Anda di halaman 1dari 9

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

Tugas Minggu ke -4

Environmental Ethics

NOVITA DEWI PURNAMA

55118110149

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM

Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2019
ENVIRONMENTAL ETHICS

Environmental Philosopy ( Filosopi Lingkungan )


Pengertian filsafat diambil dari kata philosohia atau philoshopos dari bahasa Yunani yang
diartikan sebagai cinta dan kebijaksanaan. Secara simpel, pengertian filsafat atu filosofi adalah
cinta pada pengetahuan (ilmu pengetahuan) dan kebijksanaan.

Menurut Aristoteles Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang berisi
ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).
Sedangkan menurut Immanuel Kant Filsafat adalah ilmu (pengetahuan), yang merupakan dasar
dari semua pengetahuan dalam meliput isu-isu epistemologi (filsafat pengetahuan) yang
menjawab pertanyaan tentang apa yang dapat kita ketahui.

Sedangkan lingkungan sendiri memiliki arti ruang yang ditempati makhluk hidup bersama
benda hidup dan tak hidup, seperti lapisan bumi dan udara yang ada mahluknya (Soemarwoto,
1994; 51-52). Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan
aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995; 15).
Pengertian lingkungan menurut Soerjani, lingkungan dapat dikatakan sebagai ekologi terapan,
yakni bagaimana menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu dalam kehidupan
manusia, atau ilmu yang mempelajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam
ekosistem atau dalam lingkungan hidupnya (1987: 2). Zoer Aeni juga mengatakan lingkungan
adalah suatu system kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan organism (2001:108).

Berdasarkan pengertian diatas Filsafat Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang
pengetahuan dasar mengenai lingkungan yang didalamnya terdapat kebenaran yang dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang ingin kita ketahui.

Filosofi Lingkungan dibagi menjadi dua :

a. Antroposentris ( berpusat pada manusia )


Pengertian Antroposentrisme adalah konsep utama di bidang etika lingkungan dan
filsafat lingkungan, karena seringkali dianggap sebagai pokok permasalahan yang

2
tercipta akibat interaksi manusia dengan lingkungan. antroposentrisme sangat terikat di
dalam berbagai budaya manusia modern dan tindakan-tindakan sadarnya. Istilah ini
dapat ditukar dengan humanosentrisme dan supremasi manusia. Teori antroposentrisme
merupakan teori yang mengutamakan kepentingan manusia sebagai generasi penerus.
jadi dalam antroposentrisme, manusia dan kepentingan manusia memiliki nilai
tertinggi.
b. Ecosentris ( berpusat pada lingkungan )
Ekosentrisme adalah merupakan lanjutan dari biosentrisme yang merupakan teori
bahwa makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Sebagai
lanjutan, ekosentrisme sering disamakan dengan biosentrisme baik dari sudut pandang
maupun dari pengertiannya sendiri, karena adanya banyak kesamaan di antara
Biosentrisme Dan Ekosentrisme. Kedua teori Biosentrisme Dan Ekosentrisme sangat
bertolak belakang dengan cara pandang teori antroposentrisme yang merupkan teori
etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.

Role of Stakeholder ( Peran Pemangku Jabatan )


Pengertian Stakeholder / Pemangku Jabatan adalah semua pihak di dalam masyarakat, baik itu
individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang memiliki hubungan dan kepentingan
terhadap sebuah organisasi/ perusahaan dan isu/ permasalahan yang sedang diangkat. Dalam
terjemahan bahasa Indonesia, arti stakeholder adalah pemangku kepentingan atau pihak yang
berkepentingan.

Stakeholder adalah bagian penting dari sebuah organisasi yang memiliki peran secara aktif
maupun pasif untuk mengembangkan tujuannya. Stakeholder dapat dijumpai dimanapun,
terutama dalam kegiatan bisnis sehingga setiap perusahaan tidak lepas dari keberadaan tokoh
penting tersebut.

Keberadaan stakeholder dalam kegiatan bisnis akan diperlukan untuk membantu


mengembangkan tujuan dari perusahaan tersebut. Menurut Freeman, pengertian Stakeholders
adalah suatu kelompok masyarakat ataupun individu yang saling mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh pencapaian tujuan tertentu dari organisasi.

3
Klasifikasi Stakeholder

Secara umum, Stakeholder dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan, posisi, dan


pengaruhnya. Berikut ini adalah klasifikasi stakeholder tersebut:

1. Stakeholder Utama (Primer). Stakeholder primer ini berhubungan langsung dengan


pembuatan kebijakan, program, dan proyek. Mereka merupakan penentu utama dalam
kegiatan pengambilan keputusan. Beberapa contoh stakeholder primer yaitu:

Masyarakat dan Tokoh Masyarakat; masyarakat adalah mereka yang akan terkena
dampak dan mendapat manfaat dari suatu kebijakan, proyek, dan program.
Sedangkan tokoh masyarakat adalah anggota masyarakat yang dianggap dapat
menjadi aspirasi masyarakat.

keputusan dan implementasinya.

2. Stakeholder sekunder adalah pihak yang tidak berkaitan langsung terhadap suatu
kebijakan, program, dan proyek. Namun stakeholder sekunder punya keprihatinan dan
kepedulian sehingga ikut menyuarakan pendapat yang bisa mempengaruhi sikap
stakeholder utama dan keputusan legal pemerintah.
Beberapa contoh stakeholder sekunder yaitu:

tanggungjawab langsung

punya wewenang langsung dalam mengambil keputusan

berhubungan dengan dampak, rencana, atau manfaat yang akan muncul

pengambilan keputusan pemerintah


ngusaha atau Badan Usaha

4
3. Stakeholder kunci adalah unsur eksekutif berdasarkan levelnya (legislatif dan instansi)
yang punya wewenang secara legal untuk mengambil keputusan. Contohnya,
stakeholder kunci suatu proyek di daerah kabupaten:

Sedangkan pada dunia bisnis pembagian kelompok Stakeholder dapat dibagi menjadi
dua, yaitu Internal Stakeholder dan External Stakeholder. Pihak-pihak yang termasuk di
dalamnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Partnership ( Kemitraan)

Kemitraan merupakan upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan
5
bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian untuk
membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian,
saling percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus
ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak padalandasan yang sama,
kesediaan untuk berkorban.

Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari
berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003),
kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.

Jenis atau Pola Kemitraan

Dalam Pasal 27 Undang-Undang Usaha Kecil ditentukan pola-pola kemitraan sebagai


berikut:
1. Inti Plasma
Pola inti plasma adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah
atau usaha besar yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar bertindak sebagai
inti dan usaha kecil selaku plasma, perusahaan inti melaksanakan pembinaan mulai dari
penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis, sampai dengan pemasaran hasil
produksi.
2. Subkontrak
Pola subkontrak adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah
atau usaha besar yang di dalamnya usaha kecil memproduksi komponen yang
diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar sebagai bagian dari produksinya.
Kelemahan pola subkontrak ini adalah pada besarnya kebergantungan pengusaha kecil
pada pengusaha menengah atau besar. Hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap
kemandirian dan keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha kecil.
Manfaat yang diperoleh pengusaha kecil melalui pola subkontrak ini adalah dalam hal :
 Kesempatan untuk mengerjakan sebagian produksi dan atau komponen.
 Kesempatan yang seluas-luasnya dalam memperoleh bahan baku.
 Bimbingan dan kemampuan teknis produksi dan atau manajemen.
 Perolehan, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang digunakan.
6
 Pembiayaan.

3. Dagang Umum

Pola dagang umum adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar
memasarkan produksi usaha kecil atau usaha kecil memasok kebutuhan yang
diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar mitranya.

4. Waralaba

Pola waralaba adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha menengah atau
usaha besar pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi merk dan saluran
distribusi perusahaan kepada usaha kecil penerima waralaba dengan disertai bantuan
dan bimbingan manajemen.

Pengaturan yang terinci mengenai kemitraan bisnis pola waralaba ini telah diatur di
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 26 Tahun 1997 tentang waralaba.
Di dalam peraturan pemerintah kemitraan sendiri terdapat pengaturan khusus tentang
waralaba ini, antara lain dalam pasal 7 yang menentukan sebagai berikut :

Usaha besar dan atau usaha menengah yang bermaksud memperluas usahanya dengan
memberi waralaba, memberikan kesempatan dan mendahulukan usaha kecil yang
memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai penerima waralaba untuk usaha yang
bersangkutan. Perluasan usaha oleh usaha besar dan atau usaha menengah dengan cara
waralaba di kabupaten atau kotamadya Daerah Tingkat II di luar ibukota propinsi hanya
dapat dilakukan melalui kemitraan dengan usaha kecil.

5. Keagenan

Pola keagenan adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha kecil diberi hak
khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha menengah atau usaha besar mitranya.
Pengertian agen hampir sama dengan distributor karena sama-sama menjadi perantara
dalam memasarkan barang dan jasa perusahaan menengah atau besar (prisipal). Namun,
secara hukum berbeda karena mempunyai karakteristik dan tanggungjawab hukum
yang berbeda.
7
6. Modal Ventura

Modal Ventura dapat didefinisikan dalam berbagai versi. Pada dasarnya berbagai
macam definisi tersebut mengacu pada satu pengertian mengenai modal ventura yaitu
suatu pembiayaan oleh suatu perusahaan pasangan usahanya yang prinsip
pembiayaannya adalah penyertaan modal.

Meskipun prinsip dari modal ventura adalah “penyertaan” namun hal tersebut tidak
berarti bahwa bentuk formal dari pembiayaannya selalu penyertaan. Bentuk
pembiayaannya bisa saja obligasi atau bahkan pinjaman, namun obligasi atau pinjaman
itu tidak sama dengan obligasi atau pinjaman biasa karena mempunyai sifat khusus
yang pada intinya mempunyai syarat pengembalian dan balas jasa yang lebih lunak.

8
Daftar Pustaka :
1. www. Gurupendidikan.co.id
2. Anonym-1, 2013, http://repository.ump.ac.id/3572/3/MULASIH%20-%20BAB%20II.pdf (29
Sept, jam 22.00)
3. Asri Fahmi, 2016, https://blog.asrifahmi.com/2016/05/pengertian-antroposentrisme-
biosentrisme-dan-ekosentrisme.html
4. Anonym-2, 2016, http://terbeselung.blogspot.com/2016/11/pengertian-kemitraan-menurut-para-
ahli.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai