Anda di halaman 1dari 4

Role Play Tentang Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan sebagai Edukator

“Konseling Tentang Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja”

DISUSUN OLEH:

1. Eviyanti Puspitasari
2. Mufidatul Kamalia
3. Kholifatul Magfiroh
4. Nafiah

PROGRAM D-IV KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NGUDIA HUSADA MADURA

2019
Role Play Promosi Kesehatan

Tentang Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan sebagai Edukator

“Konseling Tentang Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja”

Nama : Eviyanti sebagai Ibu

Kholifatul Magfiroh sebagai Anak

Nafiah sebagai Bidan

Mufidatul Kamalia sebagai Bapak dan Narator

Di suatu desa tinggallah sebuah keluarga. Mereka adalah keluaraga yang sangat sederhana. Suatu hari
seorang Bapak ingin menjodohkan anak gadisnya “Intan” dengan anak temannya. Namun melihat
usiannya yang masih muda Intan menolak untuk dijodohkan.

Bapak : Nak, dari pada kamu itu di rumah gak ada kerjaan, ya mendingan kamu itu bapak nikahkan saja
ya? Nanti tak jodohin sama anaknya temen bapak, gimana?

Anak : Bapak tu gimana to main jodohin saja, memangnya ini jamannya siti nurbaya apa pak? Lagian
umur saya juga baru 17 tahun pak.

Bapak : Walah nak umur itu bukan jadi alasan kalo gak boleh nikah, bapak sama ibumu dulu menikah
umur 13 - 14 kok.

Anak : Tetap saja pak saya itu belum mau menikah, saya itu masih pengen menikmati masa remaja saya.

Ditengah-tengah pembicaraan bapak dan Intan, ibupun menghampiri mereka.

Ibu : Waduh sepertinya sedang serius ini, ngomongin apa pak?

Bapak : Ini loh buk, dari pada Intan itu gak ada kerjaan dirumah, mendingan kita jodohin saja, gimana
menurut ibu.

Ibu : Kalo ibu sih tergantung intan nya saja mau apa tidak di jodohin, gimana nak kamu mau gak?

Anak : Intan itu belum siap lahir dan batin kalo menikah sekarang bu? Intan juga masih pengen
menikmati masa remaja Intan.

Bapak : Halah masa remaja apa sih nak, orang kamu kerjaannya juga di rumah saja kok.

Anak : Pokoknya Intan belum pengen menikah pak titik. Lagian menikah usia dini itu gak baik buat
kesehatan reproduksi kita pak.

Ibu : Bener juga pak, ibu juga pernah denger waktu ikut penyuluhan kemarin.

Anak : Itu kan pak bener.


Bapak : iyasudah terserah kamu nak.

Anak : Bu bagaimana kalo kita tanya2 aja ke bu bidan dampak dari pernikahan dini itu apa? Biar
informasinya lebih jelas bu.

Ibu : Iya sudah, besok kita ke klinik bu bidan aja.

Anak : Iya bu.

Keesokan harinya

Anak : Ibu, jadi tidak hari ini kita pergi ke klinik?

Ibu :Jadi nak cepat sana ganti pakaian mu

Anak : Ia bu... (Ibu dan anak telah sampai di klinik bidan)

Ibu dan Anak : Assalamualaikum bu......

Bidan : Walaikumsalam... silahkan masuk buk.. Silahkan duduk.. Ada yang bisa saya bantu bu ??

Ibu : Begini bu bidan , ini lo intan pengen tau tentang masalah pernikahan dini dan akibatnya terhadap
kesehatan reproduksi

Bidan : Baik lah buk, sebelum saya menjelaskan saya akan bertanya dahulu kepada anak ibu . . .
.emmmm... nama adik siapa ya? Dan usia nya berapa tahun sekarang?

Anak : Nama saya bu, Intan umur saya sekarang 17 tahun

Bidan : emmmmm.... Baiklah saya akan mulai menjelaskannya, pernikahan dini adalah pernikahan yang
di lakukan pada usia perkawinan yang kurang dari 20 tahun . Remaja yang menikah di usia muda
umumnya belum memiliki jiwa dalam arti kemantapan berfikir dan berbuat, mau menang sendiri atau
egois, mudah putus asa, tidak bertanggung jawab hal ini terjadi karena mereka masih berada pada tahap
peraliharan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.

Anak : O...gitu to bu, jadi bu ada gak dampaknya ke alat reproduksi jika menikah di bawah umur..

Bidan : Ada, akibat nya seperti Dari segi fisik, remaja itu belum kuat, tulang panggul nya masih terlalu
kecil sehingga bisa membahayakan proses persalinan. Anak perempuan berusia 10-14 memiliki
kemungkinan meninggal lima kali lebih besar, selama kehamilan atau melahirkan, di bandingkan dengan
perempua nberusia 20-25 tahun sementara itu anak perempuan berusia 15-19 tahun memiliki
kemungkinan dua kali lebih besar . Kemudian Pada masa remaja ini alat reproduksi belum matang
melakukan fungsinya. Rahim atau uterus baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karna
masa ini fungsi hormonal melewati masa maksimal. Pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot
rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat rupture
atau robek. Pada usia 14-19 tahun sistem hormonal belum stabil, kehamilan menjadi tak stabil mudah
terjadi pendarahan dan terjadilah abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan
memperpanjang rentangusia reproduktif aktif. Hal ini dapat mengakibatkan resiko kanker leher rahim.
Anak : Bu.. apakah ada dampak psikologisnya??

Bidan : Ada, dampaknya itu terhadap mental yang belum siap untuk menerima kehamilan yang sudah
terjadi.. akan merasa sendiri dan menyesal.

Anak : oow.. begitu bu.. Saya jadi takut dengan pernikahan dini itu.

Bidan : iya nak, kamu harus pintar menjaga diri kamu, karena banyak orang diluar sana yang tidak
menyayangi dirinya.

Ibu : Jadi bagaimana nak, kamu sudah mengerti tentang dampak pernikahan dini itu?

Anak : Sudah bu, nanti sampe rumah langsung intan jelasin ke Bapak ya bu biar tidak maksa-maksa intan
nikah sekarang

Ibu : Baiklah bu kalau begitu kami pamit dulu.. terimakasih atas penjelasannya bu. Assalamualaikum

Bidan : ohh iya bu.. sama-sama bu. Walaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai