Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SEJARAH INDONESIA

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA

DI INDONESIA

oleh:

Kelompok : II

Anggota : 1. M. Miftakhul Huda

2. Rizki Himawan

3. Tamara Julia Anggraeni

4. I Komang Julianti

5. Kirana Tirta Asmara

6. M. Rizqi Duha Pramudya

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 1 NARMADA

2018
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di
Indonesia

Pedagang-pedagang Gujarat yang datang ke Indonesia pada abad ke-7


bukan hanya berdagang, tetapi juga untuk menyebarkan agama yang mereka anut.
Karena terdorong ketaatan mereka pada agamanya, mereka langsung mengajarkan
pada masyarakat di mana mereka berada. Di samping itu para pedagang yang
datang dari Persia juga ikut menyebarkan agam Islam di Indonesia.

Kerajaan Samudera Pasai adalah Kerajaan pertama yang menganut agama


Islam di Indonesia, dengan Pasai sebagai pusat pengembangan dan sebagai pusat
kegiatan para pedagang Islam di Indonesia. Namun, berkembangnya Malaka
sebagai bandar perniagaan di Selat Malaka, menyebabkan kedudukan Pasai
semakin mundur dan terdesak karena letak Malaka, jauh lebih strategis dari letak
Pasai.Pada abad ke-14 M, Malaka mulai berkembang sebagai pusat perdagangan
di Asia Tenggara. Walaupun pada mulanya Malaka merupakan suatu
perkampungan nelayan, akhirnya Malaka menjadi bandar yang sangat
ramai.Makin lama makin besar kekuasaan orang-orang Islam dalam dunia
perdagangan di daerah Timur. Orang-orang Gujarat yang menyiarkan pengajaran
agama Islam kepada orang-orang Jawa tidak menemui kesulitan, walaupun
mereka telah 1000 tahun dipengaruhi oleh kebudayaan India.Penyebaran agama
Islam tidak dilarang atau dirintangi oleh Kerajaan Majapahit. Pada abad ke-15 M,
kekuatan Majapahit mulai hilang. Bandar-bandar perdagangan yang ada di pulau
Jawa mulai dikuasai oleh kekuasaan Islam.Bandar-bandar yang ada di utara pulau
Jawa membentuk suatu persekutuan di bawah Raden Patah (bupati Demak). Pada
permulaan 16 M, pasukan Demak mengadakan penyerbuan terhadap Kerajaan
Majapahit. Seluruh alat kebesaran Majapahit jatuh ke tangan Demak, sehingga
Kerajaan Demak berkembang dan menggantikan peranan Kerajaan Majapahit.

Beberapa faktor yang mempermudah perkembangan Islam di Indonesia antara lain


sebagai berikut:

a) Dalam ajaran agama Islam tidak dikenal adanya perbedaan golongan dalam
masyarakat. Masyarakat mempunyai kedudukan yang sama sebagai Hamba Allah
SWT. Walaupun demikian, ajaran agama Islam kurang meresap di kalangan
Istana, hal ini dibuktikan dengan masih adanya praktek-praktek feodalisme
khususnya di lingkungan keraton Jawa.
b) Agama Islam cocok dengan jiwa pedagang. Dengan memeluk Islam maka
hubungan di antara para pedagang semakin bertambah erat, sesuai dengan ajaran
Islam yang menyatakan bahwa setiap orang itu bersaudara.

c) Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul
lebih erat dengan bangsa lain. Dengan pendekatan yang tepat, maka bangsa
Indonesia dengan mudah dapat menerima ajaran agama Islam.

Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut


Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah,
terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Ketiga teori
tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam
ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama
Islam ke Nusantara.

1. Teori Gujarat

Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:

a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam


penyebaran Islam di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur
Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297
yang bercorak khas Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck
Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang
mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat
timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.
Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia)
yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan
bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak
pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.

2. Teori Makkah

Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori
lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori
ini adalah:

a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab
sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga
sesuai dengan berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana
pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan
Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut
berasal dari Mesir. Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur
dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa
abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia
terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap
proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

3. Teori Persia

Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan
budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:

 Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan


Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang
Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan
upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan
pembuatan bubur Syuro.

Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya


dilakukan dengan jalan damai melalui beberapa jalur/saluran yaitu melalui
perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan Gujarat.
Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan masyarakat Indonesia. Pada
kesempatan tersebut dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya
diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap, atau mendirikan
perkampungan, seperti pedagang Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan.
Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan
ada yang sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran
Islam semakin cepat berkembang. Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan
muncul tokoh ulama atau mubaliqh yang menyebarkan Islam melalui pendidikan
dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.

Islam juga disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni


gamelan ataupun wayang kulit. Dengan demikian Islam semakin cepat
berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Sumber-sumber Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di
Indonesia antara lain :
 Berita Arab, berita ini diketahui melalui para pedagang Arab yang telah
melakukan aktifitasnya dalam bidang perdagangan dengan bangsa
Indonesia. Kegiatan para pedagang Arab di Kerajaan Sriwijaya dibuktikan
dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya,
yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.
 Berita Eropa, berita ini datangnya dari Marcopolo. Ia adalah orang Eropa
yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia
kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari
kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada
kisar Romawi. Dalam perjalanannya ia singgah di Sumatera bagian Utara.
Di daerah ini ia telah menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu Kerajaan
Samudera dengan ibukotanya Pasai.
 Berita India, dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari
Gujarat mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penyebaran
agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena di samping berdagang
mereka aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada
masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang terletak
di daerah pesisir pantai.
 Berita Cina, berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan,
seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia
menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada
saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau
Jawa.

Saluran Penyebaran Islam

 Perdagangan

Sejak abad ke-7 M, para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India telah ikut
ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini menimbulkan
jalinan hubungan perdagangan antara masyarakat dan para pedagang Islam. Di
samping berdagang, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan
agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia.
 Politik

Setelah tersosialisasinya agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan


melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama
Islam. Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki
wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam.
Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah.

 Tasawwuf

Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk
menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama-sama di tengah-tengah
masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat
membantu kehidupan masyarakat, di antaranya ahli menyembuhkan penyakit dan
lain-lain. Mereka juga aktif menyebarkan dan mengajarkan agama Islam.
Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam
pikiran, dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran-ajaran Islam
dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat. Ahli tasawwuf yang memberikan
ajaran agama Islam yang disesuaikan dengan alam pikiran masyarakat setempat
antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.

Adapun Para wali yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di


Indonesia dikenal dengan sebutan Wali Songo. Para wali itu adalah sebagai
berikut:

 Maulana Malik Ibrahim yang kabarnya berasal dari Persia dan kemudian
berkedudukan di Gresik.
 Sunan Ngampel yang semula bernama Raden Rakhmat berkedudukan di
Ngampel (Ampel), dekat Surabaya.
 Sunan Bonang yang semula bernama Makdum Ibrahim, putra Raden
Rakhmat dan berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.
 Sunan Drajat yang semula bernama Masih Munat juga putra Raden Rakhmat
yang berkedudukan di Drajat dekat Sedayu (Surabaya).
 Sunan Giri yang semula bernama Raden Paku, murid Sunan Ngampel
berkedudukan di bukit Giri Gresik.
 Sunan Muria yang berkedudukan di Gunung Muria di daerah Kudus.
 Sunan Kudus yang semula bernama Udung berkedudukan di Kudus.
 Sunan Kalijaga yang semula bernama Joko Said berkedudukan di Kadilangu
dekat Demak.
 Sunan Gunung Jati yang semula bernama Fatahillah atau Faletehan yang
berasal dari Samudera Pasai. Ia dapat merebut Sunda Kelapa Banten dan
kemudian menetap di Gunung Jati dekat Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai