Anda di halaman 1dari 26

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

Tugas Minggu ke -2

Concepts and Theories of Business Ethics

NOVITA DEWI PURNAMA

55118110149

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM

Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2019
PENDAHULUAN ETIKA DAN NORMA

Untuk memahami pengertian etika, ada baiknya kita perhatikan dan bandingkan
terlebih dulu dengan pengertian moral, karena dalam memahaminya sering terjadi pengertian
yang sama padahal diantara keduanya sama sekali tidak memiliki pengertian yang sama.

Pengertian moral:

Moral suatu keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan
sosial, yang mendasari tindakan ataupun pemikiran. Moral tidak sama dengan etika, etika
dikenal sebagai filsafat moral atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang
diberikan oleh moralitas dan etika.

Pengertian norma:

Pedoman tentang bagaimana hidup dan bertindak secara tepat dan baik, sekaligus menjadi
dasar penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan.

Bntuk- bentuk norma:

1. Khusus; aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan kehidupan yang bersifat khusus.
Seperti aturan yang berhubungan dengan pendidikan, akan berlaku pada saat pendidikan
itu dijalankan, diluar kegiatan tersebut maka aturan tidak dapat diberlakukan.
2. Umum;
a. Norma sopan santun; norma yang mengatur perilaku dan sikap lahiriah seseorang
(manusia) dalam kehidupan dia bergaul dengan sesama manusia lainnya.
b. Norma hukum; norma yang dituntut keberlakuan secara tegas oleh masyarakat karena
dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam
kehidupan masyarakat, dimana norma ini mencerminkan harapan dan norma ini
mencerminkan keyakinan.
Kesimpulan: hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus
diatur dengan baik, mengikat semua anggota masyarakat tanpa terkecuali.
c. Norma moral; aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia, norma ini
menyangkut aturan baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh
ia dilihat sebagai manusia.

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 1
Kesimpulan: norma disini meletakan dasar tolak ukur penilaian atas perilaku seseorang
sebagai penghayatan hidupnya sebagai manusia begitu saja atau dalam kaitannya
dengan profesinya yang dinilai.
Pengertian etika:
Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dari
pengertian tersebut etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup, aturan dan segala
kebiasaan yang baik.

ETIKA BISNIS
Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral, dalam etika sebagai refleksi kita
berpikir tentang apa yang dilakukan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak
boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi berbicara tentang etika sebagai praksis atau
mengambil, praktis etis sebagai obyeknya. Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik
buruknya perilaku orang.
Cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat
membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika adalalh cabang filsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia,
karena etika dalam arti ini sering disebut “filsafat praktis”. Namun demikian, pada kenyataan
etika filosofis pun tidak jarang dijalankan pada taraf sangat abstrak, tanpa hubungan langsung
dengan realitas sehari-hari.
Seperti etika terapan pada umumnya, etika bisnis pun dapat dijalankan pada tiga taraf,
yaitu: taraf makro, meso dan mikro. Taraf makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral
dari sistem ekonomi sabagai keseluruhan, taraf meso etika bisnis menyelidiki masalah-
masalah etis di bidang organisasi, sedangkan taraf mikro difokuskan pada individu dalam
hubungan dengan ekonomi atau bisnis.

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 2
KODE ETIK

Pengertian kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telaj disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu, kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial,
namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori
norma hukum.

Fungsi kode etik profesi

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang
profesional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Tujuan penerapan kode etik profesi:

1. Menjunjung tinggi martabat profesi


2. Melindungi pihak yang menjadi layanan profesi dari perbuatan mal-praktik
3. Meningkatkan kualitas profesi
4. Menjaga status profesi
5. Menegakkan ikatan antara tenaga profesional dengan profesi yang disandangnya.

ETIKA BISNIS PRAKTIS

Etika sebagai praktis berarti nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktikan atau justru
tidak dipraktikan, walaupun seharusnya dipraktikan. Eitka sebagai refleksi adalam pemikiran
moral. Dalam etika sebagai refleksi kita berfikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya
tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Bisnis dan etika

Bisnis perlu dijalankan secara etis, dalam kenyataannya apakah bisnis itu telah berjalan
dengan etis atau belum berjalan dengan etis dan apakah telah dijalankan dengan etika. Dalam
pemikiran kedepan bahwa bisnis itu harus dijalankan dengan etis dan beretika, oleh sebab itu
bisnis dan etika itu dipelajari, sehingga akan terjadi bisnis yang dijalankan dengan kemasan
yang beretika.

Bisnis adalah bisnis, bisnis tidak dapat dicampur dengan etika, keduanya adalah bidang yang
terpisah satu sama lain. Oleh karena itu bisnis tidak boleh dinilai dengan menggunakan

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 3
norma dan nilai-nilai etika. Bisnis dinilai dengan kategori dan norma bukan dengan kategori
etis dan norma-norma etika.

Etika bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis akan kalah dalam
persaingan bisnis yang ketat. Maka, orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-
imbauan, norma-norma dan nilai-nilai moral.

Keuntungan dan etika

Tujuan utama bisnis adalah kepuasan pelanggan dan dengan sendirinya bisnis tersebut akan
memperoleh keuntungan, dengan keuntungan perusahaan dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:

- Keuntungan memungkinkan suatu perusahaan bertahan dalam kegiatan bisnisnya,


tanpa memeroleh keuntungan tidak ada investor yang bersedia menanamkan
modalnya.
- Keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan melainkan juga dapat
menghidupi karyawannya bahkan pada taraf hidup yang lebih baik.

ETIKA DAN BISNIS

Menurut para ahli etika adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

Pengertian bisnis menurut Prof.L.R.Dicksee bahwa bisnis adalah suatu bentuk


aktivitas yang utamanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi yang yang
mengusahakan atau yang berkepentingan dalam terjadinya aktivitas tersebut.

Bisnis dan etika adalah dua hal yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Keduanya
adalah bidang yang terpisah satu sama lain. Karena itu bisnis tidak boleh dinilai dengan
menggunakan norma dan nilai – nilai etika,. Bisnis dan etika adalah dua hal yang berbeda dan
tidak boleh dicampur adukakan, kalau itu dilakukan, telah terjadi kesalahan kategoris. Bisnis
itu dinilai dengan kategori dan norma – norma bisnis dan bukan dengan kategori etis dan
norma – norma etika.

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 4
Tujuan utama bisnis adalah kepuasan pelanggan dan dengan sendiri bisnis tersebut
akan memperoleh keuntunagn. Dengan keuntungan perusahaan dapat melakukan hal – hal
sebagai berikut :

Keuntungan memungkinkan suatu perusahaan bertahan dalam kegiatan bisnisnya.


Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada investor ( pemilik modal ) yang bersedia
menanamkan modalnya. Keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan
melainkan juga dapat menghidupi karyawannya bahkan pada taraf hidup yang lebih baik,
dengan keuntungan yang diperoleh, perusahaan dapat mengembangkan terus usahanya dan
berarti membuka lapangan kerja bagi banyak orang lain. Dari argument tersebut, agar untuk
memperoleh keuntungan dibutuhkan etika.

SASARAN DAN RUANG LINGKUP ETIKA BISNIS

Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis pertama
bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan
etis. Dalam pakteknya pebisnis dihimbau untuk berbisnis dengan baik dan etis, karena bisnis
yang baik dan etis menunjang berhasilna bisnis dalam jangka panjang.

Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis :

1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Etika bisnis bertujuan untuk
mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis.
Karena bisnis yang baik dan etis menunjang keberhasilan bisnisnya dalam jangka
panjang. Dan berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk
berbisnis secara baik dan etis demi nilai-nilai luhur tertentu dan demi kepentingan
bisnisnya sendiri. Etika bisnis dalam lingkupnya yang pertama ini tidak hanya
menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan secara internal melainkan juga
menyangkut secara eksternal.
2. Sasaran yang kedua yaitu untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen,
karyawan dan masyarakat luas, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh
dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini etika bisnis berfungsi
untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 5
berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat. Etika bisnis
mengajak masyarakat luas untuk sadar dan berjuang menuntut haknya agar hak dan
kepentingannya tidak dirugikan oleh pembisnis.
3. Pada sasaran ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang
sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih
bersifat makro. Dalam lingkup makro, etika bisnis berbicara mengenai
monopoli,oligopoly, kolusi dan praktek-praktek semacamnya yang akan sangat
mempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan baik tidaknya
praktek bisnis dalam sebuah negara tersebut

ETIKA DAN HUKUM

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakatterhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih.

Pengertian Hukum Menurut Para Ahli Hukum:

1. Plato, dilukiskan dalam bukunya Republik. Hukum adalah sistem peraturan-peraturan


yang teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat.
2. Aristoteles, hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat
masyarakat tetapi juga hakim. Undang-undang adalah sesuatu yang berbeda dari
bentuk dan isi konstitusi; karena kedudukan itulah undang-undang mengawasi hakim
dalam melaksanakan jabatannya dalam menghukum orang-orang yang bersalah.

Konsep Hukum :

- Hukum adalah asas-asas kebenaran yang bersifat kodrati dan berlaku universal
- Hukum adalah norma-norma positif di dalam system per-UU hukum nasional
- Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim in concreto, dan tersistemasi sebagai
judge made law

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 6
- Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis sebagai bariable sosial
yang empiric
- Hukum adalah manifestasi makna simbolik para pelaku sosial sebagaimana tampat dalam
interaksi antar mereka

Perbedaan antara etika dan hukum :

 Etika berlaku untuk lingkungan profesi, hukum berlaku untuk umum.


 Etika disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum disusun oleh badan
pemerintahan.
 Sanksi terhadap pelanggaran etika berupa tuntunan, sedangkan pada hukum berupa
tuntutan.

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Setiap bisnis (yang berbentuk perusahaan) mempunyai yang namanya tanggung jawab
sosial, yaitu suatu pengakuan atau kesadaran perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat
mempengaruhi masyarakat. Istilah tanggung jawab sosial juga dapat diartikan sebagai
tanggung jawab perusahaan kepada komunitas dan lingkungannya, Atau makna yang lebih
luas lagi adalah tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan, dan kreditor.

Tanggung jawab sosial merupakan suatu pengkuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis
dapat mempengaruhi masyarakat (Komunitas dan lingkungannya) dan secara luas meliputi
tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan dan kreditur.

A. TANGGUNG JAWAB KEPADA PELANGGAN


Tanggung jawab kepada pelanggan jauh lebih luas dari pada hanya menyediakan
barang atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan
menjual produk.
Cara menjamin tanggung jawab sosial kepada pelanggan:
1. Ciptakan kode etik, berisikan serangkaian petunjuk untuk kualitas produk, sekaligus
sebagai petunjuk bagaimana karyawan, pelanggan dan pemilik seharusnya dipelihara.

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 7
2. Memantau semua keluhan, hubungi pelanggan apabila mereka mempunyai keluhan
mengenai kualitas produk atau lainnya dan cari sumber keluhan dan yakinkan bahwa
problem.
3. Umpan balik pelanggan, meminta pelanggan untuk memberi umpan balik atas
barang/jasa yang mereka beli walaupun selama ini tidak ada keluhan.

Cara pemerintah menjamin tanggung jawab terhadap pelanggan

Pemerintah cenderung menjamin tanggung jawab kepada pelanggan dengan berbagai


hukum atas keamanan produk, iklan dan kompetensi industri yaitu melalui Peraturan
Pemerintah tentang keamanan produk pemerintah melindungi konsumen dengan
memberikan peraturan atas beberapa produk perusahaan.

B. TANGGUNG JAWAB KEPADA KARYAWAN


Perusahaan mempunyai tanggung jawab kepada karyawannya untuk meyakinkan
atas rasa aman, perlakuan yang wajar dari karyawan lain dan kesempatan sama.
a. Rasa aman para karyawan
Meyakinkan antara lain tempat kerja aman bagi karyawan dengan selalu mengecek
peralatan kerja supaya selalu dalam kondisi layak dan tidak berbahaya
b. Pelakuan layak oleh karyawan lain
Perusahaan bertanggungjawab untuk meyakinkan bahwa para karyawan diperlakukan
layak oleh karyawan lain.
c. Kesempatan yang sama
- Karyawan yang melamar untuk suatu posisi tidak seharusnya ditolak karena
diskriminasi masalah SARA,
- Cara perusahaan meyakinkan tanggung jawab kepada karyawan, untuk meyakinkan
bahwa karyawan menerima perlakuan dengan layak, beberapa perusahaan
menciptakan prosedur keluhan untuk karyawan yang merasa bahwa mereka tidak
diberi kesempatan yang sama.

C. TANGGUNG JAWAB KEPADA PEMEGANG SAHAM


Tanggung jawab terhadap pemegang saham dilakukan dengan memuaskan
pemegang saham dengan cara-cara tertentu yang dilakukan oleh perusahaan. manajer

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 8
perusahaan memonitor keputusan perusahaan untuk meyakinkan bahwa mereka
(karyawan) membuatnya untuk kepentingan pemilik saham. Dalam beberapa tahun ini
pemegang saham banyak aktif untuk mempengaruhi kebijakan yang diterapkan oleh
manajer, itu dikarenakan ketidak puasan pemegang saham kepada sebuah perusahaan.
Salah satu perhatian utama pemegang saham adalah gaji yang diberikan ke CEO dan
eksekutif lain. penanam saham akan cenderung lebih memilih perusahaan yang berani
membayar eksekutif-eksekutif perusahaan dengan gaji yang tidak terlalu tinggi.
Perusahaan bertanggungjawab untuk memuaskan pemilik (pemegang saham)
Cara perusahaan meyakinkan tanggung jawab
- Manajer perusahaan memonitor keputusan perusahaan untuk meyakinkan bahwa
mereka membuatnya untuk kepentingan pemilik.
- Gaji karyawan dikaitkan dengan kinerja perusahaan.

Cara pemegang saham meyakinkan tanggung jawab

- Pemegang saham aktif dalam mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan,


terlebih ketika mereka tidak uas dengan gaji para eksekutif perusahaan atau kebijakan
lain.

Konflik dengan kompensasi eksekutif yang berlebihan

Salah satu perhatian utama pemegang saham adalah gaji yang diberikan kepada para
eksekutif perusahaan (CEO) dan eksekutif lalinnya.

D. TANGGUNG JAWAB KEPADA KREDITOR


Perusahaan bertanggung jawab memenuhi obligasi keuangan mereka kepada para
kreditor. jika perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak dapat memenuhi
obligasi (tanggung jawab) mereka, mereka harus segera memberi tahu para kreditor.
biasanya para kreditor akan memberi saran masalah keuangan tersebut. dan juga biasanya
para kreditor akan memperpanjang jatuh tempo utang tersebut.

E. TANGGUNG JAWAB PADA LINGKUNGAN


Proses produksi yang digunakan perusahaan juga produksi uang dihasilkan dapat
mencemari atau merusak lingkungan misalnya polusi udara (CO2) yang berbahaya bagi

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 9
masyarakat dan polusi tanah akibat sampah atau limbah beracun yang mengakibatkan
tanah tidak atraktif dan tidak berguna untuk keperluan lain seperti pertanian.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi polusi:

- Perusahaan membatasi jumlah CO2 yang disebabkan oleh proses produksi antara lain
dengan mendesain peralatan produksi dan produknya
- Merevisi proses preoduksi dan pengemasan untuk mengurangi jumlah sampah/limbah
- Menyimpan sampah beracun dan mengirimkannya ke tempat pembuangan khusus
- Mendaur ulang plastik dan membatas pemakaian material yang akan menjadi sampah
yang solid
- Perusahaan harus memiliki program lingkungan yang dirancang untuk mengurangi
kerusakan lingkungan

F. TANGGUNG JAWAB TERHADAP KOMUNITAS


Apabila perusahaan membangun suatu basis komunitas, mereka menjadi bagian dari
komunitas. Perusahaan menunjukan kepeduliaannya kepada komunitas dengan
mensponsori event lokal atau memberi donasi kepada kelompok sosial lokal. Misal suatu
bank memberi kredit lunak kepada masyarakat sekitarnya yang berpenghasilan rendah
kepada komunitas minoritas, atau beberapa perusahaan besar memberi donasi kepada
universitas terkemuka. Sebuah perusahaan dapat membentuk komunitas-komunitas yang
nantinya diharapkan mendapat pelanggan atau karyawan dari komunitas tersebut.
perusahaan juga dapat menjalin kerja sama dengan komunitas yang sudah ada
sebelumnya. Perusahaan menunjukan kepeduliannya kepada komunits tersebut dengan
cara mensponsori acara-acara lokal atau memberi donasi untuk kelompok sosial lokal dan
lain-lain.
Keputusan para manajer perusahaan yang memaksimalkan tanggung jawab sosial
dapat konflik dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya yang melibatkan akan
mencapai tujuan akan harus dibebankan kepada pelanggan. Jadi, kecenderungan untuk
memenuhi tanggung jawab sosial kepada komunitas akan berdampak kepada harga barang
yang akan ditawarkan ke konsumen/pelanggan.

Konflik dengan memaksimalkan tanggung jawab sosial

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 10
Kebijakan perusahaan yang memaksimalkan tanggung jawab sosial dapat menimbuklan
konflik dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk mencapai
tujuan akan dibebankan kepada pelanggan, jadi kecenderungan memaksimalkan tanggung
jawab sosial terhadap komunitas akan mengurangi kemampuan perusahaan menyediakan
produk dengan harga wajar kepada konsumen.

Tanggung jawab bisnis dalam lingkungan internasional

Apabila perusahaan bersaing dalam lingkungan bisnis internasional, mereka harus


tanggap akan perbedaan budaya, misalnya perusahaan di beberapa negara tidak semua
berpandangan bahwa memberi imbalan kepada pelanggan atau pemasok besar dianggap
tidak etis. Perusahaan cenderung menyesuaikan dengan etika dan tanggung jawab bisnis
dalam rangka internasional, sehingga mereka dapat membangun reputasi global untuk
menjalankan roda bisnis dengan cara yang etis.

G. BIAYA UNTUK MEMENUHI TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Kemungkinan biaya yang timbul sebagai akibat tanggung jawab sosial kepada:
1. Pelanggan, menciptakan program menerima dan memecahkan keluhan, melakukan
survey untuk mengetahui kepuasan pelanggan.
2. Karyawan, menciptakan program menerima dan memecahkan keluhan, melakukan
survey untuk mengetahui kepuasan karyawan
3. Pemegang saham, mengumumkan informasi keuangan secara periodik, gugatan hukum
atas tuduhan bahwa manajer perusahaan tidak memenuhi tanggung jawabnya kepada
para pemegang saham
4. Lingkungan, memenuhi regulasi pemerintah akan lingkungan, memenuhi janji akan
petunjuk lingkungan yang dibuat perusahaan.

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 11
Daftar Pustaka

https://for7delapan.wordpress.com/tag/perbedaan-antara-etika-dan-hukum/

https://muliadinur.wordpress.com/2008/08/08/konsep-hukum-tipe-kajian-dan-

metode-penelitiannya/

http://www.nahlbee.com/2015/02/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial.html

Keraf, A. Sonny. 2005. Etika Bisnis. Edisi Baru Cetakan Ke-9. Kanisius: Yogyakarta.

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 12
STUDI KASUS

Etika Bisnis Kalbe merupakan pedoman berperilaku bagi seluruh jajaran Kalbe (termasuk

Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan) dalam melakukan interaksi dan hubungan dengan

segenap pemangku kepentingan. Kode Etik tersebut dikembangkan dengan mengacu pada

prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan kepada Panca Sradha Kalbe yang

merupakan nilai-nilai perusahaan yang menjiwai perkembangan sejarah Kalbe.

Panca Sradha Kalbe terdiri dari prinsip-prinsip berikut:

1. Saling percaya adalah perekat di antara kami.

2. Kesadaran penuh adalah dasar setiap tindakan kami.

3. Inovasi adalah kunci keberhasilan kami.

4. Bertekad untuk menjadi yang terbaik.

5. Saling keterkaitan adalah panduan hidup kami.

Kelima aspek ini menjadi dasar bagi setiap insan Kalbe dalam bersikap, berperilaku dan

berinteraksi dengan para stakeholders Kalbe.

Etika Bisnis Kalbe dapat menghindari terjadinya penyimpangan terhadap standar perilaku

yang ditetapkan dan menjadi pedoman dalam mendeteksi pelanggaran yang terjadi. Kepatuhan

terhadap Etika Bisnis Kalbe akan menghindari timbulnya hubungan yang tidak wajar dengan

para pemangku kepentingan yang pada kelanjutannya akan merugikan Perseroan. Pokok-pokok

Etika Bisnis Kalbe mencakup standar perilaku dan kepatuhan terhadap hukum dan
perundangundangan,

komitmen terhadap karyawan, pemegang saham, mitra usaha, prinsip-prinsip

persaingan usaha, integritas bisnis, benturan kepentingan, standar produk dan layanan,

penghargaan atas hak kekayaan intelektual, komitmen terhadap lingkungan, kemitraan dengan

masyarakat, serta aktivitas organisasi dan politik.

Penyusunan Etika Bisnis Kalbe bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 13
1. Menjabarkan nilai-nilai Perusahaan ke dalam standar etika bisnis yang harus dipatuhi oleh

setiap insan Kalbe dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

2. Menjadi standar pedoman perilaku yang diharapkan atas setiap insan Kalbe, meliputi

Komisaris, Direksi dan karyawan.

3. Mengembangkan perilaku yang baik sesuai dengan standar etika yang tinggi bagi korporasi,

Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan.

4. Mengembangkan hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan sesuai dengan

prinsip-prinsip tata kelola dan nilai-nilai Perusahaan.

5. Menunjang pelaksanaan praktek tata kelola yang baik dalam Perusahaan dalam rangka

mencapai kinerja keuangan, sosial dan lingkungan yang baik dan berkelanjutan.

Peluncuran Etika Bisnis diikuti dengan program sosialisasi bertahap yang akan

menjangkau seluruh insan Kalbe. Sosialisasi dilakukan secara berjenjang untuk memastikan

bahwa seluruh lapisan karyawan memiliki pemahaman yang sama atas prinsip Etika Bisnis

Kalbe. Selain kewajiban untuk mentaati Etika Bisnis Kalbe Perseroan, karyawan Kalbe juga

akan diwajibkan mematuhi aturan dan kebijakan Perseroan lainnya serta tidak bersikap diam

apabila menemukan atau mengetahui perbuatan atau tindakan yang merupakan pelanggaran atas

Etika Bisnis Kalbe. Karyawan wajib melaporkan pelanggaran atas Etika Bisnis Kalbe tersebut

melalui Whistleblowing System.

Visi:

Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional yang

didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima.

Misi:

Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.

Motto:

The Scientific Pursuit of Health for a Better Life

Dalam menunjang pelaksanaan GCG, Kalbe telah membentuk Komite GCG yang

bertugas membantu Dewan Komisaris. Komite GCG bertanggung jawab atas peningkatan dan

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 14
penyempurnaan praktik GCG sehubungan dengan tugas dan fungsi pengawasan Dewan

Komisaris. Komite GCG bertanggung jawab terhadap Dewan Komisaris.

Adapun tugas dan tanggung jawab Komite GCG adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi implementasi GCG di lingkungan Perseroan.

2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan dan kelengkapan GCG dalam

Perseroan.

3. Memastikan kebijakan yang berlaku dalam Perseroan telah sesuai dengan budaya, etika,

nilai Perseroan dan sesuai dengan asas GCG.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris terkait dengan

pengembangan dan penerapan GCG.

Per tanggal 5 Juni 2017, susunan anggota Komite GCG terdiri dari:

1. Bernadette Ruth Irawati Setiady - Ketua

2. Bernadus Karmin Winata - Anggota

Tata Kelola dan Kegiatan Usaha yang Berkelanjutan Dalam beberapa tahun terakhir,

kami telah membangun kebijakan dan struktur pendukung untuk memastikan tercapainya standar

transparansi dan akuntabilitas yang disyaratkan para pemangku kepentingan. Di tahun 2016,

kami telah melakukan pengkinian atas piagam-piagam baik di level Dewan Komisaris dan

Direksi maupun Komite-komite guna mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku serta

mengakomodasi perkembangan terakhir di bidang praktik tata kelola.

Menyusul peluncuran Kode Etik Kalbe di tahun sebelumnya, kami terus melaksanakan

program-program sosialisasi kode etik di seluruh organisasi. Selain itu, kami juga meluncurkan

inisiatif untuk mensosialisasikan Kebijakan Kualitas Korporat Perseroan yang baru ke seluruh

karyawan.

Melalui ‘Kalbe Berbagi’, kami terus bekerjasama dengan para pemangku kepentingan,

membantu masyarakat di area kesehatan masyarakat, pendidikan, lingkungan dan pengembangan

infrastruktur.

Di bidang pendidikan, kami terus memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 15
ilmu hayati di Indonesia melalui berbagai program rutin, seperti ‘Kalbe Junior Scientist Award’

bagi para pelajar untuk menumbuhkan minat pada ilmu pengetahuan sejak dini, ‘Ristekdikti

Kalbe Science Award’ bagi tenaga riset profesional, serta ‘Dr. Boenjamin Setiawan

Distinguished Lecture Series’ sebagai program untuk berbagi perkembangan terakhir di bidang

teknologi kesehatan.

Di bidang kesehatan masyarakat, Kalbe melaksanakan program rutin yang menyediakan

layanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan gratis, serta pembagian obatobatan dan suplemen

ke berbagai komunitas di Indonesia.

Di bidang perlindungan lingkungan, kami berkomitmen menerapkan praktik-praktik

ramah lingkungan dengan memastikan kepatuhan pada standar kualitas lingkungan yang

ditetapkan Pemerintah, serta kepatuhan pada ISO 14001:2004 sebagai standar yang diakui secara

internasional.

Akhirnya, kami berkomitmen untuk menawarkan kesempatan karir yang setara bagi

seluruh karyawan dan melaksanakan praktik ketenagakerjaaan yang adil. Kami juga memastikan

pemberian perlindungan pada keselamatan dan kesehatan karyawan, sesuai dengan Kebijakan

Keselamatan, Kesehatan Karyawan dan Lingkungan Perseroan, yang berlaku di seluruh unit

operasional kami.

Etika Bisnis Kalbe mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan

Kalbe Panca Sradha sebagai nilai-nilai perusahaan yang menjiwai perkembangan Kalbe.

Kalbe menyadari bahwa pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) merupakan

kunci untuk menjadi Perusahaan yang berkelanjutan. Komitmen pada GCG direfleksikan dalam

arahan Perseroan untuk menempatkan GCG sebagai landasan dari seluruh kegiatan usaha Kalbe.

Sebagai perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), pelaksanaan

GCG Perseroan didasarkan pada ketentuan dan peraturan yang berlaku di Indonesia.

Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan Implementasi GCG di Kalbe dilaksanakan

dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab,

Independensi dan Kesetaraan. Hal ini dilaksanakan untuk memastikan terciptanya keseimbangan

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 16
antara kepentingan ekonomis dan sosial, kepentingan individu serta publik, internal dan

eksternal, kepentingan jangka pendek dan jangka panjang, serta kepentingan seluruh pemangku

kepentingan.

1. Transparansi: yakni transparansi dalam penyampaian informasi material dan relevan,

serta transparansi dalam proses pengambilan keputusan untuk melindungi kepentingan

pemangku kepentingan.

2. Akuntabilitas: meliputi kejelasan definisi peran, tanggung jawab dan kewajiban tiap-tiap

organ Perusahaan serta tiap posisi dalam organisasi Kalbe.

3. Tanggung Jawab: meliputi komitmen untuk mematuhi semua ketentuan yang berlaku,

serta prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat sebagai refleksi sebuah perusahaan yang

bertanggung jawab.

4. Independensi: memastikan bahwa sebagai seorang profesional, setiap karyawan dapat

bekerja secara obyektif untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan Perseroan, terlepas

dari potensi intervensi atau tekanan benturan kepentingan.

5. Kesetaraan: menjamin perlakuan yang adil dan setara kepada seluruh pemangku

kepentingan dalam berbagai hal seperti kesetaraan informasi maupun pengambilan

keputusan.

Tujuan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Penerapan GCG di Kalbe bertujuan untuk:

1. Mengarahkan dan mengendalikan hubungan kerja Organ Perseroan yaitu antara Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi; 2. Meningkatkan

pertanggungjawaban pengelolaan Perseroan kepada Pemegang Saham dengan tetap

memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan; 3. Menciptakan kejelasan hubungan

kerja antara Perseroan dengan para pemangku kepentingan; 4. Mendorong dan mendukung

pengembangan usaha, alokasi sumber daya Perseroan dan pengelolaan risiko yang efektif

sehingga menjamin peningkatan nilai Perseroan yang berkelanjutan; 5. Mengarahkan pencapaian

visi dan misi Perseroan; 6. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia; 7. Menjadi

dasar implementasi dan pengembangan Budaya Perseroan.

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 17
Pedoman Pelaksanaan GCG Kalbe Komitmen Kalbe pada praktik GCG dimanifestasikan

dalam berbagai kebijakan, yang ditetapkan sebagai pedoman pelaksanaan GCG Perseroan.

Pedoman GCG tersebut disusun berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia serta
praktikpraktik

internasional GCG terbaik, yang meliputi:

a. Visi, Misi, Motto, serta nilai-nilai Perseroan Kalbe Panca Sradha yang telah tertanam dalam

sejarah perjalanan Kalbe dan diperbaharui sesuai dengan perkembangan bisnis Perseroan;

b. Pedoman Good Corporate Governance PT Kalbe Farma Tbk, yang telah diberlakukan sejak

tahun 2001;

c. Buku Saku Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang telah didistribusikan kepada

seluruh karyawan Kalbe sejak tahun 2005;

d. Piagam Komite-komite;

e. Piagam Audit Internal;

f. Kebijakan hukum Kalbe Good Legal Practice sejak tahun 2006;

g. Kebijakan Teknologi Informasi;

h. Buku Panduan Kalbe Management System yang diterbitkan tahun 2013;

i. Etika Bisnis Kalbe, yang ditetapkan pada tahun 2015;

j. Kebijakan mengenai hak dan kewajiban karyawan, termasuk Perjanjian Kerja Bersama dan

Peraturan Perusahaan;

k. Kebijakan mengenai tanggung jawab sosial Perseroan;

l. Berbagai Standar Prosedur Operasional.

Memperkuat Pelaksanaan GCG Kalbe

Inisiatif pelaksanaan GCG di Kalbe dimulai dari level manajemen puncak, berlanjut ke

seluruh unit operasional dalam organisasi. Sebagai refleksi komitmennya pada praktik GCG,

Kalbe terus berupaya memperkuat pelaksanaan GCG di dalam organisasi melalui inisiatif

berikut: 1. Proses internalisasi terus menerus atas Panca Sradha Kalbe dan Etika Bisnis Kalbe

sebagai nilainilai perusahaan dan pedoman perilaku bagi seluruh karyawan guna memastikan

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 18
pelaksanaannya di seluruh proses bisnis Perseroan. 2. Penyempurnaan rutin atas kebijakan

Perseroan guna mematuhi persyaratan peraturan yang berlaku serta dinamika dunia usaha. 3.

Pengembangan rencana kerja tahunan yang mendukung penyempurnaan pelaksanaan

prinsipprinsip GCG di seluruh Perseroan. 4. Review dan penyempurnaan pedoman GCG Kalbe

agar tetap sejalan dengan perkembangan terakhir di bidang praktik GCG. 5. Kegiatan

penyebarluasan informasi secara rutin kepada pihak-pihak eksternal tentang kinerja keuangan

dan operasional Kalbe sebagai pelaksanaan prinsip transparansi melalui: - kegiatan hubungan

investor, - public expose, - siaran pers dan - pengkinian informasi situs internet Perseroan.

Evaluasi dan Penghargaan GCG

Sejak tahun 2012, Kalbe telah berpartisipasi dalam survei GCG yang dilaksanakan oleh

Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD). Survey tersebut mengukur praktik GCG

Kalbe berdasarkan kerangka ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard, sebagai bagian

dari upaya mengevaluasi kesiapan praktik GCG di Indonesia menuju pelaksanaan Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015. Hasil survei terakhir di tahun 2016 kembali

menempatkan Perseroan sebagai salah satu dari 50 perusahaan publik di Indonesia yang terbaik

berdasarkan ASEAN CG Scorecard, berikut penghargaan khusus dalam kategori Hak-hak

Pemegang Saham.

Kalbe juga terpilih sebagai salah satu perusahaan yang diikutsertakan dalam Indeks

Sustainable & Responsible Investment (SRI) Kehati sejak pertama kali diselenggarakan di tahun

2009. Evaluasi Indeks SRIKehati diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati

Indonesia (KEHATI), guna mengevaluasi praktik investasi yang berkelanjutan dan bertanggung

jawab atas perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Fokus GCG di Tahun 2016 Guna meningkatkan pelaksanaan GCG serta

menyempurnakan kemampuan manajemen risikonya, sepanjang tahun 2016 Kalbe

menyelesaikan inisiatifinisiatif berikut: • pengkinian piagam-piagam Komite sejalan dengan

ketentuan dan perkembangan terakhir • penyusunan Kebijakan Korporat sebagai landasan arah

dan prinsip berbagai aspek kegiatan korporasi • pengkinian risiko strategis Perusahaan

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 19
Struktur dan Hubungan Tata Kelola Perusahaan Kalbe Struktur tata kelola Kalbe

mengikuti Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(Undang-Undang Perseroan Terbatas). Struktur tersebut terdiri dari Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Struktur ini ditetapkan guna memastikan

pelaksanaan prinsip GCG secara sistematis, serta penentuan yang jelas tentang peran dan

tanggung jawab masing-masing. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, RUPS, Dewan Komisaris

dan Direksi berpedoman pada prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi,

serta kesetaraan guna memastikan keberlanjutan usaha Perseroan dengan memperhatikan para

pemangku kepentingan.

RUPS merupakan organ tertinggi dalam struktur tata kelola Kalbe. RUPS merupakan

forum bagi para pemegang saham untuk memformulasikan keputusan-keputusan penting dengan

memperhatikan kepentingan Perseroan, serta mempertimbangkan ketentuan-ketentuan dalam

Anggaran Dasar Perseroan serta semua ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Dewan Komisaris dan Direksi secara bersama-sama bertanggung jawab atas

kelangsungan usaha Perseroan dalam jangka panjang. Pengelolaan Perseroan dilakukan oleh

Direksi, sementara Dewan Komisaris bertanggung jawab melakukan pengawasan terhadap

kinerja pengelolaan Perseroan.

Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi

terhadap visi, misi, dan nilainilai Perseroan.

Guna membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasannya, Perseroan

telah membentuk 4 komite, yakni Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite

Risiko Usaha dan Komite GCG.

Selain itu, Perseroan telah membentuk unit-unit Sekretaris Perusahaan, Hubungan

Investor, Audit Internal dan Unit Manajemen Risiko, yang bertugas membantu Direksi dalam

menjalankan tugas-tugas GCG.

Kalbe menyadari bahwa pelaksanaan sistem pengelolaan risiko yang memadai berperan

penting dalam pengelolaan berbagai risiko usaha yang dihadapi Perseroan.

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 20
Penerapan manajemen risiko diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat berikut:

1. Menyediakan informasi bagi manajemen mengenai paparan risiko yang dihadapi;

2. Menyempurnakan metode dan proses pengambilan keputusan;

3. Memberikan penilaian atas risiko yang melekat pada setiap produk dan kegiatan usaha Kalbe.

Struktur Organisasi Manajemen Risiko

Kalbe telah membentuk Unit Audit Korporat dan Penasihat Risiko atau Corporate Audit

and Risk Advisory (CARA). Unit CARA bertanggung jawab memfasilitasi penyempurnaan

kemampuan pengungkapan risiko dan mendorong efektivitas pengembangan dan implementasi

strategi pengendalian risiko secara keseluruhan. Hal tersebut dilaksanakan melalui proses

konsultasi dan evaluasi, guna memastikan bahwa setiap unit kerja dalam melakukan identifikasi

faktor-faktor risiko utama dan melaksanakan kebijakan pengendalian untuk memitigasi risikorisiko

tersebut.

Kerangka Kerja Manajemen Risiko

Perseroan terus menerapkan pendekatan Top-Down sebagai pelengkap pendekatan

Bottom-Up yang dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya. Selain memfasilitasi setiap departemen

di dalam entitas/unit perusahaan untuk mengidentifikasi dan memahami risiko-risiko terkait

proses usaha yang dijalankannya, CARA juga membantu Manajemen dalam mengidentifikasi

risiko-risiko strategis yang dihadapi entitas.

Profil Risiko

Beberapa risiko utama yang memiliki pengaruh penting terhadap kegiatan usaha Kalbe antara

lain:

1. Risiko Persaingan Usaha

Dalam era pasar terbuka sekarang ini, persaingan dalam sektor farmasi dan produk

kesehatan lainnya akan semakin ketat dengan banyaknya produsen lokal maupun internasional

yang beroperasi. Persaingan tersebut timbul dalam berbagai aspek, antara lain sumber daya

keuangan dan kemampuan operasional pesaing internasional yang lebih kuat, serta inovasi

produk, metode promosi dan pemasaran, perubahan permintaan pasar, daya beli masyarakat yang

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 21
terbatas serta kesiapan Perseroan menghadapi persaingan bisnis yang tidak sehat.

Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan meningkatkan kepekaan terhadap

perubahan pasar dan kemampuan menyesuaikan diri serta menangkap peluang yang tersedia.

Disamping itu, Kalbe juga dituntut untuk mampu memberikan nilai lebih dari produk dan jasa

yang ditawarkan oleh Kalbe dibandingkan dengan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan lain

yang sejenis.

2. Risiko Keuangan

Dalam menjalankan kegiatan bisnis, Grup Kalbe juga menghadapi risiko keuangan yang

timbul sebagai akibat fluktuasi mata uang asing, anggaran, pembiayaan, serta likuiditas. Karena

sebagian besar bahan baku Kalbe diimpor, hal ini menimbulkan dampak dalam bentuk

kerentanan terhadap fluktuasi valuta asing. Fluktuasi mata uang asing, terutama dalam Dollar

A.S. sangat berdampak pada biaya produksi.

Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan melakukan pengelolaan manajemen

kas secara lebih prudent untuk menjamin kebutuhan impor, menjaga tingkat persediaan bahan

baku dan barang jadi yang mencukupi dengan selalu memperhatikan kondisi perekonomian

domestik dan global.

3. Risiko Hukum dan Regulasi

Di dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Grup Kalbe menghadapi berbagai jenis

peraturan hukum dan perubahan regulasi yang terkait serta aturan yang dibuat dalam perjanjian

dengan pihak ketiga yang mengikat grup Kalbe, sehingga dapat menimbulkan risiko hukum atau

akibat hukum lainnya. Antisipasi proses perubahan peraturan yang berkenaan dengan industri

kesehatan dan kondisi makro ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk

terus bertumbuh. Proses registrasi atas merek dan produk, termasuk perolehan hak paten, serta

kekayaan intelektual lainnya merupakan kewajiban secara hukum yang harus dijalankan secara

berkesinambungan untuk menghindari klaim atau pengakuan dari pihak luar yang dapat terjadi di

kemudian hari. Perjanjian-perjanjian yang mengikat dengan pihak ketiga dapat membawa

konsekuensi hukum, sehingga dalam proses pembuatan dan pengesahannya harus dilakukan

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 22
pemeriksaan secara legal sehingga terbentuk keseimbangan hak dan kewajiban. Selain itu,

kegiatan ekspor atau ekspansi ke luar negeri perlu dipertimbangkan dengan mempelajari dan

memahami mengenai perbedaan hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara.

Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan terus melakukan pemantauan atas

perubahan peraturan dengan baik untuk mengantisipasi kesempatan atau dampak suatu risiko,

menghindari gugatan hukum dari pihak lain, dan mematuhi hukum dan regulasi lainnya yang

berlaku. Perseroan juga terus meningkatkan kompetensi sumber daya dan kesiapan dari segi

legalitas dalam menghadapi gugatan dari pihak ketiga.

4. Risiko Reputasi

Risiko reputasi ini meliputi keluhan konsumen, penarikan kembali produk dan juga

kemungkinan adanya sabotase terhadap produk, serta pencemaran nama baik. Di saat seperti

sekarang ini, dimana citra perusahaan sangatlah penting, maka pencemaran reputasi merupakan

risiko yang harus diperhatikan.

Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan mempertahankan dan meningkatkan

kualitas produk yang meliputi hasil proses bisnis Perseroan yang menyeluruh, yaitu sejak tahap

riset dan pengembangan hingga masa kadaluarsa produk, termasuk kewaspadaan terhadap

pemalsuan produk yang selalu menjadi salah satu fokus utama Grup Kalbe sehingga dapat

meningkatkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Kalbe. Tidak hanya dari sisi

produk, Kalbe juga meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan melalui pembinaan sumber

daya manusia.

5. Risiko Sumber Daya Manusia

Keberlangsungan perkembangan Perseroan tidak lepas dari kualitas sumber daya manusia

yang dimiliki. Risiko akan tingkat pergantian karyawan, keluarnya karyawan-karyawan yang

berpotensi, permasalahan dalam perekrutan maupun hal lain akan berpengaruh dalam kebutuhan

dan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. Penanganan risiko ini dilakukan antara lain

dengan melakukan berbagai kegiatan pelatihan dan pengembangan kemampuan sumber daya

manusia serta memberikan kesempatan yang setara kepada karyawan dalam mengembangkan

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 23
karir dan kompetensi secara profesional.

Evaluasi akan sistem kompensasi agar senantiasa kompetitif dan sejalan dengan

perkembangan pasar juga terus dilakukan. Kalbe juga terus mengembangkan dan mengatur talent

pool sehingga selalu tersedia personil yang siap pakai untuk menjamin kelanjutan kinerja yang

baik.

6. Risiko Interupsi Bisnis

Dalam menjalankan bisnisnya Kalbe harus selalu siap untuk menghadapi dan mengatasi

risiko yang bersifat bencana alam, yang dapat berdampak pada lumpuhnya fasilitas perusahaan

dan terhentinya kegiatan produksi, seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, dan sebagainya.

Risiko ini memiliki kemungkinan yang kecil, namun membawa akibat yang signifikan untuk

mengantisipasi kemungkinan tersebut, Kalbe senantiasa menerapkan program asuransi yang

memadai atas aset, fasilitas produksi serta persediaan.

7. Risiko Informasi Perusahaan

Di dalam era perkembangan teknologi yang semakin maju sekarang ini, di mana berbagai

informasi dapat diperoleh/ diakses melalui internet, keamanan data perusahaan merupakan

sesuatu yang mutlak. Risiko informasi ini tidak hanya berkaitan dengan permasalahan Teknologi

Informasi (hardware dan software), namun juga terkait dengan semua data informasi yang

dimiliki Grup Kalbe. Kegagalan dalam menjaga kerahasiaan informasi tersebut dapat

mengakibatkan kerugian bagi perseroan.

Penanganan risiko ini dilakukan dengan penetapan dan pengembangan Kebijakan

Teknologi Informasi dan pengadaan pusat Data (Data Center) yang memadai dengan standar

yang tinggi yang merupakan salah satu langkah mitigasi perseroan dalam menjaga keamanan

akan akses informasi-informasi penting tersebut. Risiko-risiko tersebut di atas akan selalu

dimonitor dan dievaluasi dengan memperhatikan dinamika kegiatan usaha dan peraturanperaturan

terkait, termasuk memetakan risiko-risiko yang mungkin belum teridentifikasi.

Daftar Pustaka :

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 24
1. Anonym-1, 2018. https://www.kalbe.co.id/id/tata-kelola-perusahaan/etika, (14 September

2018, Jam 18.00)

2. Anonym-2, 2018. Laporan Keuangan PT Kalbe Farma, Tbk tahun 2016, (14 September

2018, Jam 20.00)

Novita Dewi Purnama 55118110149 | Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM 25

Anda mungkin juga menyukai