DI INDONESIA
oleh:
Kelompok : II
2. Rizki Himawan
4. I Komang Julianti
2018
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di
Indonesia
a) Dalam ajaran agama Islam tidak dikenal adanya perbedaan golongan dalam
masyarakat. Masyarakat mempunyai kedudukan yang sama sebagai Hamba Allah
SWT. Walaupun demikian, ajaran agama Islam kurang meresap di kalangan
Istana, hal ini dibuktikan dengan masih adanya praktek-praktek feodalisme
khususnya di lingkungan keraton Jawa.
b) Agama Islam cocok dengan jiwa pedagang. Dengan memeluk Islam maka
hubungan di antara para pedagang semakin bertambah erat, sesuai dengan ajaran
Islam yang menyatakan bahwa setiap orang itu bersaudara.
c) Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul
lebih erat dengan bangsa lain. Dengan pendekatan yang tepat, maka bangsa
Indonesia dengan mudah dapat menerima ajaran agama Islam.
1. Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori
lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori
ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab
sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga
sesuai dengan berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana
pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan
Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut
berasal dari Mesir. Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur
dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa
abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia
terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap
proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan
budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
Perdagangan
Sejak abad ke-7 M, para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India telah ikut
ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini menimbulkan
jalinan hubungan perdagangan antara masyarakat dan para pedagang Islam. Di
samping berdagang, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan
agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia.
Politik
Tasawwuf
Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk
menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama-sama di tengah-tengah
masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat
membantu kehidupan masyarakat, di antaranya ahli menyembuhkan penyakit dan
lain-lain. Mereka juga aktif menyebarkan dan mengajarkan agama Islam.
Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam
pikiran, dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran-ajaran Islam
dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat. Ahli tasawwuf yang memberikan
ajaran agama Islam yang disesuaikan dengan alam pikiran masyarakat setempat
antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.
Maulana Malik Ibrahim yang kabarnya berasal dari Persia dan kemudian
berkedudukan di Gresik.
Sunan Ngampel yang semula bernama Raden Rakhmat berkedudukan di
Ngampel (Ampel), dekat Surabaya.
Sunan Bonang yang semula bernama Makdum Ibrahim, putra Raden
Rakhmat dan berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.
Sunan Drajat yang semula bernama Masih Munat juga putra Raden Rakhmat
yang berkedudukan di Drajat dekat Sedayu (Surabaya).
Sunan Giri yang semula bernama Raden Paku, murid Sunan Ngampel
berkedudukan di bukit Giri Gresik.
Sunan Muria yang berkedudukan di Gunung Muria di daerah Kudus.
Sunan Kudus yang semula bernama Udung berkedudukan di Kudus.
Sunan Kalijaga yang semula bernama Joko Said berkedudukan di Kadilangu
dekat Demak.
Sunan Gunung Jati yang semula bernama Fatahillah atau Faletehan yang
berasal dari Samudera Pasai. Ia dapat merebut Sunda Kelapa Banten dan
kemudian menetap di Gunung Jati dekat Cirebon.