Anda di halaman 1dari 2

KEKAYAAN VERSUS KEMISKINAN

Sebuah masyarakat pasti memiliki kelas-kelas sosial. Dari sisi ekonomi, ada kelas atas yakni orang
kaya; ada kelas menengah dan kelas bawah. Bagi masyarakat yang maju, kelas bawah bukanlah kelas
orang miskin, sebab pendapat perkapita masyarakat maju sudah cukup tinggi` Tetapi di negara-
negara berkembang, masyarakat kelas bawah pastilah orang-orang miskin: pendapatan rendah,
kurang gizi, kurang sehat, kurang terdidik, kurang pakaian, dll. Menurut anda, apakah Yesus
bermaksud membangun sebuah masyarakat yang semuanya miskin: kurang terdidik, kurang gizi,
penyakitan, dll? Pertanyaan ini muncul, karena dalam injil-injil kita jumpai sejumlah ayat yang
seakan-akan menentang kekayaan pada satu sisi dan mengidealkan kemiskinan pada sisi lainnya.
Perhatikanlah ungkapan-ungkapan berikut ini!

Mt. 5:3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga”.

Mt. 19:23 “Yesus berkata kepada murid-muridNya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar
sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu,
lebih muda seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam
kerajaan Allah”`

Mrk. 10:25 “Lebih muda seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk kerajaan
Allah”

Lk. 1: 53 “Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya
pergi dengan tangan hampa”.

Lukas memiliki sebuah ceritera menarik, yaitu ceritera tentang orang kaya dan Lazarus (Lk. 16:19-
31). Setelah meninggal dunia, rang kaya menderita di alam maut; sebaliknya Lazarus yang miskin
diterima dalam pangkuan Abraham.

Ceritera-ceritera para penginjil seakan-akan memberi kesan, bahwa Tuhan Yesus membenci
kekayaan pada satu sisi, dan mengidealkan kemiskinan pada sisi lainnya. Pertanyaan yang muncul
adalah: apakah Tuhan Yesus menghendaki agar semua pengikutnya miskin? Apakah para penginjil
mengidealkan jemaat Kristen yang lapar, tidak terdidik, kurang gizi, dan kurang sehat? Bagaimana
dengan orang Kristen yang kaya? Apakah mereka pasti masuk neraka? `

Tuhan Yesus menurut Lukas membenci dan menolak kekayaan? Kalau kita memahami ayat-ayat ini
terpisah dari keseluruhan isi injil Lukas, maka kita bisa memiliki kesan demikian. Tetapi pada bagian-
bagian lain dari injil Lukas, kita menemukan hal-hal berikut:
Mt. 11:4-5 “Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu
dengat dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang
tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik”.

Lk. 4:18-19 “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang miskin, dan ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, dan penglihatan kepada orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang
yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”`

Lk. 8:3 “Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-
perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka”`

Lk. 10:35 “Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu katanya:
Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali”.

Dalam Perjanjian Baru, seakan-akan orang miskin lebih dicintai TUHAN. Dalam injil Matius
dikatakan, bahwa alangkah sukarnya orang kaya masuk kerajaan Sorga. Mengapa sukar? Menurut
Mt. 19:-16-24, ungkapan “sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam
kerajaan sorga” (Mt. 19:13) dialamatkan kepada seorang muda yang kaya. Ia lebih mencintai
kekayaannya dari pada mencintai sesama manusia (Mt. 19:21-22), padahal mencintai TUHAN dan
sesama adalah esensi dari hukum Torat.

Jika kita membaca ungkapan di atas dalam satu kesatuan dengan pokok penghakiman terakhir dalam
Mt. 25:31-46, kita menemukan jawabannya. Pada hari penghakiman terkahir, seseorang dinilai
bukan berdasarkan kaya-miskinnya dia; tetapi berdasarkan apa yang lakukan untuk menolong orang-
orang kecil. Seseorang dihakimi berdasarkan apa yang lakukan atau tidak lakukan bagi orang yang
telanjang, orang sakit, orang yang dipenjara. Dengan kata lain, pelayanan kepada sesama yang
membutuhkan sebagai wujud dari kasih kepada Tuhan dan sesama menjadi ukuran keberagamaan
seseorang. Jika demikian, maka kekayaan tetap diperlukan untuk memberi makan yang lapar,
memberi minum yang haus, merawat yang sakit, memberi pakaian bagi yang telanjang, dan melawat
orang di penjara.

Mt. 19:23 “Yesus berkata kepada murid-muridNya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar
sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu,
lebih muda seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam
kerajaan Allah”`

Menurut Mrk. 10:25 “Lebih muda seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk
kerajaan Allah”`

Anda mungkin juga menyukai