Anda di halaman 1dari 2

ankers membentuk identitasnya sebagai hasil pemaknaan terhadap simbol-simbol

yang terdapat di dalam budaya musik Slank melalui proses interaksi simbolik,
termasuk lagu-lagu Slank. Simbol-simbol yang dimaksud adalah simbol-simbol
yang ada dalam peristiwa pembuatan video clip
”Seperti Para Koruptor”, pengambilan
gambar acara ”Warung Slankers”, dan konser ”Ngejinggo Bareng Slank” di
Cianjur.
Simbol-simbol signifikan yang ada di dalam budaya musik Slank dari ketiga
peristiwa
tersebut dapat dirangkum menjadi: lagu-lagu Slank, gaya berpakaian (
slengean
), gaya
bicara (sapaan ”Peace”, sapaan ”Bro”), dan ritual khusus Slankers (berkumpul
bersama).
Lagu-lagu Slank yang memiliki lirik di dalamnya menjadi simbol signifikan
yang dimaknai Slank untuk membantu memberikan referensi dalam memandang
sesuatu dan menampilkan perbuatan sesuai dengan pandangannya itu. Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa Slankers memiliki lagu kesukaan yang beragam dan dimaknai
secara beragam pula oleh Slankers, berarti Slankers secara aktif dan sadar memilih
informasi mana yang dibutuhkan untuk membentuk identitasnya.
Identitas Slankers tidak terlepas dari bentukan identitas Slank yang terkandung
di dalam ajaran Slankissme dan terangkum dalam semboyan PLUR (
Peace, Love,
Unity, Respect
). Ajaran Slankissme dan semboyan PLUR yang selalu disosialisasikan
oleh Slank menjadi acuan bagi Slankers dalam pemaknaan terhadap simbol-simbol
140
budaya musik Slank yang terdapat dalam tiga peristiwa simbolik. Ajaran
Slankissme
dan PLUR tidak hanya menjadi acuan bagi Slankers dalam memaknai simbol-
simbol
budaya musik Slank yang terdapat dalam ketiga peristiwa simbolik, tetapi juga
dalam
memaknai pesan di dalam lirik lagu Slank. Dasar pemaknaan ini kemudian
ditampilkan Slank ke dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga muncullah
identitas
Slankers seperti halnya identitas Slank. Meskipun tidak seluruh dari ajaran
Slankissme
sudah diimplementasikan oleh Slankers dalam kehidupan sehari-harinya, tetapi
Slankers mampu memaknai ajaran tersebut seperti yang diharapkan oleh Slank.
Identitas Slanker dianggap sebagai proyek diri yang selalu berubah. Perubahan
ini terjadi berdasarkan catatan prestasi dan kegagalan seorang Slanker. Perubahan
signifikan yang terjadi di dalam komunitas Slankers adalah di tahun 1998-1999,
ketika
Slank memutuskan untuk berhenti mengonsumsi narkoba. Ketika itu, Slankers
mengikuti perubahan Slank tersebut dan sampai saat ini Slank dan Slankers tetap
melakukan kampanye anti narkoba. Slankers yang mengalami perubahan di masa
itu
adalah Slankers Dewasa.
Sementara itu, Slankers Muda mengaku meski tidak mengalami perubahan di
tahun yang sama, tetapi catatan keberhasilan Slank dan Slankers dalam memerangi
narkoba menjadi acuan bagi mereka untuk turut melawan narkoba. Slankers
Dewasa
dan Muda menilai bahwa keberhasilan Slank melawan narkoba tidak terlepas dari
peran Bunda Ifet. Bunda Ifet sebagai
significant others
bagi Slank ternyata juga turut
membantu membentuk identitas Slankers.
141
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Slankers memiliki beberapa ciri yang
tetap dan khas yang tidak berubah, yaitu
slengean
. Perubahan yang terjadi yaitu pada
pemaknaan di antara para Slankers. Sebagai contoh, ketika berusia muda,
slengean
ditunjukkan hanya sekedar dandanan atau penampilan yang santai, ketika menjadi
Slankers Dewasa,
slengean
lebih mereka artikan sebagai suatu sikap santai yang bisa
mereka jadikan patokan agar tidak mudah tersulut emosi di tengah keadaan
masyarakat seperti sekarang ini.
8.2
Saran
Slank sebagai
significant others
bagi pembentukan identitas sebany

Anda mungkin juga menyukai