Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Undang- undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang telah berjalan


tentunya menjadikan rumah sakit salah satu pihak yang harus selalu berbenah diri
dalam rangka menjalankan amanat perundangan tersebut. Penyelenggaraan
kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit semakin menjamin akses dan kualitas
layanan bagi kepentingan kesehatan masyarakat.
Selanjutnya regulasi yang mengatur rumah sakit secara khusus yakni
Undang – Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Pada undang-
undang ini, jelas rumah sakit diatur secara spesifik, termasuk bagaimana rumah
sakit dapat menyelenggarakan pelayanannya dengan baik.
RSUD Banten, salah satu komponen yang terlibat langsung dengan apa
yang tertuang di beberapa perundangan tersebut, berupaya untuk dapat
menyediakan penyelenggaraan dan layanan yang semakin baik. Dengan membuat
regulasi internal dalam rangka mendukung apa yang sudah diamanatkan oleh
perundangan yang berlaku.
Undang-Undang Praktik Kedokteran tahun 2004 mengamanatkan bahwa
perlu dirumuskan suatu standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional dalam pelayanan kesehatan. Sebagai upaya untuk memenuhi amanat
dalam UU tersebut, RSUD Banten perlu menetapkan standar alat, ruang, dan
tenaga serta kompetensi pelayanan pada rumah sakit. Harapannya, rumah sakit
dapat memiliki sumber data sarana, prasarana, alat, dan sumber daya manusia
yang kompetensinya sesuai dengan kelasnya. Selain itu adanya panduan yang
jelas mengenai sumber daya dan pengaturan pelayanan, diharapkan rumah sakit
mampu membuat perencanaan yang lebih baik dan matang dalam pengembangan
dan peningkatan mutu layanan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit, rumah sakit harus
melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan umum dan pelayanan medik.
RSUD Banten, mengadopsi standar-standar akreditasi nasional yang disusun dan

1
ditetapkan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan akreditasi
internasional yang bersumber dari Joint Commission InternationaI (JCI) untuk
mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan tersebut.
Penyusunan panduan ini merujuk pada persyaratan input minimal di
berbagai standar, panduan, serta indikator. Diharapkan buku ini dapat
dimanfaatkan oleh para pimpinan, pengambil keputusan, dan seluruh tenaga
kesehatan di rumah sakit dalam penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit.

2. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan pedoman ini adalah sebagai acuan bagi para pimpinan, pengambil
keputusan, dan tenaga kesehatan rumah sakit, sebagai panduan dalam
penyelenggaraan promosi kesehatan dan penyebaran informasi di Rumah sakit
agar dapat meningkatkan kemampuan komunikasi informasi yang efektif.

3. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI INFORMASI


Instruksi kerja ini dapat digunakan sebagai pedoman di seluruh SMF /
Bagian / Bidang / Instalasi / Unit di RSUD Banten.

4. KEGIATAN KOMUNIKASI INFORMASI DAN BATASAN


OPERASIONAL
Setiap SMF/Bagian/Bidang/Instalasi/Unit terkait membuat laporan
kegiatan pelatihan:
a. Batas waktu pembuatan laporan paling lambat 1 bulan setelah pelaksanaan
pelatihan.
b. Laporan dibuat rangkap dua dan dikirimkan ke Wakil Direktur Umum dan
Keuangan.
c. Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan internal terdiri dari
 Pendahuluan
 Tujuan pelatihan
 Peserta pelatihan
 Tempat & tanggal pelatihan
 Materi, narasumber, dan fasilitator

2
 Hasil pre-test dan post test
 Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan
 Kesimpulan & saran
 Tanda tangan ketua panitia
Dengan melampirkan :
 Laporan keuangan (rincian biaya pengeluaran pelatihan)
 SK panitia pelatihan
 Proposal pelatihan
 Materi pelatihan
 Daftar hadir peserta/ narasumber/ fasilitator/ panitia
 Contoh sertifikat pelatihan
 Dokumentasi / foto pelaksanaan pelatihan

d. Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh institusi


luar RSUD Banten terdiri dari :
 Pendahuluan
 Tujuan pelatihan
 Peserta pelatihan
 Tempat & tanggal pelatihan
 Materi, narasumber, dan fasilitator
 Kesimpulan & saran
 Tanda tangan kepala SMF / Bagian / Bidang / Instalasi / Unit

3
5. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 1 : SOTK RSUD Banten

6. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang-Undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
4. Peraturan Gubernur No. 38 tahun 2013 tentang pembentukan organisasi
rumah sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 Tahun 2012
Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

4
BAB II
PROFIL RUMAH SAKIT

1. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Umum Daerah Banten merupakan salah satu fasilitas


pelayanan kesehatan milik Pemerintah Provinsi Banten yang diresmikan pada
tanggal 3 Oktober Tahun 2013. Sebagai instansi pelayanan publik Rumah Sakit
Umum Daerah Banten memiliki peranan yang sangat stratgis dalam upaya
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Banten.Peran strategis ini
terkait karena RSUD Banten adalah fasilitas kesehatan yang padat teknologi dan
padat pakar ilmu. Peran tersebut dewasa ini makin menonjol mengingat timbulnya
perubahan-perubahan epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis,
perkembangan IPTEK, perubahan struktur sosio ekonomi masyarakat dan
pelayanan yang lebih bermutu, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka
yang menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Banten (RSUD Banten) sebagai unit
pelayanan publik pemerintah daerah dituntut untuk meningkatkan kualitas kinerja
pelayanannya.Hal ini seiring engan program percepatan pembangunan yang
dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Banten. Tuntutan masyarakat akan kualitas
kinerja pelayanan dari waktu ke waktu semakin meningkat terutama setelah
memasuki era reformasi.
Hal ini merupakan tantangan yang serius terhadap keberadaan Rumah
Sakit Pemerintah dimasa yang akan datang, apakah masih tetap menjadi tumpuan
masyarakat sebagai pusat pelayanan kesehatan rujukan atau tumpuan masyarakat
beralih ketempat lain dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan. Untuk itu
perbaikan kualitas pelayanan kesehatan rujukan harus mendapat prioritas dari
pemerintah daerah dalam hal pelayanan terhadap pelanggan atau konsumen
kesehatan.
Dengan demikian, nampak bahwa rumah sakit mengemban tugas yang
sangat berat, disatu sisi dituntut member pelayanan yang bermutu yang dapat
memuaskan konsumennya. Rumah sakit sebagai institusi yang berperan penting

5
dalam pelayanan kesehatan masyarakat merupakan salah satu misi yang harus
dijalankan, disisi lain perubahan kecendrungan dari instansi yang sepenuhnya
sosial menjadi sosio ekonomis juga sudah merupakan kenyataan. Sementara itu,
perubahan baik di tingkat lokal maupun global terus saja terjadi yang memaksa
rumah sakit secara terus menerus perlu menyesuaikan dirinya.
Rumah Sakit Umum Daerah Banten dipimpin oleh Direktur yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan
asas otonomi daerah dan tugas pembantuan dibidang kesehatan terutama di
lingkungan Rumah sakit. Seiring dengan proses pembangunan pada era
desentralisasi, pembangunan yang telah berkembang di lingkungan pemerintah
daerah Provinsi Banten semakin besar pula tantangan dan hambatan yang akan
membentang di sepanjang masa suatu pemerintahan.
Pembangunan yang terus dilaksanakan pemerintah tidak lain ditujukan
kepada peningkatan kesejahteraan warga masyarakat, oleh karenanya
pembangunan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta
dapat dinikmati oleh seluruh warga masyarakat.
Perencanaan pembangunan yang berangkat dari dan akan kebutuhan
masyarakat secara langsung akan meningkatkan kinerja pemerintah. Hal ini dapat
dilihat dari aspek kepuasan masyarakat akan pelayanan pemerintah kepada warga
masyarakat, selain itu peningkatan kesejahteraan warga masyarakat merupakan
salah satu tolok ukur dari keberhasilan pembangunan. Pembangunan kesehatan
sebagai salah satu bagian dari pembangunan yang sedang, sudah dan akan
dilaksanakan.
Sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan
Pemerintah Provinsi Banten, RSUD Banten dituntut untuk meningkatkan
pelayanan kepada warga masyarakat.Transparansi dan akuntabilitas wajib
dikedepankan seiring dengan semakin berkembangnya tuntutan zaman.

6
2. VISI
Rumah sakit pilihan utama dengan layanan santun
3. MISI
1. Meningkatkan kopentensi Sumber daya manusia Rumah Sakit secara
berkesinambungan dalam hal Skill, konwledge, attitud
2. Mengembangkan bangunan yang aktraktif dan peralatan medis yang canggih
dan mampu mengikuti perkembangan ilmu medis yang canggih dan ampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
3. Memberikan pelayan yang berstandar nasional dan menyenangkan pelanggan.
4. Berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banten
melaui pelayanan kesehatan perorangan dalam mendukung RPJMD Provinsi
Banten.

4. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi sumber daya manusia di RSUD Banten terdiri atas:
Tabel 1 . JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL RSUD BANTEN TAHUN 2016

NO PROFESI JUMLAH PELAYANAN MANAJEMEN


TENAGA MEDIS
1 DOKTER SPESIALIS 15 15 -
2 DOTER GIGI 5 4 1
3 DOKTER UMUM 11 8 3
4 NERS 9 8 1
5 S1 PERAWAT 2 1 1
6 D3 PERAWAT 25 20 5
7 D3 PERAWAT GIGI 3 3
8 BIDAN 11 10 1
9 SMA PERAWAT GIGI 1 1

TENAGA MEDIS LAINNYA


10 APOTEKER 5 5
11 S1 FARMASI 3 3
12 S1 GIZI 1 1
13 D3 Gizi 4 4
14 D3 Fisioterapi 5 5
15 D3 Kesling 3 3
16 D3 Okupasi terapi 1 1
17 D3 Radiologi 4 4

7
18 D3 Rekam Medis 3 3
19 D3 Farmasi 2 1 1
20 D3 ANALISIS LAB 5 5
21 D1 GIZI 1 1
22 SEKOLAH MENENGAH FARMASI 1 1

PENDIDIKAN UMUM
23 Magister Manajemen Kesehatan 1 1
24 Magister Manjemen 1 1
25 Magister Epidemiologi 1 1
26 Magister Sains 4 4
27 Magister Of Public Health 1 1
28 Magister Kesehatan Masyarakat 4 4
29 Magister Administrasi RS 2 2
30 Magister Administrasi 2 2
31 S1 Administrasi Negara 2 2
32 S1 Kesehatan MasyarakaT 21 5 16
33 S1 Ekonomi 6 6
34 S1 ilmu pemerintahan 1 1
35 S1 Psikologi 3 1 2
36 S1 Komputer 1 1
37 S1 Fisika 1 1
38 D3 lainnya 4 1 3

JUMLAH 175 84 91

8
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI TIM PKRS

SK nomor :
Gambar 2 : SOTK Tim PKRS

Wadir Umum dan


Keuangan

Katua Tim PKRS

Sekertaris Anggota

1. Pelaksana PKRS
2. Pelaksana Administrasi
3. Pelaksana Keuangan
4. Pelaksana Sarana & Prasana

9
BAB IV
URAIAN JABATAN

1. PENGERTIAN

1. Analisis Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data
jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk
kepentingan program pegawai serta memberikan umpan balik bagi organisasi
dan tatalaksana
2. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab,
wewenang, dan hak seorang pegawai dalam suatu unit kerja.
3. Uraian jabatan adalah uraian tentang informasi dan karakteristik jabatan,
seperti nama jabatan, NIP, unit organisasi, misi organisasi, misi jabatan, hasil
kerja, bahan kerja, perangkat kerja, sifat jabatan, uraian tugas,
tanggungjawab, wewenang, nama jabatan, bawahan langsung, korelasi
jabatan, kondisi pelaksanaan kerja, persyaratan jabatan, kondisi fisik, dan
butiran informasi lain.
4. Syarat jabatan adalah syarat yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh seseorang
untuk menduduki suatu jabatan. Syarat jabatan merupakan tuntutan
kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan keahlian atau keterampilan kerja
yang diidentifikasi dari pemilikan pengetahuan kerja, pendidikan, pelatihan,
pengalaman kerja, dan kemampuan dari aspek psikologi dan kekuatan fisik.
5. Syarat jabatan diartikan pula sebagai kualifikasi yang harus dipenuhi untuk
menduduki suatu jabatan seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja,
pengetahun kerja, keterampilan kerja serta syarat psikologis.
6. Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka memimpin suatu satuan organisasi Negara dan secara tegas ada dalam
struktur organisasi.

10
7. Jabatan fungsional adalah:
a. Jabatan Fungsional tertentu yang pengangkatan dalam jabatan dan
kenaikan pangkatnya dipersyaratkan dengan angka kridit
b. Jabatan Fungsional Umum yang untuk pengangkatan dalam jabatan dan
kenikan pangkatnya tidak disyaratkan dengan angka kridit.
8. Peta Jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal
maupun horizontal menurut struktur kewenangan, tugas dan tanggungjawab
jabatan serta persyaratan jabatan. Peta jabatan menggambarkan seluruh
jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja.

2. ANALISIS JABATAN
1. Analisa jabatan disusun berdasarkan informasi jabatan sesuai dengan struktur
organisasi dan tata kerja rumah sakit.
2. Analisa jabatan dipergunakan untuk menyusun uraian jabatan dan
persyaratan jabatan.
3. Analisa jabatan digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tugas
pokok dan fungsi pegawai pada jabatan yang ditentukan.
4. Analisa jabatan dilakukan pada saat struktur organsasi rumah sakit ditetapkan
dan atau restrukturisasi organisasi rumah sakit/ penataan jabatan dan
pengembangan organisasi.
5. Analisa jabatan dilakukan oleh Tim yang ditetapkan oleh Direktur RSUD
Banten.

3. URAIAN JABATAN
Uraian Jabatan Tenaga Medis
1. Tenaga medis yang memangku jabatan Kepala SMF
/Unit/Instalasi/Bagian/Bidang memiliki uraian jabatan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Tenaga medis yang tidak memangku jabatan sebagai butir 1 (satu) dan
melakukan fungsi pelayanan melakukan tugas pokok dan fungsinya
berdasarkan clinical privilege.

11
Uraian Jabatan Pejabat Struktural
1. Pegawai yang ditugaskan sebagai pejabat struktural yang ditetapkan oleh
Kementrian Kesehatan memiliki uraian jabatan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi pada struktur organisasi dan tata kerja RSUD Banten.
2. Pegawai yang ditugaskan sebagai Koordinator pada Bagian/Bidang RSUD
Banten memiliki uraian jabatan sesuai tugas pokok dan fungsinya pada
struktur organisasi dan tata kerja di lingkungan Bagian/Bidang.
3. Pegawai yang melakukan tugas pokok dan fungsi sebagai jabatan fungsional
serta melakukan pula tugas sebagai Kepala SMF /Unit/Instalasi berdasarkan
struktur organisasi dan tata kerja RSUD Banten, memiliki uraian jabatan
sesuai tugas pokok dan fungsinya baik manajerial maupun fungsional.
4. Pegawai yang melakukan tugas pokok dan fungsi sebagai jabatan fungsional
serta melakukan pula tugas sebagai Koordinator/Kepala Sub Unit pada
SMF/Unit/Instalasi berdasarkan struktur organisasi dan tata kerja RSUD
Banten, memiliki uraian jabatan sesuai tugas pokok dan fungsinya baik
manajerial maupun fungsional.

Uraian Jabatan Tenaga Fungsional


1. Pegawai yang diangkat dalam jabatan fungsional memiliki uraian jabatan
berdasarkan tugas pokok serta fungsi sesuai dengan keprofesiannya.
2. Uraian jabatan yang dimiliki oleh pegawai sebagaimana butir (1) didukung
dengan surat tugas dari Kepala SMF /Unit/Instalasi dimana pegawai tersebut
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Uraian Jabatan Tenaga Fungsional Umum


1. Pegawai yang diangkat dalam jabatan fungsional umum memiliki uraian
jabatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pada posisi jabatan yang
diberikan oleh atasannya.
2. Uraian jabatan yang dimiliki oleh pegawai sebagaimana butir (1) didukung
dengan surat tugas dari Kepala Bagian/Bidang/SMF/Unit/Instalasi dimana
pegawai tersebut melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

12
4. EVALUASI URAIAN JABATAN
1. Evaluasi uraian jabatan dilakukan secara terstruktur, terjadwal, dan insidentil.
2. Evaluasi uraian jabatan dilakukan apabila ada perubahan posisi jabatan.
3. Evaluasi uraian jabatan dilakukan untuk pengembangan sumber daya
manusia dan pengembangan organisasi.

5. MASA BERLAKU URAIAN JABATAN


1. Masa berlaku uraian jabatan sebagai pejabat struktural sampai dengan masa
penugasan/pembebasan dari jabatan struktural.
2. Masa berlaku uraian jabatan sebagai pejabat fungsional sampai dengan masa
penugasan/pembebasan dari jabatan fungsional.
3. Masa berlaku uraian jabatan sebagai tenaga fungsional sampai dengan yang
bersangkuta memenuhi persyaratan dalam jabatan fungsional dan
dibebaskan/diberhentikan dari jabatan fungsional.
4. Masa berlaku surat tugas dan uraian jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak
ditempatkan sampai dengan adanya perubahan dalam posisi jabatan sedangkan
untuk Non PNS sesuai dengan kontrak kerja/penugasannya.

13
Gambar 3. Formulir Penulisan Uraian Jabatan

RINCIAN PEKERJAAN ( Job Description)

Nama Unit Kerja


Fungsi Unit
Nama Jabatan
Tanggungjawab
Uraian Tugas
Komunikasi Utama
Wewenang
Hasil Kerja Jabatan
Ukuran Keberhasilan
Hubungan Janatan
Atasan Langsung
Hubungan Koordinasi
Persyaratan Jabatan
Kualifikasi Umum
Kualifikasi Khusus
Pendidikan
Usia
Pengalaman
Pelatihan

6. URAIAN JABATAN TIM PKRS


Ketua Tim PKRS
1. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran (RKA) Instalasi Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) setiap tahun
2. Menyusun kebijakan yang berkaitan dengan Tim PKRS
3. Menyusun SPO atau perbaikan SPO
4. Menyusun IK atau perbaikan IK
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap program/ kegiatan dan
keuangan Tim PKRS
6. Membuat usulan mutasi atau pengadaan SDM Tim PKRS
7. Menyusun laporan kegiatan Tim PKRS
8. Memeriksa dan menandatangani surat keluar

14
9. Menandatangani DP3 pegawai Tim PKRS
10. Membuat surat usulan kenaikan pangkat pegawai Tim PKRS
11. Menghadiri pertemuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan
12. Melakukan pertemuan secara berkala dengan pegawai Tim PKRS
13. Melakukan evaluasi kegiatan yang telah direncanakan dalam RKA pada
pertengahan dan akhir tahun anggaran
14. Melakukan koordinasi tugas dengan unit kerja lain yang terkait di lingkungan
RSUD Banten.
15. Mengikuti pelatihan, lokakarya, seminar yang berkaitan dengan kegiatan
PKRS
16. Membuat usulan promosi pegawai Tim PKRS

Sekertaris Tim PKRS


1. Mengusulkan penyusunan dan perencanaan program PKRS sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan kebijaksanaan Kepala Tim PKRS.
2. Memberikan saran baik diminta maupun tidak diminta kepada Kepala Tim
PKRS tentang pelaksanaan program - program kegiatan Instalasi PKRS.
3. Mengikuti rapat rutin dengan Kepala Tim PKRS dan membuat notulen rapat.
4. Menyusun konsep RKT dan RBA untuk kegiatan dan pelaksanaan program
Tim PKRS.
5. Memberikan bimbingan dan latihan kerja serta penelitian bagi siswa,
mahasiswa dan pegawai tentang program Tim PKRS.
6. Ikut mengawasi dan bertanggung jawab terhadap tata tertib, disiplin,
kebersihan dan keamanan serta kelancaran tugas dilingkungan Tim PKRS.
7. Ikut melaksanakan pembinaan, pengembangan dan kesejahteraan SDM
dilingkungan Tim PKRS sehingga dapat tercapai semangat kerja dan
ketrampilan yang memadai.
8. Menyiapkan dan meneliti surat serta dokumen lainnya yang berhubungan
dengan program PKRS sebelum disampaikan kepada Ketua Tim PKRS.
9. Mengusulkan usaha-usaha kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
pengadaan materi untuk program-program PKRS sesuai dengan kebutuhan

15
dan kemampuan Rumah Sakit agar tugas pokok dan fungsi Tim PKRS dapat
dilaksanakan secara optimal.
10. Menyusun konsep SPO atau perbaikan SPO.
11. Menyusun konsep IK atau perbaikan IK.
12. Menyusun konsep jadwal kegiatan edukasi di Tim PKRS.
13. Membuat konsep evaluasi hasil kerja dikaitkan dengan rencana kerja dan
target / sasaran pelaksanaan kegiatan PKRS di RSUD Banten.
14. Mengikuti pelatihan / lokakarya /seminar, dll yang berkaitan dengan kegiatan
PKRS.
15. Mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi program PKRS/.
16. Menyelenggarakan pengelolaan dan fasilitas PKRS.
17. Mengkoordinasikan kegiatan PKRS dengan Bidang/ Bagian/ SMF/ Instalasi /
UPT
18. Meningkatkan mutu PKRS
19. Membuat laporan kegiatan Tim PKRS

Sekertaris Tim PKRS


1. Mengusulkan rencana semua program-program Promosi Kesehatan Rumah
Sakit sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kebijaksanaan Kepala Tim
PKRS.
2. Memberikan saran baik diminta maupun tidak diminta kepada Ketua Tim
Promosi Kesehatan Rumah Sakit tentang pelaksanaan program-program Tim
PKRS
3. Mengikuti rapat rutin dengan Kepala Tim PKRS dan membuat notulen rapat
4. Menyusun konsep RKA untuk kegiatan dan pelaksanaan program Tim PKRS.
5. Mengajukan konsep kebutuhan SDM untuk kegiatan program Tim PKRS.
6. Memberikan bimbingan dan latihan kerja serta penelitian bagi siswa,
mahasiswa, dan pegawai tentang program Tim PKRS.
7. Ikut mengawasi dan bertanggung jawab terhadap tata tertib, disiplin,
Kebersihan dan keamanan serta kelancaran tugas dilingkunga Instalasi
PKRS.

16
8. Ikut melaksanakan pembinaan, pengembangan dan kesejahteraan SDM
dilingkungan Instalasi PKRS sehingga dapat tercapai semangat kerja dan
ketrampilan yang memadai.
9. Menyiapkan dan meneliti surat serta dokumen lainnya yang berhubungan
dengan program PKRS sebelum disampaikan kepada Kepala Tim PKRS.
10. Mengusulkan usaha-usaha kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
pengadaan materi untuk program-program Promosi Kesehatan Rumah Sakit
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Rumah Sakit agar tugas pokok
dan fungsi Tim PKRS dapat dilaksanakan secara optimal.
11. Menyusun konsep SPO atau perbaikan SPO.
12. Menyusun konsep IK aatau perbaikan IK
13. Membuat usulan tentang pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan
kegiatan PKRS untuk pegawai dilingkungan RSUD Banten pada umumnya
khususnya pada pegawai Tim PKRS
14. Mengusulkan pengisian, penambahan, pengurangan dan rotasi staf Tim PKRS
15. Menyusun konsep jadwal kegiatan di Tim PKRS
16. Membuat konsep evaluasi hasil kerja dikaitkan dengan rencana kerja dan
target / sasaran pelaksanaan kegiatan PKRS di RSUD Banten.
17. Mengikuti pelatihan / lokakarya / seminar, dll yang berkaitan dengan kegiatan
PKRS
18. Ikut mengawasi dan bertanggung jawab terhadap penggunaan anggaran untuk
kegiatan di Tim PKRS
19. Membuat laporan kegiatan dan keuangan Tim PKRS
20. Menyusun rencana kerja baik harian, bulanan maupun tahunan sesuai
ketentuan di Tim PKRS
21. Membuat proposal kegiatan edukasi untuk pasien, keluarga pasien dan
pengunjung serta kebutuhan sarana prasarana penunjang untuk edukasi
22. Melakukan supervisi dan koordinasi kegiatan edukasi kepada ketua tim
PKRS diunit kerja lingkungan RSUD Banten
23. Melakukan penyuluhan / edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung
24. Mendesain dan membuat skenario pembuatan alat peraga penyuluhan
(pembuatan leaflet, banner, poster, video edukasi)

17
25. Mengetik naskah kedalam konsep bulletin Banten Sehat yang akan
diterbitkan
26. Mengedit isi buletin Banten Sehat.
27. Membuat laporan realisasi kegiatan/ program
28. Melakukan koordinasi kerja dengan rekan kerja dan atasan
29. Membina dan memelihara disiplin dan kekompakan kerja dengan rekan kerja
dan atasan.
30. Mengevaluasi hasil kerja lingkungan RSUD Banten dan dikaitkan dengan
rencana program edukasi pada tahun berikutnya

Pelaksana PKRS Dalam dan Luar Gedung


1. Menyusun rencana kerja baik harian, bulanan maupun tahunan sesuai
ketentuan di Tim PKRS
2. Membuat proposal kegiatan edukasi untuk pasien, keluarga pasien dan
pengunjung serta kebutuhan sarana prasarana penunjang untuk edukasi
3. Melakukan penyuluhan/ edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung
4. Mendesain dan membuat skenario pembuatan alat peraga penyuluhan
(pembuatan leaflet, banner, poster, video edukasi)
5. Mengetik naskah kedalam konsep buletin Banten Sehat yang akan
diterbitkan
6. Mengedit isi buletin Banten Sehat
7. Membuat laporan realisasi kegiatan/ program
8. Melakukan koordinasi kerja dengan rekan kerja dan atasan.
9. Membina dan memelihara disiplin dan kekompakan kerja dengan rekan kerja
dan atasan.
10. Mengevaluasi hasil kerja dikaitkan dengan rencana kerja tahun berikutnya

Pelaksana Sarana dan Prasarana


1. Menyusun rencana kerja baik harian, bulanan maupun tahunan sesuai
ketentuan di Tim PKRS
2. Membuat proposal kegiatan edukasi untuk pasien, keluarga pasien dan
pengunjung serta kebutuhan sarana prasarana penunjang untuk edukasi

18
3. Membuat jadwal kegiatan edukasi
4. Melakukan penyuluhan/ edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung
5. Membuat laporan penyuluhan/ edukasi
6. Mendesain dan membuat skenario pembuatan alat peraga penyuluhan
(pembuatan leaflet, banner, poster, video edukasi)
7. Membuat laporan realisasi kegiatan/ program
8. Melakukan koordinasi kerja dengan rekan kerja dan atasan.
9. Membina dan memelihara disiplin dan kekompakan kerja dengan rekan kerja
dan atasan.
10. Mengevaluasi hasil kerja dikaitkan dengan rencana kerja tahun berikutnya

Pelaksana Administrasi
1. Mengetik konsep surat atau dokumen lain yang akan dikirim dari di Instalasi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
2. Mengagendakan surat atau dokumen lain yang keluar dari Instalasi Promosi
Kesehatan Rumah Sakit dan surat atau dokumen lain yang masuk ke Tim
Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
3. Mendistribusikan surat atau dokumen lain yang akan dikirim dari di Instalasi
4. Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
5. Melakukan koordinasi kerja dengan rekan kerja dan atasan
6. Membina dan memelihara disiplin dan kekompakan kerja dengan rekan kerja
dan atasan
7. Memeriksa hasil kerja secara seksama dan bertanggung jawab

Pelaksana Keuangan
1. Menyusun rencana kerja baik harian, bulanan maupun tahunan sesuai
ketentuan di PKRS
2. Membuat data pegawai Tim PKRS
3. Membuat konsep atau dokumen surat keluar
4. Mengagendakan surat/ dokumen masuk dan keluar
5. Membuat daftar usulan kebutuhan ATK dan kelontong

19
6. Membuat laporan kegiatan
7. Membuat laporan keuangan
8. Membuatlaporanasetbaranginventaris
9. Melakukan koordinasi kerja dengan rekan kerja dan atasan
10. Membina dan memelihara disiplin dan kekompakan kerja dengan rekan kerja
dan atasan.
11. Mengevaluasi hasil kerja dikaitkan dengan rencana kerja tahun berikutnya

20
BAB V
TATA HUBUNGAN KERJA

1. BAGAN TATA HUBUNGAN KERJA


Gambar 4. Formulir Tata Hubungan Kerja

Subag
Subag PEP Subag
SIMRS
Anggaran

K3RS Unit
Kerja

Pejabat Tim
Pengadaan PPID
Instalasi
PKRS
Bag.
UMUM
Subag
Perbendaharaan
Komite
PPIRS
Subag
IPSRS Umum &
Pengurus Kepegawai
Barang an

Hubungan Kerja Tim PKRS


a. Subag PEP : Pengajuan Usulan RKT
b. Subag Anggaran : Pengajuan Anggaran
c. Tim PPID : Koordinasi kegiatan edukasi
d. Subag PEP : Pengajuan usulan kegiatan pelatihan
e. Seluruh SMF : Pengendali program edukasi
f. Bagian Umum : Pembuatan SK dan IKS
g. Bagian Umum : Pengesahan SPO dan IK

21
Pengajuan ATK dan Kelontong
h. Tim PPIRS : Koordinasi narasumber
i. Subag SIMRS : Pembuatan system edukasi
j. Subag Umum dan Kepegawaian:Kebutuhan SDM, analisa beban kerja
k. Pengurus Barang : Koordinasi
l. IPSRS : Koordinasi
m. K3RS : Koordinasi
n. Subag Perbendaharaan : Koordinasi
o. Pejabat Pengadaan : Koordinasi

2. HUBUNGAN TUPOKSI TIM PKRS DENGAN UNIT KERJA LAIN


Tabel 2. Hubungan Tim PKRS dengan Unit Lain

NO TUPOKSI PIC Unit kerja Hubungan kerja

Seluruh kegiatan
1 Ka. PEP Subag PEP Pengajuan usulan RKT
pengembangan

Alokasi bisnis
2 Ka.Subag Anggaran Subag Anggaran Pengajuan Anggaran
Anggaran

Tidak ada sampah,


puntung rokok Koordinasi kegiatan
3 Kepala IPSRS IPSRS
dilingkungan edukasi
RSUD BANTEN
Terlaksananya
program teladan
Pengajuan usulan
4 kebersihan oleh Ka. PEP Subag PEP
kegiatan pelatihan
pegawai dan
peserta didik
Pengendali program
5 Edukasi dan SLA Ketua Tim PPID Tim PPID
edukasi
Pembuatan SK dan
6 Kabag. Umum Bagian Umum Koordinasi
IKS
Pengesahan SPO,
IK dan pengajuan
7 Kabag. Umum Bagian Umum Koordinasi
ATK dan
kelontong
8 Pembuatan system Ka.Subag SIMRS Subag SIMRS Koordinasi

22
edukasi
Koordinasi dan
9 Kegiatan edukasi Ketua PPIRS Tim PPIRS
Narasumber
Kebutuhan SDM ,
Kasubag Umum & Subag Umum &
10 analisa beban Koordinasi
Kepegawaian Kepegawaian
kerja(ABK)
11 Kebutuhan barang Ka. IPSRS IPSRS Koordinasi
Pemeliharaan dan
12 Ka. IPSRS IPSRS Koordinasi
perbaikan sarana
13 Pelaporan Insiden Ketua K3RS Tim K3RS Koordinasi
PDCA, Pelaporan Kasie. Pemantauan Seksi Pemantauan
14 Koordinasi
indicator mutu Pelayanan Pelayanan

23
BAB VI
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

1. KETENTUAN UMUM
a. WISN (Workload Indicators of Staffing Needs) adalah indikator yang
menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga di unit kerja berdasarkan beban
kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional
b. Kegiatan Standar adalah satu satuan waktu (atau angka) yang diperlukan
untuk menyelesaikan kegiatan sesuai dengan standar profesinya.
c. Standar Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat
dilaksanakan oleh seseorang tenaga yang profesional dalam satu tahun kerja
sesuai dengan standar profesional dan telah memperhitungkan waktu libur,
sakit, dll.
d. Data Susunan Pegawai adalah daftar jumlah pegawai yang tersusun dalam
jabatan dan pangkat atau kelas jabatan dalam kurun waktu tertentu yang
diperlukan oleh organisasi untuk melaksanakan fungsinya.
e. Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja
dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan
kapasitas kerja perorangan persatuan waktu.
f. Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
tenaga dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan.
g. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan.
h. Perencanaan Skenario adalah suatu perencanaan yang dikaitkan dengan
keadaan masa depan (jangka menengah/panjang) yang mungkin terjadi.

2. METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA


Perencanaan kebutuhan tenaga dilakukan dengan menggunakan metode
WISN (Workload Indicators of Staffing Needs), pengecualian untuk tenaga
keperawatan masih mempergunakan referensi metode perhitungan dari beberapa
nara sumber (hasil penelitian terdahulu : Dep Kes RI tahun 2001, Douglas,
Filipina,dll)

24
3. KRITERIA KEBUTUHAN TENAGA
1. Perencanaan kebutuhan tenaga berdasarkan kriteria tenaga yang dibutuhkan
pada pelayanan di setiap unit baik profesional maupun non profesional.
2. Kriteria staf medis berdasarkan spesialisasi/sub spesialisasi yang diperoleh
sesuai dengan profesi keilmuannya.
3. Kriteria staf keperawatan berdasarkan keprofesian sebagai klinis, manajerial,
dan edukator sesuai pendidikan dan kompetensinya.
4. Kriteria staf ketehnisian medis (Radiografer, radioterapis, Fisikawan Medik,
Teknisi Gigi, Teknisi Elektromedis, Analis Kesehatan, Refraksionis Optisien,
Orthotik Prosthetik, Teknisi Transfusi, dan Perekam Medis) berdasarkan
pendidikan dan kompetensinya sesuai dengan profesi.
5. Kriteria staf non medis berdasarkan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki
sesuai dengan bidang tugas fungsinya.
6. Perencanaan kebutuhan tenaga sebagaimana butir 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) mengacu kepada struktur organisasi dan tata kerja rumah sakit, di
masing-masing unit kerja.

4. PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA


1. Perencanaan kebutuhan dibuat mengacu kepada Rencana Strategis rumah sakit
yang dijabarkan pada Rencana Strategis di setiap unit kerja untuk
pengembangan pelayanan melalui rencana kegiatan tahunan per unit kerja.
2. Perencanaan kebutuhan tenaga sebagai dasar penetapan formasi Non PNS
disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit.
3. Perencanaan kebutuhan tenaga dari unit kerja paling lambat diusulkan pada
bulan Desember setiap tahun kepada Direktur dengan tembusan Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian.
4. Perencanaan kebutuhan tenaga dari unit kerja selanjutnya direkap dan
dianalisis kemudian diusulkan kepada BKD untuk formasi CPNS.

25
Tabel 3. Pola Ketenagaan di Tim PKRS

STATUS KEPEGAWAIAN
NO JENIS TENAGA JUMLAH
PNS NON PNS

1 2 3 4 5

A JUMLAH TENAGA KESEHATAN

TENAGA MEDIS

a. Selain Dokter Gigi Ahli

1 Umum

b. Dokter Gigi ahli

Sub Total

TENAGA KEPERAWATAN

Pasca Sarjana

Sarjana
2
D3

SMA

Sub Total

TENAGA KESEHATAN LAINNYA

Pasca Sarjana

Sarjana
3
D3

SMA

Sub Total

B JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN

Pasca Sarjana

Sarjana

1 D3

SMA

Sub Total

TOTAL

26
BAB VII
KEGIATAN ORIENTASI

1. PENGERTIAN
a. Orientasi adalah rangkaian kegiatan masa pengenalan bagi calon tenaga yang
diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) maupun pegawai Non
PNS RSUD Banten yang akan bekerja di RSUD Banten serta tenaga magang
atau status tenaga lainya yang berasal dari pihak ketiga (outsourching dan
tenaga sukarelawan) diluar pegawai RSUD Banten serta pegawai yang
dimutasi ke RSUD Banten dari Kementrian Kesehatan, dan pegawai yang
dirotasi antar unit kerja di RSUD BANTEN.
b. Bagian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah unit pelaksana yang
melakukan orientasi pegawai meliputi tenaga medis, keperawatan, keteknisian
medis dan keterapian fisik serta non medis.
c. Unit terkait adalah unit pelaksana program orientasi sesuai dengan
keprofesiannya.
d. Unit kerja adalah unit pelaksana program orientasi kerja sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi calon pegawai yang akan melakukan tugas di unit kerja
tersebut.
e. Evaluasi adalah penilaian atas hasil orientasi calon pegawai selama melakukan
orientasi umum, keprofesian, unit kerja yang dilakukan oleh pelaksana
program orientasi dan penilaian dari Kepala Unit Kerja.
f. Tenaga magang adalah tenaga yang telah lulus pendidikan serta ingin
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang yang dimiliki oleh
tenaga magang tersebut guna mendapatkan pengalaman kerja di RSUD
Banten maupun calon pegawai di RSUD Banten untuk meningkatkan
kompetensi tenaga magang tersebut.
g. Tenaga outsourcing adalah tenaga dari pihak ketiga yang melaksanakan tugas
di RSUD Banten berdasarkan perjanjian antara pihak pengelola outsourcing
dengan pihak RSUD Banten.
h. Tenaga sukarelawan adalah tenaga yang diperoleh berdasarkan kerja sama
dengan institusi pendidikan mupun lembaga swadana yang memiliki

27
keabsahan hukum yang berlaku sesuai kebutuhan rumah sakit guna
peningkatan mutu kegiatan pelayanan rumah sakit.
i. Mutasi adalah perpindahan PNS dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Provinsi ke RSUD Banten.
j. Rotasi adalah perpindahan pegawai antar unit kerja di RSUD Banten yang
ditetapkan oleh Bagian SDM.

2. TUJUAN
Untuk memberikan pembekalan dalam rangka pelaksanaan tugas di RSUD
Banten sesuai dengan profesinya.

3. JENIS ORIENTASI
a. Bagi Calon Pegawai
Bagi calon pegawai dengan status CPNS dan Non PNS yang akan
melakukan tugas di RSUD Banten harus diberikan orientasi terlebih dahulu,
yang terdiri dari :
1) Orientasi umum : untuk memberikan pemahaman terhadap organisasi dan
budaya kerjaserta pemahaman terhadap mutu dan keselamatan rumah sakit
yang menunjang pelaksanaan tugas di RSUD Banten.
2) Orientasi Keprofesian : untuk memberikan pemahaman terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pendidikan dan
keprofesiannya.
3) Orientasi unit kerja : untuk memberikan pembekalan dalam rangka
pelaksanaan tugas di unit kerja yang akan diberikan kepada calon pegawai.
b. Bagi tenaga Magang
Bagi tenaga magang Siswa PKL, Peserta Pelatihan Fellowship,
Outsourcing dan Sukarelawan yang akan melakukan tugas yang berkaitan
dengan pengembangan pelayanan, pendidikan, pelaksanaan tugas harus
diberikan orientasi terlebih dahulu.
c. Bagi pegawai yang dimutasi ke RSUD Banten dari Kementerian Kesehatan
RI harus diberikan orientasi terlebih dahulu.

28
d. Bagi pegawai yang dirotasi antar unit di lingkungan RSUD Banten
diberikan orientasi unit kerja.

4. UNIT PELAKSANA PROGRAM ORIENTASI


Tabel 4. Unit Pelaksana Program Orientasi
1 Sub Bagian PEP Unit perencana dan penyelenggara program
orientasi calon pegawai sesuai yang diusulkan oleh
Bagian Umum
2 Bagian SDM Unit pengusul program orientasi calon pegawai
yang akan ditugaskan di RSUD Banten sesuai
dengan kebutuhan unit kerja
3 Bidang/Unit Pelayanan Unit pelaksana program orientasi pegawai sesuai
dengan keprofesiannya
4 Unit terkait Unit pelaksana program orientasi kerja yang
melakukan orientasi kerja kepada calon pegawai
yang akan melaksanakan tugas di unit kerja tersebut
dengan menunjuk pendamping calon pegawai guna
menfasilitasi calon pegawai selama mengikuti
program orientasi di unit kerja tersebut

5. PELAKSANAAN PROGRAM ORIENTASI


a. Bagi Tenaga Baru
1. Program orientasi dilaksanakan minimal 2 kali dalam satu tahun setelah
dilakukan rekruitmen.
2. Orientasi umum dilakukan selama 2 hari.
3. Orientasi keprofesian dilakukan selama 1 hari dan 1 hari pengenalan ke
unit-unit kerja yang terkait dengan keprofesian.
4. Orientasi unit kerja dilakukan sesuai dengan kebutuhan unit kerja minimal
selama 1 (satu) bulan.

29
b. Bagi Pegawai yang Mutasi dan Rotasi
1. Orientasi Umum Bagi Pegawai Yang Dimutasi Ke RSUD Banten dari
Lingkungan Provinsi Banten dilakukan selama 1 (satu) hari oleh Bagian
Umum dan Kepegawaian.
2. Orientasi keprofesian untuk pegawai yang dimutasi ke RSUD Banten dari
Lingkungan Provinsi Banten dilakukan selama 1 (satu) bulan oleh Kepala
Seksi Pengendali Program.
3. Orientasi unit kerja bagi pegawai yang dimutasi dilakukan minimal 3
bulan di unit kerja dimana pegawai yang bersangkutan ditempatkan.
4. Orientasi unit kerja bagi pegawai yang dirotasi dilakukan minimal 3 bulan
di unit kerja dengan menunjuk pendamping untuk memfasilitasi pegawai
tersebut sesuai dengan uraian pekerjaan.

c. Bagi Peserta Didik Mahasiswa PKL, Magang dan Pelatihan


1. Program orientasi dilaksanakan secara berkala oleh Bagian Diklat.
2. Orientasi bagi mahasiswa PKL secara kolektif pada saat mahasiswa akan
melaksanakan PKL di RSUD Banten.
3. Orientasi bagi peserta magang dan pelatihan diberikan 4 (empat) kali
dalam 1 tahun.

d. Evaluasi Pelaksanaan Program Orientasi


1. Orientasi umum : Pretest dan posttest
2. Orientasi keprofesian : Assesmen kompetensi
3. Orientasi unit kerja : Kemampuan pelaksanaana tugas
calon pegawai selama orientasi di unit kerja
4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian melakukan rekapitulasi hasil
evaluasi pelaksanaan program orientasi guna pengembangan calon
pegawai selanjutnya.
5. Pelaksanaan orientasi umum, keprofesian, dan unit kerja menjadi
pertimbangan terhadap calon pegawai untuk diberikan pelatihan guna
pencapaian tugas yang diharapkan dan efektif sesuai dengan kebutuhan
unit kerja.

30
6. Peserta orientasi melakukan evaluasi pelaksanaan program orientasi pada
akhir penyelenggaraan orientasi.

6. PENYELENGGARAAN PROGRAM ORIENTASI


1. Penyelenggaraan program orientasi dilakukan oleh Kasubag Umum dan
Kepegawaian.
2. Penyelenggaraan program orientasi dilakukan sesuai kebutuhan dan
kemampuan rumah sakit.
3. Apabila program orientasi belum dapat dilaksanakan, namun calon pegawai
tersebut harus segera melaksanakan tugas, maka orientasi umum dilakukan
oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dengan mempergunakan materi
orientasi yang dijadikan pedoman pada penyelenggaraan program orientasi.
4. Segala biaya pelaksanaan orientasi dibebankan kepada RKT dan anggaran
tahunan yang diusulkan oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

7. KAPASITAS PESERTA ORIENTASI


1. Jumlah peserta orientasi yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian dimana materi orientasi diberikan oleh Direksi dan Kepala Unit
Kerja minimal 30 orang.
2. Apabila jumlah peserta orientasi di bawah 30 orang, orientasi dilakukan oleh
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

8. IMPLEMENTASI DI TIM PKRS


Bila ada pegawai baru baik PNS atau Pegawai tetap Non PNS, Instalasi
melakukan orientasi tentang tugas pokok dan fungsi, program kegiatan PKRS

31
BAB VIII
LAPORAN DIKLAT

1. LAPORAN EVALUASI PELATIHAN


a. Pengertian
Penilaian secara berkala terhadap pegawai yang telah mengikuti pelatihan
di dalam dan di luar RSUD Banten.

b. Tujuan
1. Memantau keberhasilan pelaksanaan program pelatihan apakah sudah
meningkatkan kompetensi pegawai.
2. Melakukan penilaian efektivitas pelaksanaan suatu program pelatihan.
3. Mengidentifikasi dan mencari penyelesaian masalah yang timbul.
4. Sebagai bahan untuk melakukan revisi program pelatihan.

c. Prosedur
1. Sub Bagian PEP mendata pegawai yang telah mengikuti pelatihan baik di
dalam maupun di luar RSUD Banten.
2. Subag PEPmengirimkan formulir evaluasi kompetensi pasca pelatihan kepada
unit kerja pegawai yang bersangkutan 3 bulan setelah pelaksanaan
pelatihan.
3. Untuk pelatihan di dalam RSUD Banten, penilaian evaluasi kompetensi pasca
pelatihan dilakukan dengan menentukan jumlah sampel dari seluruh peserta
pelatihan.
4. Unit kerja menerima formulir evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
5. Atasan langsung pegawai yang bersangkutan melakukan penilaian evaluasi
kompetensi pasca pelatihan terhadap pegawai yang bersangkutan.
6. Setelah melakukan penilaian, atasan langsung pegawai yang bersangkutan
mengirimkan kembali formulir evaluasi kompetensi pasca pelatihan kepada
Subag PEP.
7. Subag PEP menginput hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
8. Subag PEP menganalisis hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan.

32
9. Subag PEP membuat laporan hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
10. Subag PEP mengkompilasi seluruh laporan hasil evaluasi kompetensi pasca
pelatihan untuk dibuatkan laporan evaluasi kompetensi pasca pelatihan
tahunan.
11. Subag PEP melaporkan hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan ke Wadir
Umum dan Keuangan.

33
FORMULIR EVALUASI PELATIHAN
DETAILS: INSTRUKSI:
1. Semua peserta yang mengikuti pelatihan (eksternal dan internal) selama 7 jam atau lebih harus
Nama Pegawai: ____________________ Ruangan: _____________________ melengkapi Formulir Evaluasi Pelatihan
2. Atasan langsung peserta pelatihan melengkapi BAGIAN I: PRE-PELATIHAN BRIEFING
Unit Kerja: ____________________ Nama Atasan Langsung: _______________ (melakukan briefing sebelum mengirimkan peserta untuk pelatihan) (Note : Satu Form/ peserta)
3. Peserta membawa Formulir Evaluasi Pelatihan dan memberikan kepada panitia saat hari pelatihan.
Judul Pelatihan: 4. Setelah selesai pelatihan, fasilitator melengkapi BAGIAN II: PENAMPILAN PESERTA SELAMA
PELATIHAN dan mengembalikannya kepada atasan langsung melalui peserta pelatihan.
Tanggal Pelatihan: 5. Atasan langsung peserta pelatihan melengkapi BAGIAN III: POST PELATIHAN-TINDAK
LANJUT PASCA PELATIHAN setelah 3 bulan pasca pelatihan.
Jenis Pelatihan: In-house Training 6. Atasan langsung peserta pelatihan mengirimkan Form Evaluasi Pelatihan yg asli ke Bagian Diklat
Eks-house Training

KOMPETENSI INTI/ KRITERIA PERILAKU BAGIAN I: PRE-PELATIHAN BAGIAN III: PASKA PELATIHAN

Instruksi : Atasan langsung memberi check List ( √ ) & komentar bila dibutuhkan.
Penilaian Kompetensi
Sebelum Pelatihan Setelah Pelatihan
Jika peserta dapat : Tidak Kurang Sangat Tidak Kurang Sangat
Memuaskan Memuaskan
Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 5. Contoh Formulir Evaluasi Pelatihan

1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
TOTAL NILAI
NILAI RATA-RATA

BAGIAN II : PENCAPAIAN PESERTA SELAMA PELATIHAN


2a. Instruksi: Fasilitator memberi tanda check list ( √ ) & komentar bila dibutuhkan. Jakarta,…………………….
Kriteria : Komentar: Peserta Pelatihan Atasan Langsung
Kehadiran di atas 75%
Berpartisipasi aktif

34
Lulus penilaian teori
Lulus penilaian praktek
(………………..…………...……) (….…....………..…………………)
2. LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN
a. Tujuan
Untuk menetapkan standar pembuatan laporan kegiatan pelatihan internal
dan pelatihan yang diselenggarakan di luar RSUD Banten untuk seluruh SMF
/ Bagian / Bidang / Instalasi / Unit di RSUD Banten.

b. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini dapat digunakan sebagai pedoman di seluruh SMF /
Bagian / Bidang / Instalasi / Unit di RSUD Banten.

c. Prosedur /Teknis Pelaksanaan


Setiap SMF/Bagian/Bidang/Instalasi/Unit terkait membuat laporan
kegiatan pelatihan:
a. Batas waktu pembuatan laporan paling lambat 1 bulan setelah
pelaksanaan pelatihan.
b. Laporan dibuat rangkap dua dan dikirimkan ke Wadir Umum dan
Keuangan & Subag PEP.
c. Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan internal terdiri dari
 Pendahuluan
 Tujuan pelatihan
 Peserta pelatihan
 Tempat & tanggal pelatihan
 Materi, narasumber, dan fasilitator
 Hasil pre-test dan post test
 Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan
 Kesimpulan & saran
 Tanda tangan ketua panitia
Dengan melampirkan :
 Laporan keuangan (rincian biaya pengeluaran pelatihan)
 SK panitia pelatihan
 proposal pelatihan
 Materi pelatihan

35
 Daftar hadir peserta/ narasumber/ fasilitator/ panitia
 Contoh sertifikat pelatihan
 Dokumentasi / foto pelaksanaan pelatihan

d. Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh


institusi luar RSUD Banten terdiri dari :
 Pendahuluan
 Tujuan pelatihan
 Peserta pelatihan
 Tempat & tanggal pelatihan
 Materi, narasumber, dan fasilitator
 Kesimpulan & saran
 Tanda tangan kepala SMF / Bagian / Bidang / Instalasi / Unit

36
BAB IX
PERTEMUAN/RAPAT

Tabel 6. Rapat Rutin Organisasi


Jadwal
No Kegiatan Frekuensi Peserta
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
A. Rapat Koordinasi Komunikasi pada tingkat Strategis

1 Rapat Pimpinan 1 x Seminggu x Seluruh Direksi, Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid

2 Rapat kerja Penyusunan Renstra 1 tahun sekali Seluruh Direksi, Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid

3 Rapat Pimpinan Terbatas 1 minggu sekali tiap bulan Seluruh Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid, Ka Instalasi, Karu

4 Rapat Koordinasi Direksi dan Staf 1 minggu sekali tiap bulan Rapat tang pimpin oleh wakil direktur dengan jajaran yang ada dibawahnya

B. Rapat Koordinasi Komunikasi pada tingkat Oprasional

1 Rapat Pimpinan 1 x bulan x Seluruh Direksi, Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid

2 Rapat Pimpinan Terbatas 1 x Seminggu x Seluruh Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid, Ka Instalasi, Karu

3 Rapat SMF 1 x Seminggu x Ketua Komite Medik, Ka. SMF

37
Gambar 5. Contoh Notulen Rapat
Pimpinan Rapat

Peserta Hadir

Agenda Rapat

Diskusi Rapat

Kesimpulan dan Tindak lanjut

Pimpinan Rapat Serang,


Notulis

( ) ( )

38
1. BULANAN
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
BULAN .............................. TAHUN ..................
telah dilaksanaan
UNIT KERJA :

LANGSUNG PENYULUHAN TIDAK LANGSUNG


MEDIA ELEKTRONIK
NO HARI / TANGGAL TOPIK PENYULUHAN NARASUMBER NIP PESERTA LOKASI MEDIA CETAK KET
CERAMAH (YA/TIDAK) JUMLAH PESERTA
LEAFLET BANNER POSTER PRESENTASI SLIDE VIDEO WEBSITE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
BAB X
PELAPORAN

Tabel 7. Formulir Laporan Kegiatan Penyuluhan

Catatan :
kolom 4 diisi dengan gelar dan pihak apabila bekerja sama dengan unit lain
kolom 6 diisi peserta penyuluhan seperti pasien, pengunjung, karyawan dll
kolom 10-12 di beri tanda ceklis dan diisi judul media cetak di kolom ket
kolom 15 ditulis nama website
Unit kerja mengirimkan laporan kegiatan edukasi Promosi Kesehatan yang

39
Evaluasi buletin Banten Sehat
Tabel 8. Formulir Evaluasi Buletin
TIM PKRS
FORM EVALUASI BULETIN

Unit Kerja :

Untuk menunjukan tingkat kepuasan saudara terhadap kualitas buletin Banten Sehat edisi ......... Tahun .........
mohon beri tanda ceklis pada kolom penilaian dibawah ini.

PENILAIAN
NO PENYATAAN Sangat Tidak Tidak Sangat
Puas
Puas Puas Puas
1 Desain Buletin
Komunikasi dan Informasi yang terandung didalam
2
buletin
3 Penggunaan bahasa dalam menyampaikan informasi
4 Gambar dan dokumentasi yang disajikan
Menambah pengetahuan anda seputar RSUD Banten
5
dan kesehatan
Kebenaran dan keakuratan informasi yang
6
disampaikan
7 Jumlah Halaman
8 Frekuensi terbit
9 Informasi/sosialisasi kebijakan direksi RSUD Banten
10 Kertas yang digunakan

SARAN ANDA
....................................................................................
....................................................................................
...................................................................................

Kami mohon form yang sudah diisi dapat dikembalikan ke


Tim PKRS pada tanggal ........................

2. TRIWULAN
Tim PKRS membuat rekapitulasi laporan kegiatan edukasi Promosi
Kesehatan dari Unit-Unit Kerja (formulir laporan penyuluhan bulanan) dan
mengirimkan laporan ke Sub Bagian PEP

40
3. TAHUNAN
Tabel 9. Survey Kepuasan Pelanggan
No Pertanyaan STS TS S SS
Tangibles
1 Penampilan Tim PKRS menarik
2 Sarana Informasi rapi dan mudah didapat
3 Peralatan informasi terawat dengan baik

Realibility
1 Informasi yang didapat sesuai dengan diharapkan
2 Informasi yang didapat memberikan solusi yang tepat
3 Informasi didapat saat diperlukan

Responsiveness
1 Petugas PKRS melayani dengan kepedulian.
2 Petugas PKRS cepat dalam merespon setiap keluhan.
3 Petugas PKRS bekerja tepat waktu.

Assurance
1 Petugas PKRS cukup cakap dalam memeberikan informasi.
2 Petugas PKRS memperhatikan etika dan norma yang berlaku.
3 Petugas PKRS bisa dipercaya.

Empathy
1 Petugas PKRS mudah dijangkau.
2 Penjelasan yang disampaikan petugas mudah dimengerti.
3 Informasi yang disampaikan petugas PKRS memenuhi kebutuhan
pasien .

41
Tabel 10. Form Evaluasi Media Cetak
TIM PKRS
FORM EVALUASI EDUKASI MEDIA CETAK

Nama Responden :
Jenis Kalamin :
Usia :
Pendidikan :
Status : Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung/Karyawan/lainnya ............................

Mohon beri tanda ceklis pada kolom penilaian dibawah ini untuk menunjukan tingkat kepuasan terhadap
edukasi kami berikan dalam memenuhi harapan anda

PENILAIAN
NO PENYATAAN Sangat Tidak Sangat
Tidak Puas Puas
Puas Puas
1 Informasi yang disampaikan jelas & mudah dipahami
2 Isi materi yng disampaikan sudah sesuai
Ilustrasi anatara materi edukasi dengan tampilan
3
gambar sudah sesuai
4 Pentingnya edukasi yang disampaikan
5 Tampilan media edukasi menarik
Tulisan (jenis dan ukuran huruf) yang digunakan mudah
6
dibaca

SARAN ANDA :

42
Evaluasi Media Edukasi Audiovisual
Tabel 11. Form Evaluasi Media Audiovisual
TIM PKRS
FORM EVALUASI EDUKASI MEDIA AUDIOVISUAL

Nama Responden :
Jenis Kalamin :
Usia :
Pendidikan :
Status : Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung/Karyawan/lainnya ............................

Mohon beri tanda ceklis pada kolom penilaian dibawah ini untuk menunjukan tingkat kepuasan terhadap
edukasi kami berikan dalam memenuhi harapan anda

PENILAIAN
NO PENYATAAN Sangat Sangat
Tidak Puas Puas
Tidak Puas Puas
1 Informasi yang disampaikan jelas & mudah dipahami
2 Isi materi yng disampaikan sudah sesuai
Ilustrasi anatara materi edukasi dengan tampilan gambar
3
sudah sesuai
4 Pentingnya edukasi yang disampaikan
5 Tampilan media edukasi menarik
Tulisan (jenis dan ukuran huruf) yang digunakan mudah
6
dibaca

SARAN ANDA :

43
Evaluasi Edukasi
Tabel 12. Form Evaluasi Edukasi
TIM PKRS
FORM EVALUASI EDUKASI

Nama Responden :
Jenis Kalamin :
Usia :
Pendidikan :
Status : Pasien/Keluarga Pasien

Mohon beri tanda ceklis pada kolom penilaian dibawah ini untuk menunjukan tingkat
kepuasan terhadap edukasi kami berikan dalam memenuhi harapan anda

PENILAIAN
NO Sangat Tidak Tidak Sangat
Puas
PENYATAAN Puas Puas Puas
1 Penampilan narasumber
2 Kejelasan materi yang disampaikan
3 keahlian narasumber dalam menjawab pertanyaan
4 Sound sistem
5 Tampilan Slide
6 Ruangan yang digunakan
7 Perasaan anda setelah mendapat edukasi

SARAN ANDA :

44
Laporan Komplain Pelanggan
Tabel 13. Logbook Complain
LOG BOOK COMPLAIN TIM PKRS

Tindakan Tanggal
NO Tanggal Keluhan Pelanggan Penerima Keluhan Masalah Tindakan Perbaikan PIC
Pencegahan Penyelesaian

Laporan terkait program mutu dan keselamatan pasien


Tabel 14. Laporan Standar Mutu dan Keselamatan
Pengumpulan Yang Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Metode Palaporan
Laporan Melaporkan Kepentingan
1 Self Assesment Unit Pengumpulan laporan pencapaian dan dua bulanan maksimal tanggal 5 unit kerja ketua pokja rekapitulasi laporan
Kerja tindak lanjut dari masing-masing unit pada bulan pencapaian dan tindak
kerja terkait asesmen penerapan berikutnya dari lanjut di masing-masing
standar mutu dan keselamatan di unit triwulan berjalan pokja dikirim ke ketua
masing-masing pokja

2 Telusur Internal Asesmen penerapan standar mutu dan triwulan asesor telusur direksi, unit rekapitulasi laporan
Organisasi keselamatan secara sistemik internal terkait dilaporkan ke direksi dan
melibatkan semua unit kerja disampaikan ke semua
unit kerja terkit
maksimal 10 ahri setelah
selesai telusur
3 Pelakasaan PDCA Plan-Do-Check-Action adalah kegiatan per kegiatan Satuan direksi setiap tiga bulan akan
yang dilakukan oleh unit kerja sebagai Pengawas dilakukan reapitulasi
upaya perbaikan melalui desain Internal pelaksanaan PDCA oleh
sistem baru atau redesain sistem yang unit kerja dan dikirim ke
sudah ada direksi
4 Laporan pelaksanaa Masing-masing unit kerja memiliki seuai jadwal sesuai jadwal unit kerja Direktur Masing-masing unit kerja
program mutu unit program peningkatan mutu yang presentasi unit melaporkan program
kerja dilaksanakan dan diukur kerja peningkatan mutu yang
pencapaiannya dikembangkan dimasing-
masing unit kerja dan
pencapaiannya

5 Self assesment pokja Pengumpulan laporan pencapaian dan triwulan maksimal tanggal 5 Pokja, unit kerja ketua pokja rekapitulasi laporan
tindak lanjut dari masing-masing pokja pada bulan terkai pencapaian dan tindak
terkait asesmen penerapan standar berikutnya lanjut di masing-masing
mutu dan keselamatan pokja dikirim ke ketua
pokja

45
Tabel 15. Laporan Program Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien

Waktu Pengumpulan Yang Pemangku


NO Laporan Definisi Operasional Metode Palaporan
Pelaporan Laporan Melaporkan Kepentingan

1 Insiden Keselatan Kegiatan melaporkan rekapitulasi Bulanan baik setiap tanggal 10 Unit kerja Direktur Analiisis laporan insiden
Pasein laporan insiden keselamatan ada maupun di setiap bulannya pelayanan yang dilaporkan pertiga
pasien, melakukan grading matriks, tidak ada pasien bulan
membuat investigasi sesuai pita insiden
resiko
2 insiden Laporan insiden keselamatan pasien setiap ada Maksimal 2 x 24 Unit kerja Direktur dan Wadir Rekomendasi hasil RCA
keselamatan dengan hasil grading matriks kuning insiden jam setelah ada pelayanan terkait insiden untuk insiden dengna pita
pasien dengan dan merah atau ada insiden sentinel dengan pita laporan pasien merah yang disampaikan
hasil grading segera dilaporkan dalam waktu 2 x 4 resiko setiap ada laporan dengan
matriks kuning jam merah atau pita merah
3 Tabel Risk Dokumentasi hasil identifikasi Tahunan Awal tahun Unit kerja dan Direksi Pemetaan resiko RSUD
Register resiko di unit kerja dalam tabel risk berikutnya SMF Banten yang dilaporkan
register setiap tahunnya
4 Tim Keselamatan Melaporkan kegiatan pertemuan Sesuai Sesuai jadwal Penanggungjaw Direktur Laporan kegiatan
Pasien RSUD tim keselamatan pasien RSUD jadwal ab keselamatan pertemuan tim keselamatan
Banten Banten yang diadakan setiap bulan presentasi pasien unit pasien RSUD Banten per tiga
tim kerja bulan
Keselamatan
Pasien unut

46
Tabel 16. Laporan Penilaian Kinerja Medik
Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Pengumpulan Laporan Yang Melaporkan Metode Palaporan
Kepentingan
1 Indikator Patient Care Suatu Kegiatan pengumpulan indikator terkait Bulanan (sesuai tanggal 15 setiap SMF Wadir Umum & Setiap 6 bula/semester hasil rekapitukasi
kompetensi dokter dalam melakukan wewenag dengan pola bulannya Keuangan, Komite dilaporkan kepada Wadir Umum dan
klinis spesifik dalam batas waktu tertentu penilaian indikator) medik, dokter terkait Keuangan untuk tindak lanjut.

Komite Medik akan melakukan analisa


mendalam, hasil analisa sebagai dasar
clinical privilage. Rekapitulasi 6 bulan /
semester sebagai dasar jasa remunerasi

2 Practice based learning Practice based learning imporvment adalah Bulanan tanggal 15 setiap IRJ, IRI, ICU, NICU, Rekomendasi hasil RCA untuk insiden
imporvment dan sistem based indikator ini menilai praktik pelayanan yang bulannya Perinatologi, Internis dengna pita merah yang disampaikan
practiced diberikan oleh staf medis kepada pasien apakah Lt 2, Nifas, VK, Bedah setiap ada laporan dengan pita merah
sudah sesuai dengan bukti ilmiah. Penilaian ini 1, Bedah 2, GM,
ditujukna untuk memperbaiki praktik pelayanan Internis lt 4
yang diberikan oelh staf medis. Indikator yang
digunakan sesuai dengan kondisi atau
permasalahan prioritas dirumah sakit

Sistem Based Practiced adalah indikator menilai Semester tanggal 15 Juli dan 15
kepatuhan staf medis dalam melaksanakan (rekapitulasi) Januari
sistem pelayanan yang sudah ditetapkan oleh
RSUD Banten

3 Medical/Clinical Knowldge Jumlah angka kredit yang diperoleh setiap Semester/Tahunan tanggal 15 Juli dan 15 SMF
dokter dari hasil mengikuti kegiatan CME Januari
didalam dan luar RS, dalam/luar negeri

4 Interpersonal and communical on Keluhan pasien dan teman sejawat yang didapat Tahunan 15-Jan SMF
Skill dari lembar penilaian kepuasan pasien rawat
inap dan rawat jalan dan lembar penilaian rekan
sejawat terhadap kinerja dokter

5 Profesionalitas Keluhan teman sejawat yang didapat dari lembar Tahunan 15-Jan IRJ, IRI, ICU, NICU,
kepuasan teman sejawat berkaitan dengna Perinatologi, Internis
profesionalisme Lt 2, Nifas, VK, Bedah
1, Bedah 2, GM,
Internis lt 4

47
Rumah sakit menetapkan indikator kinerja rumah sakit dan unit kerja yang
terbagi menjadi area-area indikator dan tercatat dalam rencana strategis dan
kontrak kinerja unit kerja dan RSUD Banten. Indikator-indikator tersebut berasal
dari :
Tabel 17. Laporan Penilaian Kinerja Unit Kerja dan Organisasi
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Pengumpulan Laporan Yang Melaporkan Pemangku Kepentingan
1 Indikator Akreditasi Nasional Indikator akreditasi nasional ditetapkan Sesuai dengan maksimal tangga 10 Unit terkait yang Direktur
(KARS) oleh rumah sakit menyesuailan dengan 4 jadwal informasi setiao bulannya mendapatkan KPI
syarat yang dipersyaratkan oleh KARS periode pelaporan
yang ada pada
setiap kamus
2 Indikator Jaminan Kesehatan Indikator Penilaian program pelayanan
indikator
Nasional JKN di Rumah sakit vertikal yang
ditetapkan oleh kemetrian kesehatan
bersama BPJS. Indikaotr inin memberikan
apresiasi terhadap rumah sakit yang
membei pelayanan yang terbaik dan
mempunyai peringkat tertinggi dalam
melaksankan sistem JKN terutama dalam
kriteria sistem pendaftaran, sistem
pelayananan, sistem pengihan, serta
sistem penanganan komplain pasien JKN.

3 Indikator Khas Unit Kerja Indikator yang ditetapkan dan dipilih


menjadi indikator khas di masing-masing
unit kerja sesuai dengan renstra yag
dibuat oleh unit kerja

48
Tabel 18. KPI Tim PKRS
Target
TAHAP SASARAN STRATEGI KPI (Key Performance Index )
2016 2017 2018 2019 2020
Terwujudnya SDM yang Kompetensi Tingkat Pendidikan Minimal D3 90% 90% 90% 90% 90%
Terwujudnya Sarana dan Prasarana yang
Input Sarana PKRS yang terintegrasi 80% 85% 85% 90% 90%
memadai
Tersedianya anggarana yang mencukupi Anggaran yang diusulkan direncanakan 80% 85% 85% 90% 90%
Terwujudnya sistem PKRS yang
Penyadiaan informasi yang terintegrasi 80% 80% 85% 90% 90%
terintegrasi
Proses
Terwujudnya pelaporan informasi yang Penyampaian informasi sesuai dengan
90% 90% 90% 95% 95%
tepat waktu waktu yang direncanakan
Efektif Informasi Informasi yang efektif 80% 80% 80% 80% 80%
Output efektif media media yang efektif 80% 80% 80% 80% 80%
efektif anggaran anggaran yang efisien 5% 5% 5% 5% 5%
Budaya Kerja SDM dan cara kerja sesuai tupoksi 2% 2% 2% 2% 2%
Outcome Kepuasan staf terhadap sistem dan
Image / Positioning 80% 85% 85% 90% 90%
lingkungan kerja

49
Tabel 19. Laporan mutu terkait dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPIRS)
Pengumpulan Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Yang Melaporkan Metode Palaporan
Laporan Kepentingan

1 Surveilans VAP Ventilator Associated Pneumonia setiap bulan maksimal tanggal 5 ICU, NICU, Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
adalah infeksi saluran nafas bawah pada bulan Perinatologi unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
yang mengenai perenkim paru berikutnya ke tim PPI kemudian
setelah pemakaian ventilasi mekanik dianalisis setiap 3 bulan, 6
> 48 jam, dan sebelumnya tidak bulan dan setahun kemudian
ditemukan tanda-tanda infeksi dilaporkan ke Direktur dan
saluran nafas unit terkait
2 Surveilans ISK Infeksi Salurah Kemih (ISK) adalah setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
jenis infeksi yang tejadai pada pada bulan perawatan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
saluran kemih murni atau melibatkan berikutnya ke tim PPI kemudian
bagian yang lebih dalam dari organ- dianalisis setiap 3 bulan, 6
organ pendukung saluran kemih bulan dan setahun kemudian
karena penggunaan kaeter urine > 48 dilaporkan ke Direktur dan
jam unit terkait
3 Surveilans IDO Jumlah pasien yang terinfeksi IDO / setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
jumlah pasien yang dioperasi 100% pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
dianalisis setiap 3 bulan, 6
bulan dan setahun kemudian
dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
4 Surveilans HAP Hospital Acquired Pneumonia adalah per kegiatan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
infeksi akut pada parenkim paru pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
setelah pasen dirawat di rumah sakit berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
> 48 jam tanpa dilakukan intubasi dan dianalisis setiap 3 bulan, 6
sebelumnya tidak mendierita infeksi bulan dan setahun kemudian
saluran napas bawah dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
5 Surveilans IAD infeksi Aliran darah terkait setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
pemasangan kateter intravaskuler pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
adalah infeksi aliran darah terkait berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
pemasangan central venous catheter dianalisis setiap 3 bulan, 6
(CVC), periferal catheter, catheter bulan dan setahun kemudian
haemodialysis, arterial line, dilaporkan ke Direktur dan
peripheral inserted catheter (PICC), unit terkait
intraaortic balloon pump dengan
konfirmasi laboratorium
6 Surveilans Dekubitus adalah kerusakan kulit setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
Dekubitus yang terjadi akibat gangguan aliran pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
darah setempat dan iritasi pada kulit berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
yang menutupi tulang menonjol, dianalisis setiap 3 bulan, 6
dimana kulit tersebut mendapatkan bulan dan setahun kemudian
tekanan dari tempat tidur, kursi roda, dilaporkan ke Direktur dan
gips, atau benda lainnya dalam unit terkait
jangka waktu yang lama selama
perawatan di RS 2 x 24 jam

7 Surveilans Plebitis Plebitis adala bagian pada daerah setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
lokal tusukan infus ditemukan tanda- pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
tanda merah seperti terbakar, berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus dianalisis setiap 3 bulan, 6
sampa eksudat purulen atau bulan dan setahun kemudian
mengeluarkan cairan bila ditekan dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
8 Audit Kebersihan audit kepatuhan petugas melakukan setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
tangan kebersihan tangan sesuai dengan 5 pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
indikasi dari WHO yaitu sebelum berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
kontak dengan pasien, setelah dianalisis setiap 3 bulan, 6
kontak dengan pasien, sebelum bulan dan setahun kemudian
melakukan tindakan invasif dan dilaporkan ke Direktur dan
aseptik, setelah kontak dengan unit terkait
cairan tubuh dan setelah kontak
dengan lingkungan

9 Audit alat Yaitu audit kepatuhan pegawai RSUD setiap bulan maksimal tanggal 5 Ruang OK, IPSRS, Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
pelindung diri Banten melakukan kepatuhan pada bulan Kamar jenazah unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
penggunaan APD pada saat dilakukan berikutnya ke tim PPI kemudian
audit dianalisis setiap 3 bulan, 6
bulan dan setahun kemudian
dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
10 Laporan tertusuk tertusuk jarum atau terpajan cairan setiap bulan maksimal tanggal 5 Semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
benda tajam tubuh pasien adalah kejadian dimana pada bulan perawatan, unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
pegawai RSUD Banten secara tidak berikutnya poliklinik, ruang ke tim PPI kemudian
sengaja terpajan oleh cairan tubuh OK, IPSRS, Kamar dianalisis setiap 3 bulan, 6
pasien baik melalui tertusuk jarum, jenazah, bulan dan setahun kemudian
pajanan ke mukosa atau pajanan ke laboratorium dilaporkan ke Direktur dan
kulit yang tidak utuh unit terkait

50
Tabel 20. Laporan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Waktu Pengumpulan Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Yang Melaporkan Metode Palaporan
Pelaporan Laporan Kepentingan
1 Observasi Kondisi Kegiatan melakukan triwulan maksimal tanggal K3RS, unit kerja Wadir Umum dan Rekapitulasi laporan
dan perilaku tidak observasi, 10 setiap triwulan Keuangan observasi kondisi dan
aman K3 dan unit mengendalikan resiko, perilaku tidak aman
kerja merekapitulasi, dilaporkan setiap
meggrading dan triwulan lengkap
melaporkan kondisi dengan hasli risk
dan perilku tidak aman grading dan tindak
lanjut

2 insiden Kegiatan melaporkan, triwulan maksimal tanggal K3RS Wadir Umum dan rekapitulasi laporan
keselamatan Kerja merekapitulasi 10 setiap triwulan Keuangan insiden dilaporkan
pegawai dan laporan insiden K3 setiap bulan, lengkap
pengunjung pegawai dan dengan hasil risk
pengunjung. grading dan tindak
Penentuan penyakait lanjut
akibat kerja (PAK),
3 insiden kesehatan Kegiatan melaporkan, Tahunan akhir tahun K3RS Wadir Umum dan rekapitulasi laporan
Kerja pegawai dan merekapitulasi Keuangan PAK dilaporkan setiap
pengunjung laporan insiden bulan, lengkap dengan
kesehatan kerja hasil risk grading dan
pegawai. Penentuan tindak lanjut
penyakait akibat kerja
4 Sensus APAR Kegiatan melaporkan Tahunan akhir tahun K3RS Wadir Umum dan Laporan sensus APAR
hasil pendataan APAR Keuangan

5 Sensus Hidran Kegiatan melaporkan Tahunan akhir tahun K3RS Wadir Umum dan Laporan sensus Hidran
hasil pendataan Keuangan
Hidran

51
Tabel 21. LaporanTerkait Penyusunan Laporan Keuangan
Waktu Pengumpulan Yang Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Metode Palaporan
Pelaporan Laporan Melaporkan Kepentingan
1 Realisasi Anggaran Pengumpulan laporan realisasi setiap bulan maksimal tanggal 5 Unit kerja Subag akuntansi dan Dilaporkan paling lambat
pendapatan dan belanja di unit masing- pada bulan naggran , Subag tanggal 5 di bulan
masing berikutnya perbendaharaan berikutnya
2 Pendapatan tunai dan non Laporan pendapatan tunai dan non setiap bulan maksimal tanggal 5 Unit kerja Subag akuntansi dan Dilaporkan paling lambat
tunai tunai yang berasal dari kegiatan pada bulan anggaran, Subag tanggal 5 di bulan
pelayanan berikutnya perbendaharaan berikutnya
3 Pertanggungjawaban uang laporan pertanggungjawaban setiap bulan maksimal tanggal 5 Unit kerja Subag akuntansi dan Dilaporkan paling lambat
muka operasional penggunaan uang muka operasional pada bulan anggaran, Subag tanggal 5 di bulan
berikutnya perbendaharaan berikutnya
4 Pertanggungjawaban uang laporan pertanggungjawaban per kegiatan maksimal 10 hari Unit kerja Subag akuntansi dan Dilaporkan paling lambat
muka kegiatan penggunaan uang muka operasional setelah selesai anggaran, Subag tanggal 5 di bulan
kegiatan perbendaharaan berikutnya
5 Mutasi dan sisa laporan mutasi penambahan dan setiap bulan maksimal tanggal 5 Unit kerja subag akuntansi, masing-masing unit kerja
persediaan pengeluaran persediaan beserta sisa pada bulan pengurus barang melaporkan mutasi
persediaan yang ada di akhir bulan berikutnya penambahan dan
pengurangan persediaan
beserta sisa persediaan di
masing-masing unit kerja
6 surat pengesahan laporan pengesahan peneriamaan dan setiap bulan maksimal tanggal 5 subag Direksi, subag rekapitukasi penerimaan
peneriamaan dan belanja belanja yang telah disahkan pada bulan perbendahara akuntansi dan kas yang telah diterima dan
berikutnya an anggaran, subag belanja tunai yang telah
perbendaharaan dilakukan selama satu
bulan yang telah mendapat
pengesahan
7 Laporan aktiva tetap laporan posisi aktiva tetap beserta triwulan maksimal tanggal 5 pengurus Direksi, subag Pekapitulasi piutang yang
mutasi penambahan dan pengurangan pada bulan barang akuntansi dan belum dibayar yang dimiliki
beserta penyusutannya berikutnya dari anggaran beserta mutasi
triwulan berjalan penambahan da
pengurangan serta
penentuan kualitasnya

52
DAFTAR PUSTAKA

Join Commision Internasional, 2010, Accreditation Standars For Hospitals.


Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Pusat Promosi Kesehatan, 2014, Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS), Kemenkes RI
Undang Undang Republik Indonesia no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit

53

Anda mungkin juga menyukai