingan, standar produk dan layanan,
penghargaan atas hak kekayaan intelektual, komitmen terhadap lingkungan, kemitraan dengan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 13
1. Menjabarkan nilai-nilai Perusahaan ke dalam standar etika bisnis yang harus dipatuhi oleh
2. Menjadi standar pedoman perilaku yang diharapkan atas setiap insan Kalbe, meliputi
3. Mengembangkan perilaku yang baik sesuai dengan standar etika yang tinggi bagi korporasi,
4. Mengembangkan hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan sesuai dengan
5. Menunjang pelaksanaan praktek tata kelola yang baik dalam Perusahaan dalam rangka
mencapai kinerja keuangan, sosial dan lingkungan yang baik dan berkelanjutan.
Peluncuran Etika Bisnis diikuti dengan program sosialisasi bertahap yang akan
menjangkau seluruh insan Kalbe. Sosialisasi dilakukan secara berjenjang untuk memastikan
bahwa seluruh lapisan karyawan memiliki pemahaman yang sama atas prinsip Etika Bisnis
Kalbe. Selain kewajiban untuk mentaati Etika Bisnis Kalbe Perseroan, karyawan Kalbe juga
akan diwajibkan mematuhi aturan dan kebijakan Perseroan lainnya serta tidak bersikap diam
apabila menemukan atau mengetahui perbuatan atau tindakan yang merupakan pelanggaran atas
Etika Bisnis Kalbe. Karyawan wajib melaporkan pelanggaran atas Etika Bisnis Kalbe tersebut
Visi:
Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional yang
didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima.
Misi:
Motto:
Dalam menunjang pelaksanaan GCG, Kalbe telah membentuk Komite GCG yang
bertugas membantu Dewan Komisaris. Komite GCG bertanggung jawab atas peningkatan dan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 14
penyempurnaan praktik GCG sehubungan dengan tugas dan fungsi pengawasan Dewan
Adapun tugas dan tanggung jawab Komite GCG adalah sebagai berikut:
Perseroan.
3. Memastikan kebijakan yang berlaku dalam Perseroan telah sesuai dengan budaya, etika,
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris terkait dengan
Per tanggal 5 Juni 2017, susunan anggota Komite GCG terdiri dari:
Tata Kelola dan Kegiatan Usaha yang Berkelanjutan Dalam beberapa tahun terakhir,
kami telah membangun kebijakan dan struktur pendukung untuk memastikan tercapainya standar
transparansi dan akuntabilitas yang disyaratkan para pemangku kepentingan. Di tahun 2016,
kami telah melakukan pengkinian atas piagam-piagam baik di level Dewan Komisaris dan
Menyusul peluncuran Kode Etik Kalbe di tahun sebelumnya, kami terus melaksanakan
program-program sosialisasi kode etik di seluruh organisasi. Selain itu, kami juga meluncurkan
inisiatif untuk mensosialisasikan Kebijakan Kualitas Korporat Perseroan yang baru ke seluruh
karyawan.
Melalui ‘Kalbe Berbagi’, kami terus bekerjasama dengan para pemangku kepentingan,
infrastruktur.
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 15
ilmu hayati di Indonesia melalui berbagai program rutin, seperti ‘Kalbe Junior Scientist Award’
bagi para pelajar untuk menumbuhkan minat pada ilmu pengetahuan sejak dini, ‘Ristekdikti
Kalbe Science Award’ bagi tenaga riset profesional, serta ‘Dr. Boenjamin Setiawan
Distinguished Lecture Series’ sebagai program untuk berbagi perkembangan terakhir di bidang
teknologi kesehatan.
layanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan gratis, serta pembagian obatobatan dan suplemen
ramah lingkungan dengan memastikan kepatuhan pada standar kualitas lingkungan yang
ditetapkan Pemerintah, serta kepatuhan pada ISO 14001:2004 sebagai standar yang diakui secara
internasional.
Akhirnya, kami berkomitmen untuk menawarkan kesempatan karir yang setara bagi
seluruh karyawan dan melaksanakan praktik ketenagakerjaaan yang adil. Kami juga memastikan
pemberian perlindungan pada keselamatan dan kesehatan karyawan, sesuai dengan Kebijakan
Keselamatan, Kesehatan Karyawan dan Lingkungan Perseroan, yang berlaku di seluruh unit
operasional kami.
Etika Bisnis Kalbe mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan
Kalbe Panca Sradha sebagai nilai-nilai perusahaan yang menjiwai perkembangan Kalbe.
Kalbe menyadari bahwa pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) merupakan
kunci untuk menjadi Perusahaan yang berkelanjutan. Komitmen pada GCG direfleksikan dalam
arahan Perseroan untuk menempatkan GCG sebagai landasan dari seluruh kegiatan usaha Kalbe.
Sebagai perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), pelaksanaan
GCG Perseroan didasarkan pada ketentuan dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Independensi dan Kesetaraan. Hal ini dilaksanakan untuk memastikan terciptanya keseimbangan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 16
antara kepentingan ekonomis dan sosial, kepentingan individu serta publik, internal dan
eksternal, kepentingan jangka pendek dan jangka panjang, serta kepentingan seluruh pemangku
kepentingan.
pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas: meliputi kejelasan definisi peran, tanggung jawab dan kewajiban tiap-tiap
3. Tanggung Jawab: meliputi komitmen untuk mematuhi semua ketentuan yang berlaku,
serta prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat sebagai refleksi sebuah perusahaan yang
bertanggung jawab.
bekerja secara obyektif untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan Perseroan, terlepas
5. Kesetaraan: menjamin perlakuan yang adil dan setara kepada seluruh pemangku
keputusan.
Tujuan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Penerapan GCG di Kalbe bertujuan untuk:
1. Mengarahkan dan mengendalikan hubungan kerja Organ Perseroan yaitu antara Rapat Umum
kerja antara Perseroan dengan para pemangku kepentingan; 4. Mendorong dan mendukung
pengembangan usaha, alokasi sumber daya Perseroan dan pengelolaan risiko yang efektif
visi dan misi Perseroan; 6. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia; 7. Menjadi
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 17
Pedoman Pelaksanaan GCG Kalbe Komitmen Kalbe pada praktik GCG dimanifestasikan
dalam berbagai kebijakan, yang ditetapkan sebagai pedoman pelaksanaan GCG Perseroan.
Pedoman GCG tersebut disusun berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia serta
praktikpraktik
a. Visi, Misi, Motto, serta nilai-nilai Perseroan Kalbe Panca Sradha yang telah tertanam dalam
sejarah perjalanan Kalbe dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan bisnis Perseroan;
b. Pedoman Good Corporate Governance PT Kalbe Farma Tbk, yang telah diberlakukan sejak
tahun 2001;
c. Buku Saku Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang telah didistribusikan kepada
d. Piagam Komite-komite;
j. Kebijakan mengenai hak dan kewajiban karyawan, termasuk Perjanjian Kerja Bersama dan
Peraturan Perusahaan;
Inisiatif pelaksanaan GCG di Kalbe dimulai dari level manajemen puncak, berlanjut ke
seluruh unit operasional dalam organisasi. Sebagai refleksi komitmennya pada praktik GCG,
Kalbe terus berupaya memperkuat pelaksanaan GCG di dalam organisasi melalui inisiatif
berikut: 1. Proses internalisasi terus menerus atas Panca Sradha Kalbe dan Etika Bisnis Kalbe
sebagai nilainilai perusahaan dan pedoman perilaku bagi seluruh karyawan guna memastikan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 18
pelaksanaannya di seluruh proses bisnis Perseroan. 2. Penyempurnaan rutin atas kebijakan
Perseroan guna mematuhi persyaratan peraturan yang berlaku serta dinamika dunia usaha. 3.
prinsipprinsip GCG di seluruh Perseroan. 4. Review dan penyempurnaan pedoman GCG Kalbe
agar tetap sejalan dengan perkembangan terakhir di bidang praktik GCG. 5. Kegiatan
penyebarluasan informasi secara rutin kepada pihak-pihak eksternal tentang kinerja keuangan
dan operasional Kalbe sebagai pelaksanaan prinsip transparansi melalui: - kegiatan hubungan
investor, - public expose, - siaran pers dan - pengkinian informasi situs internet Perseroan.
Sejak tahun 2012, Kalbe telah berpartisipasi dalam survei GCG yang dilaksanakan oleh
Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD). Survey tersebut mengukur praktik GCG
Kalbe berdasarkan kerangka ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard, sebagai bagian
dari upaya mengevaluasi kesiapan praktik GCG di Indonesia menuju pelaksanaan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015. Hasil survei terakhir di tahun 2016 kembali
menempatkan Perseroan sebagai salah satu dari 50 perusahaan publik di Indonesia yang terbaik
Pemegang Saham.
Kalbe juga terpilih sebagai salah satu perusahaan yang diikutsertakan dalam Indeks
Sustainable & Responsible Investment (SRI) Kehati sejak pertama kali diselenggarakan di tahun
Indonesia (KEHATI), guna mengevaluasi praktik investasi yang berkelanjutan dan bertanggung
ketentuan dan perkembangan terakhir • penyusunan Kebijakan Korporat sebagai landasan arah
dan prinsip berbagai aspek kegiatan korporasi • pengkinian risiko strategis Perusahaan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 19
Struktur dan Hubungan Tata Kelola Perusahaan Kalbe Struktur tata kelola Kalbe
mengikuti Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(Undang-Undang Perseroan Terbatas). Struktur tersebut terdiri dari Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Struktur ini ditetapkan guna memastikan
pelaksanaan prinsip GCG secara sistematis, serta penentuan yang jelas tentang peran dan
dan Direksi berpedoman pada prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi,
serta kesetaraan guna memastikan keberlanjutan usaha Perseroan dengan memperhatikan para
pemangku kepentingan.
RUPS merupakan organ tertinggi dalam struktur tata kelola Kalbe. RUPS merupakan
forum bagi para pemegang saham untuk memformulasikan keputusan-keputusan penting dengan
Anggaran Dasar Perseroan serta semua ketentuan dan peraturan yang berlaku.
kelangsungan usaha Perseroan dalam jangka panjang. Pengelolaan Perseroan dilakukan oleh
Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi
telah membentuk 4 komite, yakni Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite
Investor, Audit Internal dan Unit Manajemen Risiko, yang bertugas membantu Direksi dalam
Kalbe menyadari bahwa pelaksanaan sistem pengelolaan risiko yang memadai berperan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 20
Penerapan manajemen risiko diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat berikut:
3. Memberikan penilaian atas risiko yang melekat pada setiap produk dan kegiatan usaha Kalbe.
Kalbe telah membentuk Unit Audit Korporat dan Penasihat Risiko atau Corporate Audit
and Risk Advisory (CARA). Unit CARA bertanggung jawab memfasilitasi penyempurnaan
strategi pengendalian risiko secara keseluruhan. Hal tersebut dilaksanakan melalui proses
konsultasi dan evaluasi, guna memastikan bahwa setiap unit kerja dalam melakukan identifikasi
faktor-faktor risiko utama dan melaksanakan kebijakan pengendalian untuk memitigasi risikorisiko
tersebut.
proses usaha yang dijalankannya, CARA juga membantu Manajemen dalam mengidentifikasi
Profil Risiko
Beberapa risiko utama yang memiliki pengaruh penting terhadap kegiatan usaha Kalbe antara
lain:
Dalam era pasar terbuka sekarang ini, persaingan dalam sektor farmasi dan produk
kesehatan lainnya akan semakin ketat dengan banyaknya produsen lokal maupun internasional
yang beroperasi. Persaingan tersebut timbul dalam berbagai aspek, antara lain sumber daya
keuangan dan kemampuan operasional pesaing internasional yang lebih kuat, serta inovasi
produk, metode promosi dan pemasaran, perubahan permintaan pasar, daya beli masyarakat yang
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 21
terbatas serta kesiapan Perseroan menghadapi persaingan bisnis yang tidak sehat.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan meningkatkan kepekaan terhadap
perubahan pasar dan kemampuan menyesuaikan diri serta menangkap peluang yang tersedia.
Disamping itu, Kalbe juga dituntut untuk mampu memberikan nilai lebih dari produk dan jasa
yang ditawarkan oleh Kalbe dibandingkan dengan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan lain
yang sejenis.
2. Risiko Keuangan
Dalam menjalankan kegiatan bisnis, Grup Kalbe juga menghadapi risiko keuangan yang
timbul sebagai akibat fluktuasi mata uang asing, anggaran, pembiayaan, serta likuiditas. Karena
sebagian besar bahan baku Kalbe diimpor, hal ini menimbulkan dampak dalam bentuk
kerentanan terhadap fluktuasi valuta asing. Fluktuasi mata uang asing, terutama dalam Dollar
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan melakukan pengelolaan manajemen
kas secara lebih prudent untuk menjamin kebutuhan impor, menjaga tingkat persediaan bahan
baku dan barang jadi yang mencukupi dengan selalu memperhatikan kondisi perekonomian
peraturan hukum dan perubahan regulasi yang terkait serta aturan yang dibuat dalam perjanjian
dengan pihak ketiga yang mengikat grup Kalbe, sehingga dapat menimbulkan risiko hukum atau
akibat hukum lainnya. Antisipasi proses perubahan peraturan yang berkenaan dengan industri
kesehatan dan kondisi makro ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk
terus bertumbuh. Proses registrasi atas merek dan produk, termasuk perolehan hak paten, serta
kekayaan intelektual lainnya merupakan kewajiban secara hukum yang harus dijalankan secara
berkesinambungan untuk menghindari klaim atau pengakuan dari pihak luar yang dapat terjadi di
kemudian hari. Perjanjian-perjanjian yang mengikat dengan pihak ketiga dapat membawa
konsekuensi hukum, sehingga dalam proses pembuatan dan pengesahannya harus dilakukan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 22
pemeriksaan secara legal sehingga terbentuk keseimbangan hak dan kewajiban. Selain itu,
kegiatan ekspor atau ekspansi ke luar negeri perlu dipertimbangkan dengan mempelajari dan
memahami mengenai perbedaan hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan terus melakukan pemantauan atas
perubahan peraturan dengan baik untuk mengantisipasi kesempatan atau dampak suatu risiko,
menghindari gugatan hukum dari pihak lain, dan mematuhi hukum dan regulasi lainnya yang
berlaku. Perseroan juga terus meningkatkan kompetensi sumber daya dan kesiapan dari segi
4. Risiko Reputasi
Risiko reputasi ini meliputi keluhan konsumen, penarikan kembali produk dan juga
kemungkinan adanya sabotase terhadap produk, serta pencemaran nama baik. Di saat seperti
sekarang ini, dimana citra perusahaan sangatlah penting, maka pencemaran reputasi merupakan
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan mempertahankan dan meningkatkan
kualitas produk yang meliputi hasil proses bisnis Perseroan yang menyeluruh, yaitu sejak tahap
riset dan pengembangan hingga masa kadaluarsa produk, termasuk kewaspadaan terhadap
pemalsuan produk yang selalu menjadi salah satu fokus utama Grup Kalbe sehingga dapat
meningkatkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Kalbe. Tidak hanya dari sisi
produk, Kalbe juga meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan melalui pembinaan sumber
daya manusia.
Keberlangsungan perkembangan Perseroan tidak lepas dari kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki. Risiko akan tingkat pergantian karyawan, keluarnya karyawan-karyawan yang
berpotensi, permasalahan dalam perekrutan maupun hal lain akan berpengaruh dalam kebutuhan
dan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. Penanganan risiko ini dilakukan antara lain
dengan melakukan berbagai kegiatan pelatihan dan pengembangan kemampuan sumber daya
manusia serta memberikan kesempatan yang setara kepada karyawan dalam mengembangkan
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 23
karir dan kompetensi secara profesional.
Evaluasi akan sistem kompensasi agar senantiasa kompetitif dan sejalan dengan
perkembangan pasar juga terus dilakukan. Kalbe juga terus mengembangkan dan mengatur talent
pool sehingga selalu tersedia personil yang siap pakai untuk menjamin kelanjutan kinerja yang
baik.
Dalam menjalankan bisnisnya Kalbe harus selalu siap untuk menghadapi dan mengatasi
risiko yang bersifat bencana alam, yang dapat berdampak pada lumpuhnya fasilitas perusahaan
dan terhentinya kegiatan produksi, seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, dan sebagainya.
Risiko ini memiliki kemungkinan yang kecil, namun membawa akibat yang signifikan untuk
Di dalam era perkembangan teknologi yang semakin maju sekarang ini, di mana berbagai
informasi dapat diperoleh/ diakses melalui internet, keamanan data perusahaan merupakan
sesuatu yang mutlak. Risiko informasi ini tidak hanya berkaitan dengan permasalahan Teknologi
Informasi (hardware dan software), namun juga terkait dengan semua data informasi yang
dimiliki Grup Kalbe. Kegagalan dalam menjaga kerahasiaan informasi tersebut dapat
Teknologi Informasi dan pengadaan pusat Data (Data Center) yang memadai dengan standar
yang tinggi yang merupakan salah satu langkah mitigasi perseroan dalam menjaga keamanan
akan akses informasi-informasi penting tersebut. Risiko-risiko tersebut di atas akan selalu
dimonitor dan dievaluasi dengan memperhatikan dinamika kegiatan usaha dan peraturanperaturan
Daftar Pustaka :
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 24
1. Anonym-1, 2018. https://www.kalbe.co.id/id/tata-kelola-perusahaan/etika, (14 September
2. Anonym-2, 2018. Laporan Keuangan PT Kalbe Farma, Tbk tahun 2016, (14 September
Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 25